About Education

Kami ada untuk indonesia

9 Kesalahan Sistem Pendidikan di Indonesia yang Wajib Kita Alami

1. Sekolah adalah Kewajiban Bukan Kesadaran
Itulah prinsip salah yang masih kita terapkan sampai sekarang. Nilai-nilai pemaksaan yang dibiaskan menjadi sebuah kewajiban. Wajib belajar 9 tahun. Disadari atau gamaksudnya adanya selama 9 tahun ga kita dipaksa untuk belajar. Dengan embel-embel uang sekolah gratis d1. Sekolah adalah Kewajiban Bukan Kesadaran Itulah prinsip salah yang masih kita terapkan sampai sekarang. Nilai-nilai pemaksaan yang dibiaskan menjadi sebuah kewajiban. Wajib belajar 9 tahun. Disadari atau gamaksudnya adanya selama 9 tahun ga kita dipaksa untuk belajar. Dengan embel-embel uang sekolah gratis dan buku gratis.

2. Belajar Karena Nilai Bukan Karena Menyenangkan
Fakta diatas semakin merosot lagi setelah kita masuk sekolah. Begitu udahmasuk sekolah kesalahan selanjutnya udahmenanti diruangan kelas. Kita akan berjuang mati-matian belajar “hanya” kalau gurunya “pembunuh”dan “raja pelit” kasih nilai. Tapikalau “ga”,kita akan santai aja bro.Hidup kayak dipantai, santai. Pelajaran olahraga yang cuma sekali 1 minggu dan jam istirahat yang cuma 15 menit. Justru adalah waktu yang paling berkesan selama sekolah. Karena saat jam itulah kita bisa bebas bermain. Kita bisa menikmati setiap detik dan menitnya. Sayangnya rasa menyenangkan itu gabisa didapatkan saat belajar. Tekanan agar dapat nilai bagus dan gatinggal kelas yang mendorong kita untuk belajar. Yah, selain rasa malu biar gajadi anak yang “dianggap” terbodoh dikelas.

3. Kesalahan Bukan Untuk Disalahkan Tapi Diperbaiki
Pernah salah dan dihukum didepan banyak orang? Pernah dibuat malu sama guru didepan banyak orang? Apakah itu membuat kita belajar atau malah benci sama gurunya? Simpan aja jawaban masing-masing. Kalau aja ada satu jawaban “ya” atas pertanyaan diatas. Maka kita adalah temen. Kita korban regenerasi pendidikan yang salah. Konsep salah disalahkan dan dipermalukan itu bersyukurnya mulai berkurang diperkotaan. Karena dengan mudahnya pada siswa akan diliput sama media. Kalau didesa mah, masih banyak yang menjadi korban “salah mendidik”

4. Belajar Hanya Kalau Ada Tugas
Kenapa orang lebih suka main daripada belajar? Yap, balik lagi ke poin yang pertama dan kedua diatas. Karena belajar itu kewajiban yang gamenyenangkan. Daritadi kita memojokkan sistem pendidikan terus ya? Baiklah, anggaplah sistem pendidikannya udah benar. Kita mau ditekan belajar sampai lulus SMA. Liat saat kuliah berapa banyak akhirnya yang menjadi burung liar dan kuda liar. Harus jatuh dan mengalami kuliah yang berantakan. Kewajiban belajar ga membuat mereka sadar. Justru kesadaran kalau pendidian itu penting yang membuat kita sadar. Sampai akhirnya mengejar ketertinggalan kuliah. Lalu paksaan belajar ga berhenti sampai disitu. Berapa banyak kita yang akhirnya bekerja gasesuai sama “gelar sarjana”? Kita akhirnya memilih bekerja sesuai dengan hal yang kita senangi. Bukan jurusan yang dipaksakan. Hal ini berkaitan erat dengan kesalahan selanjutnya.

5. Anak IPA itu Pintar dan Anak IPS itu Bodoh
Siapa yang sempat merasakan itu? Gadipungkiri memang, kemampuan berpikir anak IPA lebih daripada anak IPS. Lalu kenapa anak IPA bisa pintar dan anak IPS bisa bodoh? Bukannya tujuan sekolah membuat anak bodoh menjadi pintar? Kita bisa pecah karena perbedaan soal agama dan kepercayaan. Disadari gakalau sebenarnya guru dan segenap jajaran sekolah membentuk perbedaan antara IPA dan IPS? Bukankah itu udah bertentangan dengan tiga prinsip pendidikan ala Mbah Ki Hadjar Dewantara?

6. Kesalahan Dibayar Hukuman
Itulah hal yang lumrah dan legal terjadi disekolahan. Lalu kalau anak lebih banyak salah maka akan dihukum terus? Kapan dia akan mendapatkan perhatian sama dengan yang lainnya? Kenapa sistem hukuman gadihilangkan aja dan diganti dengan “prestasi dapat hadiah”.

7. Jago Matematika Pintar, Jago Main Bola Bodoh
Konsep lain dari pintar dan bodoh disekolah adalah perbandingan jago matematika dan jago main bola. Guru dan orang tua sering bilang “Mau makan apa kamu main bola?”. Lebih kaya mana pemain bola sekarang dan ilmuwannya? Kenapa soal kaya, ya karena tadi pertanyaannya mau makan apa. Guru hanya fokus pada kemampuan anak yang jago matematika dan didukung oleh banyak orang untuk ikut olimpiade. Lalu anak yang jago main bola hanya didukung sama temen-temencowoknya. Betul?

8. Guru Boleh Salah Siswa Ga Boleh
Pernah telat dan kena hukuman? Disuruh hormat bendera atau disuruh berdiri satu kaki didepan kelas sambil pegang kuping. Lalu ketika kita udahberada dalam kelas dan gurunya terlambat masuk. Kita biasa ajaseolah gaterjadi apa-apa. Guru hanya bilang, “Maaf Ibu telat, kita lanjutkan pelajaran ya”. Enak banget ya jadi guru? Emang mereka gapernah jadi murid ya? Gapernah merasakan korban amarah guru? Atau mungkin mereka korban sistem pendidikan salah. Mereka adalah “sianak yang pintar” yang dulu dikasih perhatian.

9. Anak Pintar Disayang Guru dan Anak Bodoh Ga
Fakta terakhir ini gabisa dielak. Seolah udahmenjadi aturan alami disekolahan. Anak pintar dan rajin akan mendapatkan perhatian khusus dengan pujian dan nilai bagus. Anak bodoh dan malas hanya akan mendapat teguran dan rasa malu. Sayangnya gasemua guru akan memberikan perhatian khusus untuk mereka? Bukankah tugas guru adalah mendidik? “Kalau menjadikan anak pintar menjadi semakin pintar. Apa hebatnya guru?”

Akhirnya Konsep Pendidikan sebagai Gerakan Semesta di Bulan Pendidikan Kebudayaan hanya akan menjadi selebrasi tanpa solusi. Kalau kita ingin gerakan ini mengembalikan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Perubahan mulai dari atas bukan dari bawah. Perubahan gadimulai dari orang yang dididik tapidari pendidik. “Perubahan dimulai dari pendidik bukan terdidik” @kekitaan Nilai-nilai dan karakter dari Pancasila sebagai tujuan utama dari pendidikan nasional gaakan mempan sama siswa. Gaakan masuk. Nilai-nilai sebaik apapun akan tetap sia-sia. Siswa sebagai terdidik adalah mesinnya. Sedangkan guru sebagai pendidik adalah supirnya. Arah kemana pendidikan Indonesia tergantung arah kemudi.

Sumber : https://www.kompasiana.com/kekitaan/9-kesalahan-sistem-pendidikan-di-indonesia-yang-wajib-kita-alami_5749042f129773b1043fc7ae

posted by Aida Nurfadhilah in Uncategorized and have No Comments

Place your comment

Please fill your data and comment below.
Name
Email
Website
Your comment

Skip to toolbar