Indonesia’s Tourism Puzzle #Yogyakarta #3

Taman SariBNI Lama

Ini merupakan potongan puzzleku yang pertama. Aku awali dari kota Yogyakarta. Kota yang sejak kecil aku kenal dengan kota yang sadis. Kota ini sadis karena mampu membuat menangis penikmatnya.

Setiap pengunjung yang menikmati kota ini akan disuguhkan dengan berbagai lukisan dari sang Pencipta. Bak kurasi yang dijejerkan dari mulai pegunungan hingga pantai, dari yang tempat berbinar hingga yang tanpa lampu, dari yang bau parfum bucheri hingga yang tak berbau. Semua lengkap ada di sini. Tidak heran jika Yogyakarta menjadi satu destinasi pariwisata Indonesia yang mampu menarik pengunjung lebih banyak setelah Bali dan Lombok.

Yogyakarta memiliki banyak destinasi pariwisata seperti Taman Sari, Titik Nol Kilometer, Malioboro, Pantai Parangtritis, Pantai Baron, Pantai Ngandong, Goa Pindul, Gunung Merapi, Candi Prambanan, Pantai Ngobaran, Gumuk Pasir Parangkusumo, Benteng Vredeburg, Hutan Gemulung, Keraton Yogyakarta, Alun-Alun Kidul, Kalisuci, dan masih banyak lagi.

Puzzle di Jogja aku susun bersama temanku bernama Cindiana Susanto, saat itu aku berumur 17 tahun. Kami berdua nekat pergi ke Jogja dengan menggunakan travel. Jarak dari kotaku (Wonosobo) ke Jogja sekitar 2-3 jam. Tidak terlalu jaug memang, tapi kami butuh pengorbanan untuk mendapat restu dari kedua orang tua untuk berlibur di Jogja. Waktu itu destinasiku yang pertama adalah Taman Sari. Taman Sari terletak di kawasan keraton Jogja dekat Alun-Alun. Disana kami hanya melakukan pemotretan. Setelah itu aku menuju ke Malioboro untuk melakukan pemotretan juga disana. Melelahkan memang, tetapi apapun jika dilakukan dengan hati senang pasti akan terasa berbeda. Hal yang paling menyenangkan yaitu ketika aku bisa menikmati malam di Malioboro hanya dengan sahabat. Menikmati hidangan sederhana sambil dialuni suara artis jalanan. Pengamen di Jogja bukan pengamen biasa. mereka benar-benar memiliki rasa seni. Bukan berpakaian ala kadarnya dengan alat seadanya, tetapi dengan kostum dan alat yang bermodal. Bisa dibilang kota Jogja punya paket wisata yang lengkap.

Malam disana sungguh membuat rindu. Menunggu kembalinya kesempatan untuk bisa menikmati seperti dulu, untuk menyusun puzzle pariwisataku. It’s Wonderful Indonesia ……………………….

Tugas ini untuk mengikuti Bidikmisi Blog Awards Universitas Negeri Semarang 2015

UNNES Bukan Tempat Konservasi “WERRRR” #2

Telah lama kampus kita tercinta ini menggalakkan Konservasi sebagai upaya untuk melestarikkan alam, budaya, dan karakter yang baik. Hal ini juga bermanfaat untuk menyelaraskan antar komponen yang dapat mendukung kehidupan yang sejahtera.

Berbagai upaya telah ditempuh untuk dapat mewujudkan kampus konservasi yang dapat dikenal hingga ke berbagai penjuru dunia. Contohnya yaitu dengan membuat Tarian Konservasi, Senam Konservasi, Parikan Konservasi, Lembaga Konservasi, Makanan Konservasi, dan berbagai unsur dengan embel-embel konservasi.

Tetapi semua itu harus didukung dengan sistem dan mindset yang baik. Hal yang pertama harus dilakukan yaitu merancang sistem untuk menyiapkan UNNES sebagai kampus konservasi. Hal ini sudah dilakukan dari pihak UNNES, bahkan dari tahun ke tahun terus dilakukan perbaikan agar dapat sempurna. Yang kedua adalah merubah mindset sumber daya manusia yang ada di UNNES dan sekitarnya. Apabila sistem telah dirancang dan dibuat sedemikian rupa hingga mendekati sempurna, maka mindset seseorang akan mengikuti. Menyadarkan seseorang memang tidak semudah dibandingkan dengan membalikkan telapak tangan. Tetapi seseorang akan merubah mindsetnya tanpa dipaksa apabila mereka telah menyaksikan dengan mata mereka bahwa sistem yang sudah ada itu baik.

Kita harus jeli dengan apa yang ada di UNNES, termasuk dengan keberadaan pedagang yang termasuk komponen yang harus diubah mindsetnya, hal ini agar program konservasi dapat terlaksana secara optimal dan maksimal. Pedagang juga mempunyai andil dalam mewujudkan UNNES Konservasi, sehingga perlu diadakan penyuluhan atau sosialisasi tentang apa itu konservasi, hal yang perlu dilakukan dann tidak boleh dilakukan.

Miris ketika mendengar ada pedagang yang sedang berjualan di area UNNES, dan pedagang itu membuang sampah di area hutan UNNES sambil mengatakan “Konservasi Werrrr”. Seperti mereka tahu bahwa UNNES menjalankan program konservasi tetapi itu hanya untuk mahasiswa dan pihak UNNES bukan untuk mereka para pedagang. Sehingga hal ini dirasa menjadi permasalahan yang harus ditangani oleh pihak UNNES.

Semboyan “Konservasi Werrr” yang diciptakan oleh pedagang tersebut harus segera dihilangkan. Agar tidak mendoktrin pedagang lainnya atau bahkan mahasiswa yang mendengar hal tersebut. Cara untuk memutus semboyan tersebut mudah, yaitu dengan memberikan sosialisasi untuk para pedagang, teguran untuk pelanggar ringan, dan sanksi untuk pelanggar berat. Bahkan mungkin mereka harus mempunyai kartu keanggotaan konservasi. Atau tidak kita perlu melakukan pengapresiasian kepada pedagang yang patuh dengan aturan konservasi, sehingga pedagang yang lain akan tertarik untuk mengikuti jejaknya. Seperti memberikan hadiah, uang, atau digratiskan uang pangkal (untuk pedagang yang menempati kantin UNNES).

Tugas ini untuk mengikuti bidikmisi blog awards Universitas Negeri Semarang 2015

KONSERVASI HARUS MENJADI TRADISI #1

Masa remaja merupakan masa dimana mereka mereka yang mengaku berjiwa muda mencoba mencari jati dirinya. Mereka menggila, melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan, sekalipun itu tidak wajar. Tidak jarang hal yang dilakukan untuk memaknai bahwa dirinya telah menjadi remaja tersebut menjadi budaya dikalangan remaja di belahan dunia. Berikut merupakan lampiran contoh budaya remaja di berbagai belahan dunia.

  1. Tradisi Melepas Keperawanan di Afrika Selatan (https://www.anehdidunia.com/2013/05/tradisi-lepas-perawan-afrika-selatan.html)

Tradisi ini merupakan suatu hal yang wajar di Afrika Selatan, tetapi tidak dengan budaya Indonesia yang sangat kental dengan budaya timur. Di beberapa daerah di Indonesia sendiri juga menetapkan hukum adat yang kemungkinan apabila terjadi hal demikian maka pelakunya akan dikenai dengan  hukum adat di daerahnya sendiri.

2.  Tradisi Memerawani Teman di Jepang (https://www.kancamaya.com/2014/12/budaya-sex-bebas-di-jepang.html)

Fakta di Jepang bahwa 94% wanita di Jepang sudah tidak perawan lagi. hal lain menyebutkan bahwa remaja perempuan di Jepang memberikan keperawanannya bukan untuk pacarnya, melainkan untuk temannya sendiri

Beberapa contoh di atas bisa diambil kesimpulan bahwa remaja di berbagai negara termasuk Indonesia, mengawali dunianya dengan melakukan hal yang negatif, atau bahkan dengan hal yang penuh sensasi. mengapa demikian ? mengapa Indonesia tidak membudayakan sesuatu hal yang positif untuk membuka mata dunia bahwa tidak semuanya yang remaja lakukan pada awal memasuki masa pencarian jati diri itu negatif. contohnya yaitu dengan membudayakan konservasi.

Indonesia itu di anugerahi kekayaan alam yang melimpah. Bahkan pada zaman dahulu, warga asing rela berbondong-bondong menginjakkan kaki di bumi Indonesia hanya untuk mencari kekayaan alam Indonesia. Sebagai remaja yang menghuni Indonesia, kita tidak boleh setengah-setengah dalam melakukan suatu hal. Kalau negara lain contohnya Jepang bisa membanggakan negaranya dengan kecanggihan teknologinya, dan Indonesia ketinggalan jauh dengan Jepang, maka carilah jalan lain agar bisa setara dengan Jepang. Salah satunya yaitu dengan budaya Konservasi menyelamatkan alam yang dulunya telah menjadi kebanggan Indonesia. Remaja Indonesia tidak perlu “sok-sok” meniru budaya barat, karena dijamin tidak akan bisa seimbang dengan mereka. Maka dari itu, marilah kita menjadi remaja yang sadar. Jangan menjadikan Konservasi hanya sensasi atau disorak-sorakan dimana-mana tanpa ada realitas. Ayo bergerak menjadikan Konservasi menjadi sebuah tradisi yang dapat dibanggakan.

Tugas ini untuk mengikuti bidikmisi blog awards di Universitas Negeri Semarang