Pesimis dan Optimis

Artikel Motivasi: Pesimis dan Optimis

Saturday, September 21st 2013. | Artikel Motivasi

 

Orang yang pesimis selalu takut untuk memulai, sedangkan orang yang optimis lebih cepat memulai.

Orang yang pesimis tidak pernah mau mencoba segala sesuatu, sedangkan orang yang optimis pasti senang mencoba segala sesuatu.

Orang pesimis selalu mengatakan ‘nanti dulu‘ atau ‘lain kali saja‘, sedangkan orang optimis selalu mengatakan ‘sekarang‘ atau ‘mengapa bukan sekarang?’

Orang pesimis selalu mengabaikan kesempatan yang ada, sedangkan orang optimis selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.

Orang pesimis selalu menunggu segala sesuatu terjadi, sedangkan orang optimis selalu berusaha membuat sesuatu.

Orang pesimis selalu menunggu segalanya sempurna baru memulai, sedangkan orang optimis selalu mendayagunakan apa yang telah dimilikinya.

Orang pesimis selalu mengkhawatirkan setiap perubahan, sedangkan orang optimis selalu menyesuaikan diri dengan setiap perubahan.

Orang pesimis selalu ingin berada di bagian paling belakang, sedangkan orang optimis selalu ingin berada di bagian paling depan.

Orang pesimis selalu mengatakan, ‘males banget hari ini‘, sedangkan orang optimis selalu mengatakan ‘semangat, tetap semangat, harus semangat

Orang pesimis selalu mengatakan ‘sebaiknya orang lain saja, jangan saya‘ sedangkan orang optimis selalu mengatakan ‘mengapa bukan saya?

Orang pesimis selalu senang berada dalam zona kenyamanan, sedangkan orang optimis senang berada dalam zona yang menantang.

Orang pesimis selalu mengatakan, ‘tidak mungkin bisa‘ ,sedangkan orang optimis selalu mengatakan. ‘pasti bisa!

Orang pesimis selalu bertanya ‘bagaimana jika menerima kegagalan?‘, sedangkan orang optimis selalu berkata ‘bagaimana caranya agar bisa mencapai kesuksesan?’

 

Pesimis dan Optimis

Manusia diciptakan dengan berbagai macam perbedaan. Baik perbedaan secara fisik, mental maupun sikap. Perbedaan fisik tidak dapat diubah oleh siapa pun di dunia ini. Yang mampu melakukannya adalah Sang Pencipta. Namun, perbedaan secara mental dapat dubah oleh manusia, bahkan tanpa bantuan dari orang lain. Demikian juga perbedaan secara sikap dapat diubah oleh diri kita sendiri. Yang penting ada kemauan dalam diri untuk berubah sikap.

Manusia selalu memiliki sikap optimis dan pesimis. Sikap optimis dapat membantu manusia menjalani hidup di dunia dengan penuh semangat. Di sisi lain, sikap pesimis pasti membuat kita selalu takut dalam menjalani segala sesuatu yang ada di dunia ini. Oleh karena itu, sikap optimis tentu harus kita kembangkan.

Jika kita tidak memiliki sikap optimis, kita mungkin tidak akan berani walau hanya untuk hidup. Orang yang optimis dalam menjalani hidup tentu sanggup menatap hidup dengan penuh harapan. Harapan akan sesuatu yang baru. Harapan akan masa depan yang jauh lebih baik. Optimisme membuat kita selalu kuat. Membuat kita tahan banting, meskipun kesulitan yang datang silih berganti.

Sementara itu, orang yang selalu pesimis dalam menjalani hidup akan terus menerus dihantui rasa takut, seperti takut memulai, takut mencoba. Bahkan, mungkin saja takut untuk hidup.

Jika sikap pesimis menguasai kita, kita pasti akan terseret dalam belenggu ketidakberdayaan yang kekal. Kita tidak akan mampu melakukan apa pun. Jika demikian, kita tidak akan menghasilkan apa-apa dalam kehidupan. Menyedihkan sekali rasanya.

“Seorang optimis menunggu sampai tengah malam untuk merayakan tahun baru. Seorang pesimis menunggu samapi tengah malam untuk memastikan tahun lalu sudah lewat” ~Bill Vaughan

Demikianlah artikel motivasi tentang pesimis dan optimis yang disadur dari buku A Cup of Success karya Yohanes Babtista. Semoga bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: