Buku Back Door Java karya Jan New Berry ini memberikan pengalaman unik bagi pembaca karena menceritakan makna dibalik pintu belakang rumah orang Jawa. Buku ini relevan bagi siswa kelas X yang mendapatkan materi pelajaran metode penelitian di semester 2. Berikut penulis berbagi kisah tentang isi dalam buku tersebut. Semoga membantu dan memberikan bermanfaat…

Kehidupan masyarakat Jawa merupakan kehidupan yang kompleks. Pengalaman peneliti tentang kehidupan orang jawa mengalihkan perhatian utama yang awalnya akan meneliti tentang pertanian menjadi hubungan sosial masyarakat desa. Kehidupan perempuan Jawa sebagai ibu rumah tangga merupakan hal unik untuk dipelajari. Menata aturan konvensional dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sebuah keluarga dianggap baik jika seorang ibu rumah tangga mampu menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan konstruksi orang Jawa. Infrastruktur rumah menjadi media komunikasi dengan para tetangga desa. Penelitian Jan Newberry datang dari situasi di rumahnya dengan para tetangga. Tidak adanya pintu belakang rumah membuat peneliti sulit untuk berhubungan dengan masyarakat. Mungkin hal inilah yang mendasari Jan Newberry meneliti keluarga jawa dan mengeluarkan buku dengan judul Back Door Java.

Pada tahun 1992 Jan Newberry melakukan penelitian lapangan etnografi di Indonesia. Menghasilkan buku Back Door Java: State Formation and the Domistic in Working Class Java diterbitkan pertama kali oleh University of Toronto pada 2006 dan di dasarkan pada hasil penelitian lapangan yang dilakukanya. Jan Newberry merupakan antropolog asal Amerika yang menjabat sebagai ketua jurusan Antropologi dan Ketua Ddewan Gubernur Pengajaran di University of Lemthbridge, Alberta, Canada kala itu.

Tulisan ini akan menceritakan keluarga di Jawa dan merefleksikan tulisan Jan Newberry ini dengan kehidupan orang Jawa semasa sekarang. Kata kunci dalam buku ini adalah negara, rumah tangga, dan kampung dalam keluarga Jawa. Bukan hanya itu Jan Newberry menjelaskan terdapat perbedaan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan.

RAHASIA PINTU BELAKANG ORANG JAWA

Jan Newberry melakukan penelitaian dengan ikut bergabung dalam kehidupan masyarakat bersama dengan suaminya. Sebagai peneliti yang hidup berdampingan langsung dengan masyarakat tidaklah mudah. Jan Newberry beserta suaminya harus menyesuaikan diri dengan masyarakat dan menghadapi konstruksi masyakat mengenai dirinya. Mereka datang bukan hanya meneliti masyarakat namun juga diteliti masyarakat. Mereka melakukan apa yang menjadi pola kehidupan orang jawa, suami berada diluar rumah dan istri di rumah.

Pada bab pertama, peneliti menceritakan pentingnya sebuah pintu belakang rumah. Digunakan untuk berkomunikasi atau menjalin hubungan dengan para tetangga dan menjadi pintu alternative untuk keperluan lainya. Seperti yang dialami oleh peneliti ketika kedatangan seorang tamu, mecari gula untuk menyuguhkan minuman kemudian meminta anak tetangga untuk membelikan gula, karena tidak ada pintu belakang di rumahnya maka anak tersebut membawa masuk gula melalui pintu depan dan menyembunyikan gula dibaik bajunya. Apa yang dikisahkan oleh Jan Newberry mengingatkan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat di desa saya. Walupun berada jauh dari pusat kebudayaan, berada di daerah pesisir laut selatan, pintu belakang rumah menjadi arsitektur penting bagi komunikasi masyarakat. Tidak adanya pintu belakang rumah membuat putusnya hubungan dengan masyarakat dan menyebabkan rumah tidak berfungsi dalam masayarakat. Pintu depan dan pintu belakang rumah kampung penting untuk memelihara ikatan yang membentuk masyarakat. Fungsi dari dua pintu tersebut berkaitan dengan jantung rumah dan peranan rumah dalam tata perlambangan, dalam sistem gender dan kekerabatan, dan dalam reproduksi rumah tangga dan masyarakat.
Ketiandaan pintu belakang juga berdampak pada kegiatan slametan yang diadakan oleh peneliti. Peneliti baru menyadari ketiadaan pintu belakang rumah membuat dia tidak bisa menggunakan dapurnya atau tidak berfungsi. Jika ada kekurangan sesuatu seperti piring, gelas, atau teh maka tidak akan bisa mengambilnya karena bagi orang Jawa kekurangan tersebut harus ditutupi. Jangan sampai pihak dalam (laki-laki) mengetahui hal tersebut. Dalam hal ini peneliti merefleksikan bahwa banguanan atau arsitektur rumah Jawa mempunyai funsi sosial dan data dilihat peranan laki-laki dan perempuan (gender) dalam pembinaan rumah tangga. Seperti ibu rumah tangga yang menguasai dapur.

Jan Newberry melakukan partisipasi aktiv untuk melihat bagaimana kehidupan tetangga-tetangganya hidup dalam negeri ini baik dalam masyarakat maupun keluarga. Dalam kegiatan lapanganya ini Jan Newberry menginterpretasikan pengalaman pribadinya di Amerika dengan kehidupan masyarakat kampung sebagai ibu rumah tangga. Dalam penelitiananya dia menemukan adanya pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Jika di Amerika pembagian kerja di rumah tanga dilakukan berdasaran kesepakatan bersama dan siapa yang bisa mengerjakanya maka dia yang melakukanya, namun dalam rumah tangga jawa sudah dipetakan walaupun masih secara konvensional.

Menjadi ibu rumah tangga di Jawa bukan hanya mengurus keluarganya saja namun juga menjalian hubungan dengan para tetangga dan masyarakat sekitar. Peneliti merasakan susahnya beradaptasi dengan masyarakat. Hal itu ceritakan ketika peneliti pergi ke pasar dengan segala konsekwensi ibu rumah tangga. Ketika melintasi dua blok pendek Rumah Putri peneliti harus menyapa dan bercakap-cakap dengan tetangga yang mau pergi ataupun pulang dari pasar. Ada pula yang sedang menjemur pakaian, menyapu halaman, berjualan di warung kecil, dan sebagainya. Di dalam pasar wajib melakukan tawar menawar dengan penjual kemudian dibawa pulang dengan sorotan tajam mata tetangga ingin mengetahui apa yang ingin di beli untuk menaksirkan berapa uang yang dikeluarkan oleh penelitia. Situasi yang semacam itu menantang peneliti untuk menempatkan diri berbaur dengan msayarakat.

Peneliti menemukana istilah kampung bukan hanya menunjukan bahwa arti kampung mencakup pengelompokan menurut suku , pekerjaan, dan kelas. Misalnya predikat wong kampung dapat berarti rendah hati namun dapat pula berarti kemiskinan, suku berkelompok, dan berwawasan sempit. Perkembangan kampung sebagai pembentukan sosial membukatikan adanya kaitan antara kampung dengan nilai-nilai moral tertentu. Nilai-nilai moral tersebut diperluas dan dirajut dalam idiologi negara tentang masyarakat dan keluarga seperti dalam PKK.
PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) merupakan sebuah perkumpulan ibu-ibu rumah tangga yang memberi ruang bagi perempuan untuk berdialog secara nasional. Memberikan peran kepada kaum mengenai keluarga inti yang ideal serta memperkuat dan meningkatkan kegiatan-kegiatan pertukaran lokal yang dianggap ciri-ciri khas masyarakat Jawa. Kegiatan ibu-ibu PKK inilah yang membuat peneliti mengalihkan penelitianya dari pertanian desa menjadi focus pada keadaan sekitarnya.

Penelitian lapangan etnografi oleh Jan Newberry ini membahas tentang pentingnya sebuah pintu belakang rumah bagi orang Jawa. Satu buah pintu tersebut mampu memberikan fungsi sosial bagi pemilik rumah dengan kampung dan masyarakat. Bukan hanya itu pintu belakang rumah juga berkaitan den unsur-unsur magis. Di ceritakan secara mendetail dengan menggambarkan konflik diri ketika harus mengikuti aturan dari masyarakat kampung. Jan Newberry juga membahas tentang pembagian ruang kerja bagi laki-laki dan perempuan beserta peranannya. Oleh sebab itu kegiatan PKK yang beranggotakan ibu-ibu rumah tangga merupakan salah satu ruang bagi perempuan untuk berperan secara nasional.

Buku ini merupakan refleksi dari kehidupan orang jawa yang berkaitan dengan ibu rumah tangga, pintu belakang rumah, dan PKK. Data yang digunakan berasal dari observasi partisipasi dan wawancara mendalam dengan melibatkan dirinya dengan masuk dan berbaur dengan kehidupan masyarakat. Perspektif yang digunakan Jan Newberry adalah reflektif interpretif. Mendapat data kemudian ditafsirkan dan direfleksikan dengan pengalaman pribadinya. Jan Newberry menjelaskan sebuah fakta yang menjadi sebab interaksi ibu rumah tangga dimana masyarakat sendiri selama ini mungkin banyak yang tidak menyadari.