Masyarakat Indonesia Pada Masa Pra Aksara

Salam Ceria…

Generasi Muda Berprestasi…

Dalam postingan kali ini, Saya akan mempublikasikan tugas Semester 2 dalam mata kuliah “Pengantar Ilmu Pendidikan Sosial.” Tugas tersebut membahas tentang masyarakat Indonesia pada masa pra aksara. Apakah Kalian sudah paham tentang materi tersebut? Kalau belum sebagai penambah wawasan saja, Silahkan lebih lanjut di baca artikel dibawah ini.

Bagian Materi Konseptual

Apabila kita berbicara tentang masa Praaksara/Prasejarah, maka pikiran kita harus berbalik pada masa lampau, dimana pada masa tersebut muncul adanya tanda-tanda kehidupan. Kita tahu bahwa sejak zaman purbakala dengan tanda-tanda pertama akan tumbuhnya akar-akar kehidupan bangsa, yang mana melalui perkembangan suku-suku yang berada di setiap daerah di Indonesia ini telah tumbuh menjadi kesatuan bangsa dengan tanggapan dan sikap hidup nasional yang khas.

Dalam mempermudah siwa untuk memahami tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara ini, maka akan disajikan terlebih dahulu berupa bagan materi pembelajaran yang nantinya harus dipelajari oleh peserta didik.

Berikut Bagan materi pembelajaran tentang zaman Praaksara di Indonesia

  1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan tingkat Sederhana

Pada masa ini kemampuan manusia dalam mempertahankan kehidupannya masih sangat sederhana, semisal apabila mereka ingin mencari makanan dengan menggunakan keahlian mereka dalam berburu hanya dengan menggunakan alat apa adanya, dan alat tersebut diperoleh dari benda-benda yang sudah tidak dipakai lagi seperti : batu, kayu dan tulangyang digunakan untuk pencairan dan pengolahan bahan makanan yang berupa daging binatang buruan dan umbi-umbian .

Pada tradisi pembuatan alat yang digunakan untuk berburu pada masa ini, di Indonesia sendiri dikenal dengan dua macam pokok yakni, anytara lain :

  1. Kapak Perimbas

Diduga yang membuat kapak ini pada masanya adalah jenis manusia Pithecanthropus, hal tersebut dapat dibuktikan dengan penemuan kapak perimbas di negeri Cina, Chou-kou-tien.

  1. Alat Serpih

Dalam tradisi alat serpih ini dapat menghasilkan perkakas yang masih sederhana dengan masih memperlihatkankerucut pukul yang jelas.kemudian bahan batuan yang umumnya digunakan adalah beberapa jenis batuan tufa , gamping kersikan serta batuan endap.

  1. Alat Tulang

Tradisi alat tulang ini sepertinya dilanjutkan pada pasca Plestosen yang mana, manusi pada masa tersebut hidup didalam gua, semisal di gua Sampung yang didalamnya ditemukan sejumlah besar sudip, tulang dan alat tanduk.

  1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan tingkat Lanjut

Pada masa ini kebiasaan pada masa sebelumnya masih berpengaruh dalam kkehidupan manusia pada massa ini. Cara mempertahankan hidup dengan berburu dan mengumpulkan bahan makanan yang diperoleh dari alam sekitar masih berlanjut dengan menggunakan alat yang dibuat dari batu, tulang dan kulit kerang(sejarah Nasional Indonesia jilid 1).

Pada masa ini berkembang tiga tradisi pokok dalam pembuatan alat-alat di Indonesia, antara lain : Serpih bilah ( di Indonesia alat ini didukung dengn penemuan alat tersebut didalam gua-gua tepatnya di daerah Sulawesi Selatan, yang mana sebagian masyarakat pada masa itu masih dialami oleh suku toal), alat tulang (temuan dari alata tulang yang paling terkenal di Jawa, yakni terddapat di Gua Lawa dekat dengan Sampung), dan kapak genggam Sumatera (di Indonesia temuan kapa genggam sendiri tersebardi sekitar pantai timur Sumatera Utara, yakni tepatnya di Lhok Seumawedan Tamiang).

Pada masa ini kehidupan didalam masyaraktnya juga sudah mengenal seni lukis, dan kehidupannya lebih spritual dibandingkan dengan masa sebelumnya. Semisal telah terdapat lukisan-lukisan di dinding gua maupun di dinding karang, yang mana di dalam lukisan tersebut menggambarkan kehidupan sosial yang ekonomis para masyarakatnya dan kepercayaan masyarakat pada masa itu.

  1. Masa Bercocok Tanam

Ciri-ciri :

  • Di dalam kehidupannya sudah menetap bersama dengan kelompoknya dan mereka juga sudah mulai bercocok tanam meskipun masih sederhana dengan cara menebang dan membakar hutan yang dijadikan sebagai ladang.
  • Kegiatan berburu dan menangkap ikan
  • Mereka juga mengenal sawah dengan menanam beberapa tanaman seperti padi dan umbi-umbian.
  • Pada masa ini sudah percaya terhadap adanya roh nenek moyang, sehingga mereka sudah mulai mengadakan pemujaan.
  1. Masa Perundagian

Ciri-ciri

  • Manusia pada masa ini, sudah hidup dalam suatu Desa, yang mana terdapat di daerah pegunungan, dataran rendah.
  • Kehidupan manusia pada masa ini sudah mulai tertata dan teratur dengan menunjuk salah satu orang sebagai pemimpinnya.
  • Manusia pada masa ini, sudah menjadi suatu masyarakat yang tersusun dari kelompok majemuk, seperti halnya kelompok bertani, pedangang dan nelayan.
  • Mayarakat sudah mulai membentuk dan menyepakati aturan adat istiadat yang telah dibuat dan laksanakan secara turun temurun
  • Alat yang digunakan mereka dalam kehidupannya sehari-hari lebih terbuat dari jenis logam
  1. Kebudayaan Logam

Teknik yang digunakan dalam membuat alat yang berasal dari logam pada waktu itu dikenal dengan nama “cire Perdue, antara lain :

  1. Membuat benda dari lilin sesuai dengan kehendaknya
  2. Benda yang terbuat dari lilin, dilapisi dengan tanah pada bagian luarnya.
  3. Kemudian lilin dipanaskan, selanjutnya lilin akan melelh dan dicetak.
  4. Logam yang sudah dilebur kemudian dimasukkan kedalam cetakan tanah.
  5. Alat yang dihasilkan antara lain : Beling persegi, kapak lonjong, alat obsidian, mata panah, gerabah, alat pemukul kulit kayu, dan perhiasan.

(Asmito. 1988. Sejarah Kebudayaan indonesia. Semarang : IKIP)

Bagian Materi Kontekstual

Pada bagian kontekstual ini, penulis akan membahas tentang pwninggalan benda prasejarah yang berada di Museum Ranggawarsita tepatnya di Jalan Abdurahman No 1, kalibanreng, Semarang Barat dan juga perbandingan antara dengan peralatan pertanian pada masa prasejarah dengan masyarakat sekarang ini, khususnya bagi masyarakat Sumberagung, RT/RW 10/VI, talunombo, Baturetno, Wonogiri.          

Museum Ranggawarsita merupakan suatu museum yang menurut sepengetahuan penulis saat ini, satu-satunya museum yang berada di daerah Semarang Barat yang mempunyai koleksi tentang benda prsejarah. Menurut pengamatan yang saya lakukan pada hari Sabtu, 30 April 2016 tepatya pada pukul 10.00 WIB di museum tersebut, tidak hanya benda sejarah saja yang berada ditempat tersebut. Melainkan terdapat koleksi benda lainnya seperti : peninggalan arkeologi, seni rupa, geologi dan lain sebagainya. Namun dalam hal ini sesuai dengan tema penulis, akan lebih memaparkan tentang benda prasejarah yang berada di museum Ranggawarsita tersebut.

Daftar Pustaka

Notosusanto, Nugroho. 1984. Sejarah Nasional Indonesia 1. Jakarta : PN Balai Pustaka.

Asmito. 1988. Sejarah Kebudayaan indonesia. Semarang : IKIP

Tulisan ini dipublikasikan di Artikel Kuliah Sosiologi & Antropologi. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: