Astronom Akan Ciptakan Gerhana Matahari Buatan

Astronom Akan Ciptakan Gerhana Matahari Buatan

 

Gerhana Matahari merupakan fenomena yang menarik perhatian manusia sejak ribuan tahun silam. Kehadirannya muncul beriringan dengan beberapa mitos di seluruh penjuru dunia, bahkan di era sains saat ini.

Saat ini, sejumlah Astronom di European Space Agency (ESA) berencana untuk membuat fenomena Gerhana Matahari buatan menggunakan satelit yang menghalangi matahari. Mereka kemudian akan mempelajari atmosfer terluar yang selama ini sulit dipahami.

Sebagaimana dilansir Digital Trends, Kamis (25/8/2016), misi tersebut akan mulai dilancarkan seiring dengan peluncuran satelit Proba-3 milik ESA di 2019. Satelit pertama akan diorbitkan pada ketinggian 150 meter dari permukaan Bumi. Sedangkan yang kedua, akan memiliki posisi yang sama berkisar 1 milimeter darierror.

Satelit pertama yang disebut Occulter akan memiliki sebuah payung dengan lebar yang cukup untuk menghalangi masuknya sinar matahari dari satelit kedua yang disebut Coronagraph. Karena matahari bercahaya satu juta kali dari korona, penanganan mengenai efek induksi akan sangat penting untuk dijaga.

“Kami memiliki dua instrumen kapal ilmiah. Yang utama ialah ASPICS, sebuah coronagraph untuk mengobservasi korona dalam pandangan cahaya, sedangkan DARA yang merupakan radiometer, mengukur total radiasi yang datang dari matahari,” ungkap Damien Galano, Manager Proba-3.

Meski misi utama dari kedua satelit tersebut untuk mengamati korona matahari, ESA berharap Proba-3 akan membuktikan bahwa dua satelit kecil dapat melakukan salah satu tugas dari satelit ukuran besar yakni dengan sumber daya yang rendah untuk keperluan masa depan.

Penelitian Baru Ragukan Adanya Air di Mars

Penelitian Baru Ragukan Adanya Air di Mars

 

Pada akhir tahun lalu, Badan Antariksa Amerika Serikat NASA mengumumkan bukti kuat air pernah mengalir di Planet Mars. Namun, studi baru tampaknya bertolak belakang dengan temuan tersebut.

Penelitian disebut sebagai penemuan ilmiah penting yang menegaskan adanya “jari kegelapan” terlihat di gambar Mars Reconnaissance Orbit (MRO). Pola tersebut kemungkinan dibuat oleh cairan bergerak atau di bawah permukaan Planet Merah. Akan tetapi, studi baru telah meragukan keaslian temuan, menunjukkan “jari kegelapan” mungkin tidak berisi air sama sekali.

Dilansir Daily Mail, Kamis (25/8/2016), Recurring Slope Lineae (RSL) muncul musiman di Mars, menyerupai garis-garis pasir basah. Garis-garis mengandung garam yang biasanya tertinggal ketika air menguap. Pengamatan yang dilakukan menggunakan MRO tidak memberikan bukti langsung dari air itu. Namun, sebuah studi baru dalam jurnal Geophysical Research Letters menunjukkan RSL mungkin tidak basah seperti yang dibayangkan.

Profesor Christopher Edwards dan Sylvain Piqueux dari Arizona State University memeriksa itu menggunakan instrumen pencitraan termal di Odyssey yang mengorbit Mars. Mereka menemukan RSL tidak berbeda dalam suhu tanah di sekitar mereka. Hasil penelitian menunjukkan kadar air dari jari-jari kegelapan antara 0,5 hingga 3 persen.

“Mengapa proses terjadi di daerah ini atau apa yang menyebabkan gelap ini, saya tidak berpikir jelas pada titik ini. Tapi untuk mengatakan zat cair, saya tidak berpikir itu keseluruhan cerita. Ini belum tentu meratakan cerita yang benar,” kata Profesor Edward kepada Washington Post.

Namun ia menambahkan, temuan mereka tidak mengesampingkan kesimpulan NASA tentang RSL, menambahkan bahwa mungkin ada sejumlah kecil garam hydrating air dalam tanah. Profesor Edward berpikir itu sekarang berharga mengingat mekanisme lain aliran zat cair untuk menjelaskan bagaimana mereka sampai di sana.

Bukti bahwa Mars memiliki air di masa lalu telah didokumentasikan dengan baik, tetapi apakah mungkin ada air yang masih mengalir di Planet itu pada hari ini. Es di kutub ditemukan di planet ini hampir empat dekade yang lalu, dan pola erosi pada permukaan sangat menyarankan sungai dan lautan mungkin telah ada di sana pada tahun-tahun awal.

Namun dengan gravitasi rendah dan atmosfer tipis diperkirakan air ini sebagian besar menguap ke angkasa, bukannya jatuh kembali ke bawah seperti yang terjadi di Bumi.

Simpang Siur Bumi Bulat atau Datar, Ini Penjelasan Alquran

Simpang Siur Bumi Bulat atau Datar, Ini Penjelasan Alquran

 

Perdebatan soal bentuk Bumi akhir-akhir ini mengemuka kembali. Khalayak seolah terpecah dua menjadi kubu yang percaya bahwa Bumi itu bulat dan kubu yang percaya bahwa Bumi itu datar.

Namun sesungguhnya, bagaimana bentuk Bumi yang sebenarnya telah tercantum dalam ayat suci Alquran. Hal itu bisa ditemukan pada Alquran Surat Az-Zumar ayat 5 yang berbunyi:

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” bunyi Surat Az-Zumar ayat 5.

Kubu yang percaya dengan Bumi yang berbentuk datar, meyakini bahwa ayat tersebut tidak memiliki indikasi yang menyebutkan bahwa Bumi bulat. Namun berdasarkan pada ijma ulama Ibnu Taimiyyah, telah terjadi kesepakatan bahwa ulama menafsirkan ayat tersebut bahwa Bumi itu bulat.

“Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa langit itu seperti bola. Demikian pula mereka telah bersepakat bahwa bumi ini dengan seluruh pergerakannya baik itu daratan maupun lautan seperti bola,” menurut ijma ulama Ibnu Taimiyyah.

Ijma sendiri merupakan suatu metode yang dipakai oleh para ulama untuk mencapai kesepakatan berdasarkan Alquran dan Hadits dalam menetapkan suatu hukum atau perkara yang terjadi.

Sementara itu, berkaitan dengan perdebatan soal bentuk Bumi ini, Thomas Djamaludin kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) turut mengomentarinya dengan mengatakan bahwa kepercayaan tentang Bumi itu datar tergolong dalam ‘pseudo science‘ alias sains semu.

“Banyak yang bertanya soal bangkitnya kembali pemahaman ‘Flat Earth’ (Bumi datar). Pemahaman itu tergolong ‘pseudo science‘ alias sains semu. Dikemas seolah-olah ilmiah, sesungguhnya tidak mempunyai dasar ilmiah sama sekali,” tulis Thomas di akun Facebook miliknya.

Ia juga mengatakan bahwa kaitan Bumi itu datar dengan dalil Alquran adalah berdasarkan tafsir lama. Thomas sendiri meminta kepada masyarakat untuk mengabaikan adanya pemikiran “Flat Earth” dan menganggap hanya sebatas hiburan semata.

“Abaikan saja pemikiran ‘Flat Earth’ tersebut. Kalau pun sempat membaca atau menyaksikan videonya, anggap saja sebagai hiburan seperti kita membaca atau menonton cerita fiksi. Tak perlu ditanggapi serius,” ungkap Thomas.

Tahukah Anda, Mengapa Mata Kucing Bersinar saat Gelap?

Tahukah Anda, Mengapa Mata Kucing Bersinar saat Gelap?

 

Pernahkah Anda melihat mata kucing pada malam hari? Ya, sebagian orang yang pernah melihatnya akan mendapati mata kuncing bersinar saat malam hari. Lalu mengapa mata kucing bisa bersinar saat malam hari?

Kucing merupakan makhluk yang lebih aktif di dalam hari (nokturnal), sehingga ia diberikan kemampuan lebih pada indera penderangan dan penciuman dan juga matanya memiliki kemampuan khusus agar dapat melakukan aktivitas saat kondisi minim cahaya, seperti malam hari.

Dilansir Funsciencehub, Minggu (21/8/2016), mata hewan nokturnal seperti kucing mengandung zat yang disebut Tapetum Lucidum. Zat ini diposisikan di belakang retina mata, dan sebenarnya lapisan jaringan. Sel-sel rentina Anda sejatinya diaktifkan oleh kehadiran cahaya. Alhasil, dalam ketiadaan cahaya, mata tidak berfungsi dengan baik untuk melihat.

Sekarang dalam kasus seperti kucing, lapisan Tapetum Lucidum ini yang merangsang cahaya eksternal. Sedikit cahaya, yang biasanya tidak cukup untuk Anda melihat tercermin oleh Tapetim Lucidum kembali ke retina untuk merangsang itu. Inilah sebabnya, mata kucing bersinar.

Stimulasi yang mereka berikan membuat sel-sel retina menerima bahkan dalam situasi cahaya rendah, memungkinkan kucing untuk melihat.

Penurunan Tarif Interkoneksi Beri Dampak Positif

Penurunan Tarif Interkoneksi Beri Dampak Positif

Pro dan kontra soal penurunan biaya interkoneksi terus bergulir. Padahal pemerintah telah mengeluarkan surat edaran (SE) mengenai implementasi dari penetapan tarif tersebut.

Sejatinya, kebijakan ini dapat dievaluasi oleh Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) setiap tahunnya. Namun, tidak dipungkiri perubahan aturan akan selalu menimbulkan polemik.

“Tidak hanya regulasi interkoneksi, tetapi regulasi yang berhubungan dengan telekomunikasi. Di semua negara pasti akan terjadi pro dan kontra dari munculnya satu regulasi,” ujar, pemerhati telekomunikasi yang berbasis di Eropa, Ibrahim kholilul Rohman

Menurutnya, kasus penurunan tarif interkoneksi memunculkan kondisi “zero sum game”. Dalam kasus interkoneksi, kondisi ini bisa dicontohkan dengan pendapatan interkoneksi yang diperoleh turun bersamaan dengan turunnya beban interkoneksi.

Turunnya pendapatan dan beban memunculkan kondisi yang bisa dikatakan seimbang atau nol, seperti istilah zero sum game yang dikatakan Ibrahim di awal.

Sebagai ilustrasi, Ibrahim pun memaparkan contoh penerapan interkoneksi di negara lain. Misalnya, operator seluler Vodacom di Afrika Selatan saat sebelum penurunan interkoneksi pada 2011 dan setelah penurunan pada 2012.

Pada 2011, pendapatan interkoneksi mereka mencapai USD936 juta, dengan beban interkoneksi mereka USD787 juta. Dari kedua komponen, operator itu mendapatkan net interconnect profitmencapai USD149 juta.

Sementara di 2012, atau setahun setelah penerapan interkoneksi, pendapatan interkoneksinya mencapai USD840 juta, sementara sisi beban interkoneksi USD682 juta.

“Bagaimana dengan net interconnect profit? Operator itu malah menikmati kenaikan menjadi USD158 juta. Itu artinya, mereka malah untung,” kata Ibrahim.

Berangkat dari kasus itu, ia pun menjelaskan, dalam jangka panjang penurunan biaya interkoneksi bisa memberi dampak positif, yakni menstimulasi investasi.

“Maka, operator besar harus lebih concern sama on-net (trafik di jaringan operator yang sama) dan tidak perlu lagi khawatir sama off-net (trafik lintas operator). Kalau digarap dengan benar, tarif on-net, maka tetap bisa untung,” jelasnya.

Selain itu, pakar itu mengungkapkan, para operator telekomunikasi pun tidak perlu takut dengan turunnya tarif interkoneksi, karena Indonesia memiliki pasar yang sensitif terhadap harga.

Ibrahim juga menyarankan agar pemerintah sebagai regulator, dapat menengahi kedua kubu yang bertolak belakang tersebut. “Pemerintah dalam kasus ini harus bisa memitigasi reaksi operator seluler dengan memberikan pengertian,” ujarnya.

Misalnya, seperti penurunan tarif interkoneksi 1% akan berpengaruh terhadap kenaikan net usage atau penggunaan telepon yang meningkat sebesar 40%.

“Di samping itu, tarif interkoneksi merupakan natural monopoly sehingga memang harus diatur oleh pemerintah,” tegas Ibrahim lebih lanjut.

Terlepas dari itu semua, kebijakan pemerintah terkait dengan biaya interkoneksi harus tetap mengakomodasi seluruh stakeholder industri itu.

 

Penyebab Sebenarnya dari Fenomena D?j? Vu AKhirnya Terungkap

Penyebab Sebenarnya dari Fenomena D?j? Vu AKhirnya Terungkap

 

Fenomena Déjà Vu selalu menjadi misteri para ilmuwan dalam beberapa tahun terakhir. Kini, penyebab utama dari fenomena ini tampaknya mulai terungkap.

Para ilmuwan dari Universitas ST Andrews menjelaskan bahwa fenonema ini hanya usaha otak untuk memeriksa apakah ingatan dari manusia berjalan dengan baik.

Profesor Akira O’Connor menggunakan pemindai MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk memindai otak dari 21 relawan. Sebelumnya, para relawan tersebut telah menjalankan prosedur untuk memicu perasaan déjà vu.

“Apa yang membuatnya menarik adalah tes ini menghasilkan gambaran nyata tentang fenomena ini. Hal ini merupakan terobosan dalam ilmu pengetahuan, dan hasilnya juga cukup rapi,” ungkapnya.

Hasil tes menunjukan, déjà vu disebabkan oleh bagian frontal dari otak yang memeriksa kenangan seseorang. Selanjutnya, bagian tersebut akan mengirim sinyal jika terdapat kesalahan memori di otak.

“Wilayah otak yang berhubungan dengan konflik memori, tampaknya memicu pengalaman déjà vu pada seseorang,” tutupnya.

Sebelumnya dipercaya bahwa déjà vu disebabkan oleh otak yang membuat kenangan palsu, sehingga terlihat bahwa kenangan tersebut pernah dialami.

Rayakan Kemerdekaan, Google Pasang Doodle Paskibraka

Rayakan Kemerdekaan, Google Pasang Doodle Paskibraka

 

Tak hanya masyarakat Indonesia yang merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Google melalui Doodle hari ini juga turut merayakannya.

Doodle hari ini menampilkan salah satu ikon upacara bendera, yakni Paskibraka, yang bertugas untuk mengibarkan bendera. Para Paskibraka ini mengenakan seragam merah-putih dan mengenakan peci tradisional, seperti dilaporkan laman Google Doodle, Rabu (17/8/2016).

Paskibraka yang menjadi pasukan pengibar bendera sejatinya terdiri dari siswa SMA khusus yang dipilih. Saat para pasukan pengibar bendera mengibarkan Sang Saka Merah Putih, lagu Indonesia Raya pun akan dikumandangkan.

Selain ketiga pasukan yang diberi tugas untuk mengibar bendera, Google juga mendominasi Doodle dengan warna merah, baik itu di tulisan ‘Google’ maupun frame yang membingkai tulisan ‘Google’ itu sendiri.

Fakta Sidik Jari & Penjelasannya dalam Alquran

Fakta Sidik Jari & Penjelasannya dalam Alquran

Setiap manusia memiliki sidik jari yang berbeda-beda. Bahkan saudara kembar pun memiliki pola atau bentuk sidik jari yang berbeda satu sama lainnya.

Bentuk sidik jari atau fingerprint dikelompokan menjadi tiga kategori yakni whorls, loop, dan arch. Semua orang memiliki pola guratan sidik jari berdasarkan ke dalam tiga kelompok tersebut.

Whorl lazimnya berbentuk spiral atau memutar. Pola guratan ini dapat dilihat dengan jelas disebabkan bentuknya yang menonjol dan kontras. Sedangkan arch memiliki bentuk pola agak datar.Arch juga mempunyai bentuk pola garis-garis yang umumnya agak menonjol (bergelombang ke atas).

Sedangkan pola sidik jari yang terakhir, loop, memiliki bentuk yang hampir mirip dengan spiral namun tidak melingkar secara utuh.Website Softpedia menyebutkan, ada bentuk yang secara general hampir mirip antara satu orang dan orang lainnya, namun bentuk rinciannya dapat dipastikan berbeda.

Faktor lingkungan juga turut berpengaruh dalam memberi bentuk pola pada sidik jari seseorang. Faktor lingkungan yang dimaksud antara lain, posisi janin di dalam rahim dan kepadatan cairan ketuban yang mengelilinginya.

Keunikan sidik jari ditemukan sekira abad 19. Sebelum itu, sidik jari dianggap hanya pola biasa yang tidak memiliki makna.

Teknologi atau alat modern saat ini mampu menentukan kepemilikan sidik jari seseorang. Pola yang berbeda-beda pada sidik jari membuat manusia sulit mengamati tanpa bantuan alat.

Pola yang rumit ini menjadi salah satu tanda kebesaran Allah. Allah berfirman dalam Surat Al-Qiyamah ayat 3-4, menyebutkan tulang dan jari manusia, yang kelak akan disusun kembali. Bahkan, pola sidik jari yang rumit pun akan dibentuk kembali secara utuh.

“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna,” bunyi Surat Al-Qiyamah ayat 3-4.

Ilmuwan Ungkap Kehidupan Setelah Kematian

Ilmuwan Ungkap Kehidupan Setelah Kematian

 

Kehidupan setelah kematian telah dikonfirmasi oleh para ilmuwan, yang telah menemukan kesadaran berlanjut setelah seorang meninggal dunia.

Dalam sebuah studi skala besar lebih dari 2.000 orang, Boffins Inggris menegaskan bahwa pengalaman DO terbawa setelah jantung berhenti. Penelitian mengejutkan telah menemukan bukti yang paling meyakinkan dari pengalaman keluar dari tubuh untuk pasien dinyatakan meninggal.

Telah diyakini otak menghentikan semua aktivitas selama 30 detik setelah jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh, dan bahwa dengan itu, kesadaran berhenti. Namun, studi dari University of Southampton menunjukkan, orang masih mengalami kesadaran sampai tiga menit setelah mereka telah dinyatakan meninggal.

Peneliti utama Dr Sam Parnia mengatakan, “Bertentangan dengan persepsi, kematian bukanlah momen tertentu tetapi sebuah proses yang berpotensi reversibel yang terjadi setelah penyakit parah atau kecelakaan menyebabkan jantung, paru-paru, dan otak berhenti berfungsi. Jika upaya yang dilakukan untuk membalikkan proses ini, disebut sebagai serangan jantung, namun jika upaya ini tidak berhasil itu disebut kematian.”

Dari 2.060 pasien dari Australia dan Amerika Serikat, dan Inggris diwawancarai untuk studi yang selamat serangan jantung, hampir 40 persen mengatakan bahwa mereka ingat beberapa bentuk kesadaran setelah dinyatakan meninggal secara klinis.

“Ini menunjukkan lebih banyak orang mungkin memiliki aktivitas mental awalnya tapi kemudian kehilangan kenangan mereka setelah pemulihan, baik karena efek dari cedera otak atau obat penenang pada memori recall,” kata Parnia yang dilansir Express, Selasa (16/8/2016).

Mereka yang mengalami beberapa kesadaran, hanya dua persen mengatakan pengalaman mereka konsisten dengan perasaan pengalaman luar tubuh, di mana orang merasa benar-benar sadar dan bisa mendengar dan melihat apa yang terjadi di sekitar mereka setelah kematian.

Hampir setengah dari responden mengatakan, pengalaman itu bukan dari kesadaran, melainkan ketakutan. Pria itu mampu mengingat dengan akurasi menakutkan apa yang terjadi di sekelilingnya setelah ia mati suri.

“Hal ini penting, karena sering diasumsikan bahwa pengalaman dalam kaitannya dengan kematian adalah kemungkinan halusinasi atau ilusi yang terjadi baik sebelum jantung berhenti atau setelah jantung telah berhasil kembali hidup, tapi tidak pengalaman yang sesuai dengan peristiwa nyata ketika jantung tidak berdetak. Dalam hal ini, sadar dan kesadaran tampak terjadi selama periode tiga menit ketika detak jantung,” lanjut Parnia

“Ini adalah paradoks karena otak biasanya berhenti berfungsi dalam waktu 20-30 detik saat jantung berhenti dan tidak melanjutkan lagi sampai jantung telah memulai kembali. Selain itu, ingatan rinci kesadaran visual dalam hal ini konsisten dengan peristiwa diverifikasi,” tambah Parnia.

Keajaiban Kuatnya Besi dari Pandangan Sains dan Quran

Keajaiban Kuatnya Besi dari Pandangan Sains dan Quran

 

Hingga saat ini, besi merupakan elemen yang paling kuat. Rupanya, Al-quran telah menonjolkan kekuatan besi dibanding elemen lain pada Surat Al-Hadid ayat 25.

“…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ….” (QS. Al Hadid:25)

Besi dalam ayat ini dikhususkan untuk merujuk pada besi yang diciptakan untuk memberikan manfaat bagi manusia, namun “anzalnaa” yang dalam Bahasa Arab berarti “kami turunkan” juga bisa dimaknai sebagai keajaiban ilmiah yang penting.

Menurut Miracles of The Quran, Selasa (16/8/2016), penemuan astronomi menyebutkan bahwa besi sebenarnya berasal dari bintang-bintang besar di antariksa yang turun ke Bumi. Logam-logam berat yang di masa kini banyak digunakan untuk pembangunan tersebut diproduksi di dalam inti bintang besar.

Namun, sistem tata surya sebenarnya mampu membuat sendiri besi secara mandiri. Oleh karena itu, jika suatu bintang menghasilkan terlalu banyak logam maka dia akan meledak dan disebut sebagai ledakan nova atau supernova. Ledakan tersebut membuat kandungan besi bertebaran dalam meteor di seluruh semesta.

Penjelasan ini cocok dengan penjelasan Alquran bahwa besi adalah elemen ajaib yang merupakan kiriman dari bintang yang meledak di ruang hampa. Mereka lalu diturunkan ke Bumi seperti yang dijelaskan sains modern.

Categories
Links:
Skip to toolbar