Apa sih peran UNNES KONSERVASI?

Posted by: Anisa Puji Rahayu in Uncategorized No Comments »

Universitas Negeri Semarang (UNNES) adalah sebuah perguruan tinggi yang berwawasan konservasi. Dilihat dari logonya saja sudah mengandung makna 8 nilai konservasi yang mewakili karakter yang harus dijunjung tinggi dari setiap fakultas. Seperti Fakultas Ekonomi harus menjunjung tinggi kejujuran, Fakultas Ilmu Sosial harus menjunjung tinggi nilai peduli, Fakultas Hukum harus menjunjung tinggi keadilan, Fakultas Ilmu Pendidikan harus menjunjung tinggi karakter inspiratif, Fakultas Ilmu Keolahragaan harus menjunjung tinggi karakter suportif, Fakultas Teknik harus menjunjung tinggi kreatif, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam harus inovatif, dan Fakultas Bahasa dan Seni harus humanis. Walaupun setiap fakultas sudah memiliki keawajiban untuk menjunjung sebuah nilai, tetapi tidak hanya itu saja, setiap fakultas juga harus menerapkan semua nilai-nilai konservasi. Ini semua merupakan konservasi dalam sumber daya manusia.

Selain itu makna konservasi dalam sumber daya alam yaitu UNNES sangat melindungi dan melestarikan alam. Di kampus UNNES sendiri banyak pepohonan, ada rumah kompos, menanam pohon, menggunakan sistem secara online sehingga tidak memerlukan banyak kertas, dan ada sebuah lembaga khusus yang mengurusi konservasi di UNNES yaitu yang biasa disebut BANGVASI (Badan Pengembang Konservasi).

Kemudian konservasi lainnya yaitu dalam hal budaya. Di UNNES itu sendiri sangat menghargai budaya Indonesia. Salah satu aplikasi yang sudah diterapkan oleh Fakultas Ekonomi yaitu setiap hari Rabu semua mahasiswa Fakultas Ekonomi wajib memakai pakaian batik. Dan di UNNES juga banyak Unit Kegiatan Mahasiswa yang berfokus pada budaya Indonesia.

Sayangnya selama ini UNNES hanya memperhatikan konservasi di dalam kampus saja, belum sampai lingkungan sekitar kampus. Padahal lingkungan sekitar kampus itu masih banyak sungai yang tercemar, selokan yang tersumbat, dan sampah dimana-mana. Alangkah baiknya jika kader-kader konservasi yang sudah dibentuk UNNES itu melakukan suatu program seperti mengajak warga sekitar bergotong-royong membersihkan lingkungan, atau mengadakan pelatihan dalam pengelolaan sampah.

Sering tidur kita dibuat tidak nyenyak karena keberadaan nyamuk yang berterbangan di dekat telinga kita. Kenapa ini bisa terjadi?. Yaitu karena ….

  1. Hawa Panas Tubuh

Sekitar telinga kita itu memiliki suhu panas yang cukup tinggi. Dan nyamuk adalah salah satu hewan yang mampu mendeteksi hawa panas dan suka suhu panas di sekitar telinga. Itu yang menyebabkan nyamuk suka berterbangan di sekitar telinga atau kepala.

2.  Kelembaban

Setelah beraktifitas seharian biasanya kulit kepala kita menjadi lembab karena keringat. Sifat alami nyamuk itu menyukai aroma tubuh manusia dan tertarik dengan keringat yang keluar dari kulit kepala. Ini juga salah satu yang menyebabkan nyamuk berterbangan disekitar telinga dan kepala.

3.   Tertarik gas karbondioksida

Nyamuk suka terbang disekitar kepala karena tertarik dengan gas karbondioksida yang dihembuskan manusia, terutama nyamuk betina. Sementara jika ada nyamuk jantan yang terbang disekitar kepala itu berarti nyamuk itu sedang menandai tempat untuk kawin.

 

So, jangan lupa mandi dulu yaa.. Biar nggak ada nyamuk yang terbang disekitar kepala atau telinga sehingga kita bisa tidur dengan nyenyak.

Karangan Naratif

Posted by: Anisa Puji Rahayu in Uncategorized No Comments »

Sebuah Perjalanan yang Tak Ku Lupakan

            Seperti SMP lainnya, di SMP-ku juga tiap tahun mengadakan study tour. Di SMP-ku study tour diperuntukan bagi siswa kelas 2. Untuk penentuan tempat wisatanya dilakukan dengan cara mengumpulkan suara terbanyak dari siswa. Akhirnya dari suara terbanyak yang diberikan jatuh kepada kota Jakarta. Jakarta?.. Ku tak tahu kenapa mereka memilih Jakarta, apa yang bisa kita nikmati di Jakarta? Kota yang penduduknya sangat padat itu, yang terkenal dengan macet, banjir, serta sungai yang kotor. Tapi mau bagaimana lagi itu sudah keputusan bersama, mau tak mau harus ku ikuti.

Study tour dilaksanakan pada tanggal 4 s/d 6 Februari 2011. Setiap siswa yang mengikuti study tour dikenekan biaya Rp 400.000,00. Ada 2 tempat yang kita kunjungi, yaitu Lubang Buaya dan Dunia Fantasi Ancol.

Beberapa hari sebelumnya sudah kusiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan selama perjalanan. Ada baju, makanan, minuman, perlengkapan mandi, sandal dan masih banyak lagi, serta yang tak mungkin kulupakan yaitu uang. Banyak memang barang yang ku bawa. Apalagi orang tuaku memberikanku bekal makanan yang lumayan banyak. Kata mereka biar aku lebih menghemat uang saku. Setelah kurasa sudah cukup bekal yang ku bawa, kuputuskan untuk tidur tidak kemalaman karena esoknya harus bangun lebih pagi.

Tanggal 3 Februari sudah berganti menjadi tanggal 4 Februari, jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Itu waktunya aku untuk bangun dan bersiap-siap untuk menghadapi hari yang akan jadi ceritaku dimasa depan. Ku bergegas untuk mandi, dan tak lupa sholat subuh. Setelah itu aku pun sarapan pagi. Tiba pukul 6 pagi ku berangkat ke sekolah dengan diantar oleh bapakku. Saat itu sudah banyak teman-temanku yang datang. Ku langsung menghampiri mereka dengan senyum bahagia walaupun pada awalnya aku kurang setuju dengan wisata ke Jakarta. Tapi ku sadar nggak semua yang ku pikirkan itu benar, mungkin Jakarta memiliki kelebihan lain.

Kepala sekolah mengumpulkan kami di lapangan sekolah untuk acara pemberangkatan. Kami disuruh untuk baris per kelas.  Kepala sekolah menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan bagaimana pelaksanaannya nanti dan memberikan nasihat-nasihat yang berguna bagi kami. Setelah itu Pak Bandoko guru agama kami memimpin do’a agar perjalanan lancar dan selamat sampai tiba di rumah kembali.

Jam sudah menunjukkan pulul 07.00 WIB. Pemandu wisata mengarahkan kami untuk masuk ke dalam bus sesuai daftar tempat duduk yang sudah diberikan. Ada 4 bus yang siap mengantar kami, aku duduk di bus yang ke-3. Tepat di bagian tengah bus dengan 3 kursi, aku duduk di kursi paling kiri disamping kananku ada temanku yang bernama Dewi dan Waysak.

Perjalananpun dimulai. Di dalam bus yang kunaiki ada 2 guru yang bertugas mangawasi kami selama perjalanan, 2 pemandu wisata, 1 supir bus serta teman-temanku juga. Kami diberi sebuah topi dari biro perjalanan yang berguna sebagai tanda pengenal, jadi kami tidak boleh melepas topi itu selama kegiatan wisata berlangsung. Pemandu wisata menghibur kami dengan beberapa permainan dengan berbagai hadiah. Perjalanan berlangsung dengan sangat mengasyikan dengan berbagai pemandangan yang indah. Aku pun sempat tertidur lelap di dalam bus. Setiap tiba waktu sholat, bus akan berhenti sejenak di SPBU terdekat. Dan akan melanjutkan perjalanan kembali setelah penumpang selesai menunaikan sholat dan istirahat sejenak. Kami mulai memasuki wilayah kota Jakarta. Tak lama kemudian kami melewati sungai, aku tak tahu itu sungai apa, yang jelas sungai itu sangat bau dan dipenuhi banyak sampah. Semua orang yang ada di dalam bus langsung menutupi hidung masing-masing. Air sungai itu juga sudah berwarna hitam. Itu salah satu hal yang aku tidak suka dari kota Jakarta.

Pada pukul 18.00 WIB, bus berhenti di sebuah restaurant. Kami semua turun dari bus untuk sholat maghrib terlebih dahulu baru kemudian makan malam. Kami harus mengantri dalam mengambil makanan, karena makanan disajikan secara prasmanan. Setelah itu kami menunaikan sholat isya. Perjalanan pun dilanjutkan.

Akhirnya pada pukul 12 malam kami sampai di tempat penginapan jamaah haji, yang letaknya tidak begitu jauh dari Lubang Buaya. Kami disitu menginap untuk 1 malam saja. Aku harus berebut kamar dengan teman-temanku yang lain. Satu kamar ada 6 tempat tidur. Aku dan lima temanku yang lain mendapat kamar paling depan. Sebelum tidur kami bercanda sambil makan makanan yang dibawa temanku dari rumah. Setelah itu kami pergi ke kamar mandi untuk sikat gigi dan membersihkan diri. Kemudian kembali lagi ke kamar. Rasa kantuk pun sudah datang sehingga tak lama kemudian aku terlelap di tempat tidur nomor 2 dari kanan.

Tak terasa pagi sudah datang, semua menyambutnya dengan ceria. Kami bergegas untuk mandi, sholat dan tak lupa sarapan pagi. Jam sudah menunjukan pukul 6 pagi, kami masuk ke bus untuk melanjutkan perjalanan ke Lubang Buaya. Hujan sudah mulai turun walaupun belum begitu deras. Sebuah permulaan perjalanan yang kurang mengasyikan. Walaupun begitu tetap terpancar kebahagiaan diantara kami semua. Seperti biasa, pemandu wisata mulai membuat perjalanan jadi lebih mengasyikan.

Tak lama kami sampai di Lubang Buaya. Dengan ditemani rintik hujan yang belum juga reda, kami masuk ke lokasi wisata sejarah Lubang Buaya. Kami berfoto bersama di tingkatan tangga dekat pintu masuk, sambil menunggu hujan reda. Tak lama kemudian hujan sudah reda, kami pun berkeliling melihat bagaimana sejarah pemberontakan G30S/PKI. Disitu ada patung-patung yang disusun sedemikian rupa sehingga wisatawan bisa memahami gambaran kejadian pemberontakan G30S/PKI tersebut. Dan yang tak kalah menarik adalah sumur tua dengan diameter sekitar 50 cm dengan kedalaman sekitar 10 meter.  Sumur ini adalah tempat dimasukannya para pahlawan kita yang telah dianiaya habis-habisan. Sungguh tragis kejadian tersebut, tak bisa kubayangkan betapa sakitnya mereka. Walaupun hujan sudah mulai turun lagi, tapi itu tak menyurutkan semangat kami untuk lebih mengenal tentang sejarah Indonesia. Tapi waktu sudah mengharuskan kami untuk segera kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan. Di pintu keluar sudah ada penjual yang menawarkan buku-buku sejarah pemberontakan G30S/PKI. Aku pun tak mau ketinggalan untuk membelinya. Cukup dengan uang Rp 5.000,00 saja. Setelah itu aku pun masuk ke dalam bus dengan baju yang sedikit basah karena terguyur hujan.

Perjalanan pun dilanjutkan. Kali ini kami menuju ke Dunia Fantasi Ancol. Masih ditemani hujan gerimis, kami bersendau gurau bersama dengan menikmati pemandangan yang kita lalui. Ya..walaupun yang kita lihat cuma deretan rumah-rumah, kendaraan bermotor dan gedung-gedung megah. Tak ada pemandangan yang asri dan hijau memang.

Akhirnya tibalah kami di Ancol. Begitu masuk Ancol, tangan kami diberi cap/stempel. Kami berjalan menuju Dunia Fantasi untuk menyaksikan film 4D dan teater. Film yang kami tonton saat itu adalah film Dora and The Explorer. Saat aku baru masuk gedung tempat pemutaran film itu, sudah ada petugas yang membagikan kacamata 4D. Ku sempat bertanya pada diriku sendiri, apa bedanya kacamata ini dengan kacamata lainnya. Karena saat itu aku baru pertama kali menonton film 4D. Aku memilih tempat duduk yang ditengah-tengah. Film pun mulai diputar. Awalnya aku kira itu kurang mengasyikan. Tapi ternyata apa yang kupikirkan itu salah. Walaupun cuma film anak-anak, tapi dengan disertai semprotan air dan kursi yang bergerak, itu seperti benar-benar nyata dan aku bagaikan sedang melakukan apa yang diceritakan di film. Teriakan terdengar dimana-mana. Sungguh pengalaman yang seru. Setelah film selesai diputar, kami melepas kacamata 4D dan menuju ke pintu keluar. Kami menyerahkan kacamata 4D itu ke petugas yang berada tak jauh dari pintu keluar.

Kami langsung menuju ke tempat teater pirates. Saat itu hujan sudah mulai agak deras. Teater belum juga dimulai, padahal kami sudah menunggu agak lama. Sambil menunggu kami memakan cemilan yang kami bawa dari rumah. Akhirnya teater pun dimulai. Para pemain teater memainkan perannya dengan baik. Aku sampai tercengang melihat aksi mereka.

Setelah pertunjukan teater itu selesai, kami akan menuju ke Ancol untuk menikmati berbagai permainan yang tak kalah serunya. Tapi hujan turun dengan derasnya. Itu membuat petualangan kita agak terganggu. Kami memutuskan untuk berteduh terlebih dahulu. Sambil menunggu hujan reda kami ke mushola untuk sholat dhuhur.

Tak sabar kami menunggu hujan reda, kami pun tetap menerjang hujan untuk menikmati berbagai permainan seru. Walaupun cuaca sedang hujan tetapi tetap ramai pengunjung. Kami harus mengantri panjang untuk dapat menikmati sebuah permainan. Aku memutuskan untuk mencari permainan yang tidak harus mengantri panjang.

Permainan pertama yang ku pilih yaitu roller coaster. Aku duduk di bagian roller coaster yang ditengah. Permainan ini memang mengasyikan dan lumayan menguji nyali. Lintasan roller coaster yang naik, turun dan belokan yang cukup menantang membuat semua penumpang roller coaster berteriak sekencang-kencangnya.

Selanjutnya permainan kedua yang aku pilih yaitu Istana Boneka. Aku mengelilingi Istana Boneka dengan menggunakan perahu yang hanya muat untuk 6 orang. Didalam Istana Boneka, aku melihat berbagai boneka yang bergerak karena adanya tenaga listrik sambil diiringi dengan musik. Tak lupa aku mengabadikan dalam bentuk video di handphone. Tak terasa aku sudah selesai mengelilingi Istana Boneka.

Permainan yang kupilih selanjutnya yaitu rumah miring. Sebelum aku masuk, aku berpikir kalau tidak ada yang aneh dengan rumah miring ini. Terlihat seperti rumah biasa. Tapi begitu aku masuk, ternyata didalam terasa rumah itu seperti miring. Dengan kemiringan hampir 90°, itu cukup membuat kepalaku pusing. Akhirnya aku pun keluar dari rumah yang memusingkan itu.

Aku masih ingin mencoba permainan lainnya. Tapi jam sudah menunjukan pukul 16.00 WIB dan pemandu wisata beserta guru pembimbing sudah meminta kami untuk segera berkumpul di restoran “Laut Biru” untuk makan bersama. Restoran itu terletak di dekat pantai Ancol. Sebelum ke restaurant aku dan beberapa temanku memutuskan ke kamar mandi dahulu untuk mandi dan ganti baju karena baju yang kami kenakan sudah basah kuyup diguyur hujan. Tak lupa juga aku melaksanakan sholat ashar terlebih dahulu. Rasa senang dan candaan teman-teman tak membuat ku merasakan dinginnya hujan yang belum juga reda.

Setelah itu kami semua berkumpul di restoran “Laut Biru”. Setiap siswa mengambil sendiri-sendiri makanannya. Ada yang makan di dalam restoran dan ada juga yang didepan restoran. Aku memilih makan di depan restoran sambil melihat ombak di pantai. Sungguh sajian pemandangan alam yang menambah nafsu makanku.

Setelah perut kenyang, kami kembali ke bus untuk memulai perjalanan pulang. Dingin makin terasa karena bus itu ber-AC. Senyum teman-temanku membuatku tetap semangat. Seperti biasa, pemandu wisata menambah asyik perjalanan kami.

Waktu sholat maghrib telah tiba, bus berhenti di sebuah SPBU. Para penumpang yang mau menunaikan sholat maghrib segera menuju ke mushola di SPBU tersebut. Setelah sholat maghrib kami beristirahat sejenak sambil menunggu waktu sholat isya. Sampai tiba waktu isya kami bergegas melaksanakan sholat isya. Kemudian kami melanjutkan perjalanan kembali.

Pukul 21.00 WIB, kami mampir ke ITC mall untuk membeli beberapa oleh-oleh. Aku dan beberapa temanku masuk ke ITC mall dan mencari barang-barang yang ingin kami beli. Aku datang ke sebuah kios di lantai dua yang menjual baju. Teman-temanku hanya menunggu didepan kios karena mereka sudah membeli oleh-oleh yang diinginkan. Belum lama aku memilih baju, tiba-tiba si pelayan kios sudah menyuruhku untuk cepat-cepat menentukan baju mana yang mau dibeli. Si pelayan bilang kalo mall ini sebentar lagi mau tutup. Aku segera memilih baju untukku dan adikku.

Setelah aku membayar baju yang aku pilih, aku segera menghampiri teman-temanku. Kami memutuskan untuk kembali ke bus. Tapi diantara kami tak ada seorang pun yang tahu pintu keluarnya dimana. Mau turun ke lantai satu saja kami kebingungan mencari eskalator yang turun ke bawah. Tapi akhirnya kami menemukan eskalator itu dan bisa turun ke lantai satu.

Di lantai satu kami kebingungan mencari pintu keluar dari mall. Kami sudah mencari, tapi belum juga ketemu. Akhirnya kami bertemu dengan guru pembimbing kami yang masih sibuk belanja. Perasaan kami sudah agak lega. Kami bertanya dimana pintu keluar mall kepada guru pembimbing itu. Tapi dia juga tidak tahu dimana pintu keluarnya. Saat itu kios-kios sudah banyak yang tutup. Akhirnya kami bertanya kepada salah satu pelayan kios. Dia memberitahukan kami dimana pintu keluarnya walaupun apa yang dia bicarakan kurang dapat kami pahami. Kami mencari pintu keluar, dan akhirnya ketemu juga. Lega banget rasanya bisa keluar. Kejadian ini tak bisa kulupakan, maklum saja kami baru pertama kali ke mall. Setelah keluar dari mall kami langsung menuju bus. Setelah semuanya kumpul, perjalanan pun di lanjutkan kembali.

Saat kami melewati kota Bandung, kami mampir ke pusat oleh-oleh. Disana dijual aneka oleh-oleh khas Bandung. Aku tak mau ketinggalan untuk membelinya. Setelah itu kami kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan pulang.

Tak lama kemudian aku tak bisa menahan rasa kantuk yang datang, sehingga aku pun tertidur lelap. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 03.00 WIB. Aku terbangun karena rasa dingin yang menghampiriku. Tubuhku sepertinya agak masuk angin. Mungkin selain disebabkan dinginnya AC, itu juga karena tubuhku sudah diguyur hujan seharian sewaktu di Ancol. Biar aku tidak tambah masuk angin, aku mengisi perutku dengan beberapa potong roti.

Akhirnya kami sampai didepan SMP sekitar pukul 05.00 WIB. Aku langsung menuju mushola untuk menunaikan sholat subuh. Senang rasanya bisa pulang dengan selamat dan mendapat banyak pengalaman. Aku segera menghubungi orang tuaku di rumah untuk segera menjemputku. Tak lama kemudian orang tuaku datang menjemputku. Sesampainya aku di rumah, aku langsung memberikan oleh-oleh yang aku beli kepada orang tuaku, adikku dan saudara-saudaraku yang lain. Sungguh perjalanan yang melelahkan dan perjalanan yang takkan ku lupakan.

 

Jaman gemiyen, ing Desa KarangJambe wonten Adipati ingkang asmanipun inggih menika Adipati Wilah. Adipati Wilah menika salah sawijining Kyai wonten ing Desa KarangJambe ingkang nyebaraken agama Islam. Adipati Wilah nggadahi pekarangan ingkang amba sanget. Pekarangan iku kathah wit jambe.

Saya dinten Adipati Wilah tambah tuwa lan sering mriang. Ing sawijining dina Adipati Wilah sanjang marang putra putrinipun menawi mbesuk sapaninggalipun kawula pekaranganipun badhe dipunwarisaken kangge putra putrinipun separonipun, lan separonipun malih badhe dipunwakafaken.

Ing sawijining dinten Adipati Wilah mriang. Ing dinten niku Adipati Wilah dipunceluk dening Gusti ALLAH lan ninggalaken kaluarganipun kangge selawasipun.

Sapeninggalanipun Adipati Wilah putra putrinipun pada tukaran, amarga rebutan pekarangan ingkang kathah jambenipun. Senajan sadurunge Adipati Wilah seda sampun pesen marang putra putrinipun supados mbagi pekaranganipun separo kangge wakaf lan separo malih kangge putra putrinipun. Nanging putra putrinipun mboten mirengaken pesenipun Adipati Wilah.

Putra putrinipun Adipati Wilah tukaran ngantos padha paten-patenan. Sedaya putra putrinipun seda.

Saking kadadosan menika warga Desa niku padha ngawehi asma Desa KarangJambe, amarga putra putrinipun Adipati Wilah padha seda sedaya ingkang kasebabaken rebutan PEKARANGAN ingkang kathah wit JAMBENIPUN.

Parikan

Posted by: Anisa Puji Rahayu in Uncategorized 1 Comment »

Maring kebon golet tela,

Telane mung olih lima,

Panas gela udan gela,

Menungsa ora tau nrima.

 

Maring kota tuku kayu,

Kayune ana sing wis diamplasi.

Cah bagus lan cah ayu,

Yuh pada melu senam konservasi.

 

Neng njero guwa ana lawa,

Lawane mabur marang uwit mlinjo,

Ayo nguri-uri budaya jawa,

Ben ora diakoni negara liyo.


Skip to toolbar