Archive for the Category ◊ Uncategorized ◊

• Thursday, February 15th, 2024

Ilmu “Alat”

Oleh Agung Kuswantoro

Banyak ponpes saat ini, namun yang perlu dipahami bersama adalah tetap mengkaji ilmu alat seperti bahasa Arab, sorof, nahwu, ‘ilal – irob, balaghoh, dan ilmu “alat” lainnya. Meskipun ada hafalan al-Qur’an, namun jangan lupa tetap belajar ilmu “alat”, karena ilmu “alat” inilah yang menjadikan kita lebih mudah dalam memahami akan sebuah ayat. Waallahu’alam. [ ]

Sulang, Rembang. 9 Februari 2024/ 28 Rojab 1445 Hijriah.

Ditulis jam 09.55 – 10.00 Wib.

• Thursday, February 15th, 2024

Anak

Oleh Agung Kuswantoro

Tidak selamanya, anak hidup dengan orang tua. Tiap anak, pasti punya masa hidup bersama keluarga. Ada kalanya, anak hidup dengan orang tua. Ada kalanya, anak hidup (latihan) mandiri.

Meskipun tidak bersama dengan orang tua, bukan berarti harus dilepas 100% oleh orang tua. Namun, bukan berarti anak harus “digenggam” oleh orang tua. Biarlah, anak dewasa dengan caranya. Orang tua tetap mengarahkan keinginan. Orang tua tetap memberikan nasihat dan kebajikan. Suatu saat anak, akan memahami nasihat dan kebajikan yang dimaksudkan orang tua. Tetaplah berusaha yang terbaik untuk anak. Karena anak hanyalah titipan Allah. []

Sulang, Rembang. 9 Februari 2024/ 28 Rojab 1445 Hijriah.

Ditulis jam 09.30 – 09.36 Wib.

• Thursday, February 15th, 2024

Sholat dan Masjid

Oleh Agung Kusantoro

28 Rojab 1445 Hijriah (9 Februari 2024), saya posisi di Rembang, dimana masyarakatnya sangat kental dengan agama Islam. Sebelumnya, saya menyempatkan ziarah ke makam kiai Qostur dan kiai Chozin (ke-2 nya, pakde saya). Pada malam harinya, saya mendapatkan kabar dari NUO (Nasaruddin Umar Office) bahwa masjid Istiqlal oleh Unesco dijadikan masjid percontohan penyelenggaraan ibadahnya (penyelenggaraan sholat dan kajian-kajiannya). Lalu, saya berpikir—tepat pada 27 Rojab 1445 Hijriyah (8 Februari 2024)—dimana pada peristiwa tersebut sholat diwajibkan sejumlah 5 kali sehari.

Pikiran saya tertuju adalah sholat dan masjid. Kedua ini (sholat dan masjid) adalah sebuah keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan. Ada sholat, maka ada masjid. Tidak ada masjid, maka tidak ada sholat. Pertanyaannya adalah masjid seperti apa yang bisa mengaitkan dengan sholat?

Dalam pengamatan saya: tidak semua masjid mampu menyelenggarakan dengan baik sholatnya. Ada masjid namun belum tentu, ada imamnya. Ada masjid, namun belum ada makmum/jamaah yang akan sholat. Masjid lebih cenderung sebagai tempat melakukan sebuah aktivitas/kegiatan tertentu. Namun belum terlaksana kegiatan penyelenggaraan sholatnya. Saat sholat jamaah rowatib tiba, justru yang datang sedikit/kurang dari 3 orang. Bahkan, tidak ada penyelenggaraan sholat saat rowatib saat waktu sholat tiba. Namun, kegiatan/peristiwa yang tidak ada hubungannya dengan masjid dengan ramai-ramai datang ke masjid.

Hal seperti inilah ynag belum “sreg” dalam hati saya, dimana fungsi masjid yang utama adalah melaksanakan sholat. Tugas utama takmir adalah menyelenggarakan pelaksanaan sholat 5 waktu sehari dengan baik sehingga jamaah nyaman beribadah, mungkin contohnya adalah masjid Istiqlal.

Di masjid Istiqlal, sebelum sholat, jamaah sudah disajikan lantunan ayat suci al Qur’an secara oral dari manusia (bukan suara kaset MP3), kemudian disajikan suara tarkhim secara oral manusia (bukan kaset MP3), lalu adzan. Setelah itu, pengumuman siapa imam dan muadzin. Kemudian, pengumuman mengenai memakai pakaian yang baik saat sholat dan mengisi barisan depan karena sholat akan segera dimulai. Setelah itu sholat, kemudian kajian setelah sholat.

Bayangkan satu sholat saja, seperti itu. Lalu, betapa nikmatnya sholat lima waktu di masjid Istiqlal? Subhanallah.

Mungkin cara seperti inilah PBB melalui Unesco menjadikan masjid Istiqlal sebagai contoh/model dalam penyelenggaraan ibadah – kajian yang baik dan terbuka untuk umum.

Mari perhatikan masjid di sekitar kita. Baru mau ke masjid, atau “baru” melakukan ibadah saja, “sudah” ada masukan: agar ini, itu dari seseorang; padahal yang memberi masukan tidak pernah pergi atau melaksanakan ibadah sholat lima waktu di masjid tersebut. Inilah fenomena yang saya pernah lihat dan amati.

Harapan dan doa saya di peringatan Isro Mikroj tahun 2024 ini: semua masjid-masjid yang kita rasakan dan jumpai bisa seperti masjid Istiqlal sebagai contoh terbaik saat ini.  Semoga kita bisa melaksanakan sholat di masjid sebagaimana ajaran guru kita. Amin. []

Ditulis di Rembang,9 Februari 2024

Jam 04.45 – 05.04 Wib. 28 Rojab 1445 H.

• Thursday, February 15th, 2024

Sholatnya, Para Sufi

Oleh Agun Kusantoro

Beberapa hari ini, saya  menikmati bacaan buku “Sholat Sufistik: Meresapi Makna Tersirat Gerakan dan Bacaan Sholat” karangan Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. Menurut Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA, bahwa perbuatan sholat ini memiliki nilai yang sangat besar dalam sebuah perjalanan hidup/mikroj seseorang. Barangkali diantara Bapak Ibu tertarik untuk belajar bersama, saya pun akan mengulasnya beberapa kajian atau poinnya, seperti makna sholat, hakikat niat, takbir, hingga salam.

Dengan belajar dan membaca kajan Nasaruddin Umar menjadikan saya memahami sebuah sholat dan maknanya. Lalu, insya Allah berdampak dalam kehidupan pribadi yang lebih baik. Amin. []

Ditulis di Rembang, 9 Februari 2024

28 Rojab 1445 H.

Jam 05.00 – 05.05 Wib

• Wednesday, January 31st, 2024

Saatnya, Belajar Tarikh

Oleh Agung Kuswantoro

Setelah ujian praktik sholat shubur selesai, langkah selanjutnya adalah belajar tarikh. Adapun kitab yang digunakan adalah Tarihun Nabi Muhammad Saw (warna kuning) karangan Kiai Toha Mahsun. Kitab ini sangat sederhana, cocok untuk santri yang duduk kelas 4 SD ini (Muhammad Syafa’atul Quddus). Terlebih menggunakan tulisan Arab pegon.

Adapun untuk santri yang duduk di kelas 1 SD—yaitu Muhammad Syafa’atul Quddus—materinya adalah pendalaman/pengayaan menulis huruf pegon/hijaiyah dari kitab Tarikh tersebut. Mohon doanya agar lancar dalam belajar ini. []

Semarang, 30 Januari 2024

Ditulis di Rumah jam 05.20 – 05.23 Wib.

• Wednesday, January 31st, 2024

Ujian Praktik Sholat Subuh

Oleh Agung Kuswantoro

Setelah cukup materi yang telah disampaikan, tiba saatnya untuk ujian praktik sholat subuh beserta qunut. Adalah Muhammad Fathul Mubin yang menjadi santri yang diuji sebagai imam. Dan, Muhammad Syafa’atul Quddus menjadi makmumnya. Adapun pengujinya adalah Agung Kuswantoro dan Lu’lu’ Khakimah. Ujian praktik dimulai dari niat hingga salam. Termasuk, gerakan-gerakan sholat yang benar harus diperhatikan dalam ujian praktik ini.

Setelah selesai ujian, nilaipun diberikan. Nilai yang diberikan dari kedua penguji adalah 86 dan 90. Alhamdulillah luluslah ke-2 santri tersebut. Selamat belajar, tetap semangat. []

Semarang, 30 Januari 2024

Ditulis di Rumah jam 05.15 – 05.20 Wib.

• Saturday, January 27th, 2024

Ujian Menulis dan Membaca

Oleh Agung Kuswantoro

Setelah khatam/berakhir belajar menulis – membaca huruf pegon dari kitab/buku yang berjudul “Tuntunan Membaca dan Menulis Arab Pegon Jilid I – III” karangan Ustad Ichsan Sardi, maka tiba saatnya untuk ujian menulis – membaca huruf pegon.

Adapun ketentuannya adalah membaca huruf pegon dari kitab tarih Nabi selama 5 menit. Kemudian, menulis huruf pegon dari sebuah kalimat selama 5 menit.

Adalah Muhammad Fathul Mubin yang sedang ujian menulis – membaca huruf pegon. Sedangkan Muhammad Syafa’atul Quddus ujiannya adalah menulis – membaca huruf hijaiyah dan menulis beberapa ayat suci Al-Qur’an.

Kami lakukan ini dengan bahagia dan semangat. Semoga ada hasilnya untuk kemudian hari. Amin. []

24 Januari 2024

Ditulis di bus saat perjalanan Rapat Kerja FEB Semarang – Malang, jam 10.45 – 10.50 Wib. (Tol Mojokerto – Surabaya).

• Saturday, January 27th, 2024

Qunut

Oleh Agung Kuswantoro

Adalah doa qunut yang sedang kami pelajari saat ini bersama Muhammad Fathul Mubin dan Muhammad Syafa’atul Quddus. Doa ini rutin, kami lafalkan usai sholat Subuh.

Tepatnya, pada saat materi madrasah saya dulu, saya menyebutnya: pelajaran fiqih. Jika sudah memahami dan lancar bacaannya, maka ujiannya adalah praktik sholat Subuh. Itulah cara kami belajar. Semoga dan insya Allah memberikan manfaat untuk kami. []

24 Januari 2024

Ditulis di tol Surabaya – Malang

Jam 11.50 – 11.55 Wib. Menuju Raker FEB UNNES di Malang.

• Saturday, January 27th, 2024

Berlogika

Oleh Agung Kuswantoro

Dalam berlogika, tak selamanya menggunakan akal sehat. Adalah Muhammad Quraish Shihab yang mengajarkan dan mempraktikkan tentang pentingnya berlogika agama. Logika agama mengarahkan kepada kebaikan. Dalam pemahaman saya, baik itu benar. Tapi benar, belum tentu baik.

Orang yang sedang menuntut ilmu, itu dianjurkan untuk makan dan minum secukupnya agar bersemangat dalam belajar. Namun, jika ia melakukan perbuatan bermalas-malasan karena sedang melakukan “ibadah” tertentu (misal: puasa bukan wajib), maka hal ini, tidak diperkenankan. Mengapa? Karena menuntut ilmu itu wajib, sehingga perbuatan orang menuju wajib (baca: menuntut ilmu), maka menjadi wajib, seperti: makan/sarapan. Itulah logika agama. Artinya, saat kita berfilsafat atau proses berpikir. Jangan lupa, gunakan pula logika agama. Insya Allah lebih menyelamatkan dunia – akhirat. Amin. []

Malang, 26 Januari 2024

Ditulis di hotel Savana, Malang, jam 08.25 – 08.30 Wib.

• Tuesday, January 23rd, 2024

Menulis Artikel (Ilmiah) Pun Butuh Keterampilan
Oleh Agung Kuswantoro

Punya artikel bukan berarti langsung bangga bisa publish di jurnal (internasional). Karena, menulis itu butuh keterampilan. Terlebih menulis di jurnal internasional. Dibutuhkan keterampilan menyunting (baca: paraphase), menyusun, dan membangun sebuah kalimat yang baik, benar, “berisi”, dan “bergizi”. Pekerjaan tersebut adalah sebuah proses.

Tulisan yang seperti ini (baca: yang sedang Anda baca), bukanlah sebuah tulisan artikel ilmiah. Tapi, tulisan populer. Saya membahasakan dengan tulisan “lepas”. Asal, ingin menulis saja.

Ada kekurangan dalam diri saya yang sangat dibutuhkan saat ini, yaitu peningkatan menulis artikel (ilmiah) dalam bahasa Inggris. Belum lagi. Kaidah referensi yang digunakan: APA (American Psycological Association), MLA (Modern Language Association), atau Harvard Style dalam jurnal tersebut.

Tahapan yang paling sederhana yang biasa saya lakukan adalah mentranslate. Setelah itu, baru melihat template dan panduan penulisan jurnal (internasional) tersebut, turnitin, dan ngecek sitasi.

Ngedit bahasa Inggris bagi saya, bukanlah hal yang mudah. Jika saya sudah merasakan kesulitan, baru menanyakan sahabat yang ahli bahasa Inggris. Setelah itu, konsultasi terkait artikel saya ini, akan dipublikasikan di jurnal mana. Susah lagi, jika kajiannya langsung menjerumus (tertuju) pada kajian tertentu, seperti pengelolaan kearsipan. Hampir dipastikan akan bermain scopus pada level Q1 dan Q2, karena kajian tersebut kebanyakan pada lever Q1 dan Q2.

Saya punya pengalaman saat submit ke jurnal bertema kearsiapan dengan scopus Q2, dimana saya tidak “sanggup” merevisi, karena deadline /waktu yang diberikan bersamaan dengan tugas-tugas kuliah yang harus dikumpulkan sewaktu studi lanjut doktoral.

Saya lebih memilih menyelesaikan tugas perkuliahan disbanding merevisi, saat itu. Seiring berjalannya waktu, saya berusaha “bangkit” lagi untuk bisa aktif menulis di jurnal internasional. Terlebih, saya masih sangat minim artikel yang ter-publish di jurnal internasional. Nama saya masih kurang “menjual“ di dunia internasional. Terlebih bidang pendidikan administrasi perkantoran yang saya geluti.

Semoga “peluru-peluru” artikel saya yang akan “ditembakkan” di jurnal internasional bisa mengenai sasaran scopus Q1, Q2, Q3, dan Q4 atau proseding internasional terindeks scopus. Memang masih banyak kekurangan dalam diri saya. Tapi, insya Allah kata guru saya, jika kita “bergerak” maka kita akan menemukan sebuah hasil. []

Semarang, 23 Januari 2024
Ditulis di ruang pendidikan ekonomi FEB UNNES, jam 08.00 – 08.15 Wib.