Universitas Konservasi dan Perokok #1

79rokok

Sumber gambar: https://www.google.co.id/search?q=gambar+rokok&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAcQ_AUoAWoVChMIwIPH5dGcyQIVRQeOCh1RiAeP#imgrc=OXqLYb_xR-tLAM%3A

“Universitas Konservasi” itulah julukan bagi Universitas Negeri Semarang. Bukan hanya julukan semata bahkan kata “Konservasi” sudah menjadi visi nyata Unnes dalam mengembangkan kiprahnya di dunia pendidikan. Di kampus Sekaran, 12 Maret 2010, keberadaan Unnes sebagai universitas konservasi telah di deklarasikan. Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh hadir dan meresmikannya. Lalu apa sebenarnya makna “Konservasi” ini? Mungkin banyak masyarakat diluar sana yang masih belum mengerti dengan satu kata yang dielu-elukan di kampus Unnes ini. Pengertian konservasi berdasarkan peraturan perundang-undangan merupakan suatu upaya pelestarian, pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Dari pengertian konservasi tersebut diharapkan Unnes dapat menjadi sebuah kawasan yang dapat melihat ke depan segala hal yang dapat diperbuat terhadap lingkungan dan dapat membudidayakan potensi yang ada. Bagaimanakah dengan mahasiswanya? Apa mereka mencintai lingkungan? Banyak orang berfikir bahwa didalam kampus konservasi terdapat pula insan-insan pejuang lingkungan. Memang tak dipungkiri di dalam Universitas Negeri Semarang ini bisa kita jumpai banyak mahasiswa pejuang lingkungan tapi tak sedikit pula mahasiswa perusak lingkungan. Perusak Lingkungan? Merokok saja contoh terkecilnya. Orang awam berpikir mahasiswa perokok sudahlah punah didalam kampus konservasi. Tapi apa nyatanya begitu? Seperti kampus-kampus lainnya, di kampus konservasi ini ada pula mahasiswanya yang merokok bahkan didalam lingkungan kampus. Lalu apa pantaskah disebut mahasiswa pejuang lingkungan? Tentu saja tidak. Kita tentu tau bahwa merokok dapat merusak lingkungan. Kandungan dalam asap rokok dapat merusak ozon dan dapat menjadi polutan udara. Jadi bagaimana menerapkan konservasi pada para perokok tersebut? Apalagi terhadap mahasiswa-mahasiswa Unnes. Tentu Unnes sebagai “Universitas Konservasi” harus peka terhadap hal tersebut. Universitas ini harus sering-sering melakukan penyuluhan terhadap mahasiswanya sehingga universitas konservasi bukan hanya julukan tapi dapat menjadi kepribadian Universitas ini. Dan Unnes dapat menjadi panutan bagi seluruh elemen masyarakat.

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang.

Published by

Dhatu Anindhita

i have the big idea

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: