Nov 19 2015

Quotes of Refrain

“Kak Danny bilang, selalu pihak cowok yang harus ngalah, belum lagi harus inget tanggal-tanggal penting, misalnya tanggal jadian, terus mesti pusing mikirin harus beli kado apa.” – Nata

 

“Bikin kesalahan sedikit, ceweknya bisa ngambek berhari-hari. Jatuh cinta ngrepotin, tau.” – Nata

 

“Tujuan alat-alat ini bukan hanya untuk mempercantik diri. Kecantikan sesungguhnya harus datang dari sini.” Ditunjukkannya posisi hati – Mama Niki

 

When you take a photograph of someone, you take a potrait of their soul – Papa Anna.

 

“Di dunia ini nggak ada yang namanya cinta pada pandangan pertama. Yang ada nafsu atau suka pada pandangan pertama yang disalahartikan sebagai cinta.” – Nata

 

And friends come and go,
But people like you are hard to find,
And times just goes to show,
I wouldn’t change a thing
I owe it all to you I always know,
How lucky I am to have you here beside me,
So before I go,
I wanna say
Thank you, thank you, thank you

 

Ia sempat menganggap ajakan kenalan waktu itu tidak lebih dari candaan belaka walau sempat menyimpan secercah harapan bahwa cinta yang manis suatu hari akan datang kepadanya.

 

“Nata emang orangnya gitu, agak galak, tapi sebenernya dia perhatian” – Niki

 

“Sempurna itu relatif.” – Niki

 

“Aku suka konsep fotgrafi – seakan-akan momen yang ditangkap lensa akan tetap di sana untuk selamanya.” – Annalise

 

Dan, mereka memang tetap ada, bahkan saat dunia berputar dan berubah, kenangan yang tercetak pada lembaran foto itu tidak pernah berubah. Photographs last for a lifetime.

 

“Manusia akan menua, tempat bisa berubah, kita bisa melupakan. Karena itulah kamera digunakan, untuk merekam hal-hal yang tidak dapat diingat manusia secara sempurna.” – Papa Annalise.

 

Fotgrafi dan musik sama-sama merupakan bagian dari seni; keinginan untuk menyampaikan sesuatu.

 

“Seni merupakan bentuk pelarian, cara untuk melampiaskan emosi. Mungkin karena itulah, seni terkadang bisa mengubah orang.” – Annalise.

 

Niki             : “Memang kalo aku datang, kamu bisa menang?”
Oliver         : “Kalau kamu datang seengaknya aku akan lebih terpacu untuk menang.”

 

Saat-saat seperti inilah yang paling menyenangkan, ketika Nata bisa memiliki Niki untuk dirinya sendiri. Pikiran yang agak egois, memang, tapi itulah yang dia rasakan kini.

 

“Aku tau kamu sayang sama Niki – sesuatu yang lebih dari sekedar persahabatan” – Annalise.

 

“Perasaan semacam ini wajar, kok. You just have to fight for it.” – Annalise.

 

Nata pun tidak ingin persahabatan mereka goyah hanya karena ada cinta yang meruak secara sepihak.

 

“Cinta itu nggak memiliki, Nat. Semua orang bebas merasakannya, menyimpannya. Tapi, kalau kamu terlalu takut untuk mengakuinya, selamanya kamu bisa terperangkap di dalamnya.” – Annalise.

 

Yang diketahuinya adalah, dia mencintai Niki, dan apapun yang terjadi, dia harus menyayanginya seperti itu. Apapun jawabannya nanti, Nata hanya ingin melepaskan pernyataan itu dari hati kecilnya. Tidak ingin membohongi Niki lagi dengan kedok persahabatan.

 

Love at first sight betul-betul ada.” – Niki.

 

“Lo salah, Nik. Yang duluan jatuh cinta diantara kita ternyata bukan lo, tapi gue.” – Nata.

 

“Kalo Niki seneng, itu udah cukup buat gue.” – Nata.

 

Bulan emas tinggal separuh
Bintang-bintang sangat pemalu
Kau terduduk di sampingku
Aku lantas mencintai bayanganmu
Kau menoleh untuk tersenyum
Hatiku berserakan… lebur dan rapuh

 

Sebisa mungkin dia berusaha menghindari kejadian seperti ini, saat mereka berdua akan berubah canggung dan melupakan kedekatan mereka ketika sedang berteman.

 

Tapi salahkah, bodohkah, jika Annalise hanya berharap Nata ada di sampingnya dan cukup puas dengan diam-diam menyayanginya?

 

“Ini pertama kalinya ada cewek yang nembak gue langsung seperti ini. I appreciate that, Anna, karena lo jujur sama gue.” – Nata.

 

“Orang dewasa itu egois ya, Nat. Mereka selalu bebas ngelakuin apa aja yang mereka suka, tanpa mikirin perasaan orang lain.’ – Niki.

 

I thank everyone for coming here today. It will be a great loss leaving such good friends. But rest assured, good friends remain forever. We will always have you in our hearts.” – Vidia Rossa, Mama Annalise.

 

“Nggak banyak orang yang seratus persen yakin sama diri mereka sendiri. Justru orang-orang yang serius mikirin itulah yang benar-benar dewasa.” – Nata.

 

“Mimpi itu bukan deadline, Nik. Bukan sesuatu yang nggak bisa berubah. Bahkan sesuatu yang datang dan pergi begitu aja. Nggak usah terlalu stres mikirnya.” – Nata.

 

Niki sama sekali belum pernah menolak cowok, apalagi cowok itu adalah sahabatnya sendiri. Barusan Nata terlihat… sungguh-sungguh. Niki tidak tahu jawaban macam apa yang diinginkan Nata darinya.

 

“Kurasa Kak Nata pasti mengharapkan Kakak untuk jujur, apa pun jawabannya.” – Klaudia.

 

“Kasih dia sedikit waktu, Nat. Mungkin Niki hanya nggak tahu gimana harus bersikap di depan kamu.” – Annalise.

 

“Aku sendiri yang ngejauhin mereka, tapi aku juga yang kesal melihat mereka bersenang-senang tanpa aku.” – Niki.

 

“Saatnya nggak tepat. Kak Nata memilih waktu yang nggak tepat untuk jujur, yaitu ketika kakak masih belum siap mendengarkannya. Dan, reaksi Kakak juga nggak membuat keadaan lebih baik, malah semakin kacau.” – Klaudia.

 

“Gak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.” – Klaudia.

 

“Sejak kapan kita secanggung ini, Nik? Kenapa kita harus berbasa-basi, nggak bisa lagi ngomong jujur apa yang ada di pikiran kita?” – Nata.

 

“Gue nggak minta apa-apa dari lo. Gue nggak merasa sakit hati karena lo nggak bisa terima perasaan gue, gue justru lebih sakit hati karena lo menghindari gue. Gue kecewa lo nganggep gue sepicik itu, bahwa gue akan menjadi orang yang berbeda hanya karena perasaan gue berubah. Gue nggak mau kita berhenti berteman gara-gara masalah seperti ini.” – Nata.

 

“Semua orang selalu bilang, ccewek dan cowok ggak pernah bisa jadi sekedar sahabat. Pada akhirnya, itu bener kan, Nat?” – Niki.

 

“Persahabatan itu nggak memilih. Persahabatan bukan didasari olehgender, usia, motif, atau apa pun itu. Pesahabatan yang tulus gak harus punya alasan.” – Nata.

 

“Apapun yang terjadi, jangan pernah memperlakukanku seperti orang asing lagi.” – Nata.


Nov 19 2015

Bolehkah Aku Kembali ke Masa Lalu?

Apa kabar kamu yang dulu sempat meramaikan inbox di ponselku? Masih sibuk seperti biasanya? Sebenarnya aku tidak mau menulis tentang kamu lagi. Tapi, salah satu teman kita memaksaku untuk menuliskan ini. Sudahkah kau membaca semua postingan blogku? Aku rasa belum, mana mungkin kamu mempunyai waktu untuk melakukan hal yang kau anggap tidak penting ini? Sadarkah yang aku tulis selama ini adalah kamu? Aku yakin tidak.

 

Setiap aku mencurahkan ide untuk postingan blog-ku, aku selalu ingat kamu. Mungkin karena setiap postingan yang aku post, selalu berisi tentang kamu. Sekali lagi, maaf jika sikapku berlebihan kepadamu, maaf jika selama ini aku masih mengganggumu, dan maaf jika aku melakukan hal yang konyol ini. It’s simple boy, cause you’ve been changed my world, you bring many colors in my life, rainbow, gray, black, everything :’)

 

Sebuah perasaan yang akupun tak tau namanya. Cinta? Ataukah rasa kagum sesaat? Ah aku tak tau. Yang jelas, aku terpesona ketika kamu melakukan semua hal, apapun itu. Aku merasa sangat nyaman ketika berada di sampingmu, aku merasa nyaman ketika bercerita denganmu, waktu terasa berjalan sangat cepat ketika aku bersamamu.

 

Awalnya, kamu terlihat biasa saja. Kamu terlihat sama dengan yang lain; seorang laki-laki yang sedang menggapai cita-cita. Tapi, seiring berjalannya waktu, kamu terlihat beda. Awalnya, perasaanku sama seperti perasaan seseorang kepada temannya. Namun sekarang, perasaan itu lebih dari perasaan seseorang terhadap temannya.

 

Rasa itu semakin berkembang saat kamu hadir menyapaku lebih dulu dalam pesan singkat, saat kamu memberikan perhatian-perhatian kecil yang sangat bermakna, saat kamu semakin beda, ya saat kamu telah berhasil mencuri perhatianku. aku yakin kamu telah mengetahui perasaanku ini. Dan aku juga yakin, jika kamu mempunyai perasaan yang sama. Bukankah aku terlalu percaya diri? Baca: ke-geer-an. Teman-temanmu yang lain juga sependapat denganku. Kamu yang mempunyai pribadi yang cuek terhadap lawan jenis tiba-tiba berubah menjadi sosok yang sangat perhatian. Bukankah hal itu sudah menunjukkan jika kamu mempunyai perasaan yang sama denganku?

 

Entah kenapa semakin hari jarak antara kamu dan aku semakin jauh. Saat bertemu hanya membisu dan berbicara hanya dengan tatapan mata. Pernah, aku menanyakan sikapmu ini. Jawabmu, “aku cuma mau ngetes kamu.” Apalagi yang kamu ragukan dari aku? Apa perhatian-perhatian yang kuberikan selama ini belum cukup untuk membuktikan rasa sayangku kepadamu? Silahkan. Silahkan abaikan aku semampu kamu. Siapa yang bakal bertahan? Kamu? Atau aku? Hanya waktulah yang dapat menjawab.

 

Ingin rasanya aku berteriak memanggil namamu saat kita bertemu, ingin sekali rasanaya kita saling menyapa bukan hanya dengan tatapan mata. Namun, lagi-lagi; “karena aku menyayangimu”-lah yang menjadi alasan dan sebab mengapa aku masih seperti itu. Kamu gak sadar kan kalo aku selalu memperhatikanmu? Kamu gak sadar juga kan kalo aku sering menanyakan kabarmu kepada teman-temanmu?

 

Sampai kapan kamu seperti ini? Sampai kapan kamu bertahan bersama dengan rasa ketidakpedulianmu? Jujur saja. Sebenarnya aku lelah dengan semua ini. Aku lelah dengan sifat kecuekanmu. Ingat, aku hanyalah seorang remaja putri yang ingin merasakan bagaimana rasanya dicintai. Tidakkah kau sadar itu?

 

Jika memang akhirnya seperti ini, bolehkah aku mengulang waktu? Aku ingin kita mengulang dari awal. Saat kita berdua tidak saling kenal, lalu menjadi dekat karena status “teman”, dan bahkan akan kupendam rasa ini supaya kamu tetap terus bersamaku, kamu tetap dekat denganku. Seandainya. (nn)


Nov 19 2015

Mengenal Lebih Dekat Seorang Insan Bhayangkara

Ini merupakan tugas wawancara saya SMA kelas xi. semoga bermanfaat dan memotivasi para pembaca

Narasumber: Mahardian Dewo Negoro

 

Setiap manusia pasti mempunyai mimpi dan harapan. Tak terkecuali polisi muda yang satu ini, Mahardian Dewo Negoro. Siang itu, kami mewawancarainya. Dengan senyum ramahnya, Kak Dewo bersedia untuk kami wawancarai. Ternyata, dulunya, cita-cita Kak Dewo bukan menjadi seorang polisi melainkan seorang dokter. Namun, karena menurutnya ruang lingkup dokter itu sempit, maka Kak Dewo memilih untuk menjadi polisi. Terlebih lagi, ayah Kak Dewo juga seorang polisi. Jadi, tidak heran kan jika buah jatuh tidak jauh dari pohonnya? Menurutnya, menjadi polisi itu merupakan pekerjaan yang sangat mulia. Polisi tidak hanya menegakkan hukum tapi juga melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.

“Tentu menjadi polisi sampai sekarang ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa prosedur yang harus dijalani.”, tutur pria berkelahiran tanggal 24 Mei 1992 ini.

“Saya masuk akpol melalui Polda Jateng.”, ujar Kak Dewo mengawali cerita.

“Lama tesnya 2 bulan, setelah dinyatakan lolos, saya menjalani pendidikan dasar Bhayangkara selama 4 bulan dimana 90% kegiatannya merupakan kegiatan yang mengandalkan fisik. Setelah itu, saya menjalani kehidupan sebagai taruna selama 3 tahun. Mulai dari taruna tingkat 1 (taruna paling junior), kemudian tingkat 2 di mana kami dituntut menjadi teladan yang baik bagi junior dan menjadi junior yang loyal serta hormat kepada senior, dan tahun ketiga saya menjadi taruna tingkat 3 yang artinya kami menjadi teladan bagi adik-adik kami.” Jelas pria pecinta kwetiaw ini.

Selama 3 tahun menjadi taruna tentu banyak suka dan duka yang dialami oleh Kak Dewo. Mulai dari makan bersama, dihukum bersama, saling membantu teman yang jatuh, hingga merasakan menjadi bawahan. “Pokoknya serulah hahaha.” Jawab Kak Dewo ketika ditanya bagaimana rasanya menjadi taruna.

Pengalaman yang paling berkesan saat menjadi taruna ialah ketika Kak Dewo bersama 44 taruna lainnya terbang ke Jepang pada tanggal 26 Oktober 2012 untuk mewakili Kepolisian Indonesia dalam acara World Police Band Concert yang rutin diadakan oleh salah satu koran tertua di Jepang. 45 taruna yang terpilih mengikuti latihan secara intensif selama  ±2 bulan. Perjalanan mereka dibiayai oleh Jepang dan mendapat uang saku dari negara. Hebat bukan?

“Di sana, kami menemukan banyak hal yang belum pernah kami alami sebelumnya. Kami saling berbagi tentang ilmu kepolisian dari masing-masing negara dan kami saling bercerita tentang kebudayaan asal negara kita masing-masing.”

Kegiatan intinya ialah saat 45 taruna perwakilan dari Indonesia konser di Sumida Triphony Hall. “Kami membawakan 4 lagu yaitu Kenangan Terindah (Samsons), Medley Nusantara, Medley Dangdut, dan lagu klasik yang judulnya Going Home.”

Kak Dewo bersama polwan Jepang

“Rasanya luar biasa banget bisa ngrasain main musik di depan banyak orang yang rata-rata maestro musik. Terlebih lagi, Sumida itu merupakan tempat konsernya maestro-maestro dunia.”

Saat ditanya apa yang paling berkesan saat di sana, Kak Dewo menjawab, “saat kami kirab drumband di sepanjang Ginza Street. Suara drumband dari AKPOL yang paling menggelegar dibanding negara yang lain, atraksinya juga yang paling banyak dari AKPOL. Semua penonton di sepanjang jalan kagum dan salut sama Drum Corps Cendrawasih Akademi Kepolisian Indonesia. Dan, satu lagi yang membuat kami semua bangga yaitu kami sempat menjadi headline di koran Jepang. Jadi, kami sebagai bangsa Indonesia merasa bangga karena telah mengenalkan Indonesia ke mata dunia dan tentunya ikut mengharumkan nama Indonesia.” Ujar Kak Dewo dengan penuh rasa bangga dan percaya diri.

“Nah, sekarang giliran kalian yang mengharumkan nama Indonesia.” Pesan Kak Dewo kepada kami setelah ia bercerita pengalaman sewaktu di Jepang.

Tahun 2013 ini, Kak Dewo dan rekan-rekannya kembali berkesempatan tampil di acara World Police Band Concert yang diadakan di Jakarta.

Kirabnya di mulai dari Monas sampai ke Bundaran HI sedangkan konsernya berlangsung di Taman Ismail Marzuki (TIM). Konsep acaranya dari tahun ke tahun masih sama, begitu juga pesertanya pun masih sama. “Kami sudah lumayan akrab dengan polisi-polisi yang lain terutama NYPD (New York Police Department). Rasanya seneng banget bisa kumpul lagi bareng mereka. Banyak kegiatan yang kami lakukan di luar acara resmi dari panitia World Police Band Concert seperti renang bareng, bikin party kecil-kecilan, sampai jalan-jalan keliling Jakarta bareng mereka. Pokoknya seru banget.” Tutur pria penyuka warna merah ini.

“Ditonton oleh pejabat POLRI dan pejabat negara ketika konser berlangsung rasanya luar biasa bangga. Apalagi mendapat kesempatan yang kedua kalinya untuk membawa nama Indonesia ke kancah dunia dan merupakan suatu kehormatan bagi kami menjadi tuan rumah acara World Police Band Concert.” Begitu ujar Kak Dewo ketika ditanya tentang bagaimana kesannya ikut andil dalam World Police Band Concert.

Kak Dewo memeperoleh banyak sekali hal selama menjadi taruna. Kak Dewo dapat belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin yang bijak, belajar menghargai waktu, dan masih banyak lagi. “Intinya, di AKPOL kami dipersiapkan untuk menjadi pelindung dan pengayom masyarakat melalui pembinaan yang dilakukan selama 3 tahun baik secara mental, jasmani, dan akademis.” Ujar Kak Dewo.

Setelah 3 tahun menempuh pendidikan di AKPOL, tiba saatnya Kak Dewo lulus sebagai taruna atau yang disebut Praspa. Pelaksanaan Praspa dilakasanakan di Istana Negara atau di masing-masing akademi (secara bergilir). Tahun 2013, Praspa dilaksanakan di AAL (Akademi Angkatan Laut) di Surabaya pada tanggal 2 Juli 2013. Ada sekitar  ±700 TNI dan Polri. Di sana, mereka mendapat pengarahan dari pejabat tinggi TNI Polri dan Presiden Republik Indonesia sebagai bekal mereka menjadi perwira. Banyak persiapan yang harus dilakukan. Untuk persiapan fisik dan mental, mereka berolahraga bersama setiap sore, gladi dilaksanakan setiap hari mulai dari H-5 hingga H-3 pada jam 07.00-12.00. “Namun semua terbayar dengan rasa bangga ketika mengucapkan sumpah perwira. Apalagi ketika melihat orang tua tersenyum bangga hingga meneteskan air mata saat melihat anaknya sudah berhasil menjadi perwira.” Ucap Kak Dewo dengan mata berkaca-kaca.

Setelah resmi menjadi pewira, Kak Dewo melanjutkan pendidikan yang bernama STIK/PTIK (Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian / Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian) selama 1 tahun untuk menunjang kariernya. “Suka duka menjadi polisi mungkin belum terlalu saya rasakan karena saya belum terjun langsung ke lapangan.” Ujar Kak Dewo ketika ditanya apa suka duka menjadi polisi. Jadi, walaupun Kak Dewo telah menjadi perwira, namun ia belum terjun langsung ke lapangan karena harus menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu selama 1 tahun.

Menjadi seseorang yang sukses itu mustahil jika tidak ada seseorang di belakangnya. Pasti, ada “sang motivator” dibalik kesuksesan orang tersebut, tak terkecuali Kak Dewo. Ketika ditanya siapa motivator Kak Dewo selama ini, dengan suara tegas khas polisi, dia menjawab, “Selama ini yang memotivasi saya  adalah orang tua saya terutama ayah saya dan Salahudin Al Ayubi sebab ayah saya merupakan imam pemimpin yang baik dalam keluarga, selalu melindungi dan mengayomi serta selalu memberikan teladan yang baik dan Salahudin Al Ayubi adalah contoh pemimpin yang kuat, bijaksana, dan bertanggung jawab.”

Sebelum kami mengakhiri kegiatan wawancara ini, kami melontarkan sebuah pertanyaan lagi untuk Kak Dewo yaitu apa saja harapan Kak Dewo yang belum tercapai sampai saat ini. Kak Dewo dengan senyum sumringah menjawab, “Sampai saat ini harapan saya sudah tercapai semua tinggal bagaimana saya meningkatkan pencapaian saya ke arah yang lebih baik lagi.”

Mahardian Dewo Negoro, merupakan salah satu cerminan bagi kita untuk tetap terus berusaha dengan giat demi mencapai kesuksesan. Banyak hal yang dapat kita teladani dari seorang Kak Dewo.  Jangan pernah meremehkan sesuatu karena kita tidak pernah tau seberapa berharganya sesuatu itu nantinya, manfaatkan waktu yang ada untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan dan hal-hal positif lainnya. Jangan pernah menyia-nyiakan waktu untuk melakukan hal yang tidak penting karena waktu itu tidak dapat diputar kembali. Ambil semua kesempatan yang ada karena kesempatan yang sama tidak pernah datang dua kali. Selalu ingat konsep “tidak ada penyesalan di awal”. Yang paling penting selalu berdoa kepada Tuhan dan tak lupa selalu meminta doa dan restu kepada orang tua. (Angg dan Dee


Nov 19 2015

Painem: Old but Gold

Ini sebenernya postingan dari Blogger saya.

Gak kerasa nih tau-tau udah mau ujian nasional lagi. Cepet banget rasanya. Secepet kamu yang ninggalin aku tanpa kejelasan.. hoam. Siap nggak siap harus siap! Naik kelas xii itu menyenangkan, tapi susah dijalanin. Think again! Harus ngadepin try out, ujian praktek, ujian sekolah, ujian nasional, persiapan snmptn. Huff. Tapi nggak papa, kelasnya nggak dirombak lagi kok. Jadi, masih bareng-bereng terus sama Painem sampe lulus nanti.

Btw ngomongin Painem, siapa sih painem itu? Gebetan di kelas? Pacar? Atau? Painem cowok apa cewek sih? Ganteng? Cantik? Pinter? Fyi, painem itu nama kelas kita. Ipa Enem. Painem. Ya, nama yang “Old But Gold”. Di painem ini, berbagai karakter seseorang bisa kita temuin deh. Ada yang baik, cerewet, kalem, bijak, bahkan yang homo pun juga ada kok haha. Nih ya ane jabarin satu-satu penghuni Painem Smanda:

  1. Adi Putranto

Si anak rohis yang sudah terkontaminasi akibat sudah bisa merasakan apa yang namanya cinta. Berkepribadian ganda. What? Maksudnya, kepribadian dia waktu ada kegiatan keagamaan sama kepribadian dia sehari-hari itu beda banget. Suaranya waktu dia baca Al-Quran wih.. bikin merinding deh. Cocik banget. Fyi, dia utang kas banyak banget. Tapi sekarang udah dilunasin kok. Mau lebih tau tentang Adi? Tanya si Shona aja yaa.

 

  1. Aditya Novrizal

Di painem dia dipanggil aceng. Mukanya kaya cino loleng. Padahal bukan orang cina. Kita sudah pernah mengklarifikasi ke mamanya aceng, kalo dia bukan keturunan cina wkwk. Dia ini naksir berat sama gadis cantik behijab yang ada di painem. Sepertinya cinta sudah mengubah segalanya. Terbukti, prestasinya meningkat semenjak dia naksir sama gadis itu. Alhamdulillah ya. suka banget nyanyi tapi kalo disuruh nyanyi via voicenote line, dia selalu menolak. Gak paham deh.

 

  1. Agra Pandya Wicaksana

Arab kiting ini Bruno Mars-nya Painem loh. Waktu tes, duduknya di depanku. Duh, baik banget deh. Sering banget ketahuan waktu dia ngasih contekan ke aku. Maaf ya agra. Kalo makan wih.. nasi sebakul juga habis deh dimakan sama cowok berperawakan tinggi ini. lucu banget pokoknya. Dia secret admirernya cewek kelas lantai bawah. Sekarang dia tambah ganteng loh, cewek-cewek painem terpesona waktu agra potong rambut.

 

  1. Anggi Angeliena

Emm apa ya. kalian aja deh yang ngejudge aku.

 

  1. Arye Rizqy Dzulhijsnain

Dia termasuk ke kategori cowok yang metroseksual. Anak mama banget deh. Tapi semenjak di painem, dia berubah banget, katanya sih. Dia udah berani dolan bareng cowok-cowok painem, udah berani nyore with painem, intinya painem mengubah segalanya. Ganteng sih, tapi rela bagi-bagi? Pinter banget nih cowok. Kalo udah sekali ketawa atau lagi ngomongin sesuatu yang dia suka, dunia berasa milik sendiri deh. Hoam.

 

  1. Bagas Rizky T.

Bagas ini cowok yang pendiem sih, keliatannya. Tapi kalo udah sama si Fadhil, duh.. cerewetnya melebihi cewek-cewek painem yang lagi nggosip. Perawakannya kurus, berkacamata, yaa semacam profesor gitu lah. Aamiin. Penyetok pulsanya painem nih, jadi kalo pulsa kalian habis, tinggal sms bagas aja. Tapi, ati-ati besoknya dipalakin buat bayar pulsa.

 

  1. Dewo Adi Wicaksono

Dewo ini tukangnya painem. Properti drama painem jos gara2 si dewo ini terutama. Dia ini bertanggung jawab banget deh. Kalo dikasih tugas atau apapun, dia slalu bertanggung jawab. Hebat. Dia sebangku sama rere, sering diledekin sama temen-temen kalo dia homo sama rere. Padahal sih, rerenya aja yang ganjen. Dewo masih normal kok.

 

  1. Dicky Wisnu Dwi Wahyudi

Dia dipanggil “Ndas Kabel” sama temen-temen, karena keahliannya seperti teknisi wkwk. Awalnya temen-temen banyak yang gak suka sama cowok satu ini. kalo ngomong sama dia tuh ya ibarat kalian ngomong sama tembok. Nggak pernah ditanggepin. Tapi, lagi-lagi painem telah mengubah segalanya. Lama-kelamaan dia udah berubah kok. Lebih menghargai orang. Dia anak OSN loh. Belum lama ini, dia maju ke tingkat provinsi. Good luck dick!

 

  1. Diedya Rizkita

Panggilannya kiki. Dia temen sebangkuku. Cantik, baik, nggak sombong, dan lain-lain. Sering banget bajak hpku, sering kasih solusi kalo aku lagi bingung. Dia juga berubah semenjak di painem loh. Dia lebih care sama temen-temen satu kelas, tapi masih aja ada temen yang nggak suka. Sabar ya kiki, mereka cuma iri kok. Aku juga berubah gara-gara kiki. Kiki telah mengubah hidupku. Hoam. Pinter banget yang namanya nyepik guru.

 

  1. Endiyana Pratiwi

Endi? Emm dia moodboosternya painem. Apapun kata-kata yang keluar dari mulutnya, bikin ketawa. Kalo udah sekali ketawa, susah berhenti. Kalo lagi ketawa, suaranya kayak ayam kalkun. Endi ini orangnya bijak banget. Pinter biologi pula. Apalagi bab reproduksi. Katam deh wkwk. Suka ngasih embel-embel di nama temen-temen. Panji ubur-ubur, misalnya.

 

  1. Fadhil Adi Nugroho

Banyak yang bilang dia mirip sama Naufal. Kalo lagi sama Naufal, udah kayak kakak adik deh. Cerewet banget. Guru ngomong apa, selalu disanggah. Temen-temen lagi ngomongin apa, dia tiba-tiba nimbrung. Doyan banget sama yang namanya makan. Kalo disuruh berhenti makan, selalu “masih pertumbuhan” yang dijadikan alasan. Sering njengkelin juga sih kalo di kelas. Kesalahan ketika aku sama kiki duduk di depan si Fadhil. Tapi sebenernya fadhil ini asik kok, baik juga.

 

  1. Feby Triningtyas

Temen sebangkunya Endi ini baiiiiiiikkk banget sama painem. Ibaratnya nih ya, apapun dia lakuin demi painem. So sweet mwah. Ketua SMS loh. Cantik, baik, suaranya lucu. Genuk poenya. Mamanya feby juga baik banget, gak bakal kelaparan deh kalo kalian main di rumah feby. Satu-satunya orang yang nyebut aku kecambah. CHSI lovers. Moodboosternya painem.

 

  1. Hapsari Anggraini

Gadis berhijab lulusan PAPB ini alim banget deh. Baik, pinter, rajin. Sifat idaman para guru kepada muridnya ada di hapsari semua deh. Kalem. Tapi kalo dia maju di depan kelas, mimik muka sama bahasa tubuhnya lucu banget. Kalo ngomong kayak kereta api express. Kurus banget. Gendutin badan ya ri. Tetep kalem. Hihi.

 

  1. Hidayatul Qomariyah

Selalu ranking 1. Pinter, cantik, baik. Ati-ati ya buat kalian para cowok, ayak udah ada yang deketin. Ati-ati. Kalo kalian mau deketin ayak, harus lomba ngaji dulu sama mbahe wkwk. Alhamdulillah sekarang ayak udah berhijab.

 

  1. Indah Cahya K.

Ayu Ting-Tingnya painem. Cantik, alhamdulillah sekarang juga udah berhijab. Di kelas ada seceret admirernya si indah loh. Sekali ketawa, nggak bisa berhenti. Apalagi yang bikin ketawa Indah itu si Agra. Bingungan, apalagi kalo gak paham sama apa yang diterangin guru, temen les matematika. Kenal indah dulu waktu sama-sama masih ikut SWAT.

 

  1. Jasmine Mazaya D.

Cantik banget. Mukanya kayak arab. Natural. Baik. Sriwijaya poenya. Waktu drama jadi anaknya bos besar. Deket banget sama Indah. Pacarnya kelas sebelah. Dia setia banget sama BRT. Setia nunggu. Padahal udah sering diphp sama BRT. Iya dong, ine kan strong girl. Kasian banget waktu dia dapet hari pertama. Semangat ne, kamu strong girl!

 

  1. Ledwi Wisi Daely

Temen sebangkunya Ayak. Waktu tes duduk paling depan, depan guru pula. Untung si Ledwi pinter, jadi ya sanati aja. Fearless kan ya led? Hehe. Panggilannya leled. Pacarnya tinggi banget, pernah liat dia sama pacarnya waktu painem tanding smansoc di lapangan bintoro. Kalo lagi badmood, duh lebih baik jangan deket-deket deh.

 

  1. Marissa Fajarina

Mbok Mar. Pinter, rajin, selalu ngeshare pr di line. Baik banget. Berhijab. Temen sebangkunya Sinta. Anak BCA. Pinter banget kalo perancis. Ati-ati lho, marissa ini gentonya Bandungan. Diam-diam menghanyutkan, aku udah gak polos lagi berkat ajarannya Marissa wkwk.

 

  1. Mega Arum Saputri

Ini chefnya painem. Uang saku kita ludes gara-gara beli dagangannya si arum. Sering banget nyicipin (baca: ngehabisin) bekalku. Suka banget sama yang namanya cabe. Tapi bukan cabe-cabean. Kalo dibekalku banyak cabe, dia selalu bilang “nggik, cabenya buat aku ya.” Baik banget anaknya. Udah nganggep painem itu keluarga. Kita juga sayang arum kok.

 

  1. Muhammad Iqbal Arsyad

Pak ustadnya painem. Sering galau gara-gara anak paski wkwk. Cowok satu ini punya kemauan yang keras. Berpengaruh juga sih sama sifatnya. Tapi kita semua paham kok. Baik, kurus *ehem*. Suka bagi-bagi bekal, minumnya suka dimintain sama temen-temen, gak pelit.

 

  1. Muhammad Nurullah Riyadi

Selain ustad, painem juga punya kyai loh. Dipanggil mbahe. Entah kenapa bisa dipanggil mbahe. Pinter banget. Si ketua kelas. Sering modusin ayak. Anak rohis yang imannya sudah terkontaminasi akibat cinta. Cinta mati sama anak kelas seberang. Imamnya painem. Bijak. Baik.

 

  1. Naufal Iswara H.

Banyak yang bilang kalo mirip Caisar, kakaknya si Fadhil. Alhamdulillah sudah taken. Tapi sok banget, mentang-mentang udah taken, tiap hari pacaran terus. Ngojek, sebagai sambilannya wkwk. Sering ngebully. Sering bajak hapeku. Tapi sekarang, udah nggak bisa manggil Anggik Friendzone lagi hahaha.

 

  1. Nawang San Dewi A.

Sutradaranya painem waktu drama. Kurus banget, kayak biting. Padahal kalo makan kayak agra, banyak banget. Anak cheers, tapi berhijab. Apa yang dia ucapin, bisa jadi trend, “mok ya mbul”, misalnya. Ewh banget wang. Citarum poenya. First Impressionnya waktu liat nawang itu, judes, galak. Tapi ternyata sebenernya dia baik kok. Tapi kalo ngomong kadang gak difilter wkwk.

 

  1. Nita Syarifah N.

Cewek berhijab lulusan PAPB ini fashionable banget. Cantik. Baik. Punya secret admirer di kelas. Eh, bukan secret lagi deng. Semua temen-temen udah tau kok. Ketua kostum waktu drama kelas. Anak KUASS. Pinter gambar. Sebangku sama Qintari. Sering dikasih kode sama admirernya, tapi sepertinya doi nggak peka deh.

 

  1. Noni Luthfi K. H.

Run pounya painem. Sekali ngatain orang, duh sakitnya di sini (baca: hati). Diam-diam menghanyutkan, punya gebetan banyak. Baik kok sebenernya. Satu kelompok biologi. Sebangku sama Firda. Kalo berangkat sekolah gasik banget. Hapenya, nyawanya. Ditangannya Noni, selalu ada hape. Dimana ada hapenya noni, disitu ada noni. Itu hape atau pacar? Wkwk.

 

  1. Panji Iskandar Panca Sakti

Temen semook, sekarang di painem juga. King of Drama. Pemeran si Pitung. Ketua drama painem. Hitam-hitam kereta api, banyak yang menanti. Kisah cintanya tragis wkwk. adeknya ganteng. Banyak guru yang sentimen sama doi. Pinter nyepik guru, apalagi sama bu mas. naksir sama ayu ting-tingnya painem.

 

  1. Pramodana Medha Wisesa

Cowok 17 tahun yang sangat bangga punya mantan tiga. Sering banget berduaan sama Agra. Punya kembaran di kelas seberang. Freak banget deh pokoknya. Apalagi kalo di line kelas, sering ngoceh sendiri. Dipanggil rere. Tapi, dia mintanya dipanggil reymon. Ewh. Tapi sebenernya baik kok, loyal kalo sama temen.

 

  1. Qintari Fauzia S.

Dwitasarinya painem. Sekali buka twitter, timeline isinya galauannya si doi semua. Bertahan pada satu nama, Nasrul. Setia. Cantik, baik, berhijab, alim, pinter. Perfecto. Arya Mukti poenya. Pinter nulis juga loh. Galaunya dikurangin bisa kali ya Qin. Sering jadi tempat curhatku. Maaciw Qin.

 

  1. Shintyana Ayu N.

Queen of Drama. Cerewet banget sampe sering diingetin sama Pak Sant wkwk. Waktu Drama jadi nyonya besar Belanda. Suaranya menggelegar, masih jelas sampai di sudut aula, padahal tanpa mic. Anak padus. Kalo udah ketawa, beuh. Semacam Indah dan Endi. Sukanya ngibasin rambut. Pecicilan, meskipun dia pake high heels. Fyi, aku udah gak polos gara-gara Shintyana juga. Digosipin deket sama Naufal.

 

  1. Shona Ilma Khoirina

Mranggen poenya. Sifatnya hampir sama kayak Adi. Sepertinya mereka sudah ditakdirkan untuk bersama. Semenjak deket sama Adi, dia rajin banget solat, Al-Quran selalu jadi temennya,memang cinta mengubah segalanya. Cerewet banget, kalo gak suka sama orang, bisa dilihat dari mimik mukanya.

 

  1. Sinta Krisbandono Putri

Temen SMP. Pinter dan rajin banget. Doi juga pinter bahasa perancis seperti Marissa. Temen sebangkunya Marissa, tapi alhamdulillah tidak terkontaminasi akibat Marissa wkwk. Baik. Anak yang patuh sama orangtua, guru. Duh.. idaman guru banget deh.

 

  1. Syaifudin Al Fajari

Biasanya dipanggil unyuk. Kecil, kiting. Sering jadi korban bully-an temen-temen. Maaf ya unyuk. Tapi sebenernya kita sayang sama unyuk kok. Kalo ngomong gak jelas gitu, makanya sering dibully. Kisah cintanya juga tragis. Naksir berat sama (bahasa inggrisnya ayam betina) tapi gak ditanggepin :”

 

  1. Vika Jayanti.
    Temen-temen banyak yang manggil mbak Yanti. Kemana-mana selalu sama Arum. Anak taekwondo. Kalo dikelas merhatiin guru dengan sungguh-sungguh. Weijan. Rajin, pinter, apalagi pelajarannya Pak Agus. Tentang proyeksi, bidang1, bidang2, bidang3. Duh.

 

  1. Wahyuningtyas Firdaus

Temen sebangkunya Noni. Berbehel. Rambutnya panjang. Dipanggil mase. Kalo jalan kayak anak cowok. Selalu punya alesan buat nggak bayar kas ketika ditagihi kas. Takut kalo aku lagi galak, katanya.

Itulah deskripsi singkat tentang penghuni kelas IPA6 SMA 2 Semarang. Alhamdulillah di kelas sebelas ini, kita punya wali kelas yang baik banget. Pak Santosa. Beliau papinya kita semua. Pengampu pelajaran Matematika yang tahun ini jadi Waka Kurikulum. Papi kita ini canggih banget, gak gaptek. Kita aja kalah. Kalo nerangin jarang banget pake papan tulis. Entah kenapa, mungkin takut tangannya kotor wkwk. care banget sama kita lah pokoknya. Saya mewakili teman-teman minta maaf yang sebesar-besarnya sama Pak San. Kita sering gak merhatiin Pak San, sering buat jengkel Pak San. Tapi sebenernya kita semua sayang Pak Santosa kok.

Sekian. Pegel nih. Ngantuk juga habis sahur belum bobok gara-gara ngetik ini. hoam. thanks ya buat yang udah mau baca, maaf kalo deskripsianku diatas berlebihan atau nggak sesuai. Maaf ya.

Thanks.


Nov 19 2015

Ini konservasiku, mana konservasimu? #2

Saya sangat beruntung dapat kuliah di kampus yang seijo royo-royo ini terutama di Fakulats Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam karena kampus ini sedikit banyak telah mengubah pola hidup saya terutama mengenai lingkungan. Contohnya antara lain, semenjak saya kuliah di UNNES ini, saya selalu memperhatikan masalah sampah. Mungkin banyak yang dari kalian yang mempunyai pendapat “apaan sih. Biasa aja. Aku mah dari dulu juga udah buang sampah di tempatnya.” Tapi bagi saya, hal tersebut merupakan suatu peuahan kecil yang bermakna besar. Sejak saya berada di UNNES, saya belum pernah membuang sampah sembarangan, sekecil apapun sampahnya, seperti bungkus permen misalnya. Karena perubahan sikap saya tersebut, tas saya beralih fungsi menjadi tempat sampah. *ini serius*

Dari cerita saya tersebut, kita dapat belajar satu hal bahwa kita sebagai mahasiswa UNNES yang sejatinya adalah kampus konservasi merasa malu jika diri kita sendiri tidak melakukan sikap dan perbuatan sesuai 7 pilar konservasi. “Konservasi” seakan-akan telah melekat pada diri mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Dengan sikap dan jiwa yang seperti ini, kita sedikit demi sedikit akan melakukan perubahan menjadi yang lebih baik lagi. Semoga.

 

lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

 

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan


Nov 19 2015

Konservasi tak sekedar teori #1

Salam Konservasi!

Jika kalian mahasiswa UNNES, pastilah sering sekali mendengar salam itu. Ya, “salam konservasi!”. Fyi, kampus UNNES kita tercinta ini, telah mendeklarasikan sebagai Kampus Konservasi sejak tahun 2010. Sebelumnya, apa sih itu konservasi? Apakah sama dengan konveksi, konduksi, atau …si lainnya. Konservasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti pelestarian. Mengutip dari Buku Pendidikan Konservasi, secara lengkapnya konservasi merupakan upaya pelestarian lingkungan dengan tetap memperhatikan, manfaat yang dapat diperoleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan. Karena kita kuliah di kampus konservasi, maka kita mempelajari Mata Kuliah Umum yakni Pendidikan Konservasi. Hal ini merupakan implementasi yang nyata sebagai predikat Kampus Konservasi. Saat kita belajar tentang Pendidikan Konservasi, kita tidak hanya mempelajari teori-teori yang ada di buku atau biasa juga disebut dengan aspek kognitif, tetapi kita juga mempelajari dan menerapkan sikap-sikap yang mencerminkan peduli dan peka terhadap lingkungan sekitar, dan juga kita dituntut untuk terampil dalam memecahkan permasalahan lingkungan yang ada di sekitar kita.

Yang merasa mahasiswa UNNES mana suaranya? *krik krik* *lagi sibuk buat laporan kak* kok curhat sih? Oke lanjut. Kita harus merasa bangga karena hanya di UNNES lah kita mendapatkan mata kuliah umum Pendidikan Konservasi. Dari awal saya mengira bahwa mata kuliah umum Penididikan Konservasi itu sama seperti mata kuliah yang lain pada umumnya. Ternyata, dugaan saya salah karena saya bukan keturunan peramal yang pandai menduga-duga. Oke lanjut. Ternyata, konservasi di sini bukan hanya sebatas pelestarian lingkungan. Namun juga pelestarian budaya dan sikap. Karena budaya dan sikap merupakan salah satu 7 pilar konservasi. Lalu, apa saja ketujuh pilar konservasi tersebut? Check It Out!

  1. Konservasi keanekaragaman hayati
  2. Arsitektur hijau dan sistem transportasi internal
  3. Pengelolaan limbah
  4. Kebijakan nirkertas
  5. Energi bersih
  6. Konservasi, etika, seni, dan budaya
  7. Kaderisasi konservasi

Nah, udah tau kan, apa aja 7 pilar konservasi. Kalau mau tau penjelasan masing-masing pilar, silahkan hubungi nomor di bawah ini. Eh. Silahkan tanya kepada mahasiswa UNNES. Jika mahasiswa UNNES itu tidak bisa menjawabnya, patut diragukan keUNNESannya.

Dengan adanya mata kuliah umum Pendidikan Konservasi, diharapkan dapat mencetak generasi-generasi peduli lingkungan sekitar, dapat mencetak kader-kader konservasi yang hebat yang mampu menyelesaikan berbagai masalah yang ada, dan dapat menjadi motor bagi masyarakat untuk tetap menjaga, memelihara, dan melestarikan lingkungan guna masa depan anak cucu kita nanti.

 

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan