Materi Pembelajaran Sosiologi Kelas XII: Perubahan Sosial dan Dampaknya pada Masyarakat

https://1.bp.blogspot.com/-ZATz4cwhVag/UMbqgUf93RI/AAAAAAAAAFE/xQtLTANGAKA/s1600/

A. Hakikat Perubahan Sosial

Pengertian Perubahan Sosial

Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi di masyarakat meliputi perubahan norma-norma sosial, pola-pola sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, serta susunan kekuasaan dan wewenang. Kingsley Davis mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial.

Definisi perubahan sosial menurut para ahli disiplin ilmu sosial adalah:

  1. Selo Soemardjan menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
  2. Kingsley Davis menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
  3. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin melihat perubahan sosial sebagai variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
  4. Samuel Koenig menyatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.

Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress) atau kemunduran (regress). Kemajuan (progress) terjadi apabila perubahan yang ada mampu menciptakan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan disini diartikan sebagai proses pembangunan masyarakat kearah yang lebih baik. Perubahan yang ada dikatakan berupa kemunduran (regress) apabila perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada aspek tertentu membawa pengaruh yang kurang menguntungkan.

Perubahan sosial melekat pada masyarakat dengan kebudayaannya karena alasan-alasan sebagai berikut.

  1. Menghadapi masalah-masalah baru
  2. Ketergantungan pada hubungan antarwarga pewaris kebudayaan
  3. Lingkungan yang berubah

Kecendrungan masyarakat untuk berubah sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

  1. Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada
  2. Timbulnya keinginan untuk mengadakan perbaikan
  3. Kesadaran akan adanya kekurangan dalam kebudayaan sendiri sehingga berusaha untuk mengadakan perbaikan
  4. Adanya usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
  5. Banyaknya kesulitan yang dihadapi yang memungkinkan manusia berusaha untuk mengatasinya

Berikut karakteristik perubahan sosial.

  1. Tidak ada masyarakat yang berhenti berubah
  2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu diikuti pula oleh perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya
  3. Perubahan yang cepat bisaanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena ada proses penyesuaian diri
  4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.

Teori Utama Pola Perubahan Sosial

Perubahan sosial yang ada akan selalu mengikuti suatu pola dan arah tertentu, menurut Robert H. Lauler terdapat dua teori utama pola perubahan sosial, yaitu :

  1. Teori Siklus

Melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan yang telah terjadi sebelumnya. Pola perubahan siklus adalah pola perubahan yang menyerupai spiral.

  1. Teori Perkembangan

Penganut teori ini percaya bahwa perubahan dapat diarahkan ke titik tujuan tertentu, seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kompleks. Teori ini dikenal dengan teori perkembangan atau linier. Teori perkembangan dibagi menjadi dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi.

Teori-Teori Modern Mengenai Perubahan Sosial

  1. Teori Modernisasi

Teori modernisasi melihat bahwa perubahan negara-negara terbelakang akan mengikuti jalan yang sama dengan negara industri di Barat. Cara tersebut adalah melalui proses modernisasai sehingga Negara terbelakang menjadi Negara berkembang.

  1. Teori Ketergantungan

Melihat bahwa ada ketergantungan secara ekonomi antara negara-negara dunia ketiga dan Negara-negara industri. Negara-negara dunia ketiga membutuhkan pinjaman dan investasi dari negara-negara industri. Ketika negara  industri berkembang, negara dunia ketiga semakin terbelakang dengan proses kolonialisasi dan neokolonialisasi.

  1. Teori Sistem Dunia

Oleh Imanuel Maurice Wallerstein, yang menyatakan bahwa perekonomian kapitalis dunia tersusun atas tiga jenjang, yaitu negara inti, negara semiperiferi, dan negara periferi. Kemampuan yang dimiliki oleh negara inti menyebabkan negara inti menguasai sistem dunia.

B. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial

  1. Perubahan Cepat (Revolusi) dan Perubahan Lambat (Evolusi)

Revolusi adalah perubahan yang berlangsung dalam waktu yang cepat. Revolusi menyangkut seluruh sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. Perubahan karena revolusi dapat direncanakan atau tidak direncanakan sebelumnya. Ciri khas revolusi antara lain perubahan berlangsung secara cepat, berskala besar karena menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan, terjadi tanpa direncanakan sebelumnya, serta menimbulkan konflik. Contoh perubahan ini antara lain

a. Revolusi Industri Inggris, Revolusi Prancis,

b. Revolusi Indonesia tahun 1945, serta

c. Reformasi Indonesia tahun 1998.

Perubahan evolusi merupakan perubahan yang berjalan lambat dan memerlukan waktu yang lama. Umumnya perubahan evolusi berupa suatu rentetan perubahan kecil yang mengikutinya secara lambat. Perubahan evolusi terjadi karena masyarakat berusaha menyesuaikan diri dengan kebutuhan, keadaan, dan kondisi lingkungan sekitar.

Ciri khas perubahan evolusi antara lain memerlukan waktu lama, perubahan berskala kecil, terjadinya perubahan tidak disadari oleh masyarakat, dan tidak menimbulkan konflik. Contohnya terjadi pada kehidupan suku bangsa kita seperti Nias, Dani, Dayak, dan Sakai. Perubahan tersebut juga terjadi pada masyarakat desa menjadi masyarakat kota yang kompleks dan perubahan mata pencaharian hidup.

  1. Perubahan Kecil

Adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.

  1. Perubahan Besar

Adalah perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti sistem kerja, hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.

  1. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan

Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau direncanakan (palnned change) merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan ini dinamakan pelaku perubahan (agent of change)

  1. Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan

Perubahan sosial yang tidak dikehendaki (unintended change) atau tidak direncanakan (unplanned change) merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat atau kemampuan manusia. Perubahan ini dapat menyebabkan timbulnya akibat- akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.

  1. Perubahan Struktural dan Perubahan Proses
  2. Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyaraka
  3. Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar, perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan sebelumnya

C. Faktor-Faktor Penghambat dan Pendorong Perubahan Sosial

Faktor Penghambat Perubahan Sosial

  1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

Masyarakat yang kurang berhubungan dengan masyarakat lain mengalami perubahan yang lamban.  Mereka terkukung dalam kebudayaan mereka dan pola-pola pemikiran yang masih sederhana. Contohnya suku-suku bangsa yang masih tinggal di pedalaman.

  1. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat atau pendidikan yang rendah

Masyarakat yang berpendidikan rendah umumnya tidak dapat menerima hal-hal baru. Pola pikir dan cara pandang mereka masih bersifat sederhana. Mereka umumnya enggan mengikuti gerak perubahan yang ada. Artinya, masyarakat statis dan tidak mengalami perubahan yang berarti.

  1. Sikap masyarakat yang masih mengagungkan tradisi masa lampau (tradisional) dan cenderung konservatif

Umumnya masyarakat tradisional memegang kuat adat istiadat yang ada. Mereka menolak segala hal baru yang berkenaan dengan kehidupan sosial. Adat dan kebiasaan diagung-agungkan. Sikap ini menghambat masyarakat tersebut untuk maju.

  1. Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat (vested interest)

Adanya vested interest yang kuat dalam suatu kelompok menyebabkan perubahan sulit terjadi. Hal ini dikarenakan setiap kelompok yang telah menikmati kedudukannya akan menolak segala bentuk perubahan. Mereka takut adanya perubahan akan mengubah kedudukan dan statusnya dalam masyarakat.

  1. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan

Terciptanya integrasi merupakan harapan dan cita-cita masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, integrasi merupakan sesuatu yang dilindungi oleh masyarakat. Segala hal baru ditolak untuk menghindari kegoyahan dalam integrasi masyarakat.

  1. Prasangka terhadap hal-hal baru atau budaya asing atau sikap yang tertutup

Sikap demikian sering dijumpai pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa asing. Pengalaman-pengalaman tempo dahulu menyebabkan mereka senantiasa berprasangka buruk terhadap budaya asing. Mereka menolak segala hal baru terutama berasal dari bangsa asing, walaupun akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

  1. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis

Perubahan yang bersifat ideologi sangat sulit dilakukan. Setiap orang memandang ideologi sebagai sebuah pedoman hidup yang paling mendasar. Perubahan yang bersifat ideologis tidak mungkin terjadi terlebih pada masyarakat tradisional ketika ideologi dipegang kuat dalam kehidupan sosial.

  1. Kebisaaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung sukar diubah karena sudah mendarah daging

Faktor Pendorong Perubahan Sosial

Perubahan sosial tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang menjadi pendorong terjadinya perubahan, yakni faktor pendorong yang datangnya dari dalam masyarakat itu sendiri (internal) dan faktor pendorong yang datannya dari luar masyarakat (eksternal)

Faktor Internal

  1. Bertambah atau berkurangnya penduduk

Bertambah atau berkurangnya penduduk disebabkan oleh angka kelahiran, kematian, dan migrasi yang selalu berubah-ubah. Perubahan jumlah penduduk menyebabkan perubahan struktur masyarakat, terutama menyangkut lembaga-lembaga kemasyarakatan. Pesatnya perkembangan kota mendorong terjadinya urbanisasi. Jumlah penduduk di kota pun bertamba. Kota menjadi penuh sesak, muncul pengangguran yang mampu meningkatkan angka kriminalitas. Sementara desa kehilangan tenaga kerja produktif, banyak lahan pertanian kosong karena ditinggalkan pemiliknya.

  1. Penemuan-penemuan baru

Penemuan baru dibedakan dalam pengertian invention dan discovery. Invention adalah proses menghasilkan suatu unsur kebudayaan baru dengan mengobinasi atau menyusun kembali unsur- unsur kebudayaan lama dalam masyarakat. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat ataupun gagasan. Discovery dapat menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan penemuan tersebut.

Penemuan baru pada umumnya mengakibatkan bermacam-macam pengaruh pada masyarakat, antara lain:

a. Penemuan baru akan menimbulkan pengaruh pada bidang-bidang lain. Penemuan baru seperti radio, handphone, komputer, internet dll akan memancarkan pengaruhnya ke berbagai arah.

b. Penemuan baru mengakibatkan perubahan-perubahan yang menjalar dari satu lembaga kemasyarakatan ke lembaga kemasyarakatan lainny Misalnya penemuan baru kapal terbang telah membawa pengaruh besar terhadap metode berperang.

c.Beberapa penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan. Misalnya, penemuan mobil, kereta api, dan telephon menyebabkan tumbuhnya lebih banyak pusat-pusat kehidupan di daerah pinggiran kota yang dinamakan suburban.

   3. Pertentangan masyarakat

Pertentangan dalam masyarakat dapat menyebabkan perubahan sosial budaya. Misalnya konflik yang terjadi pada masyarakat Ambon. Berpuluh-puluh bangunan rusak, beratus-ratus orang kehilangan sanak saudara, kenyamanan, dan keamanan masyarakat menjadi terganggu. Konflik terjadi karena ada perbedaan-perbedaan. Ketika perbedaan diperuncing dan menuntut persamaan, terjadinya konflik tidak terelakkan.

  1. Terjadinya pemberontakan atau revolusi

Pemberontakan terjadi karena masyarakat merasa tidak puas dengan keadaan saat itu. Situasi dan kondisi tersebut mendorong munculnya revolusi sebagai wujud dari pemberontakan. Contohnya Revolusi Mei tahun 1998 yang terjadi di Indonesia. Adanya revolusi membawa perubahan besar dari sistem pemerintahan sampai pada sistem kemasyarakatan. Contohnya terjadinya perubahan kepala negara, wakil kepala negara, struktur kabinet sampai pada pola perilaku masyarakatnya.

Faktor Eksternal

  1. Perubahan alam

Bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dan musibah banjir dapat memicu munculnya perubahan sosial budaya. Bencana banjir bandang yang terjadi pada awal tahun 2008. Curah hujan yang tinggi menyebabkan rumah, sekolah, pabrik, dan gedung pemerintahan terendam air. Akses jalan, kereta api, dan aliran listrik menjadi terhambat. Banyak orang kehilangan tempat tinggal. Mereka terpaksa tinggal dalam pengungsian dengan sarana yang terbatas. Mereka pun kehilangan pekerjaan.

  1. Peperangan

Peperangan bisa memicu terjadinya perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Mereka hidup dengan perasaan takut dan waswas. Masyarakat kita pernah mengalaminya saat mempertahankan kemerdekaan. Masyarakat merasa tertekan dan secara psikologis kehidupannya penuh dengan ketakutan. Akibatnya, struktur masyarakat, pola perilaku, dan pemikiran mereka pun mengalami perubahan.

  1. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

Penyebaran kebudayaan atau pengaruh dari satu daerah ke daerah lain dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung, proses tersebut disebut difusi. Masuknya pengaruh suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain dapat pula dilakukan dengan penetrasi (pemasukan)

a. Penetrasi damai (penetration pasifique), yaitu masuknya sebuah kebudayaan dilakukan dengan jalan dam Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilka hal-hal berikut.

  • Difusi merupakan suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari orang per orang kepada orang perorangan yang lain dan dari masyarakat ke masyarakat yang lain.
  • Akulturasi adalah pembauran antarbudaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya.
  • Asimilasi adalah pembauran antarkebudayaan yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru sehingga kebudayaan lama tidak terlihat.

b. Penetrasi paksa (penetration violence), yaitu masuknya sebuah kebudayaan dilakukan secara paksa dan m

D. Dampak Perubahan Sosial dalam Masyarakat

Perubahan sosial adalah proses sosial yang berlangsung secara terus-menerus dalam kehidupan masyarakat, berkaitan dengan pergeseran fungsi sistem dan struktur sosial sehingga mengubah pola perilaku anggota masyarakat.

  1. Dampak Positif

Menunjukkan bahwa perubahan sosial memberikan pengaruh kemajuan dalam kehidupan masyarakat. Adapun dampak positif perubahan sosial sebagai berikut :

a. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan iptek dapat mengubah nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru yang mendorong berbagai inovasi yang dapat memudahkan kehidupan masyarakat menuju perubahan sosial kearah modernisasi .

b. Tercipta lapangan kerja baru. Dapat mendorong industrialisasi dan perkembangan perusahaan multinasional. Dengan pengembangan perusahaan secara global dan pembukaan industri kecil, tersedia banyak lapangan pekerjaan sehingga mampu menyerap tenaga kerja secara maksimal.

c. Tercipta tenaga kerja profesional. Untuk mendukung persaingan industri diperlukan tenaga kerja yang memiliki kecakapan, keterampilan, keahlian, dan profesionalisme yang tinggi.

d. Nilai dan norma baru terbentuk. Nilai merupakan sesuatu yang baik, penting, dihargai dan norma merupakan aturan yang mengikat nilai.

f. Efektivitas dan efisiensi kerja meningkat. Efektivitas dan efisiensi kerja selalu berkaitan dengan penggunaan alat produksi yang dapat menghasilkan produk lebih cepat, lebih banyak, dan tepat sasaran.

  1. Dampak Negatif

Menunjukkan kerugian yang di alami oleh masyarakat, kerugian tersebut berupa materiel maupun non materiel. Adapun dampak negatif perubahan sosial sebagai berikut :

a. Terjadi disintegrasi sosial. Disintegrasi terjadi karena adanya revolusi, kesenjangan sosial, perbedaan kepentingan yang dapat mendorong perpecahan dalam masyarakat.

b. Terjadi pergolakan daerah. Pergolakan daerah dapat muncul akibat :

  • kesenjangan ekonomi
  • tidak memperhatikan tatanan hidup
  • mengabaikan nilai dan norma
  • perbedaan agama, ras, suku bangsa dan politik.

c. Kenakalan remaja. Muncul akibat pengaruh perubahan sosial, nilai-nilai kebebasan budaya barat diadopsi tanpa menyesuaikan kondisi kebudayaan sendiri.

d. Terjadi kerusakan lingkungan dan eksistensi adat istiadat berkurang nilai adat istiadat semakin ditinggalkan oleh masyarakat karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan zaman, dan digantikan dengan nilai kebudayaan moderen.

e. Lembaga sosial tidak berfungsi secara optimal menyalah gunakan kedudukan dan wewenang serta muncul paham duniawi :

  • Konsumerisme, paham / idiologi yang menjadikan seseorang mengonsumsi / memakai barang-barang secara berlebihan.
  • Sekularisasi, paham yang memisahkan urusan dunia dengan urusan agama.
  • Hedonisme, paham yang menganggap hidup bertujuan untuk mencari kebahagiaan sebanyak munkin dan menghindari perasangka-perasangka yang menyakitkan

Daftar Pustaka :

Mulyadi, Yad dkk. 2014. Sosiologi SMA Kelas XII. Yudhistira. Jakarta

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2012. Sosiologi: Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Esis Erlangga

Sztompka, Piotr. 1993. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group.Soerjono Soekanto. 1990.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: