sosio is logic

soiologi ada disekitar kita tanpa kita sadari

Ahmadiyah dan Aborsi dalam Prespektif Filsafat

 

  1. Ahmadiyah dijelaskan menggunakan filsafat

Kebenaran yang mutlak adalah kebenaran agama. Kebenaran agama menjadi hal yang sakral dan tidak bisa jika diperdebatkan karena kebenaranya sudah final. Namun semua agama memiliki tafsir-tafsir atau aliran atau sekte yang masih mengatasnamakan kebenaran agama. Misalnya dalam agama kristen ada aliran kristen katolik dan ada aliran kristen protestan. Sedangkan dalam agama islam terdapat aliran suni dan aliran syiah. Namun aliran suni masih bisa dibagi lagi menjadi berbagai macam faham, misalkan di Indonesia saja terdapat faham muhamadiyah, NU, Ahmadiyah, MTA, dan LDII. Dengan demikian sebenarnya perbedaan tafsir atas agama yang membuat ritual dan ideologi keagamaanya berbeda adalah hal yang lumrah terjadi di semua agama.

Ahmadiyah merupakan aliran atau sekte yang mendifinisikan dirinya masih sebagai bagian dari agama Islam. Ahmadiyah lahir dan berkembang dari negara India kemudian menyebar kepenjuru dunia. Perbedaan dari Ahmadiyah dengan aliran atau sekte agama islam lain yang berada di Indonesia adalah anggapan dari ahmadiyah bahwasanya nabi Isa as sudah meninggal dan Mirza Ghulam Ahmad adalah almasih atau penolong bagi umat manusia. Aliran atau sekte agama Islam lain menganggap nabi Isa as belum meninggal dan akan turun kembali pada saat ahir zaman sebagai almasih atau penolong. Kedua pendapat tersebut menurut saya memiliki kesamaan yaitu sama-sama belum dapat dipastikan mana yang benar dan mana yang salah. Karena yang mengetahui kebenaranya adalah Tuhan dan almasih itu sendiri.

Dengan demikian apabila fenomena Ahmadiyah dikaji menggunakan penjelasan filsafat sebagai berikut :

Ontologi          :           semua agama memiliki aliran-aliran atau sekte sebagai bentuk penafsiran terhadap agama.

Epistimologi    :           terdapat perdebatan mana aliran-aliran atau sekte yang benar dan mana aliran atau sekte yang salah dalam menafsirkan agama.

Aksiologi         :           Ahmadiyah dibenarkan sebagai sebagai salah satu aliran dari agma islam selama tidak mengganggu ketertiban umum.

 

  1. Aborsi dijelaskan menggunakan filsafat dealektika

Aborsi merupakan kegiatan menggugurkan janin dalam kandungan. Aborsi bisa diartikan sebagai pembunuhan, karena menggagalkan sebuah proses kehidupan. Aborsi di Indonesia diperbolehkan dengan syarat kehamilan adalah hasil pemerkosaan dan atau kehamilan mengancam keselamatan ibu bayi sementara itu jika tidak memenuhi syarat tersebut aborsi melanggar hukum pidana. Namun hati nurani manusia pasti mengatakan aborsi adalah tidak boleh dilakukan karena apapun alasanya pembunuhan adalah pembunuhan.

Fenomena aborsi bila dikaji menggunakan filsafat dialektika adalah sebagai berikut :

Tesis                :           Abarsi tidak boleh

Antitesis          :           Aborsi tidak boleh

Sintesis            :

Subjektif         :           Aborsi boleh

Objektif           :           Aborsi tidak boleh

Intersubjektif  :           Aborsi boleh dengan syarat tertentu

 

Dengan demikian peraturan yang berlaku di Indonesia tentang aborsi adalah kbenaran yang intersubjektif karena masih diperbolehkan dengan syarat hasil pemerkosaan dan atau mengancam keselamatan ibu.

posted by zakaria ahmad in sosiologi and have Comments (6)

6 Responses to “Ahmadiyah dan Aborsi dalam Prespektif Filsafat”

  1. Wow, Keren, Amazing. Tapi, sepertinya ada yang Kurang. emmm… ya.!!! Gambar.!! ditambahi gambar dong. 😀

  2. Tri Yuliana says:

    masing2 post kurang diberikan kategori, tampilan tulisannya juga diperbaiki ya

  3. Sebaiknya, perlu dicantumkan sumber konsep dari uraian penjelasan diatas

Place your comment

Please fill your data and comment below.
Name
Email
Website
Your comment

Skip to toolbar