• Thursday, August 20th, 2020

 

Masuk Agama Islam
Oleh Agung Kuswantoro

Bermula dengan kehadiran salah seorang yang datang ke rumah saya. Menanyakan tentang Islam. Ada yang bisa saya jawab atas pertanyaannya. Dan, ada yang tidak saya menjawab atas pertanyaanya karena saya memang tidak bisa menjawab.

Pertanyaan yang tidak saya jawab, saya diskusikan dengan beberapa teman. Setelah saya, mendapatkan referensi sebagai bekal untuk menjawab pertanyaan tamu saya tersebut. Singkat cerita, tamu yang bersangkutan mengantarkan Saudara perempuan dan anak kecil berjenis kelamin perempuan untuk masuk Islam.

Saya mengikuti takdir dan kuasa Allah saja. Sebenarnya, saya ini orang yang bodoh dan fakir. Saya ditakdirkan oleh Allah untuk mendampingi dan membimbing kedua hamba Allah tersebut masuk Islam.

Saya aturlah proses masuk Islamnya. Dengan berpikir hati-hati, saya mengajak kedua hamba Allah tersebut untuk bersyahadat di Masjid yang saya kelola, yaitu Masjid Nurul Iman. Kebetulan, kedua hamba Allah tersebut sudah ber-Kartu Keluarga (KK) se-RT dengan saya di Semarang.

Habis sholat Magrib tanggal 17 Agustus 2020—dipilih—oleh kedua hamba Allah tersebut. Saya selaku Imam sholat Magrib Masjid Nurul Iman bertugas mendampingi pelafalan ucapan syahadat. Termasuk, dengan maknanya. Disaksikan oleh jamaah sholat Magrib yang ada di Masjid yang berada di Gang Pete Selatan 1 itu.

Saya juga berposisi sebagai ketua pengurus Masjid Nurul Iman. Saya bertugas mengeluarkan surat keterangan, bahwa yang bersangkutan telah memeluk agama Islam. Ada dua saksi secara administrasi yang saya libatkan. Satu dari jamaah Masjid Nurul Iman. Dan, satu saksi dari pihak hamba Allah tersebut.

Ini adalah pengalaman saya pertama dipercayai untuk mendampingi dan menuntun hamba Allah untuk memeluk agama Islam. Usai pelafalan syahadat usai, saya berkomunikasi dengan hamba Allah tersebut agar selalu memegang teguh agama Islam dimana dan kapan pun berada.

Semoga kedua hamba Allah tersebut bisa menjadikan saya lebih baik dalam berislam, beriman, bermasjid, dan bermasyarakat. Saya senang bisa menuntun malafalkan kedua kalimat syahadat di Masjid. Masjid menjadi saksi. Masjid yang baru beroperasi lima tahun ini, semoga bisa mengarahkan saya dan masyarakat menjadi lebih baik dalam kehidupannya. Amin. []

Pemalang, 20 Agustus 2020
Ditulis di Rumah Pemalang jam 04.00-04.20 WIB.

Category: Uncategorized
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply