Archive for ◊ June, 2022 ◊

• Friday, June 17th, 2022

 

Madrasah di Rumah (2): Mengapa Ada Nabi dan Rosul?
Oleh Agung Kuswantoro

Ada pertanyaan: “Mengapa ada seorang Nabi dan Rosul? Itulah pertanyaan Mubin kepada saya. Saya jawab: Nabi dan Rosul itu ibarat Kiai. Dimana ia (baca: Kiai) yang menyampaikan dan mempraktikkan ajaran ajaran Islam di masyarakat (umat).

Ada pesan/ajaran yang tidak bisa dipelajari oleh diri sendiri dalam masyarakat, tetapi harus dengan orang lain. Karena bisa jadi, kemampuan orang tersebut (belum/tidak) mampu memahami ajaran/pesan agama sehingga dibutuhkan Nabi dan Rosul termasuk – Kiai – yang menyampaikannya. Artinya, kemampuan orang itu terbatas.

Bukan Nabi dan Rosul – termasuk Kiai – jika tidak menyampaikan ajaran islam di masyarakat. Bisa jadi dalam menyampaikan pesan/ajaran agama, ada pertentangan/penolakan yang didapatkan oleh masyarakat.

Oleh karenanya, kekuatan Nabi/Rosul –termasuk Kiai—yang diberikan Allah, ada istilah mukjizat dan karomah (Kiai) dengan tujuan menguatkan akan keberadaan kenabian – termasuk kekiaian –dari orang kedudukan tersebut.

Jadi, ini sejalan dengan kata Nabi yang artinya berita penting. Hanya Nabilah – kiailah – yang mampu menyampaikan berita penting. Waallahu’alam. []

Bersambung.

Semarang, 12 Juni 2022
Ditulis di Rumah jam 07.40 – 07.48 Wib.

• Wednesday, June 15th, 2022

Madrasah di Rumah (1): Launun/Warna

Oleh Agung Kuswantoro

 

Saya mencoba menyampaikan beberapa materi yang pernah saya dapatkan saat belajar di Madrasah. Terlebih di lingkungan saya tinggal, tidak ada Madrasah. Jadi, saya harus lebih bersemangat dalam “memadrasahkan” anak saya sendiri.

 

Adalah Mubin dan Syafa’ yang dua hari sekali – bahkan tiap hari – belajar di Madrasah rumah saya sendiri. Adapun materi hari ini adalah bahasa Arab tentang warna/launun. Ada dua kategori dalam pembagiannya yaitu mudakkar dan muannas. Contoh kategori mudakkar itu ahmaru (merah), aswadu (hitam) mengikuti wazan af‘a la, sedangkan  muannas seperti sauda’u (hitam), baidhou (putih) dan khamrou, dan lainnya. Setelah belajar konsep, baru diterapkan di dalam kalimat yang mengandung warna, misal: Hadza qomisun abyadu (ini adalah—sebuah—baju berwarna putih).

 

Bersambung.

 

Semarang, 12 Juni 2022

Ditulis di Rumah jam 07.30 – 07.40 Wib.

• Wednesday, June 15th, 2022

Terima Kasih Prof. Fathur dan Prof. Martono Atas Perhatian kepada Arsip

Oleh Agung Kuswantoro

 

Dies Natalis ke-57, menjadi sesuatu yang baru dalam “akademik” untuk menerima hari lahir UNNES yang jatuh tanggal 8 Juni 1965. Pastinya, bukan tiba-tiba menetapkan tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahir UNNES. Ada kajiannya.

 

Ada hal yang menjadikan kami – pengelola Kearsipan UNNES – mengucapkan terima kasih dan syukur kepada Prof. Fathur Rokhman – Rektor UNNES – dan Prof. Martono—Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan UNNES—dimana sangat memperhatikan kearsipan UNNES.

 

Arsip-arsip yang bertema IKIP Semarang sejak tahun 1964, kami kelola dengan baik. Tiap kali pimpinan UNNES membutuhkan, Alhamdulillah kami siap. Terlebih, kami dibantu dengan sistem “Arsip Digital”. Sistem tersebut menjadikan mudah dalam pencarian secara elektronik.

 

Menyimak pidato sambutan tahunan Rektor selalu menyita perhatian kami. Saya – selaku pengelola kearsipan UNNES – mengajak kepada teman-teman untuk memperhatikan pidato Rektor (Prof. Fathur). Tercatat Prof. Fathur selalu menyebut dan menyampaikan dari isi arsip bertema IKIP Semarang dan sejarahnya, mulai dari: Surat Keputusan Presiden Nomor 271 Tahun 1965 tentang pendirian Institut Keguruan Semarang. Bahkan sejarah IKIP Semarang, yang dimulai dari kolonial Belanda (Middelbaar Onderwizer A Cursus (MO-A) dan Middelbaar Onderwizer B Cursus (MO-B), FKIP dan STO, IKIP Yogyakarta cabang Semarang, IKIP Semarang, dan UNNES.

 

Pidato Rektor adalah pemantik bagi peserta yang hadir, termasuk Menko PMK Prof Muhadjir Effendy. Prof Muhadjir Effendy dalam orasi ilmiahnya mengulas tentang kursus, sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Fathur.

 

Ini menunjukkan bahwa sambutan Rektor (Prof. Fathur) sangat menarik.  Kami – pengelola kearsipan UNNES – sangat berterima kasih kepada Prof. Fathur dan Prof. Martono yang sangat perhatian kepada kearsipan. Hal ini menjadikan inspirasi kepada kami agar kelak depot kearsipan atau tempat/gedung kearsipan diberi nama “Gedung/Depot Arsip Fathur Rokhman dan Prof. Martono”.

 

Selain itu, pimpinan UNNES telah mengkompetisikan hibah penelitian untuk fungsional arsiparis dengan jumlah dana tiap ketua peneliti yaitu Rp. 15.000.000,00. Pada tahun ini ada beberapa arsiparis yang lolos penelitian yaitu: Rohmadi, Suminar, Eko Febriyanto, Eko Setyono, Rohmawati, Djoko Legowo, Gunadi, dan yang lainnya.

 

Semoga Prof. Fathur dan Prof. Martono serta keluarganya sehat selalu. Terima kasih telah menginspirasi kami. []

 

Semarang, 10 Juni 2022

Ditulis di Rumah Jam 04.00 – 04.13 Wib.

• Tuesday, June 14th, 2022

Kajian Arbain Nawawi (5): Malaikat Muncul di Tempat Baik

Oleh Agung Kuswantoro

 

Kemunculan Malaikat Jibril di dalam majlis yang didalamnya ada Nabi Muhammad Saw dan sahabat-sahabatnya, menjadikan pelajaran bagi kita bahwa dalam suatu kumpulan atau tempat yang baik, insya Allah disekelilingnya, ada Malaikat. Tidak mungkin malaikat muncul dalam suatu tempat yang tidak baik.

 

Sebaliknya, berkumpulnya lelaki&perempuan dan orang yang hadir dalam kumpulan tersebut membuka aurat, orang yang hadir dalam perkumpulan tersebut berbicara (tidak baik), dan perbuatan lainnya yang jauh dari akhlak mulia. Perbuatan-perbuatan dari kumpulan yang tidak baik tersebut (di atas), yang hadir adalah setan. Malaikat yang menjauh cari tempat yang “tidak mulia” tersebut.

 

Semoga Malaikat-Malaikat-lah yang menjadi teman kita di tempat yang mulia, sebagaimana dalam kisah majlis/kumpulan pada kisah kitab Arbain Nawawi hadis kedua. Amin. []

 

Semarang, 12 Juni 2022

Ditulis di rumah, jam 04.00 – 04.10 Wib.

• Tuesday, June 14th, 2022

Kajian Arbain Nawawi (4): Urutan Harus benar
Oleh Agung Kuswantoro

Dalam urutan rukun Islam (termasuk rukun Iman) dalam penyebutan bagi orang yang melafalkan (baca: menyanyi/bersolawat), juga harus benar. Jangan sampai dibolak-balik, urutannya. Karena dalam filosofi urutan tersebut, mengandung makna.

Misal: ada orang Nasrani, sedang melakukan salat, zakat, atau puasa. Sedangkan orang tersebut (Nasrani) belum/tidak mengatakan syahadat, maka ibadah salat, zakat, atau puasa tersebut; tidaklah sah. Karena, dia (yang bersangkutan) belum mengatakan syahadat (urutan nomor satu dalam rukun Islam). Sedangkan ibadah salat, zakat, atau puasa adalah urutan nomor dua, tiga, dan empat dalam rukun Islam.

Demikian juga, dalam penyebutan rukun Iman – biasanya terbalik pada iman kepada kitab dan Rosul. Yang sering disebutkan adalah iman kepada Rosul dulu. Padahal, secara urutan dalam kitab Arbain Nawawi adalah iman terhadap kitab terlebih dulu.

Mari buka kitab, buku, dan referensi yang valid. Jika ada perbedaan pendapat, bisa kita diskusikan. []

Bersambung.

Ditulis di Gedung Prof. Wuryanto (Auditorium) UNNES jam 08.30 – 08.45 Wib.

• Monday, June 13th, 2022

Arbain Nawawi (3): Urutan Rukun Islam

Oleh Agung Kuswantoro

 

Hadist ke-2 dari kitab Arbain Nawawi menyebutkan rukun Islam ada 5 yaitu (1) syahadat, (2) solat, (3) zakat, (4) puasa, dan (5) naik haji.

 

Dalam beberapa kesempatan saya juga pernah mendengar, bahwa urutan rukun Islam yaitu: (1) syahadat, (2) solat, (3) zakat, (4) puasa, dan (5) naik haji. Hal ini sebagaimana urutan dalam Kitab Arbain Nawawi tersebut.

 

Suatu waktu “seseorang” pernah mendapatkan materi rukun Islam, dimana urutannya yang nomor (3) puasa dan (4) zakat. Setelah saya tanya kepada yang menyampaikan tersebut, ternyata belum/tidak ada dasar peletakan nomor tiga yaitu puasa dalam rukum Islam.

 

Nah, hal seperti ini harus ada dasarnya. Karena urutan rukun Islam itu harus jelas dan bersumber. Jangan sampai merubah urutan rukun Islam, namun tak bersumber. Biar “aman” harus ada sumber/referensi/rujukan. Misal, dalam hal ini adalah kitab Arbain Nawawi. []

 

Semarang, 10 Juni 2022

Ditulis di Rumah Jam 05.20 – 05.26 Wib.

• Saturday, June 11th, 2022

 

Kajian Arbain Nawawi (2): Niat
Oleh Agung Kuswantoro

Mengapa hadist berkaitan dengan niat diletakkan di awal? Karena niat adalah sebuah permulaan untuk melakukan sesuatu. Niatnya A, maka perbuatan yang akan dilakukan adalah menuju A. Apapun perbuatan tersebut harus menuju A.

Jika niatnya salah, maka perbuatan yang lain juga akan salah. Oleh karenanya, fondasi yang kuat (berupa: niat) harus teteg/jejek/kokoh. Niatnya lemah, maka eksekusi kegiatan menjadi rapuh. Jadi, itulah mengapa niat diletakkan diawal.

Besok bertemu di kajian Arbain bab selanjutnya.

Ditulis di UPT Kearsipan UNNES
Jam 10.00 – 10.10 Wib.

• Saturday, June 11th, 2022

 

Kajian Arbain Nawawi (1): Pekerjaan Hati
Oleh Agung Kuswantoro

Usai Lebaran/Idul Fitri 1443 Hijriah, kami bersama Takmir Masjid Ulul Albab (MUA) tetap menyelenggarakan kajian usai salat Subuh berjamaah. Adapun kitab yang kami pelajari adalah Arbain Nawawi. Sedangkan pada bulan Ramadhan, telah khatam kitab ‘Aqidatul ‘Awwam.

Model kajian kami untuk kitab Arbain Nawawi ini adalah per lafal kita baca dan dimaknai. Setelah itu, penjelasan. Tidak ada target khatam dalam waktu tertentu. Kita menikmati proses belajar.

Pada hadist pertama membahas tentang pentingnya Niat. Adapun bunyi hadistnya seperti ini: : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Barang siapa yang hijrahnya karena (ingin) mendapatkan keridoaan (Allah) dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridoaan) Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

Niat adalah menghendaki sesuatu yang dibarengi/disertai/bersamaan dengan perbuatan. Niat dilakukan secara bersama-sama antara keinginan dan perbuatan. Adapun tempat niat ada di hati (Safinatunnajah).

Lalu, mengapa hadist ini diletakkan pada bagian pertama? Bersambung.

Semarang, 9 Juni 2022
Ditulis di rumah, jam 06.00 – 06.10 Wib.

• Thursday, June 09th, 2022

Satu Hari (Minimal) Salat Jamaah di Masjid Bersama Keluarga
Oleh Agung Kuswantoro

Keluarga adalah awal terbentuk sebuah kesuksesan. Jika keluarga itu baik, insya Allah orang yang ada dalam keluarga tersebut akan sukses bagi Bapak, Ibu, dan Anak.

Saya mencoba menerapkan isi paragraf di atas. Salah satunya dengan melakukan aktivitas mengajak & menggandeng istri dan anak untuk salat berjamaah di Masjid (minimal) satu waktu salatan.

Sebelum waktu salat tiba, saya dan istri biasanya menyiapkan semua kebutuhan salat, mulai dari sajadah, peci, tasbih, kendaraan, sarung, hingga minuman. Pas waktu tiba waktu salat, biasanya langsung berangkat. Karena jarak antara azan (tepat/awal waktu) dengan iqomah sekitar 7 menit. Jadi, antara perjalanan ke Masjid dari rumah harus saya pertimbangkan.

Dalam “memilih” Masjid pun, kami selektif, karena ada beberapa pertimbangan, seperti: tidak semua Masjid dapat menyelenggarakan salat 5 waktu di awal waktu, pertimbangan kebersihan Masjid, Masjid menerima anak untuk salat berjamaah, dan pertimbangan lainnya.

Melalui salat berjamaah di awal waktu dengan mengajak istri dan anak adalah sebuah kenikmatan. Biasanya usai salat, kami membeli beberapa kebutuhan keluarga (makanan dan minuman). Karena usai salat (ternyata) perut lapar, setelah kurang lebih satu jam kami beraktivitas (mulai dari persiapan hingga usai turun dari Masjid).

Mohon doanya, agar kami bisa istikamah melakukan ini. Demikian juga keluarga Anda (insya Allah) bisa melakukan hal serupa. Ke Masjid jangan sendiri, ajaklah orang terdekat sebagai saksi dan teman kita di Surga, kelak. Amin. []

Semarang, 6 Juni 2022
Ditulis di Rumah jam 04.00 – 04.10 Wib.

• Wednesday, June 08th, 2022

UNNES dan Arsip

Oleh Agung Kuswantoro

 

Kami—pengelola arsip UNNES—merasa bersyukur terhadap lembaga ini (UNNES) yang sedang berulang tahun ke-57 tahun, hari ini (8/6/2022). Ada hal yang kami (benar-benar) berterimakasih kepada UNNES—khususnya Pimpinan UNNES—dimana, telah menerima arsip sebagai bukti autentik untuk mengambil keputusan/kebijakan.

 

Dulu, UNNES merayakan HUT-nya tiap tanggal 30 Maret. Berdasarkan Keputusan Rektor UNNES, Nomor: B/716/UN37/HK/2021 tentang hari lahir UNNES diputuskan dimana: (1) Menetapkan bahwa tanggal Keputusan Presden Nomor: 271 tahun 1965 sebagai hari lahir UNNES, (2) Hari lahir UNNES adalah tanggal 8 Juni 1965.

 

Berdasarkan arsip yang ada, menjadikan kami lebih giat untuk mengelola kearsipan. Kami lebih bersemangat untuk mengelola kearsipan PT/Perguruan Tinggi. Mengingat arsip adalah sumber autentik dalam pengambilan keputusan/kebijakan. []

 

Semarang, 8 Juni 2022

Ditulis di Ruang ujian skripsi Pendidikan Ekonomi pada tanggal 7 Juni 2022, jam 08.00-08.15 Wib.