• Friday, November 20th, 2015

Pelaksanaan Manajemen Bimbingan dan Konseling

Di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

(An-Najah : Wonosobo)

BAB I

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang

Banyak ahli yang mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan dan ada pula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakkan. Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, dan ingin atau perlu dihilangkan.

Ketika seseorang berada di fase kanak-kanak, individu mengalami tahap awal dimana seseorang akan membentuk karakternya masing-masing dan pencerminannya akan terlihat pada masa pertumbuhannya nanti. Perubahan tersebut berdampak pada sikap dan perilaku individu tersebut. Sikap dan perilaku anak tersebut akan sangat baik ketika ia dipantau, diakin arahkan, dibimbing, dan diawasi perkembangannya. Pemberian nilai mulai sejak sedini mungkin sangat baik diberikan pada masa kanak-kanak.

Sekolah/lembaga pendidikan (khususnya PAUD) sebagai tempat belajar dan mengingat tujuan pendidikan adalah perkembangan yang optimal dari setiap individu, maka masalah-masalah yang terjadi pada siswa perlu mendapat perhatian dalam pelayanan pendidikan. Sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada peserta didik dalam menghadapi permasalahan–permasalahan tersebut. Usaha melayani peserta didik ini dapat dilaksanakan melalui program bimbingan dan konseling.

Dalam perkembangan dan proses kehidupannya, manusia sangat mungkin menemui berbagai permasalahan, baik individu maupun kelompok. Permasalahan yang dihadapi individu sangat dimungkinkan selain berpengaruh kepada dirinya sendiri juga berpengaruh kepada orang lain atau lingkungan sekitarnya, terlebih pada pembahasan lingkungan pendidikan anak usia dini (PAUD). Sehingga, pada dasarnya sekolah atau lembaga pendidikan sepenuhnya bertangungjawab terhadap pelaksanaan proses transformasi pengetahuan yang melalui sekolah/lembaga pendidikan tersebut. Dengan demikian, di dalam lembaga pendidikan tersebut tentunya memiliki sistem tersediri guna untuk menjalankan keorganisasian ataupun manajemen yang berfungsi untuk mendukung adanya bimbingan dan konseling yang ada dalam sebuah lembaga pendidikan (PAUD) tersebut.

Pada hakekatnya, tujuan manajemen lembaga pendidikan tidak dapat terlepas dari tujuan lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi. Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai yang disebut tujuan kelembagaan baik khusus maupun umum. Suatu tujuan kelembagaan (khusus ataupun umum) akan tercapai manakala ada suatu proses kegiatan dalam lembaga tersebut. Salah satu prosesnya adalah adanya bimbingan dan konseling (BK) dan pelaksanaannya tentu didukung dan diselenggarakan dengan baik oleh pihak lembaga pendidikan tersebut. Selanjutnya, akan dipaparkan mengenai pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling pada lembaga pendidikan anak usia dini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah:

  1. Apa pengertian dan konsep dasar bimbingan dan konseling itu sendiri?
  2. Bagaimana fungsi bimbingan dan konseling di sekolah/lembaga pendidikan?
  3. Bagaimana pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling di lembaga pendidikan PAUD?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dituliskannya laporan observasi ini adalah:

  1. Agar dapat mengetahui arti dan konsep dasar dari bimbingan dan konseling.
  2. Agar dapat memahami fungsi bimbingan dan konseling di sekolah/lembaga pendidikan.
  3. Agar dapat memahami pelaksanaan manejemen bimbingan dan konseling di lembaga pendidikan PAUD.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian dan Konsep Dasar Bimbingan Konseling

Pengertian bimbingan konseling adalah Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Dengan demikian, setiap bimbingan itu pasti konseling dan setiap konseling belum tentu bimbingan.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (psikologis) dari konselor kepada konseli baik secara langsung maupun tidak langsung baik individual maupun kelompok untuk membantu mengoptimalkan perkembangan individu.

Menurut Prayitno & Erman Amti (1994:99) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Konseling adalah  usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.

Menurut  Bimo Walgito (1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapinya unuk mencapai hidupnya, dan menyetir (to steer). Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan. Ada pula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah atu jenis layanan bimbingan.

  1. Fungsi – Fungsi Bimbingan dan Konseling

Paparan yang membahas tentang fungsi, dapat menambah pemahaman yang berkaitan dengan  manfaat dan kegunaan bimbingan dan konseling. Berikut fungsi dari bimbingan dan konseling :

  • Fungsi pemahaman

Fungsi ini berkaitan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan peningkatan perkembangan dan kehidupan konseli memahami berbagai hal yang essensial berkenaan dengan perkembangan dan kehidupan klien. Dalam hal ini yang menjadi fokus layanan bimbingan dan konseling adalah klien dengan permasalahannya dan dengan tujuan konseling. Pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman tentang diri klien sendiri dan dengan linngkungannya.

  • Fungsi pencegahan

Layanan bimbingan dan konseling merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini, layanan yang diberikan berupa bantuan kepada siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.

Upaya yang dapat dilakukan oleh konselor adalah :

  1. Mendorong perbaikan lingkungan yang jika diberikan berdampak negatif terhadap individu yang bersangkutan.
  2. Mendorong perbaikan kondisi pribadi diri pribadi klien/peserta didik.
  3. Meningkatkan kemampuan individu untuk hal – hal yang diperlukan dan mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya.
  4. Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan resiko yang besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberi manfaat.
  5. Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan
  6. Fungsi pengentasan

Meski sudah ada fungsi pemahaman dan pencegahan, namun mungkin saja konseli yang ada di sekolah masih menghadapi masalah tertentu. Individu yang mengalami masalah akan merasa ada sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya. Konseli yang mengalami masalah akan datang menemui konselor dengan tujuan dientaskannya masalah yang tidak mengenakkan itu. Disinal fungsi pengentasan (perbaikan) itu berperan. Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan memecahkan atau mengatasi berbagai permasalahan yang dialami oleh klien/peserta didik.

  • Fungsi pemeliharaan dan pengembangan

Layanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat membantu para konseli dalam memelihara dan mengembangkan kesuluruhan pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini, hal-hal yang dipandang positif dijaga agar tetap berkelanjutan. Dengan demikian, konseli dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka pengembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

2. Layanan Bimbingan dan Konseling di Lembaga Pendidikan atau Sekolah

1. Pengarahan dan program bimbingan dan konseling

Sekolah sebagai satuan pendidikan perlu merancang program bimbingan dan konseling sebagai bagian yang menyatu dari program sekolah secara keseluruhan. Program ini yang akan dijadikan acuan dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Program yang perlu dirancang dan dikembangkan yaitu:

  1. Program tahunan sebagai program sekolah. program tahunan ini dijabarkan menurut alokasi waktu pada setiap semester, program bulanan, bahkan program mingguan dan perlu dibuat dalam jadwal serta perlu dicantumkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi waktu.
  2. Program layanan bagi setiap guru pembimbing sesuai dengan pembagian tugas layanan di sekolah. setiap guru pembimbing perlu membuat program berupa satuan layanan (satlan) dan satuan kegiatan pendukung (satkung) setiap kali akan melakukan pelayanan kepada siswa berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan.
  3. Personel bimbingan dan konseling

Personel utama bimbingan dan konseling adalah pembimbing dan konselor dan staf administrasi bimbingan dan konseling. Sedangkan personel pendukung pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang terkait dalam pendidikan yang meliputi kepala sekolah, guru mata kelas, dan staf administrasi.

2. Strategi implementasi program

Strategi pelaksanaan program untuk masing – masing pelayanan dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • Pelayanan dasar

Meliputi bimbingan kelas, pelayanan orientasi, pelayanan informasi, bimbigan kelompok, dan pelayanan pengumpulan data.

  • Pelayanan responsif

Meliputi konseling individual dan kelompok, referal (rujukan atau alih tangan), kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak-pihak luar yang berkaitan, konsultasi, konferensi kasus dan kunjungan rumah.

  • Perencanaan individual

Konselor membantu siswa untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan informasi yang diperoleh. Melalui kegiatan penilaian diri ini siswa akan mendapatkan pemahaman, pengarahan dan penerimaan tentang dirinya secara positif dan konstruktif, dan dapat menempatkan posisi siswa sesuai dengan bakat dan minatnya.

  • Dukungan sistem

Meliputi pengembangan profesi dan menejemen program.  Pengembangan profesi menuntut konselor untuk selalu berusaha meng-up date keterampilan dan pengetahuannya. Manajemen program menuntut agar bimbingan dan konseling ditempatkan sebagai bagian terpadu dari seluruh program PAUD/TK dengan dukungan yang wajar dan baik dalam aspek ketersediaan sumber daya manusia, sarana dan dana.

BK adalah suatu lembaga disekolah yang bertugas membimbing dan melayani konseling memecahkan permasalahan seperti mengatasi peserta didik yang mempunyai masalah, BK juga membantu tercapainya segala aspek-aspek  pertumbuhan dan perkembangan  siswa. Baik aspek akademik, bakat dan minat, emosional, sosial dengan teman, penyesuaian diri di lingkungan yang baru, menemukan jati diri dan sebagainya, tentunya akan lebih baik jika proses pelaksanaanya diarahkan sejak dini agar tercapai segala aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan siswa yang maksimal.Dari semua itu disinilah perlunya guru Bimbingan dan Konseling (BK) di PAUD/TK dalam membantu mengidentifikasi permasalahan peserta didik dan membantu tercapainya segala aspek perkembangan peserta didik di  PAUD/TK.

Lembaga ini bertanggung jawab  terhadap perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan mental spiritual.Agar apa yang dibebankan kepada guru PAUD/TK dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan maka diperlukan bimbingan dan konseling (BK) dilembaga tersebut.

Program BK ini sebenarnya sama pentingnya dengan program BK di sekolah menengah sama sama memiliki tujuan yang sama yaitu, membantu peserta didik agar bisa berkembang  sesuai bakat, minat serta kemampuannya secara optimal serta dapat mencegah terjadinya masalah yang mingkin akan muncul pada peserta didik.

  • Urgensinya Bimbingan Konseling di PAUD/TK

Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga PAUD/TK tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga bertindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara maksimal. Tugas dari Lembga BK disini adalah  mengatasi masalah dan juga mempersiapkan, mengantar, menjaga tumbuh kembang pada tahap sejak dini yaitu:

  1. Menjaga Originalitas kebribadian anak

Kepribadian anak masih luwes, mudah dibentuk, sangat fleksibel, dan belum mengalami peristiwa traumatik yang mengakar dalam hati sanubarinya atau alam bawah sadarnya. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa anak yang dijaga originalitas kepribadiannya akan tumbuh secara alamiah menuju tahap-tahap perkembangan kepribadian yang lebih baik.

  1. Membina hubungan yang baik antar Orang Tua dengan Guru di PAUD

Umumnya, orang tua atau orang dewasa yang mengasuh anak didik masih menjalani komunikasi intens dengan pihak sekolah jika anak yang diasuhnya masih berada di lingkungan lembaga PAUD. Dalam hal ini, secara tidak disengaja telah terjadi interaksi yang sangat intens antara anak didik.

  1. Persiapan mental peserta didik untuk memasuki tingkat dasar lanjut

Di PAUD/TK  mereka diarahkan untuk mempunyai kepribadian yang matang untuk memasuki sekoilah dasar, mereka juga di tuntut untuk mrmpunyai kemampuan akademik,berupa membaca, menulis, berhitung dengan baik.adapun tujuan diberikannya bimbingan dan konseling bagi peserta didik.selain itu, bimbingan konseling juga membantu guru mengidentifikasi bakat,minat, dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

  1. Menjaga Stabilitas perkembangan Fisik-Motorik Peserta didik.

Bimbingan konseling menjaga stabilitas serta keseimbangan perkembangan fisik-motorik peserta didik agar mereka dapat tumbuh kembang sesuai dengan tumhuhperkembangannya secara normal dan seimbang.

  1. Memelihara Stabilisasi Perkembangan Kognitif Peserta didik.

Peran bimbingan dan konseling dalam perkembangan kognitif anak adalah memandu perkembangan kognitif anak agar tidak terjebak pada pola pikir mistik yang irasional.

  1. Memelihara Stabilitas perkembanhgan bahasa.

Peranan BK dalam perkembangan bahasa adalah mendikteksi keterlambatan berbicara anak. Normalnya anak-anakmempunyai keterampilan berbahasa dasar sebelum masuk sekolah.

  1. Menjaga Stabilitas perkembangan sosial emosional.

Perkembangan sosil emosonal terdiri dari dua kata, yakni perkembangan sosial dan perkembangan emosional.perkembangan sosial berkaitan dengan peningkatan dalam hal interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat luas,Peran BK dalam perkembangan sosial emosional ini adalah mengantisipasi perilaku sosial anak sejak dini dan memberikan terapi psikis agar anak yang mengalami masalah dapat mengendalikan emosinya.

3. Masalah-masalah  peserta didik  di PAUD/TK

Stabilisasi Perkembangan Kognitif Peserta didik Peserta didik dikatakan bermasalah jika mereka mengalami ketidak sesuaian antara harapan dengan kenyataan yang diinginkannya, tidak terpenuhinya kebutuhannya serta merasa ada sesuatu hal yang tidak mengenakan pada dirinya.  Jenis-jenis maslah pada PAUD /TK:

– Pola pikir anak (aspek kognitif). Perilaku bermasalah pada aspek kognitif, yaitu:

  1. Berpikir Irasional.
  2. Pikiran negative.
  3. Tidak mau belajar.
  4. Suka menyalahkan orang lain dan menganggap dirinya paling benar.
  5. Sulit menghapal kata dan nama benda.
  6. Tidak memperhatikan pelajaran.
  7. Terlambat berpikir.
  8. Pelupa
  9. Rasa ingin tahunya rendah.

– Masalah fisik motoric

  1. Tanganya kidal
  2. Berjalan pincangButa,tuli,dan bisu.
  3. Terlalu gemuk
  4. Berambut keriting

– Sosio emosional

  1. Pendiam, pemalu, minder.
  2. Egois.
  3. Menolak realitas ( suka membuat kegaduan).
  4. Bersikap kaku.
  5. Sulit berteman, membenci guru tertentu.
  6. Model-Model Pendekatan Bimbingan Konseling di tingkat PAUD/TK.

Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam layanan bimbingan. Menurut Muro & Kottman (1995). Ada empat pendekatan yang dapat dirumuskan sebagai suatu pendekatan dalam bimbingan, yaitu pendekatan krisis, remedial, preventif dan perkembangan.

  1. Dalam pendekatan krisis layanan bimbingan dilakukan bilamana ditemukan adanya suatu masalah yang krisis yang harus segera ditanggulangi, dan guru atau pembimbing bertindak membantu anak yang menghadapi masalah tersebut untuk menyelesaikannya. Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah teknik-teknik yang secara “pasti” dapat mengatasi krisis tersebut. Contoh : seorang anak menangis ketika anak bermain di luar kelas karena tangannya berdarah dilempar batu oleh teman sebayanya. Guru atau pembimbing yang menggunakan pendekatan krisis akan meminta anak untuk membicarakan penyelesaian masalahnya dengan teman yang telah melukainya.
  2. Dalam pendekatan remedial, guru atau pembimbing akan memfokuskan bantuannya kepada upaya penyembuhan atau perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan yang ditampakkan anak. Tujuan bantuan dari pendekatan ini adalah untuk menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin dapat terjadi. Berbagai strategi dapat digunakan untuk membantu anak, seperti mengajarkan kepada anak keterampilan belajar, keterampilan bersosial dan sejenisnya yang belum dimiliki anak sebelumnya.
  3. Pendekatan preventif merupakan pendekatan yang mencoba mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin akan muncul pada anak dan mencegah terjadinya masalah tersebut. Masalah-masalah pada anak taman kanak-kanak dapat berupa perkelahian, pencurian, merusak, menyerang dan sebagainya. Pendekatan preventif didasarkan pemikiran bahwa jika guru atau pembimbing dapat membantu anak untuk menyadari bahaya dari berbagai aktivitas itu. Pendekatan preventif ini dapat dilakukan dengan cara menyampaikan informasi kepada anak tentang akibat dari suatu tindakan tertentu.
  4. Pendekatan perkembangan merupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan proaktif, dibandingkan dengan ketiga pendekatan di atas. Dalam pendekatan perkembangan, kebutuhan akan layanan bimbingan di taman kanak-kanak/PAUD muncul dari karakteristik dan permasalahan perkembangan anak didik, baik permasalahan yang berkenaan dengan perkembangan fisik motorik, kognitif, sosial, emosi, maupun bahasa.
  1. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Lembaga PAUD
  • Identitas Sekolah

Nama sekolah PAUD             : PAUD AN NAJAAH

Propinsi                                   : Jawa Tengah

Kabupaten                               : Wonosobo

Kecamatan                              : Selomerto

Desa / kelurahan                      : Desa Semayu

Kode pos                                 : 56311

Status sekolah / lembaga         : Swasta

Kegiatan belajar mengajar       : Pagi

Bangunan sekolah PAUD       : Milik sendiri

Lokasi madrasah                     : Pinggir jalan utama desa

Organisasi penyelenggara       : Pemerimtahan Desa

  • Waktu dan Tempat Observasi

Hari                 : Minggu

Tanggal           : 07 Desember 2014

Waktu             : 08.00 – selesai

Tempat            : PAUD AN NAJAAH

Ada 2 metode yang digunakan dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah PAUD AN NAJAAH yaitu :

  1. Melalui proses pembelajaran (kolektif)

Dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah PAUD AN NAJAAH, salah satu media yang digunakan adalah melalui proses pembelajaran sehari-hari, baik aktifitas pembelajaran yang berupa bermain di kelas maupun di luar kelas.

  1. Layanan individu

Layanan individu sebagai media dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk pesera didik. Layanan individu ini dilaksanakan setiap hari dengan cara menampung laporan atau keluhan orang tua atas pola perilaku dan aktifitasnya sehari-hari, kemudian dibentuk jadwal waktu layanan. Masalah yang sering terjadi di kalangan peserta didik adalah masalah yang berkaitan dengan interaksi dan cara bersosialisasinya satu anak terhadap teman-teman lainnya, yang dirasa dari pihak guru agak berat, sehingga perlu dibantu pemecahan masalahnya oleh guru.

Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah PAUD AN NAJAAH ini, memiliki tahapan sebagai berikut:

  1. Memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam proses sosialisasinya.
  2. Memberikan peringatan kepada peserta didik tersebut.
  3. Memanggil orang tua untuk diajak kerja sama dalam menagani anak tersebut.

Layanan bimbingan dan konseling di sekolah PAUD AN NAJAAH ini juga dilaksanakan dengan memberikan informasi di papan informasi atau mading ketika ada pekembangan informasi sekolah maupun informasi umum. Guru yang bertugas sebagai guru penanggungjawab bimbingan dan konseling menyusun jadwal rencana pelaksanaan layanan yang disebut satuan layanan (satlan) yang kemudian akan dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Kemudian pelaksanaannya selalu ditulis dalam buu catatan guru BK terkait layanan terhadap siswa yang telah dilakukan.

Selain itu, ditunjang pula sebagai bahan pendukung pelaksanaan bimbingan dan konseling, yakni dengan adanya sarana dan prasarana yang bisa dikatakan standar seperti kartu kendali siswa untuk mengonrol secara bertahap dan kontinyu terhadap perilaku siswa, buku besar catatan bimbingan dan konseling terkait pola perilaku sehari-hari, lalu adanya media-media seperti gambar-gambar yang ditempel di dinding. Kamudian, didukung pula taman bermain dalam bentuk wahana bermain anak guna sebagai media ekspresipeserta didik dalam tahap perkembanganny untuk sedikitnya mampu dipergunakan sebagai bahan pembelajaran kolektif siswa. Akan tetapi memang masih perlu difasilitasi kembali agar lebih lengkap. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, selain guru penanggungjawab BK sebagai pelaksana, dijalin kerja sama pula dengan guru kelas yang dianggap lebih dekat sebagai orang tua kedua di sekolah, orang tua dan memerlukan bimbingan dan konseling pada anak tersebut.

Berdasarkan hasil observasi di atas, terjadi kesesuaian antara teori pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan yang terjadi di lapangan. Namun, dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah PAUD AN NAJAAH ini, belum terlaksana secara kompleks. Perlu masih banyak lagi pembenahan terutama sumber daya manusia yang benar-benar sesuai setidaknya guru penanggungjawab BK menguasai dengan baik terkait bimbingan dan konseling pendidikan anak usia dini.

Peran Bimbingan dan Konseling di Lembaga Pendidikan atau Sekolah

Di PAUD AN NAJAAH terdapat guru penanggungjawab bimbingan dan konseling, namun semua guru tetap berperan aktif sebagai guru kelas, sekaligus merangkap sebagai guru BK karena memang pada tingkat jenjang Pendidikan Anak Usia Dini/Taman Kanak-kanak penerapan bimbingan dan konselingnya secara menyeluruh pada semua pengajar/guru. Tugas mereka adalah sebagai berikut :

  1. Sebagai pemantau kegiatan keaktifan peserta didik.
  2. Memberikan layanan bimbingan dan konseling sekaligus pemberian nilai baik secara dini kepada semua peserta didik.
  3. Memberikan motivasi kepada siswa tentang nilai – nilai disiplin dan tanggung jawab.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dan teori yang sudah dikemukakan, peran atau fungsi bimbingan dan konseling di sekolah menurut teori dan kondisi lapangan di sekolah yang bersangkutan sudah terjadi keserasian. Yaitu yang pada intinya adalah memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik agar dapat mengembangkan minat dan bakatnya secara optimal.

Evaluasi Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling PAUD AN NAJAAH

Pada dasarnya setelah adanya kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya, perlu adanya diadakan evaluasi guna meninjau sejauh mana keefektifan pelaksanaan kegiatan  tersebut. Sehingga kekurangan-kekurangan yang ada mampu terpenuhi dan dilengkapi dengan baik.

Dalam kegiatan evaluasi bimbingan dan konseling di sekolah PAUD, dilakukan melalui penilaian karakter siswa, mengenai pengembangan pola perilaku pertumbuhan anak yang terlihat sehari-hari, dari cara berbicara, cara bermain, sosialisasi sekundernya bersama teman sebayanya. Dalam kurun waktu mingguan, bulanan, sampai dengan satu semester pengawasan dan pemantauan selalu dilakukan dengan harapan agar penilaian tersebut mampu dikontrol dengan baik. Sebagai tindak lanjutnya, guru yang dibantu oleh semua pihak termasuk orang tua yang mengawasi akan mendapati suatu kesimpulan terkait catatan yang telah terangkum dalam buku besar layanan siswa, dan selanjutnya akan digunakan sebagai bahan perbandingan pada layanan bimbingan dan konseling periode selanjutnya. Oleh karena itu, perihal evaluasi yang telah dilaksanakan, hal tersebut akan dijadikan sebagai tolok ukur tingkat pencapaiaan peserta didik dalam pelaksanan bimbingan dan konseling di sekolah PAUD.

BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

Pendidikan Anak Usia Dini sebagai wadah pelayanan terhadap anak usia dini harus mampu melayani semua individu anak dalam segala gejala yang terjadi pada mereka. Baik dalam melayani pengembangan seluruh aspek perkembanganya agar dapat berkembang sesuai dengan tudas-tugas perkembangannya, atau dalam membantu anak untuk menyelesaikan masalah-masalah perkembanganya, ataupu dalam mengoptimalkan potensi yang ia miliki sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya. Untuk itu dalam melakukan berbagai upaya penanganan pelayanan ini terutama dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada anak, kita perlu memahami benar bahwa Bimbingan dan Konseling itu merupakan proses pemberian bantuan kepada anak didik secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh pembimbing/pendidik PAUD, dimaksudkan agaranak didik dapat memahami dirinya, lingkunganya serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat.

Dan dalam pelaksanaan Bimbing dan Konseling khususnya kepada Anak Usia Dini tentu harus berpedoman terhadap kaidah-kaidah BK yang telah ditentukan yang dinamakan Asas-Asas BK. Serta pelaksanannya pun harus berpusat pada anak.

SARAN

Untuk mewujudkan seorang pembimbing anak yang baik maka tentunya kita harus memahami segala sesuatu yang bersangkutan dengan anak. Dan dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di PAUD tentu memerlukan keilmuan dan pemahaman yang cuku agar pelaksanaannya sesuai dan optimal. Untuk itu mulai dari saat ini mari kita teriakan dalam hati dan diri kita bahwa kita akan bersungguh-sungguh dengan ketulusan untuk semangat mengkaji ilmu khususnya yang bersangkutan dengan dunia PAUD. Dan untuk kesempurnaan tulisan ini, kami mengharapkan masukan dan kritik agar tulisan ini dapat tersusun secara optimal, sempuna dan bernilai manfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Erman Amti. 1988. Pelayanan bimbingan di Sekolah. Padang: Jurusan PPB FIP IKIP Padang.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1976. Bimbingan dan Penyuluhan Untuk SPG. Jakarta: Rineka Cipta.

Jumhur dan Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu

Prayitno. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutomo, dkk. 2012. Manajemen Sekolah. Semarang: Unnes Press.

Dapat dibelajari juga lebih lengkap disini

Category: Pendidikan
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply