Quotes of Refrain

“Kak Danny bilang, selalu pihak cowok yang harus ngalah, belum lagi harus inget tanggal-tanggal penting, misalnya tanggal jadian, terus mesti pusing mikirin harus beli kado apa.” – Nata

 

“Bikin kesalahan sedikit, ceweknya bisa ngambek berhari-hari. Jatuh cinta ngrepotin, tau.” – Nata

 

“Tujuan alat-alat ini bukan hanya untuk mempercantik diri. Kecantikan sesungguhnya harus datang dari sini.” Ditunjukkannya posisi hati – Mama Niki

 

When you take a photograph of someone, you take a potrait of their soul – Papa Anna.

 

“Di dunia ini nggak ada yang namanya cinta pada pandangan pertama. Yang ada nafsu atau suka pada pandangan pertama yang disalahartikan sebagai cinta.” – Nata

 

And friends come and go,
But people like you are hard to find,
And times just goes to show,
I wouldn’t change a thing
I owe it all to you I always know,
How lucky I am to have you here beside me,
So before I go,
I wanna say
Thank you, thank you, thank you

 

Ia sempat menganggap ajakan kenalan waktu itu tidak lebih dari candaan belaka walau sempat menyimpan secercah harapan bahwa cinta yang manis suatu hari akan datang kepadanya.

 

“Nata emang orangnya gitu, agak galak, tapi sebenernya dia perhatian” – Niki

 

“Sempurna itu relatif.” – Niki

 

“Aku suka konsep fotgrafi – seakan-akan momen yang ditangkap lensa akan tetap di sana untuk selamanya.” – Annalise

 

Dan, mereka memang tetap ada, bahkan saat dunia berputar dan berubah, kenangan yang tercetak pada lembaran foto itu tidak pernah berubah. Photographs last for a lifetime.

 

“Manusia akan menua, tempat bisa berubah, kita bisa melupakan. Karena itulah kamera digunakan, untuk merekam hal-hal yang tidak dapat diingat manusia secara sempurna.” – Papa Annalise.

 

Fotgrafi dan musik sama-sama merupakan bagian dari seni; keinginan untuk menyampaikan sesuatu.

 

“Seni merupakan bentuk pelarian, cara untuk melampiaskan emosi. Mungkin karena itulah, seni terkadang bisa mengubah orang.” – Annalise.

 

Niki             : “Memang kalo aku datang, kamu bisa menang?”
Oliver         : “Kalau kamu datang seengaknya aku akan lebih terpacu untuk menang.”

 

Saat-saat seperti inilah yang paling menyenangkan, ketika Nata bisa memiliki Niki untuk dirinya sendiri. Pikiran yang agak egois, memang, tapi itulah yang dia rasakan kini.

 

“Aku tau kamu sayang sama Niki – sesuatu yang lebih dari sekedar persahabatan” – Annalise.

 

“Perasaan semacam ini wajar, kok. You just have to fight for it.” – Annalise.

 

Nata pun tidak ingin persahabatan mereka goyah hanya karena ada cinta yang meruak secara sepihak.

 

“Cinta itu nggak memiliki, Nat. Semua orang bebas merasakannya, menyimpannya. Tapi, kalau kamu terlalu takut untuk mengakuinya, selamanya kamu bisa terperangkap di dalamnya.” – Annalise.

 

Yang diketahuinya adalah, dia mencintai Niki, dan apapun yang terjadi, dia harus menyayanginya seperti itu. Apapun jawabannya nanti, Nata hanya ingin melepaskan pernyataan itu dari hati kecilnya. Tidak ingin membohongi Niki lagi dengan kedok persahabatan.

 

Love at first sight betul-betul ada.” – Niki.

 

“Lo salah, Nik. Yang duluan jatuh cinta diantara kita ternyata bukan lo, tapi gue.” – Nata.

 

“Kalo Niki seneng, itu udah cukup buat gue.” – Nata.

 

Bulan emas tinggal separuh
Bintang-bintang sangat pemalu
Kau terduduk di sampingku
Aku lantas mencintai bayanganmu
Kau menoleh untuk tersenyum
Hatiku berserakan… lebur dan rapuh

 

Sebisa mungkin dia berusaha menghindari kejadian seperti ini, saat mereka berdua akan berubah canggung dan melupakan kedekatan mereka ketika sedang berteman.

 

Tapi salahkah, bodohkah, jika Annalise hanya berharap Nata ada di sampingnya dan cukup puas dengan diam-diam menyayanginya?

 

“Ini pertama kalinya ada cewek yang nembak gue langsung seperti ini. I appreciate that, Anna, karena lo jujur sama gue.” – Nata.

 

“Orang dewasa itu egois ya, Nat. Mereka selalu bebas ngelakuin apa aja yang mereka suka, tanpa mikirin perasaan orang lain.’ – Niki.

 

I thank everyone for coming here today. It will be a great loss leaving such good friends. But rest assured, good friends remain forever. We will always have you in our hearts.” – Vidia Rossa, Mama Annalise.

 

“Nggak banyak orang yang seratus persen yakin sama diri mereka sendiri. Justru orang-orang yang serius mikirin itulah yang benar-benar dewasa.” – Nata.

 

“Mimpi itu bukan deadline, Nik. Bukan sesuatu yang nggak bisa berubah. Bahkan sesuatu yang datang dan pergi begitu aja. Nggak usah terlalu stres mikirnya.” – Nata.

 

Niki sama sekali belum pernah menolak cowok, apalagi cowok itu adalah sahabatnya sendiri. Barusan Nata terlihat… sungguh-sungguh. Niki tidak tahu jawaban macam apa yang diinginkan Nata darinya.

 

“Kurasa Kak Nata pasti mengharapkan Kakak untuk jujur, apa pun jawabannya.” – Klaudia.

 

“Kasih dia sedikit waktu, Nat. Mungkin Niki hanya nggak tahu gimana harus bersikap di depan kamu.” – Annalise.

 

“Aku sendiri yang ngejauhin mereka, tapi aku juga yang kesal melihat mereka bersenang-senang tanpa aku.” – Niki.

 

“Saatnya nggak tepat. Kak Nata memilih waktu yang nggak tepat untuk jujur, yaitu ketika kakak masih belum siap mendengarkannya. Dan, reaksi Kakak juga nggak membuat keadaan lebih baik, malah semakin kacau.” – Klaudia.

 

“Gak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.” – Klaudia.

 

“Sejak kapan kita secanggung ini, Nik? Kenapa kita harus berbasa-basi, nggak bisa lagi ngomong jujur apa yang ada di pikiran kita?” – Nata.

 

“Gue nggak minta apa-apa dari lo. Gue nggak merasa sakit hati karena lo nggak bisa terima perasaan gue, gue justru lebih sakit hati karena lo menghindari gue. Gue kecewa lo nganggep gue sepicik itu, bahwa gue akan menjadi orang yang berbeda hanya karena perasaan gue berubah. Gue nggak mau kita berhenti berteman gara-gara masalah seperti ini.” – Nata.

 

“Semua orang selalu bilang, ccewek dan cowok ggak pernah bisa jadi sekedar sahabat. Pada akhirnya, itu bener kan, Nat?” – Niki.

 

“Persahabatan itu nggak memilih. Persahabatan bukan didasari olehgender, usia, motif, atau apa pun itu. Pesahabatan yang tulus gak harus punya alasan.” – Nata.

 

“Apapun yang terjadi, jangan pernah memperlakukanku seperti orang asing lagi.” – Nata.


Leave a Reply