images

Lee Min Ho, Kim Hyun Joong, Hyun Bin, Shin Min Ah atau Super Junior, Girls Generation, SNSD, Coba kalian menyebutkan nama-nama tenar ini pada para penggemar K-Pop. Pasti ekspresi heboh mereka akan keluar. Lalu coba kita tanya tentang masing-masing karakter tersebut pada mereka. Bisa dipastikan para penggemar K-Pop akan dengan lancar bagai air mengalir dengan derasnya menceritakan idola-idolanya itu. Mulai dari film yang pernah dimainkan, makanan yang disukai, kekasih, tanggal kelahirannya, warna favoritnya, hingga hal-hal yang menyangkut kehidupan pribadi lainnya. Hal-hal berbau K-Pop yang sedang marak di tanah air memang membuat sebagian remaja terbius oleh pesona para aktor maupun musisinya. Bahkan sedikit-sedikit mereka terkadang ikut menirukan aksen berbicara, gaya pakaian, maupun bahasa artis idola mereka.
Sebagai orang yang hanya menjadi penikmat wajah tampan dan cantik artis-artis Korea, tentunya saya tetap memiliki apresiasi sendiri bagi teman-teman yang sampai tergila-gila dengan everything about Korea. Contoh yang paling dekat saja, teman kos saya yang bernama Nurul, Ia mahasiswa UNNES jurusan Akuntansi semester 5. Awalnya dia hanya sekedar suka dengan film-film Korea dan lagu-lagu dari boyband maupun girlbandnya. Tapi ternyata virus K-Pop terlanjur menginfeksi dirinya hingga masuk ke pembuluh darah di otaknya. Akhirnya dia jadi makin menggilai dari hari ke hari dengan K-Pop.
Bukan hanya itu, setiap hari dua teman kuliahnya datang ke kost, dan saya sebagai penghuni kost sering menyebutnya “over K-Pop”. Setiap hari mereka punya jadwal khusus menonton film Korea, belajar pun harus ditemani musik-musik Korea, browsing sana sini untuk cari tahu hal-hal yang berbau Korea, sampai-sampai mereka pun punya resolusi untuk pergi melancong ke Korea suatu hari nanti. Lebih parahnya adalah mereka bertiga ini tercatat sebagai mahasiswa Akuntansi. Namun, yang saya lihat ketika Nurul dan dua temannya berada di kost, yang mereka kerjakan hanyalah mendengarkan musik, berjoged, dan menyanyi menirukan gaya penyanyi aslinya sambil melihat video di laptop. Seperti kesibukan rutin yang harus mereka lakukan setiap hariya selepas kuliah.
Saking gilanya mereka pada K-Pop, bahasa Korea pun ikut mereka lahap untuk dipelajari. Mulai dari belajar otodidak melalui teks-teks di film, Apalagi di dinding kamar kostnya rasanya hampir tak muat karena begitu banyaknya tempelan tulisan berbahasa Korea. Secara tak langsung K-Pop membuat mereka ingin tahu, ingin belajar, dan ingin menguasai bahasa Korea.
Teriak-teriak sendiri saat melihat foto terbaru artis k-pop, orang yang terkena virus k-pop sering sekali histeris ketika melihat foto-foto terbaru artis kpop apalagi biasanya tidak hanya itu, mereka juga sering menjadikannya picprofil.
Mendengarkan lagu-lagu kpop sebelum tidur selain melihat poster sebelum tidur, mendengarkan lagu-lagu kpop sebelum tidurpun menjadi ritual yang wajib dilaksanakan. Menjadikan foto idola k-pop di desktop background. Yang dimaksudkan budaya korea disini bukanlah budaya tradisional dari korea akan tetapi lebih mengacu kepada Kpop atau Hallyu yang sedang hangat-hangat nya menjadi bahan pembicaraan khususnya di kalangan remaja di Indonesia.
Efek ini tentunya cukup bagus karena mereka tak hanya menjadi penikmat pasif seperti saya, tetapi juga mau aktif memahami dan mempelajari bahasa Korea. Salut buat mereka para penggemar K-Pop yang tak hanya bisa berteriak-teriak histeris saat melihat idolanya tetapi juga mau menyempatkan diri untuk belajar bahasa Korea dan budaya Korea. Sudah bukan jamannya memang untuk sekedar jadi penikmat pasif. Demam artis maupun film atau musik apapun, sebaiknya kita juga harus jadi penggemar yang cerdas. Tak hanya asal menyerap, tapi juga menyaring ilmunya. Apalagi saat ini untuk mempelajari bahasa asing seperti Korea juga banyak aksesnya.