Era Modern, Mahasiswa, Smartphone dan Gadget: Apakah Mempengaruhi Gaya Hidup dan Pemikiran Mereka?

 gadget

           Pada abad ke-21 sekarang ini, kita telah memasuki fase masyarakat modern. Fase modern ditandai dengan kehidupan masyarakat yang sudah kosmoplitan dengan kehidupan individual yang sangat menonjol, profesionalisme di segala bidang, penguasaan akan teknologi dan penghargaan terhadap profesi di segala bidang menjadi kunci hubungan-hubungan sosial serta masyarakat modern yang umunya berpendidikan relatif lebih tinggi. Masyarakat global terutama masyarakat Indonesia telah mengalami berbagai perubahan terkait dengan semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi pada era modern. Pada awalnya ketika penemuan teknologi informasi berkembang dalam skala massal, maka teknologi tersebut telah mengubah bentuk masyarakat manusia, dari masyarakat dunia lokal menjadi masyrakat dunia global, sebuah dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan teknologi, transportasi serta dengan adanya teknologi telah mempengaruhi peradaban umat manusia.

        Teknologi yang saat ini sedang booming di kalangan mahasiswa UNNES adalah ketika kita mulai masuk pada era modern sehingga kebutuhan terhadap sarana telekomunikasi yang multifungsi kian berkembang, termasuk smartphone dan gadget . Istilah smartphone  adalah  telepon  yang  memiliki  kemampuan  seperti  komputer, biasanya memiliki layar yang besar dan sistem operasinya mampu menjalankan  tujuan aplikasi-aplikasi  yang  umum  (Kamus  Oxford  Online,  2013).  Backer  (2010), menyatakan  bahwa  smartphone  adalah  telepon  yang   menyatukan  kemampuan-kemampuan terdepan; ini  merupakan bentuk kemampuan dari  Wireless Mobile Device (WMD)  yang  dapat  berfungsi  seperti  sebuah  komputer  dengan  menawarkan  fitur-fitur seperti  personal digital assistant  (PDA), akses internet,  email,  dan  Global Positioning System  (GPS).  Smartphone  juga memiliki fungsi-fungsi lainnya seperti kamera, video, MP3  players,  sama  seperti  telepon  biasa.  Dengan  kata  lain,  smartphone  dapat dikategorikan sebagai mini-komputer yang memiliki banyak fungsi dan penggunanya dapat menggunakannya kapanpun dan dimanapun.

       Smartphone  tentu  saja  memiliki  dampak  positif  dan  negatif  bagi masyarakat tidak terkecuali telah mempengaruhi gaya hidup dan pemikiran mahasiswa di Universitas Negeri Semarang. Dampak  adalah  suatu  efek  yang  kuat  yang  dimiliki  sesuatu  terhadap  sesuatu  atau seseorang (Kamus Oxford, 2005). Ketika sesuatu memiliki efek terhadap seseorang itu dapat  dikatakan  sebagai  dampak. Salah satu dampak dari adanya smartphone dan gadget adalah dengan terbentuknya cybercommunity. Cybercommunity adalah perkembangan teknologi informasi yang tidak hanya menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (cybercommunity).

        Perkembangan teknologi pada era modern juga telah membentuk jaringan komputer global atau internet yang telah menciptakan dunia baru yang dinamkan cyberspace, sebuah dunia komunikasi berbasis komputer yang menawarkan realitas baru, yaitu realitas virtual atau dunia maya yang mengakibatkan terbentuknya cybercrime (kejahatan di dunia maya). Cybercommunity atau masyarakat dunia maya tidak akan terbentuk tanpa adanya jaringan internet yang saat ini internet merupakan teknologi yang sedang berkembang karena ketidakterbatasannya akan informasi. Bahkan perkembangan suatu negara juga dipengaruhi oleh banyak tidaknya pengguna internet disebuah negara tersebut.

          Gadget juga merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi kebutuhan mahasiswa akan layanan internet yang dibutuhkan device seperti smartphone sabagai sarana utama untuk mengakses internet. Gadget merupakan, “small tool such as a machine that has a particular function, but is often thought of as a novelty. Gadget are sometimes referred to as gizmos”. Secara umum, gadget merupakan alat kecil seperti mesin yang memiliki fungsi tertentu, tetapi sering dianggap sebagai hal yang baru. Gadget kadang-kadang disebut sebagai gizmos. Pengertian gadget lainnya adalah object teknologi yang memiliki fungsi tertentu yang mana teknologi tersebut sering dianggap sebagai hal yang baru dan selalu mengalami perkembangan. Gadget selalu ‘dikemas’ secara cerdik melebihi teknologi yang ada sebelumnya. Para produsen elektronik saat ini telah banyak mengeluarkan berbagai produk dengan fitur terbaik tetapi tetap dengan harga yang relatif terjangkau bagi masyarakat dan mahasiswa. Mulai dari modem, laptop, PC (personal computer), smartphone, hingga tablet pc, semua bisa diperoleh dengan harga terjangkau. Dukungan gadget yang dimiliki mahasiswa, selain menjadi trend  gaya hidup juga sudah menjadi kebutuhan mahasiswa untuk mengakses internet secara mobile dengan alasan untuk lebih stylisth, hiburan, kebutuhan, atau hanya sekedar mengikuti trend semata. Sifat gadget yang mobile memberikan pengaruh bagi pengguna tidak terkecuali mahasiswa untuk selalu membawa gadget kemana saja. Hal seperti ini juga berpengaruh kepada pengguna gadget untuk meng-update informasi secara terus menerus kapan saja dan dimana saja. Tuntutan kebutuhan komunikasi, bisnis, informasi, hiburan, sosial-media, dan juga pendidikan yang menggunakan jaringan internet menjadikan kehidupan mahasiswa benar-benar lekat dengan internet. Di era ‘90an, internet mungkin masih menjadi sebuah trend. Sedangkan pada era modern saat ini, internet adalah sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.

          Penggunaan smartphone dan gadget ini tentu saja mempengaruhi pola pemikiran mahasiswa UNNES dan gaya hidup mereka. Gaya hidup menurut Kotler (2000) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Untuk mengukur gaya hidup dapat digunakan indikator sebagai berikut :

  1. Prestise, merupakan peningkatan nilai diri atau kepercayaan diri ketika konsumen mengikuti pola sebuah gaya hidup.
  2. Reward, merupakan pendapatn yang diterima oleh individu yang dihitung dalam kisaran hari, bulanan ataupun tahunan.
  3. Self esteem, merupakan penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh gaya hidup memepengaruni ideal dirinya.

         Gaya hidup juga mengambarkan sebuah pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael (1984: 252), gaya hidup adalah “A mode of living that is identified by how people spend their time (activites), what they consider important in their enviroument (interest), and what they think of themselves and the world around them (opinions) ”. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkunagn (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2002: 282), gaya hidup menunjukan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan. Dari berabagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktunya.

           Pada era modern seperti sekarang ini, gaya hidup dan globalisasi (trend) merupakan salah satu tantangan terbesar bagi mahasiswa UNNES. Smartphone dan gadget merupakan salah satu bukti dari adanya pola hidup mahasiswa yang memiliki gaya hidup hedonisme dan konsumerisme. Bagi mereka yang selalu update terhadap perkembangan teknologi di bidang smartphone dan gadget pasti selalu membeli alat mobile yang canggih tersebut untuk mengikuti trend yang sedang berkembang dan juga untuk menunjukan prestise mereka bahwa mereka memiliki suatu hal yang lebih dibandingkan dengan mahasiswa yang lainnya. Mereka berlomba-lomba agar tetap menunjukan kekinian mereka dibidang teknologi. Mereka mahasiswa yang selalu kekinian dan stylish melupakan fungsi yang sebenarnya dari adanya smartphone dan gadget yaitu dengan adanya smartphone dan gadget maka akan membentu mereka agar lebih mudah mengakses berbagai macam informasi, pengetahuan, pertemanan, dan mencari relasi selain fungsi lainnya yaitu hiburan, kebutuhan akan informasi mesia sosial yang selalu up to date.

             Dampak lainnya dari adanya smartphone dan gadget untuk trend semata adalah sikap mahasiswa UNNES yang memiliki pola pikir yang apatis terhadap teman dan lingkungan di sekitarnya serta masa depannya sendiri. Mereka terlena akan dunia virtual yang maya (cybercommunity) seperti mereka lebih asyik dengan dunia smartphone, gadget, dan game online sehingga mereka lebih susah untuk berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Selain itu, akses informasi yang bebas melalui internet banyak disalahgunakan oleh para mahasiswa. Mereka mengabiskan waktu luang hanya untuk ber-sosial network, bermain game online, menonton film, mengakses berbagai situs yang berbau porno maupun hal-hal kurang bermanfaat lainnya yang menyebabkan mereka menjadi orang yang tertutup dan apatis terhadap masa depan dirinya sendiri dan bangsa Indonesia yang seharusnya ada di tangan mereka sebagai generasi dari penerus bangsa. Kewajiban belajar sebagai mahasiswa menjadi dinomor sekian-kan. Padahal jika mahasiswa mampu memanfaatkan teknologi informasi seperti smartphone dan gadget untuk membantu proses belajar, pasti akan semekin memajukan bangsa Indonesia dimana banyak mahasiswa yang berperestasi dan terdidik yang dapat memajukan bangsa di kancah dunia sehingga Indonesia menjadi negara yang tidak disepelekan lagi oleh negara-negara tetangga.

          Gaya hidup mahasiswa UNNES yang cenderung kearah hedonisme, konsumtif, dan apatis tentu saja sangat mengganggu proses belajar dan pola pemikiran mahasiswa karena dengan gaya hidup yang seperti itu mereka berfikir bahwa kuliah itu adalah sebagai tempat untuk bermewah-mewahan dan juga sebagai ajang untuk pamer barang-barang mewah. Bukan untuk menuntut ilmu yang seharusnya menjadi tujuan utama bagi setiap mahasiswa. Hal ini apabila dibiarkan berlarut-arut tentu akan bisa merusak mahasiswa itu sendiri dan bahkan bisa saja sikap seperti itu menular kepada mahasiswa-mahasiswa yang lain sehingga kedepannya generasi penerus juga akan dirugikan.

       Oleh karena itu, kita harus merubah pandangan pemikiran mahasiswa UNNES terkait semakin majunya teknologi informasi terutama di bidang smartphone dan gadget. Salah satu hal untuk merubah mindset ataupun pola pemikiran mereka adalah dengan memberikan pemahaman bahwa  smartphone dan gadget merupakan alat teknologi yang tidak hanya sebagai trend atau sekedar kebutuhan untuk bergaya saja, tetapi kita juga memahmkan mereka bahwa  smartphone dan gadget memiliki manfaat lainnya selain untuk bergaya. Manfaat smartphone dan gadget adalah alat untuk memudakan berbagai aktifitas mahasiswa UNNES seperti untuk mencari barbagai informasi dan pengetahuan, mempermudah komunikasi dan hubungan antara dirinya dengan orang lain (relasi). Sehingga mereka menjadi orang yang lebih terbuka tidak hanya memiliki sifat apatis. Mereka lebih memikirkan masa depannya untuk belajar dengan giat dan memperoleh prestasi. Dengan adanya perubahan pandangan mereka berkaitan dengan smartphone dan gadget maka akan lebih menumbuhkan rasa cinta tanah air, rela berjuang demi memajukan bangsa dan negara Republik Indonesia agar menjadi negara yang maju dan diharapkan dapat membimbing generasi selanjutnya menjadi generasi yang emas dan unggul di segala bidang.

2 komentar pada “Era Modern, Mahasiswa, Smartphone dan Gadget: Apakah Mempengaruhi Gaya Hidup dan Pemikiran Mereka?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: