Jawa merupakan pulau di Indonesia yang dikenal dengan keberagaman kebudayaannya. Meskipun di Indonesia terdiri dari bermacam-macam kebudayaan, tetapi tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kebudayaan jawa merupakan kebudayaan yang paling menonjol diantara kebudayaan-kebudayaan lainya di Indonesia. Budaya jawa secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu budaya Banyumasan, budaya Jawa Tengah-DIY dan budaya Jawa Timur. Budaya jawa merupakan salah satubudaya yang paling dimitani oleh luar negri, karena budayanya yang menarik serta masyarakatnya yang menjujunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan. Orang jawa pada zaman dahulu memiliki beberapa kebiasaan-kebiasaan.
Berikut ini adalah kebiasaan-kebiasaan orang jawa.
- Hiburan masyarakat jawa
Hiburan masyarakat jawa pada zaman dahulu terdiri dari beberapa kesenian antara lain adalah wayang kulit, kudalumping dll. Wayang kulit adalah kesenian tradisional Indonesia yang terutama di Jawa.
Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog nokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan oleh sekelompok nayaga dan tembang yang dimainkan oleh para pesinden. Secara umum wayang menjadi cerita naskah Mahabarata dan Ramayana, tetapi tak dibatasinhanya dengan pekam standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon cadangan (gubahan). pada zaman dahulu, jika ada pertunjukan wayang maka masyarakat indonesia berbondong-bondong untuk menonton acara wayang tersebut bahkan walaupun jaraknya jauh dari rumah tetapi masyarat tetap antusias untuk menonton pertunjukan wayang. Biasanya masyarakat akan berangkan ramai-ramai dengan jalan kaki ataupun bersepeda
Kuda lumping atau yang biasa disebut dengan jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit yang tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda-kuda yang terbuat dari kulit bambu. Yang kemudian diberi motif atau hiasan yang direka seperti kuda. Selain itu kuda lumping jug identik dengan hal-hal magis. Tarian kuda lumping menampilkan adegan prajurit berkuda, namun dalam penamplanya terdapat juga atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh dengan deraan pecut.
Orang jawa zaman dulu mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang menarik, yang mungkin sekarang susah dijumpai di masyarakat.berikut adalah kebiassaan orang jawa zaman dahulu yang mulai hilang:
- Gelungan
Gelungan adalah tatanan rambut wanita Jawa. Gelungan hanya bisa dilakukan oleh rambut wanita yang panjang. Cara gelungan yaitu dengan cara mengikat rambut dengan digulung dan dibentuk seperti cepol.
Gelungan sejak ada pada zaman dahulu. Pada wanita jawa pada zaman dahulu yang kebanyakan memiliki rambut panjang akan menggelung rambutnya. Han ini bertujuan agar mereka tidak merasa gerah dengan rambut panjangnya itu. Orang Jawa biasa gelungan saat melakukan kehiatan sehari-hari. Akan tetapi untuk acara resmi atau acara adat tertentu orang jawa akan gelungan dengan lebih rapi dari pada saat kegiatan sehari-hari.
Pada zaman sekarang, hanya ada sedikit orang yang gelungan, kebanyakan dari mereka yang masih gelungan adalah nenek-nenek yang sudah lanjut usia. Akan tetapi banyak juga nenek-nenek zaman sekarang yang tidak gelungan, justru hanya mengikat rambut mereka dengan tali, alasanya karena mereka memotong rambut dan memilih rambut pendek agar lebih mudah diatur. Kemudian karena gelungan lebih merepotkan dari pada mengikat rambut dengan tali.
- Jarikan
Jarikan dalam bahasa Indonesia adalahmemakai jarik. Jarik sendiri adalah sebuah kain bercorak batik yang biasanya dipakai dengan cara dililitkan dari pinggang sampai menutupi mata kaki. Jarik biasanya dipakai oleh seorang wanita, namun pada acara-acara tertetukaum pria dijawa juga memakai jarik. Jarikan sebenarnya mengajarkan kesopanan dalam berpakaian untuk wanita Jawa. Motif jarik pada zaman dahulu sangat menentukan status wanita Jawa. Ada motif tertenti yang menunjukan yang pada zaman dahulu hanya bisa dipakai oleh raja dan ratu keraton. Seiring berkembangnya zaman sekarang semua orang bebas memakai motif jarik yang diinginkan.
Akan tetapi, jumlah orang yang memakai jarik zaman sekarang mulailah sedikit. Pemakai jarik biasanya adalah orang yang sudah lanjut usia, kini lebih memilih untuk memakai baju daster dan rok. Biasanya jarik yang dipakai kaum muda hanya jika ada acara-acara tertentu sepertihajatan dan wisuda.
- Petanan
Petanan atau dalam bahasa Indonesia adalah mencari kutu adalah salah satu kebiasaan orang jawa yang mulai ditinggalkan. Pada zaman dahulu, petanan sering dilakukan pada waktu senggang atau saat bristirahat. Petanan lebih sering dilakukan oleh kaum wanita sambil saling mengobrol atau berbicara. Petanan sebenarnya bukan sekedar aktivitas mencari kutu akan tetapi interaksi sosial antara orang tua dan anak atau seseorang dengan tetangganya. Petanan sangan menjaga keakraban antara individu dengan individu lainya. Karena interaksi yang dilakukan itu.
Kemajuan zaman sedikit demi sedikit telah menggerus adat atau kebisaan orang jawa seperti petanan. Orang jawa pada zaman dahulu menjaga kebersihan kepalanya dengan melakukan aktivitas seperti petatan. Akan tetapi orang jawa zamana sekarang lebih memilih ke salon untuk spa untuk menjaga kebersihan rambut mereka. Alasan orang jawa memilih salon dan spa untuk menjaga rambut mereka karena masalah waktu dan memiliki cukup uang.
Selain itu orang-orang zaman sekarang cenderung memilih hal instan, karena tuntutan pekerjaan dan gaya hidup akibat pengaruh dari luar. Padahal hal-hal seperti ini akan mengurangi interaksi sosial yang terjadi dengan tetangga atau kerabat dekat. Perubahan seperti ini akan membuat rasa peduli antar sesama orang jawa semakin berkurang. Sementara hal yang paling terlihat berbeda yaitu mulai hilangnya tradisi yang ada sejak zaman dahulu yaitu salah satunya mencari kutu atau petanan.
Salah satu menjaga tradisi atau kebiasaan orang jawa sudah ada sejak dahulu itu, dengan melakukan kegiatan petanan. Walaupun kelihatanya memalukan dizaman sekarang ini tetapi petanan menjadi sebuah ajang untuk berkumpul dengan teman, tetangga atau kerabat. Guna menjaga komunikasi dan interaksi sosial agar tetap berjalan baik.
Apabila orang jawa sekarang ini lebih menurunkan ego dan rasa malunya, pasti kegiatan seperti petanan masih tetap ada. Di waktu luang seperti itulah mereka bisa berkumpul untuk mencari kutu atau petanan, walaupun dizaman modern ini tidak semua orang memiliki kutu.