Ambisi Vivo Tembus Tiga Besar Bisnis Ponsel di Indonesia

Vivo menargetkan masuk tiga besar penguasa bisnis ponsel pintar di Indonesia sampai akhir tahun 2019. Target ini cukup ambisius, pasalnya berdasarkan International Data Corporation (IDC), Vivo berada di peringkat keempat di bawah Samsung, kuda hitam Xiaomi dan ahlinya selfie Oppo.

General Manager for Brand and Activation Vivo Indonesia, Edy Kusuma mengatakan untuk mencapai target itu, Vivo terus menerus memberikan inovasi dan teknologi terbaru untuk menggaet hati konsumen di Indonesia.

Keep inovating, keep trial dan tidak henti-hentinya melihat tren di masa depan. Dengan adanya Vivo kita percaya kalau akan jadi tren”, ujar Edy di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (12/9).

Vivo memang baru saja mengeluarkan ponsel flagship teranyar Vivo V11 Pro dengan membenamkan teknologi pemindaian sidik jari ke dalam layar atau Screen TouchID. Teknologi ini diklaim merupakan yang pertama di Indonesia.

Edy mengatakan teknologi Screen TouchID pertama kali diperkenalkan Vivo di Mobile World Congress pada tahun 2017. Vivo diklaim mendapat beberapa penghargaan dari media terkait teknologi ini.

“Kami bukan hanya yang pertama di Indonesia. Tapi kami satu-satunya yang punya teknologi ini di Indonesia. Sebelumnya kami sudah terapkan di global dalam ponsel X20 dan X21 yang tidak masuk ke Indonesia”, ujar Edy.

Ia mengatakan Screen TouchID akan menjadi sebuah revolusi terbaru yang akan mengubah cara konsumen membuka ponselnya. Revolusi terbaru ini dianggapnya akan menjadi Vivo sebagai trendsetter industri ponsel pintar di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama Senior Product Manager of Vivo Indonesia Yoga Samiaji mengatakn Vivo V11 Pro menjadi salah satu ujung tombak Vivo untuk menusuk peringkat tiga besar di Indonesia pada tahun 2018. Screen TouchID dikatakn juga telah terintegrasi ke berbagai aplikasi sebagai bentuk pengamanan.

“Target tiga besar, V11 Pro sebagai salah satu jalannya. Beberapa aplikasi yang sudah kerja sama seperti Google Pay, beberapa bank. Aplikasi kalau sudah dukung finger print akan terhubung dengan milik kita”, ujar Yoga di kesempatan yang sama.

Ia juga mengatakan teknologi ini diciptakan untuk memudahkan pengguna membuka ponselnya. V11 Pro bisa membenamkan pemindai sidik jari dalam layar karena V11 Pro mengusung layar Super Amoled yang mampu membaca sidik jari pengguna.

“Teknologi ini lebih ke kebutuhan, hal yang kita rasakan adalah pakai pindai sidik jari di belakang suka tidak sampai. Kalau di depan penggunaan ponsel jadi berubah dan mudah. Super AMOLED akan menyinari jari untuk memindai sidik jari setiap pengguna dan kemudian hasil proyeksi sidik jari itu akan diterima sensor”, ujar Yoga.

Berdasarkan data IDC, pengapalan ponsel pintar di Indonesia pada kuartal kedua mencapai 9,4 juta unit. Lima vendor ponsel pintar teratas pada kuartal kedua 2018 menurut IDC Indonesia adalah Samsung (27 persen), Xiaomi (25 persen), Oppo (18 persen), Vivo (9 persen), dan Advan (6 persen). Vivo dalam periode yang sama tahun lalu meningkat 6 persen. Xiaomi merangsek ke peringkat dua dengan pertumbuhan yang fantastis, hampir 22 persen.

Edy mengatakan pertumbuhan pesat itu bisa dijadikan pelecut bagi Vivo untuk semakin memikirkan strategi unggulan agar tembus ke tiga besar. Justru Edy mengindikasikan agar kompetitor untuk jemawa karena Vivo bisa merangsek ke tiga besar.

“Kami melihat kompetitor sangat memacu semangat kita untuk naik untuk kerja lebih keras. Kita ucapkan selamat pada kompetitor yang naik dengan pesat tapi marilah kita lihat tahun depan”, kata Edy.

Tags: , , , , , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Skip to toolbar