17
Oct 18

Pangsa Pasar Hoaks Capai 119 Juta di Indonesia

Pangsa Pasar Hoaks Capai 119 Juta di Indonesia

Warganet Indonesia menjadi sasaran ’empuk’ para penyebar hoaks. Pasalnya, era Post Truth membuat para warganet lebih mempercayai berita berbau hoaks daripada berita valid.

Kepada Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengakui pengguna internet di Indonesia menjadi pasar legit bagi para penyebar hoaks, terutama memasuki tahun politik.

Pasalnya, pengguna internet di Indonesia mencapai 142 juta, bahkan 80 persen di antaranya masuk daftar pemilih tetap (DPT).

“Hoaks ini mempunyai pangsa pasar yang empuk dengan jumlah penduduk kita sekitar 260 juta orang. Pengguna internet berdasarkan Kominfo ada 142 juta. Dari 142 juta yang masuk DPT 80 persen berarti ada sekitar 119 juta yang pangsa pasar hoaks yang paling enak terutama menjelang Pileg dan Pilpres”, kata Setyo di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Selasa (16/10).

Lihat juga: Pengamat Minta Orang Tua Waspadai Hoaks Agama Untuk Anak-Anak

Setyo mengatakan belum lagi mengingat 70 persen penduduk di Indonesia hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sehingga, semakin sulit dalam menangkal berita hoaks.

Oleh karena itu, mengacu pada penanganan berita hoaks pada zaman Orde Baru, Setyo mengatakan negara membutuhkan juru bicara yang bisa langsung mengklarifikasi dan menetralisir isu hoaks.

“Kalau dulu ada berita hoaks muncul langsung ada Menteri Penerangan menjelaskan, Pak Harmoko. Saat ini, jika hoaks muncul akan ada humas. Wacana ini harus dikaji untuk memberikan pernyataan resmi dari pihak negara”, tutur Setyo.

Lihat juga: Google Dan Apple Lakukan Ini Untuk Batasi Waktu Berponsel

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Albertus Rachmat Wibowo menjelaskan konten negatif dikelompokkan menjadi tiga. Ketiga konten negatif ini diklasifikasi agar semakin mudah untuk menentukan pasal beleid yang dikenakan ke pelaku.

Rachmat mengatakan kategori pertama adalah berita hoaks dan berita bohong. Jenis konten negatif itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 pasal 28 ayat 1 dan 2.

“Itu dicover di pasal 14 ayat 1 dan ayat 2 UU no 1 tahun 1946. Itu berita yang dimanipulasi jadi berita seolah-olah asli. Berita tidak benar atau berita yang dilebih-lebihkan. Itu dicover di pasar 15”, kata Rachmat.

Kategori kedua adalah ujaran kebencian yang berkaitan dengan penistaan agama. Rachmat menjelaskan ujaran kebencian ini diatur dalam UU ITE Pasal 28 ayat 2. Kendati demikian, Rachmat mengatakan berita palsu dan berita hoaks tidak diatur dalam UU ITE.

Lihat juga: Pelaku Hoaks Bisa Dijerat Tanpa Ada Aduan

“Ada hate speech, itu saudara dekatnya blasphemy (penistaan agama). Hate speech dalam UU ITE dicover pasal 28 ayat 2. Yang berita palsu dan berita bohong itu tidak ada di UU ITE. Tidak di cover, yang ada berita palsu yang menyebabkan kerugian transaksi elektronik”, ujar Rachmat.

Selain UU ITE, ujaran kebencian terkait SARA juga diatur dalam UU No.40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Ia menengaskan penyebar ujaran kebencian terkait SARA bisa terkena pidana.

“Kalau orang masuk kerja itu tidak bisa karena agama atau ras itu kena 15. Pasal 16 itu kalau mengucapkan kebencian SARA. Pasal 17 itu lebih parah lagi kalau berbuat kejahatan berdasarkan kebencian SARA, seperti pembunuhan, perampokan, dan pemerkosaan”, kata Rachmat.


16
Oct 18

Pengamat Minta Orang Tua Waspadai Hoaks Agama Untuk Anak-Anak

Pengamat Minta Orang Tua Waspadai Hoaks Agama Untuk Anak-Anak

Hoaks dapat mempengaruhi masa depan generasi muda bangsa Indonesia. Pengamat Media Sosial Nukman Luthfie mengatakan generasi muda saat ini dipengaruhi oleh berita hoaks di lingkungan terdekat seperti lingkungan sekolah hingga keluarga.

Dengan ketiadaan edukasi digital terkait berita hoaks, anak-anak akan terkena penetrasi berita hoaks yang mereka dapat dari orang tua dan guru. Sosok yang dijadikan panutan memberikan berita hoaks, tentu anak-anak tidak punya kekuatan untuk melawan penetrasi.

“Sekarang yang bahaya lagi kalau hoaks dipercaya seorang guru atau pendidik itu akan dibawa ke anak didiknya. Makanya hoaks hari ini efeknya ke generasi muda. 2030 itu panen demografi. Kalau anak termakan hoaks karena pendidik bisa dibayangkan bagaimana Indonesia di masa depan”, tutur Nukman di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Selasa (16/10).

Lihat juga: Jack Ma Akan Bantu RI Cetak 1.000 Ahli Teknologi per Tahun

Nukman kemudian menceritakan bahwa ada siswa TK yang bertanya kepada ibunya terkait aksi demonstrasi dari organisasi agama. Anak tersebut mengatakan aksi tersebut direstui oleh Allah karena awan seolah bergerak mengikuti dan melindungi demonstran dari panas matahari.

“Ada anak TK bilang ke ibunya, demo yang itu direstui Allah. Karena meskipun demo siang. Awan bergerak melindungi, dia bilang ibu guru yang bilang. Padahal itu kan ilmu fisika biasa. Bagaimana masa depan anak kita”, ujar Nukman.

Memasuki masa Pilpres dan Pileg, Nukman mengatakan intensitas penyebaran berita hoaks akan semakin masif. Oleh karena itu ia menekankan betapa pentingnya edukasi digital kepada orang tua atau guru agar tidak sembarangan membagikan berita hoaks ke anak-anak.

Lihat juga: Kominfo Ungkap Peredaran 6 Berita Hoaks Gempa & Tsunami Palu

“Maka masa depan anak-anak harus dijaga lewat edukasi ke guru agar otak mereka tidak termakan hoaks. Harus lihat sekolah-sekolah Islam agar jangan mudah percaya hoaks”, tutur Nukman.

Nukman mengatakan politik itu merusak media sosial. Pasalnya dalam politik itu berkaitan erat dalam kampanye hitam yang berusaha mengelabui dan menyebarkan berita hoaks untuk mengurangi peluang dari lawan politik.

“Politik merusak media sosial. Twitter dan Facebook itu dulu lucu. Begitu masuk Prabowo, Jokowi, Ahok sudah mulai beda. Tiba-tiba tegang karena sudah mulai muncul konten yang mudah membakar. Hoaks itu pupuk rasa kebencian”, kata Nukman.


14
Oct 18

Pelaku Hoaks Bisa Dijerat Tanpa Ada Aduan

Pelaku Hoaks Bisa Dijerat Tanpa Ada Aduan

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjelaskan bahwa untuk menjerat pelaku pembuat berita hoaks bisa dilakukan baik dengan aduan ataupun tanpa adanya aduan.

“Ada yang perlu delik aduan ada yang tidak perlu”, jelasnya Sabtu (13/10).

Lebih lanjut, menurutnya pelaku hoaks yang bisa dijerat tanpa aduan jika konten yang dibuat meresahkan masyarakat, seperti pornografi. Hal serupa juga berlaku untuk pembuat hoaks yang menyebarkan berita bohong mengenai sebuah bencana, misal hoaks yang terjadi pada gempa Palu kemarin.

“Kita kerjasama dengan Direktorat Cyber Polri. Di sana mereka melihat ini unsurnya memenuhi atau tidak untuk diproses pengadilan. Kalau unsurnya memenuhi, makan akan dikejar, ditangkap”, lanjut Rudi.

Lihat Juga: Pejabat Kominfo ‘Diserang’ ribuan notifikasi soal hoaks FPI

Menurut Rudi, dasar yang digunakan untuk melakukan penangkapan adalah Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Selain itu, Rudi juga menjelaskan bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan Direktorat Cyber yang berada di bawah Bareskrim Polri. Sehingga jika Kominfo mendapatkan temuan, bisa langsung dilaporkan ke direktorat itu untuk ditindaklanjuti.

Sebaliknya, jika aduan datang ke polisi terlebih dahulu, Ditjen Cyber akan melakukan konfirmasi ke Kominfo untuk menyelidiki konten hoaks tersebut. Sebab, menurut Rudi Kominfo juga memiliki penyidik PNS khusus untuk hal ini.

Lihat juga: Hoaks Banyak Tersebar Lewat Facebook

Sementara untuk perkara hoaks yang memerlukan delik aduan, adalah berita bohong yang berkaitan dengan pencemaran nama baik.

“Agar bisa diproses harus ada delik aduan, yang merasa dirugikan harus mengadu dulu”, jelasnya.

Ketika kasus berita bohong ini sudah terbukti, maka Kominfo akan melakukan penirunan konten dan mengumumkan bahwa hal tersebut adalah hoaks. Sementara proses hukum dilakukan oleh Direktorat Cyber Polri.

lihat juga: kominfo duga warga cari ‘fulus’ unggah video haringga

Presiden Joko Widodo juga berbicara mengenai bahaya hoaks di hadapan ratusan murid SMA/SMK di Bogor, Rabu (10/10).

Presiden juga meminta partisipasi aktif generasi muda, terutama pelajar dalam memberantas berita bohong di media sosial. Jokowi menilai langkah itu dapat mencegah perpecahan di Indonesia

Hal ini disampaikan Jokowi di hadapan 340 siswa SMA dan 170 siswa SMK beserta guru pendamping OSIS dalam acara Apresiasi Kebangsaan Indonesia pagi ini. Jokowi menegaskan masa depan bangsa ini di tangan generasi muda. Banyak negara terpecah karena konflik antarsuku dan tak diredam dari awal, salah satunya adalah Afganistan.


13
Oct 18

Jack Ma Akan Bantu RI Cetak 1.000 Ahli Teknologi per Tahun

Jack Ma Akan Bantu RI Cetak 1.000 Ahli Teknologi per Tahun

Pendiri Alibaba Group Jakc Ma akan membantu pemerintah Indonesia mencetak 1.000 ahli teknologi sekaligus pengusaha digital per tahun dalam 10 tahun ke depan. Hal ini merupakan kesepakatan yang telah dijalin Ma dengan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Tanah Air.

Menurut Ma, saat ini kedua pihak tengah mematangkan peta rencana untuk mewujudkan target tersebut. Namun, secara keseluruhan, target itu akan dikejar melalui beberapa hal. Pertama, mengembangkan kemampuan generasi muda.

“Kami memberikan banyak kesempatan bagi anak muda Indonesia untuk mempelajarinya. Kami juga akan mengundang 300 pengembang dan insinyur untuk belajar ilmu komputer”, ujar Ma di sela pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10).

Lihat juga: Pemerintahan Jokowi Gandeng 4 Raksasa TI Latih 40 Ribu Pemuda

Kedua, merangkul para pengusaha dalam negeri untuk ikut memberikan pelatihan dan pengetahuan terkait ekonomi digital. Mulai dari pengusaha di sektor perdagangan elektronik (e-commerce), pembayaran, hingga jasa teknologi berbasis keuangan (financial technology/fintech).

Ketiga, mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang sudah ada agar semakin tumbuh besar. Sebab, merujuk pada bisnis yang dimilikinya, Alibaba tumbuh dengan merangkul para UMKM.

“Kami ingin pengusaha lokal Indonesia seperti para UMKM tumbuh. Ini kunci penting untuk mengembangkan ekonomi negara ini”, katanya.

Lihat juga: Tiga Alasan Indonesia Cocok Implementasikan Ekonomi Digital

Keempat, mengalirkan investasi ke Indonesia melalui sektor e-commerce, komputasi awan (cloud computing), logistik, infrastruktur, internet, dan lainnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menambahkan kerja sama penciptaan dan pengembangan SDM Indonesia juga akan dilakukan dengan melihat kembali kebijakan yang sudah berjalan saat ini. Indonesia, katanya, berkonsultasi mengenai kebijakan yang sudah diambil, apakah sudah efektif atau belum.

Lihat juga: Konferensi Tech in Asia Jakarta 2018 Usung 24 Track

“Seperti model apa yang harus kami kembangkan, bagaimana kebijakan yang sudah ada, misalnya terkait subsidi dan bantuan sosial yang sekarang berjalan, bagaimana agar ini lebih diklasifikasikan dan efisien”, kata Darmin.


12
Oct 18

Pemerintahan Jokowi Gandeng 4 Raksasa TI Latih 40 Ribu Pemuda

Pemerintahan Jokowi Gandeng 4 Raksasa TI Latih 40 Ribu Pemuda

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggandeng empat raksasa bisnis Teknologi Informasi untuk 20.000 pemuda untuk 2019.

Empat raksasa itu adalah Amazon, Cisco, Huawei, dan Microsoft.

Menkoinfo Rudiantara menuturkan hal itu terkait dengan program ‘Indonesia Digital Talent to 20.000 in 2019’. Kriteria yang dibutuhkan adalah lulusan SMK, SMA, diploma dan sarjana.

Dia menuturkan pelatihan itu diproyeksikan untuk menyelesaikan masalah kekurangan SDM terutama di sektor ekonomi digital. Para pemuda itu bakal mendapatkan pendidikan selama 2 bulan dan mendapatkan sertifikat untuk siap ke dunia kerja.

Kementerian itu akan memulai dengan proyek percontohan sebanyak 1.000 pemuda pada November.

“Sampai saat ini yang mendaftar telah mencapai 43.000 siswa”, kata Rudiantara dalam forum New Economy Talk: Maximizing Digitalization as Means to Improve Wealth and Income Distribution di Medan Room, BICC, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10).

China dan India

Dia menuturkan Kominfo juga memberikan beasiswa dengan mengirimkan insan itu ke China dan India. Tujuan pendidikan itu, kata dia, untuk mencerdaskan masyarakat dan tengah menjajaki pola pendidikan secara online-offline untuk menampung lebih banyak siswa.

Dia menuturkan pihaknya telah menggandeng Perancis untuk menyiapkan insan yang melek ekonomi digital. “Tak peduli usia asalkan lulus tes bisa ikut dalam pendidikan born to code”.

Tak hanya itu, Rudiantara juga menyampaikan dirinya sudah berbicara dengan pendiri Alibaba yakni Jack Ma agar mau mendirikan Jack Ma Institute di Indonesia.

Bila ini terealisasi, katanya, reputasi Indonesia akan naik di mata dunia internasional, terutama di sektor ekonomi digital.

Pemerintah akan memanfaatkan nama besar pendiri Alibaba Group Jack Ma untuk menggenjot ekspor Indonesia ke China. Rudiantara mengatakan sebagai pemilik e-commerce besar, Jack Ma memiliki nilai jual tinggi.

Ia dianggap memiliki wadah besar untuk memperjualbelikan berbagai barang dengan banyak anggota di dalamnya. Ketika Jack Ma mengakui keunggulan produk Indonesia, itu akan memberikan dampak positif bagi pemasaran.

“Ini, bagaimana kami memanfaatkan itu. Ingat, di China ada 700 juta orang terhubung dengan jaringan internet”, katanya.

Rudiantara meyakini SDM pelaku perusahaan rintisan bakal berkontribusi mendongkrak peningkatan ekonomi nasional dan menurunkan tingkat Rasio Gini.


11
Oct 18

Grab Beri Batasan Blokir Konsumen Yang Sering ‘Cancel Order’

Grab Beri Batasan Blokir Konsumen Yang Sering 'Cancel Order'

Grab Indonesia menjelaskan sistem pembatalan pesanan pengemudi tidak langsung membuat penumpang diblokir. Selain itu, dia pun memiliki ‘ganjaran’ untuk pengemudi ‘nakal’.

Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar menjelaskan pihaknya memiliki algoritme yang bisa membaca pola perilaku pelanggan. Algoritme tersebut akan membaca aktifitas mencurigakan jika terjadi berulang kali.

“Penilaian itu kedua belah pihak, biar adil. Selama ini ada keluhan pengemudi cancel karena alasan yang aneh. Misalnya konsumen cancel karena pengemudinya kurang tampan, itu ada kejadian. Kurang ok mukanya jadi cancel. Jadi kasihan juga kan mitra, seperti dipermainkan”, kata Mediko, Rabu (10/10).

“Jadi kami memiliki sistem yang bisa membaca pola perilaku pelanggan. Algoritme terkait suspicious activity“, paparnya, Kamis (11/10).

Sedangkan untuk pengemudi, mereka pun bisa terkena ‘hukuman’ jika terus membatalkan pesanan. Ganjaran ini akan berpengaruh pada performa mereka.

Sayangnya, kecenderungan yang terjadi pengemudi lepas tangan dan membuat penumpang yang akhirnya membatalkan. Menanggapi permasalahan ini, Mediko mengungkapkan pelanggan bisa langsung mengirimkan hasil screen capture pembicaraan dengan pengemudi ke pihak Grab.

Selanjutnya Grab yang akan menindaklanjuti masalah tersebut.

Dia pun menepis pelanggan akan langsung diblokir selamanya. Jika memang terbukti pelanggan yang melakukan kesalahan, misalnya sengaja membatalkan pesanan berkali-kali. Maka, pelanggan akan terkena suspensi akun selama 1×24 jam.

Grab tidak memiliki patokan ukuran berapa banyak pembatalan yang dilakukan oleh pelanggan. Sistem dengan algoritme khusus yang nantinya akan memutuskan.

“Kadang bisa juga pesan dan batalkan dalam waktu dekat. Jika diindikasikan mau memainkan order maka akun pengguna bisa dikunci selama 24 jam”, tambahnya.

Algoritme ini menurutnya diterapkan untuk membaca gerak-gerik order fiktif yang sempat marak terjadi. Jika akun terbukti pelaku order fiktif, maka bisa diblokir selamanya. Namun, itu pun setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut.

Mediko menjelaskan pihaknya berusaha memberikan keadilan bagi kedua pihak, baik dari penumpang dan pengemudi. Maka, pelanggan pun bisa menggunakan Grab Help Center untuk melaporkan ketidakadilan atau kesalahan pembacaan algoritme jika terjadi.

Apabila terkena suspensi, Grab tetap terbuka apabila konsumen mau mengajukan banding. Mediko mengakui penilaian konsumen ini atas masukan dari para pengemudi.

“Ada kejadian akhirnya diblokir. Konsumen bisa ajukan banding nanti ditinjau kenapa sering membatalkan”, tutur Mediko.


10
Oct 18

Gandeng Microsoft, Grab Implementasi Kecerdasan Buatan

Gandeng Microsoft, Grab Implementasi Kecerdasan Buatan

Grab akan segera mengimplementasikan kecerdasan buatan, big data dan machine learning dalam platformnya. Tiga pembaharuan ini sejalan dengan suntikan dana yang didapat dari Microsoft.

Namun, langkah pertama yang akan digunakan adalah implementasi Microsoft Azure sebagai platform komputasi awan. President Grab Ming Maa mengungkapkan kemitraan dengan Microsoft ini dinilai akan mengubah layanan sehari-hari dan solusi mobilitas di Asia Tenggara.

Sejalan dengan itu, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengungkapkan investasi ini merupakan kepercayaan investor global kepada Grab.

“Kita lihat bahwa dalam beberapa kasus investor kita bukan saja dari segi investor murni tapi juga bisnis dan institusional. Sebelumnya ada Toyota, sekarang ada Microsoft”, ujarnya, Rabu (10/10).

Sementara itu untuk Indonesia, Ridzki menjelaskan masih sama seperti beberapa bulan lalu yakni komitmen investasi US$700 juta.

“Yang jelas yang kita umumkan melalui Grab for Indonesia, kami komitmen investasi US$700 juta”, tambahnya.

Sementara itu, kerjasama dengan Microsoft akan meliputi banyak hal seperti big data, kecerdasan buatan dan machine learning. Salah satu implementasinya direncanakan penggunaan mobile facial recognition dengan AI built-in bagi pengemudi dan penumpang.

Grab mengungkapkan rencana untuk menggunakan teknologi pengenal wajah dan gambar milik Microsoft untuk meningkatkan kemampuan menerima orderan dari penumpang.

Sebagai contoh, penumpang nantinya bisa memotret lokasi terkini mereka dan hasil gambarnya akan diartikan sebagai alamat yang akurat bagi pengemudi.

Selain itu, dalam kesepakatan bisnis Grab juga akan memanfaatkan layanan komputasi awan Microsoft Azure untuk data analitik dan mendeteksi adanya kecurangan.

“Kemitraan kami dengan Grab membuka peluang baru untuk berinovasi, baik dalam industri yang berkembang pesat maupun kawasan dengan pertumbuhan bisnis yang tinggi”, ujar Peggy Johnson, Executive Vice President Microsoft.

Saat ini, Grab beroperasi di 235 kota di 8 negara Asia Tenggara, dan digital wallet milik Grab, GrabPay.

Kabar yang beredar sebelumnya mengatakan Grab juga akan mengantongi dana segar sebesar US$1 miliar dari Softbank. Namun demikian hingga kini kabar tersebut masih simpang siur lantaran kedua pihak dikabarkan masih dalam tahap pembicaraan.


09
Oct 18

Konferensi Tech in Asia Jakarta 2018 Usung 24 Track

Konferensi tahunan Tech in Asia Jakarta 2018 (TiA JKT 2018) akan kembali diadakan pada 23 dan 24 Oktober 2018, di Jakarta Convention Center (JCC). Konferensi rutin yang sudah diselenggarakan selama tujuh kali ini menargetkan lebih dari lima ribu peserta dari kalangan pegiat teknologi, startup, korporasi, investor, media, pengusaha, dan komunitas.

Chief operating officer TiA Indonesia, Putra Setia Utama mengatakan akan ada hal berbeda dengan konferensi serupa yang diselenggarakan tahun-tahun sebelumnya. Konferensi TiA Jakarta selama ini merupakan platform bagi wirausaha industri digital yang memperluas koneksi, mencari rekan bisnis, hingga kesempatan pendanaan.

“Jika tiga tahun ke belakang kami selalu menghadirkan empat topik besar yang berkaitan dengan bagaimana menjaga dan mengembangkan bisnis digital. Tahun ini, kami ingin memberikan lebih kepada peserta dengan memberikan 24 topik yang lebih spesifik”, jelas Putra.

Putra menambahkan, nantinya akan ada empat content stage yang terdiri dari main stage dan tiga expert stage: Rinjani stage, Semeru stage, dan Kerinci stage. Sejumlah pembicara dari Grab, Bukalapak, Deloitte, Sequoila Capital, Coffee Ventures, Hooq, iFlix, dan sejumlah perusahaan lokal dan internasional sudah mengonfirmasi kehadirannya.

Dalam konferensi dua hari di Jakarta nantinya akan ada 24 track dengan sejumlah segmen dan content stage, antara lain:

Startup factory

Pameran startup yang menghadirkan ratusan startup inovatif dari beragam industri seperti e-commerce, fintech, SaaS, dan lainnya.

Roundtables

Sesi ini akan memfasilitasi peserta konferensi untuk saling berbagi masalah dan solusi dengan format diskusi bersama para ahli yang berpengalaman di industri startup. Sesi ini akan hadir dalam kelompok kecil untuk membuat diskusi lebih fokus dan interaktif.

Startup – investor speed dating

Segmen ini akan mempertemukan startup dan investor. Tahun ini, segmen ini akan menghadirkan lebih dari lima puluh investor dari berbagai negara.

Arena – startup pitching competition

Akan ada beberapa startup pilihan yang mendapat kesempatan melakukan pitching di hadapan peserta dan menjawab pertanyaan dari dewan juri. Finalis pada segmen ini mendapat kesempatan eksposur dari investor, media, hingga mengantongi hadiah jutaan rupiah.

Keempat content stage, TiA JKT 2018 akan menyajikan sejumlah tema antara lain digital transformation, invesment landscape, expansion, technology disruption, product enhancement, growth goals, dan sejumlah track lainnya yang bisa diakses melalui internet.


07
Oct 18

Waspada Modus Penipuan Berkedok Gojek Minta Nomor Rekening

Waspada Modus Penipuan Berkedok Gojek Minta Nomor Rekening

Penipuan mengatasnamakan aplikasi ride-hailing Gojek kembali marak terjadi. Masifnya penggunaan Gojek membuat para penipu pun tak kehabisan akal untuk mencari keuntungan dari para korban.

Kali ini, penipuan Gojek tak lagi meminta kode OTP tapi justru menawarkan uang dengan nominal yang cukup besar dengan meminta nomor rekening korban.

Berdasarkan sumber, korban berinisial PC ini ditelepon oleh orang mengaku dari pihak Gojek. Pelaku penipuan memberikan alternatif dapat memberikan hadiah melalui nomor rekening atau nomor Gopay.

Berikut potongan pembicaraan antara korban dan penipu:

Korban 1.

Penipu: Siang pak, kami dari Gojek Indonesia mau menginfokan kalau nomor bapak berhasil dapat bonus Rp.2 juta. Hadiah bisa masuk ke akun gojek atau rekening.

Penipu: Benar ini akun gojek atas nama PC dengan angka belakang XXXX?

Korban: Benar. Mas atas nama siapa?

Penipu: Saya IB dari Gojek.

Korban: Saya ga minta bapak nerima Rp.2 jutanya (dengan nada marah).

Korban 2.

Penipu: Ibu bisa memilih hadiah dikirimkan melalui rekening atau akun GoPay.

Korban: Lewat rekening gimana caranya?

Penipu: Uang hadiah akan dikirimkan ke nomor rekening ibu. Ibu cuma hanya melaporkan nomor rekening ibu. Nanti atas namanya akan saya sebutkan benar atau tidaknya atau bisa menambah saldo gopay.

Korban: Kalau lewat gopay gimana caranya?

Penipu: Kami kirimkan ke gopay ibu. Lewat gopay, ini kami proses sekarang. Tapi sebelum diterima kami pertanyakan terlebih dahulu. Ini dengan ibu SS? Selama menggunakan aplikasi gojek, apakah ibu pernah melakukan pembayaran menggunakan saldo gopay?

Korban: Tidak pernah.

Penipu: Coba ibu buka dulu aplikasinya, baca dari keterangan saldo ya bu. Kalau dari akun ibu sudah terverifikasi dan terupgrade, ibu bisa menyimpan saldo dari Rp.1 juta hingga Rp.10 juta.

Korban: Tapi saya tidak pakai gojek.

Penipu: Tapi nama ibu ada. Mungkin monyet yang mendaftar ya. (Telepon kemudian ditutup)

Ternyata, modus penipuan yang sama terjadi pada rekan kerja satu kantor PC.

“Total ada 4 orang teman saya yang mendapatkan telepon penipuan serupa dengan suara penipu yang hampir sama”, ujar PC, Minggu (7/10).

Menurut korban, penipu memiliki nama lengkap dirinya dan rekan-rekannya.

VP Corporate Communication Gojek Michael Say mengungkapkan kasus ini masih pihaknya periksa. “Masih kami cek”, ujarnya.


06
Oct 18

Kominfo Ungkap Peredaran 6 Berita Hoaks Gempa & Tsunami Palu

Kominfo Ungkap Peredaran 6 Berita Hoaks Gempa & Tsunami Palu

Kominfo ungkap peredaran berita hoaks gempa dan tsunami di Palu. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan enam berita hoaks terkait gempa dan tsunami Palu.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pihaknya telah berhasil mengungkap enam berita hoaks. Pengungkapan ini bukti kali pertama. Sebelumnya, mereka pun telah mengungkap delapan berita hoaks.

“Hari ini dan kemarin ada enam. Kominfo terus mengais berita hoaks terkait gempa dan tsunami Palu. Sebelumnya, Rabu ada delapan konten hoaks”, jelas Rudiantara, Jumat (5/10).

Rudiantara menambahkan dalam delapan berita tersebut, ada satu konten gambar relawan Front Pembela Islam yang membantu Sulteng. Foto ini disebut Kominfo sebagai foto hoaks karena gambar tersebut adalah saat relawan FPI membantu korban longsor pada tahun 2015 di Sukabumi.

Rudiantara mengatakan Kominfo tidak sembarangan ketika memberikan status hoaks kepada suatu berita atau konten. Kominfo secara komprehensif menjelaskan alasan berita tersebut hoaks.

“Caranya Kominfo tidak tentukan hanya hoaks saja. Kami menyatakan yang benar itu apa. Kalo itu hoaks kenapa hoaks. Ada alasannya. Tidak semena-mena, pasti ada alasannya”, kata Rudiantara.

Rudiantara mengatakan pihaknya tidak berkompromi dengan berita hoaks terkait gempa bumi di Sulawesi Tengah. Dia menyesali adanya orang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan berita hoaks di tengah bencana di Sulawesi Tengah.

Rudiantara bahkan kehabisan kata-kata untuk mendefinisikan orang yang menyebarkan berita hoaks.

“Seluruh elemen masyarakat sedang bantu Sulteng. Kalau menyebar hoaks ini menurut saya orang yang tidak tahu diri, bahkan bukan tidak tahu diri lagi namanya. Kita lagi jungkirbalik bantu saudara kita, dia menyebar hoaks dan berita tidak benar”, kata dia menambahkan.

Dari hoaks tersebut, Kominfo melalui Ditjen Aplikasi Informatika setiap harinya menggunakan mesin Ais untuk mengais berita-berita bohong yang tersebar di internet. Kompilasi berita hoaks ini akan diumumkan melalui biro Humas atau di situs resmi Kominfo.

“Tidak ada ampun (bagi yang melanggar) karena melanggar UU ITE. Makanya setiap hari Semuel (Dirjen Aptika) akan umumkan berita hoaks”, ujar Rudiantara.


Skip to toolbar