Energi Listrik, Simpan Saja di Bodi

Energi Listrik, Simpan Saja di Bodi

Pengembangan mobil listrik terus dilakukan fokus pada memperpanjang jarak tempuhnya dengan cara memperbesar kapasitas baterai yang menyuplai tenaga ke motor elektrik.

Namun cara tersebut kerap terhalang keterbatasan ruang setiap kendaraan, belum lagi bobot sebuah kendaraan praktis akan bertambah dengan hadirnya baterai beukuran besar.

Lihat juga: Pemerintah Trump Ingin Gaet Pekerja dari Raksasa Teknologi

Di tengah kebingungan para insinyur tiba-tiba beberapa penelitian mengklaim mampu mengubah bodi mobil agar bisa menyimpan sumber listrik yang akan digunakan untuk memutar motor elektrik.

Konsep bodi mobil sebagai tempat penyimpanan energi baterai alternatif membuat baterai mobil listrik tak perlu berukuran besar, atau bahkan baterai konvensional tidak diperlukan lagi.

Para peneliti terus berupaya merampungkan konsep tersebut agar menjadi solusi berkendara mobil listrik di masa depan.

Lihat juga: Regulasi Mobil Listrik Kini di Tangan Menko Maritim

Engadget.com, Rabu (24/10) memberitakan, hasil studi dari para peneliti menunjukkan bahwa bodi berbahan serat karbon dapat difungsikan sebagai elektroda baterai.

Cara yang perlu dilakukan adalah dengan mengoptimalkan ukuran dan orientasi serat, sehingga akan ada keseimbangan yang baik antara kekakuan dan sifat elektrokimia yang dibutuhkan untuk menyimpan energi.

“Dengan begitu bodi mobil tidak akan hanya berperan sebagai elemen penahan beban, tapi juga sebagai baterai,” kata Profesor Material dan Mekanika Komputasi Chalmers University of Technology, Leif Asp.

Keunggulan lain bahwa serat karbon yang berkarakteristik sedikit lebih kuat dibandingkan baja sebagai alternatif penyimpanan energi baterai, maka bobot dapat dikurangi hingga 50 persen.

Lihat juga: Tiga Teknologi Dalam Dunia Pekerja Manusia

“Kuncinya adalah dengan mengoptimalkan kendaraan pada level sistem, berdasarkan berat, kekuatan, tingkat kekakuan, dan properti elektrokimia. Itu merupakan semacam cara pikir baru bagi sektor otomofit, yang lebih terbiasa pada optimalisasi komponen secara individual,” jelas Asp.

Kendati demikian, para pengembang masih menemukan kendala, yakni mahalnya harga serat karbon sebagai komponen penunjang mobil listrik. Namun seharusnya ini tidak menjadi kendala ketika mobil listrik sudah diproduksi massal.

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Skip to toolbar