LINGKUNGAN HIDUP SECARA LOKAL
DI KOTA SEMARANG
Disusun Oleh :
- Aegyari Mukti Wibowo (3301415058)
- Aprilia Ayu W (3301415006)
- Radika Ayu E (3301415008)
- Elisa (3301415014)
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ LINGKUNGAN HIDUP SECARA LOKAL DI KOTA SEMARANG “ dengan tepat waktu. Pembuatan makalah ini berguna untuk memenuhi tugas mata kuliah “PENDIDIKAN KONSERVASI ” dari bapak EDI KURNIAWAN selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini.
Makalah ini disusun dari beberapa sumber buku dan internet. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini.oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan yang lebih baik dimasa mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaatan bagi kita semua.
Semarang, 11 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………………….. i
Daftar Isi…………………………………………………………………………… ii
Bab I Pendahuluan
- Latar belakang…………………………………………………………… 1
- Rumusan Masalah……………………………………………………… 1
- Tujuan……………………………………………………………………… 1
Bab II Pembahasan
- Pengertian Konsevasi ……………………………………………. 2
- Penggalangan Konservasi di Kota Semarang…………….. 3
- Lingkungan hidup secara lokal………………………………… 3
- Keadaan lingkungan hidup di kota Semarang …………… 3
- Masalah lingkungan hidup di Kota Semarang…………….
- Mengatasi permasalahan lingkungan hidup di Semarang 5
Bab III penutup
- Kesimpulan………………………………………………………………. 7
- Saran-saran………………………………………………………………. 7
Daftar pustaka…………………………………………………………………… 8
BAB 1
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Apa itu konservasi ?
- Bagaimana konservasi itu di galakkan di kota Semarang ?
- Bagaimana keadaan lingkungan hidup di Kota Semarang ?
- Apa saja permasalahan lingkungan hidup di Kota Semarang ?
- Bagaimana mengatasi masalah lingkungan hidup dikota semarang ?
- Tujuan
- Mengetahui tentang apa itu Konservasi
- Mengetahui tentang lingkungan hidup itu apa
- Mengetahui keadaan lingkungan hidup di kota semarang
- Mengetahui bagaimana sikap masyarakat dan cara mengatasi permasalahan lingkungan hidup
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konservasi
Konservasi adalah upayah pelestarian ligkungan dengan tetap memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh dari lingkungan.
Salah satu wujud konservasi adalah konservasi sumber daya alam, yaitu upayah untuk mengolah sumber daya alam dengan menjakin pemanfaatannya secara bijaksana. Dalam hal sumber daya terbarui, upayah tersebut dilakukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman.
Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi, dari segi ekonnomi adalah usaha mengalokasikan sumber daya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi adalah alokasi sumber daya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang. Dimasa sekarang konservasi dalam pengertiannya diterjemakan sebagai the wise use of nature resource (Pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana).
Kegiatan Konservasi harus dilaksanakan secara komprehesif baik oleh pemerintah,masyarkat,swasta, lembaga swadaya masyarkat,perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya. Strategi nasional dirumuskan dalam 3 hal yaitu 1.) perlindungan system penyangga kehidupan (PSPK); 2.) Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya ; 3.) pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Di Indonesia kebijakan konservasi diatur dalam UU 5/90 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, kemudian diturunkan menjadi beberapa peraturan pemerintah antara lain :
- PP 68/1998 terkait pengelolaan kawasan suaka alam (KSA) dan kawasan pelestarian alam (KPA)
- PP 7/1997 terkait pengawetan/perlindungan tumbuhan dan satwa
- PP 8/1999 terkait pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar /TSL
- PP 36/2010 terkait pengusahaan,pariwisata alam di suka margasatwa (SM) taman nasional (TN), taman hutan raya (tahura), taman wisata alam (TWA)
Dari pemahaman tersebut jelas bahwa konservasi adalah bagian dari “perawatan” lingkungan hidup, istilah konservasi berasal dari kata “conservation” yakni “con” (together) dan “servare “ (to keep atau to save), yakni usaha memelihara milik kita, sedangkan konservasi sumber daya alam meliputi kegiatan perlin dungan sumber daya alam,pengawetan sumber daya alam,dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam.
2.2 Cara menumbuhkan konservasi di Kota Semarang
Dengan melakukan :
- Sosialisasi kesekolah-sekolah
- Penyuluhan ke kampung-kampung
- Menerapkan pendidikan konservasi disekolah
2.3 Keadaan Lingkungan Hidup di Kota Semarang
Kota Semarang yang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah yang dapat digolongkan sebagai kota metropolitan. Secara administratif, kota semarang terbagi menjadi 16 kecamatan dan 117. Luas wilayahnya 373.20 km² dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 adalah 1.481.640 jiwa. Secara umum keadaan lingkungan hidup di Kota Semarang
2.4 Mengatasi permasalahan lingkungan hidup di kota semarang
Permasalahan Kota semarang ini sudah serius, sehingga perlu perhatian khusus dari berbagai pihak . Tidak hanya dari Pemerintah Kota Semarang akan tetapi masyarakat juga sehingga bisa menjadikan Kota Semarang yang lebih baik. Salah satu yang bisa dilakukan adalah melakukan pelestarian di tempat- tempat tertentu. Seperti:
- Pelestarian hutan
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul
2) Melarang pembahasan hutan secara sewenang-wenang
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon
4) Menerapkan sistem tebang-tanam dalam kegiatan penebangan hutan
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan
Selain kegiatan pelestarian hutan , ada cara-cara lain untuk mengatasi permasalahan di Kota Semarang . Yang pertama adalah tentang permasalahan Penyebaran Air Payau. Permasalahan ini menyebabkan kadar garam air Kota Semarang menjadi tinggi sehingga perlu dilakukan:
1).Mengubah pola pemompaan
Memindah lokasi pemompaan dari pantai ke arah hulu akan menambah kemiringan landaian hidrolika ke arah laut, sehingga tekanan air tanah akan bertambah besar.
2).Pengisian air tanah buatan
Muka air tanah dinaikkan dengan melakukak pengisian air tanah buatan. Untuk akuifer bebas dapat dilakukan dengan menyebarkan air di permukaan tanah, sedangkan pada akuifer tertekan dapat dilakukan pada sumur pengisian yang menembus akuifer tersebut.
3).Extraction barrier
Ekstraction barrier dapat dibuat dengan melakukan pemompaan air asin secara terus menerus pada sumur yang terletak di dekat garis pantai. Pemompaan ini akan menyebabkan terjadinya cekungan air asin serta air tawar akan mengalir ke cekungan tersebut. Akibatnya terjadi banjir air laut ke daratan.
4).Injection barrier
Injection barrier dapat dibuat dengan melakukan pengisian air tawar pada sumur yang terletak di dekat garis pantai. Pengisian air akan menaikkan muka air tanah di sumur tersebut, yang berfungsi sebagai penghalang masuknya air laut ke daratan.
5). Subsurface barrier
Penghalang di bawah tanah sebagai pembatas antara air asin dan air tawar dapat dibuat semacam dam dari lempung, beton, betonit maupun aspal.
6). Mangrovisasi
Mangrovisasi merupakan aktivitas penanaman mangrove (bakau) di pinggir pantai. Mangrove sebagai green belt (sabuk pengaman yang ramah lingkungan). Menurut Alikodra (2010), mangrove adalah tanaman untuk mengatasi problem intrusi dan gelombang air laut.
- Selain mengalami intrusi air laut Kota Semarang juga rawan sekali terjadi Banjir dan Rob.Mencegah dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan oleh pemerintah saja atau orang perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama berbagai pihak untuk menghindarkan Jakarta dan kota lain di Indonesia dari banjir besar.
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan itu antara lain:
1).Membuang lubang-lubang serapan air
2).Memperbanyak ruang terbuka hijau
3).Mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat sampah raksasa
Meninggikan bangunan rumah memang dapat menyelamatkan harta benda kita ketika banjir terjadi, namun kita tidak mencegah terjadinya banjir lagi. Manusia yang mengakibatkan banjir, manusia pula yang harus bersama-sama menyelamatkan kota. Menyelamatkan Jakarta dari banjir besar bukan hanya karena berarti menyelamatkan harta benda pribadi, namun juga menyelamatkan wajah bangsa ini di mata dunia.
Partisipasi seluruh elemen masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta masyarakat dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir. Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang berkesinambungan, Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir.
- Dan yang terakhir adalah mengenai masalah lingkungan Tanah Longsor di Kota Semarang . Karena kawasan Semarang memiliki jarak perbukitan yang pendek sehingga perlu dilakukan penanggulangan seperti berikut ini:
1).Mengubah Geometri Kelerengan
Perubahan geometri lereng ini pada prisnsipnya bertujuan untuk mengurangi gaya pendorong dari masa tanah atau gaya-gaya yang menggerakan yang menyebabkan gerakan lereng. Perbaikan dengan perubahan geometri lereng ini meliputi pelandaian kemiringan lereng dan pembuatan trap-trap/bangku/teras (benching) dengan perhitungan yang tepat.
2).Mengendalikan Aliran Air Permukaan
Air merupakan salah satu faktor penyumbang ketidakmantapan lereng, karena akan meninggikan tekanan air pori. Pengendalian air ini dapat dilakukan dengan cara sistem pengaturan drainase lereng baik dengan drainase permukaan maupun bawah permukaan (Hardiyatmo. C. H., 2006). Pemilihan metode ini cocok digunakan dalam upaya pencegahan tetapi jika pada sebelumnya telah terjadi gerakan tanah maka diperlukan beberapa metode penanggulangan sebagai pendukung.
3). Penanaman pohon di lajur rawan longsor
Tumbuhan dapat digunakan untuk mengontrol erosi pada tanah yang tidak stabil. Metode penanaman ini bertujuan untuk melindungi lereng, karena akar-akar pohon akan menyerap air dan mencegah air berinfiltrasi ke dalam zona tanah tidak stabil. Akar-akaran dalam kelompoknya membentuk rakit yang menahan partikel tanah tetap di tempatnya. Dalam kondisi demikian umunua akar-akar tumbuhan menambah kuat geser tanah (Hardiyatmo. C. H., 2006).
4).Sementasi
Menurut Dwiyanto (2005), grouting merupakan metode untuk memperkuat tanah/batuan atau memperkecil permeabilitas tanah/batuan dengan cara menyuntikkan pasta semen atau bahan kimia ke dalam lapisan tanah/batuanGrouting merupakan suatu proses pemasukan suatu cairan dengan tekanan kedalam rongga atau pori rekahan dan kekar pada batuan yang dalam waktu tertentu cairan tersebut akan menjadi padat dan keras secara fisika maupun kimiawi, dengan tujuan untuk menurunkan permeabilitas, meningkatkan kuat geser, mengurangi kompresibilitas, mengurangi potensi erosi internal terutama pada pondasi alluvial.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas bias disimpulkan bahwa lingkungan hidup adalah mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di bumi yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebih.
Sedangkan kerusakan hidup di kota Semarang disebabkan oleh alam dan manusia itu sendiri, tetapi manusia merupakan faktor utama penyebab kerusakan lingkungan, oleh karena itu manusia harus segera menanggulangi kerusakan ini sebelum kerusakannya semakin meluas selain menanggulangi manusia harus sadar dan intropeksi diri agar tidak merusak lingkungan lagi.
Berbagai upaya dan cara telah di uraikan di atas yang dapat digunakan untuk menanggulangi kerusakan yang terjadi. Upaya tersebut harus segera di lakukan agar lingkungan tetap terjaga dan tidak rusak
3.2 Saran
Seharusnya pemerintah kota Semarang lebih memperhatikan kelestarian lingkungan hidup karena pada saat ini pemerintah masih berpangku tangan atas apa yang terjadi dengan lingkungan, pemerintah harus tegas dalam menenrukan tindakan untuk menanggulangi kerusakan lebih lanjut seperti intrusi air , banjir dan rob, serta tanah longsor dan juga mengadakan penyuluhan tentang pentingnya lingkungan hidup.
Bukan hanya pemerintah saja, tetapi semua masyarakat kota Semarang harus memperhatikan lingkungan hidupnya agar tidak rusak dan tetap terjaga kelestariannya.