Sejarah Kemunculan Teori Sosiologi Klasik

Salam Ceria…

Generasi Muda Berprestasi…

Dalam postingan kali ini, Saya akan mempublikasikan tugas Semester 2 dalam mata kuliah “Teori Sosiologi Klasik.” Tugas tersebut membahas tentang sejarah kemunculan Teori Sosiologi Klasik. Apakah Kalian sudah mengetahui tentang sejarah da kemunculannya? Kalau belum sebagai penambah wawasan saja, Silahkan lebih lanjut di baca artikel dibawah ini.

Teori Sosiologi Klasik

Teori sosiologi klasik merupakan sebuah teori dasar dalam mempelajari sebuah mata kuliah kontemporer maupun yang sekarang ini, pemikiran dari para tokoh teori sosiologi klasik. Tokoh yang berperan dalam membangun teori sosiologi klasik antara lain :

  1. Auguste Comte
  2. Karl Marx
  3. Emile Durkheim
  4. Max Webber
  5. Georg Simmel
  6. Herbert Spencer

Dari tokoh-tokoh teori sosiologi diatas pemikirannya banyak mempengaruhi dan bahkan menjadi dasar berpijak di kemudian nanti yang akan dikembangkan oleh para tokoh lain yang kemudian dikategorikan dalam teori sosiologi kontemporer. Beberapa kekuatan sosial yang dapat melatarbelakangi kemunculan teori-teori sosial dan sekaligus akan dijadikan sebagai titik fokus dari perhatian para ahli sosial yang antara lain, sebagai berikut :

  1. Revolusi politik

Serangkaian panjang revolusi politik yang diantarkan oleh revolusi prancis yang terjadi pada tahun 1789 yang berlangsung pada abad ke 19 meruapakan suatu faktor yang paling langsung didalam kebangkitan teorisasi sosiologis. Revolusi resebut berdampak yang sangat besar bagi masyarakat, baik itu berdampak positif maupun berdampak negatif. Para penulis banyak yang terganggu oleh kekacuan dan kerusakan tatanan yang ditimbulkan, terutama terjadi di Prancis. Para pemikir yang ekstreim pada periodenya tersebut, mempunyai keinginan dalam kembalinya secara harfiah hari-hari damai dan sedikit tertib pada zaman pertengahan. Kepentingan dalam tatanan sosial tersebut merupakan salah satu perhatian utama para teori sosiologi klasik, terutama pada Auguste Comte, Emilr Durkheim dan Talcot Parsons.

  1. Revolusi Industri

Revolusi industri yang pada dasarnya melanda banyak masyarakat Barat, yang terjadi utamanya sekitar abad ke 19 dan pada awal abad ke 20. Revolusi bukanlah sebuah peristiwa tunggal melainkan banyak dari perkembangannya yang kemudian saling mempunyai kaitan yang berpuncak pada transformasi dunia Barat dari sistem yang sebagian besar agrikultural menjadikan sistem industri secara keseluruhan. Rakyat banyak yang meninggalkan lahan-lahan pertaniannya demi mendapatkan pekerjaan industri yang diberikan oleh pihak pabrik yang mampu berkembang dengan pesat.

  1. Perkembangan kapitalisme

Birokrasi ekonomi yang besar kemudian muncul dalam memberikan banyak layanan yang dibutuhkan oleh industri dan sistem ekonomi kapitalis yang sedang muncul. Didalam sistem terdapat segelintir orang yang mendapatkan keuntungan dalam jumlah yang besar, sementara terdapat sebagian besar orang bekerja dengan jam kerja yang panjang demi memperoleh upah yang rendah. Kapitalisme menimbulkan pergolakan yang dahsyat dalam masyarakat Barat, kemudian dari pergolakan tersebut dapat mempengaruhi para kaum sosiolog. Keempat tokoh utama didalam sejarah awal teori sosiologis antara lain : Karl Marx, Max Webber, Emile Durkhim, dan Georg simmel sedang bergelut dengan perubahan-perubahan tersebut dan yang ditimbulkan oleh masyarakat secara keseluruhan. Para tokkoh tersebut menghabiskan hidupnya dalam mempelajari masalah-masalah tersebut, dan didalam banyak contoh mereka berusaha dalam mengembangkan berbagai program yang nantinya akan membantu memecahkan masalah tersebut.

  1. Perkembangan sosialisme

Meskipun dari beberapa sosiolog lebih menyukai sosialisme sebagai suatu solusi dalam menyeleseikan masalah-masalah industrial, namun sebagian pula menentangnya secara pribadi dan secara intelektual. Karl Marx merupakan sebuah tokoh pendukung dalam penumbangan sistem kapitalis dan menggantikannya dengan sistem sosialis. Meskipun dapat kita ketahui bahwa ia tidak mengembangkan teori sosialisme tersendiri, ia lebih menghabiskan banyak waktu dalam mengkritik berbagai aspek pada masyarakat kapitalis. Meskipun menyadari bahwa masalah-masalah yang tedapat dalam masyarakat kapitalis, mereka berusaha dalam melakukan pembaharuan sosial yang diargumenkan pada awalnya oleh Karl Marx. Mereka beranggapan lebih takut sosialisme daripada kapitalisme, kemudian dari ketakutan tersebut memainkan peranan yang jauh lebih besar dalam pembentukan teori sosiologis daripada dukungan yang diberikan oleh Karl Marx atas alternatif sosialis bagi kapitalisme.

  1. Feminisme

Titik puncak kegiatan dan tulisan feminis terjadi pada momen-momen liberasionis sejarah barat modern. Mobilisasi besar-besaran dalam hak pilih perempuan untuk Undang-Undang pembaharuan industrial dan kewarganegaraan yang terkjadi pada awal abad ke 20, utamanya diera progresif di Amerika Serikat. Persoalan tentang feminis disaring kedalam sosiologi dipinggirnya saja, didalam karya para teoritisi marginal laki-laki atau para teoritisi perempuan yang semakin dimarginalkan. Kaum pria yang mendapatkan kedudukan utama didalam profesi tersebut mulai dari : Herbert Spencer, Max Webber dan Emile Durkheim yang memberikan tanggapan pada dasarnya konservatif terhadap argumen feminis yang bergema disekitar mereka. Mereka bersikap demikian sekalipun kaum wanita telah menulis seperangkat teori sosiologis yang signifikan. Sejarah politik gender dibidanng profesi tersebut, yang juga merupakan bagian dari sejarah tanggapan laki-laki kepada klaim feminis baru dapat ditulis sekarang ini.

  1. Urbanisasi

Sebagian dari akibat revolusi industrial, sejumlah besar orang pada abad ke 19 dan pada abad ke 20, mereka tercerabut dari tempat asalanya yang berada di pedesaan dan pindah kedaerah perkotaan. Migrasi besar-besaran tersebut benar terjadi, hal tersebut sebagian besar disebabkan karena lapangan pekerjaan yang diciptakan oleh pihak industri yang terdapat pada wilayah-wilayah diperkotaan. Akan tetapi, yang ditimbulkan dari migrasi tersebut menghadirkan kesulitan bagi setiap individu yang harus perlu menyesuaikan dirinya dengan kehidupan yang berada di daerah perkotaan. Selain masalah tersebut, perluasan kota-kota menghasilkan deretan persoalan perkotaan yang tampaknya tidak akan pernah berakhir, masalah yang ditimbulkan antara lain : kepadatan yang berlebihan, polusi, kebisingan, masalah lalu lintas, dan lain-lain. Pada dasarnya, sifat kehidupan di daerah perkotaan dan masalah-massalah yang menarik perhatian para sosiolog awal, khususnya tokoh Max webber dan Georg Simmel.

  1. Perubahan agama

Perubahan sosial yang ditimbulkan dari revolusi politik, revolusi industri, dan urbanisai mempunyai efek yang mendalam pada keberagaman. Banyak dari para sosiolog yang pada awalnya yang mempunyai latar belakang agamis yang terlibat secara aktif, dan didalam beberapa kasus secara profesional, didalam konteks agama. Mereka membawa ke sosiologi dengan mempunyai tujuan-tujuan yang mereka dukung didalam kehidupannya yang agamis. Mereka sangat mempunyai keinginan didalam memperbaiki kehidupan masyarakat. Seorang tokoh sosiologi yang bernama Emile Durkheim dengan salah satu karya utamanya mengenei agama. Moralitas memainkan peran utama bukan hanya pada sosiologi Emile Durkheim tetapi juga pada karya seorang tokoh yang berama Talcott Parsons. Kemudian banyak pula dari karya Max Webber yang juga mencurahkan didalam agama-agama yang terdapat didunia.

  1. Dan pertumbuhan ilmu

Pada waktu teori sosiologis yang sedang berkembang, dan penekanan terhadap sebuah ilmu semakin bertambah jumlahnya, bukan hanya pada tingkat perguruan tinggi maupun universitas, melainkan juga terdapat pada masyarakat secara keseluruhan. Setiap individu yang kemudian diasosiasikan dengan ilmu-ilmu yang paling sukses antara lain ilmu Fisika, biologi dan kimia yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam akan diberikan sebuah tempat yang paling terhormat didalam suatu masyarakat. Isu mengenei hubungan diantara sosiologi dan ilmu diperdebatkan hingga sekarang ini, namun di daerah negara Amerika Serikat, menunjukkan bahwasannya setiap individu yang lebih menyukai terhadap sosiologi sebagai suatu ilmu yang lebih dominan.

Perkembangan dari teori sosiologi klasik tersebut tidak hanya berkemabang pada satu negara saja, melainkan juga berkembang di beberapa negara yang antara lain utamnya terjadi di kawasan Eropa Barat : Prancis, Jerman, Inggris, dan Italia. Pemikiran, pandangan, serta konsep dari para tokoh sosiologi klasik dapat dikatakan bahwasannya sampai kapanpun nantinya akan terus menjadi dasar berpijak bagi munculnya teori-teori baru dikemudian hari. Dalam hal ini pemahaman terhadap teori sosiologi klasik, menurut sangat penting bagi setiap individu yang ingin sekali mendalami tentang apa itu yang dinamakan tentang sosiologi. Karena selain teori sosiologi klasik sebagai teori dasar bagi perkembangan teori sosiologi, teori sosiologi klasik juga terkandung konsep-konsep maupun pandangan yang nantinya sangat berguna dalam rangka membanngun wawasan dan memudahkan kita dalam menerapkannya dalam kenyataan sosial yang ada di dalam suatu masyarakat.

Tulisan ini dipublikasikan di Artikel Kuliah Sosiologi & Antropologi. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: