Category Archives: Hukum Listrik

Gas Insulated Switchgear (GIS)

GAS INSULATED SWITCHGEAR

  1. Gas Insulated Switchgear

Gas Insulated Switchgear atau GasInsulated Substation biasa disebut dengan istilah GIS, merupakan sebuah sistem penghubung dan pemutus jaringan listrik yang dikemas dengan menggunakan gas SF6 bertekanan sebagai material isolasi elektrik dan pemadaman busur api.

GIS sendiri merupakan salah satu klasifikasi gardu induk yang menggunakan isolasi Gas. Berdasarkan lokasi peletakannya, GIS terbagi menjadi dua, yaitu di dalam ruangan (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). GIS biasa ditempatkan pada perkotaan karena luas wilayah yang terpakai lebih kecil dibandingkan dengan yang konvensional.

Gambar 1. GIS Indoor Siemens (atas) dan GIS Outdoor ASEA (bawah)

Sumber: https://www.energy.siemens.com (atas) dan APP Pulogadung (bawah)

Pada GIS terdapat bermacam jenis peralatan seperti pemutus tenaga, busbar,pemisah, pemisah tanah, trafo arus dan trafo tegangan yang ditempatkan didalam kompartemen yang terpisah – pisahdan diisi gas SF6. Kekuatan dielektrik Gas SF6 yang lebih tinggi dari pada udara, menyebabkan jarak konduktor yang diperlukan akan lebih kecil. Maka ukuran setiap peralatan dapat dikurangi, yang menyebabkan ukuran secara keseluruhan menjadi lebih kecil.

Berdasarkan hasil kajian PLN dan mengacu pada hasil kajian Konwledge Sharing and Research (KSANDR) Belanda, GIS dibagi menjadi 5 subsistem berdasarkan fungsinya, yaitu:

  • Subsistem Primary

Subsistem primary berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dengan nilailosses yang masih diijinkan.

  • Subsistem Secondary

Subsistem secondary berfungsi men-trigger subsistem driving untuk mengaktifkan subsistem mechanical pada waktu tepat.

  • Subsistem Dielectric

Subsistem dielectric berfungsi untuk memadamkan busur api dan mengisolasikan active part.

  • Subsistem Driving mechanism

Subsistem driving mechanism adalah mekanik penggerak yang menyimpan energi untuk menggerakkan kontak utama (PMT, PMS) pada waktu yang diperlukan. Jenis – jenis driving mechanism terdiri dari :

o    Pneumatic

Merupakan penggerak yang menggunakan tenaga udara bertekanan.

o    Hydraulic

Merupakan penggerak yang menggunakan tenaga minyak hidrolik bertekanan.

o    Spring

Merupakan penggerak yang menggunakan energi yang disimpan oleh pegas.

  • Subsistem Mechanical

Subsistem mechanical adalah peralatan penggerak yang menghubungkan subsistem driving mechanism dengan kontak utama peralatan PMT dan PMS untuk mentransfer driving energy menjadi gerakan pada waktu yang diperlukan

  1. Sulfur Hexafluoride (SF6)

Isolasi berfungsi untuk memisahkan bagian – bagianyang mempunyai beda potenstial agar diantara bagian – bagiantersebut tidak terjadi lompatan listrik atau percikan. Sulfur Hexafluoride (SF6) merupakan sebuah bahan isolasi berwujud gas yang terbentuk antara sulphur dan fluorine dengan reaksi eksotermis seperti persamaan berikut :

S + 3 F2à SF6 + 262 kKal

Secara umum sulfur heksa fluorida (SF6) murni adalahsenyawa yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak beracun serta memiliki kerapatan lima kali lipat dari udara. Molekul SF6 memiliki enam atom fluorine dan terdapat sebuah atom sulphur di tengah molekulnya. Molekul SF6ditunjukkan seperti gambar 2. berikut :

                Gambar 2. Molekul sulfur heksa fluorida (SF6)

2.1         Sifat Gas SF6

Hingga saat ini sebanyak 80% gas SF6 dari yang diproduksi di seluruh dunia dipakai sebagai media isolasi dalam sistem kelistrikan. Hal ini disebabkan sifat-sifat sebagai berikut:

  1. Hanya memerlukan energi yang rendah untuk memadamkanarc (busur api). Pada prinsipnya, SF6 sebagai pemadam busur api tidak memerlukan energi untuk mengkompresikannya, namun karena pengaruh panas busur api yang terjadi.
  1. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat dengan mudah dideteksi
  1. Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya kembali setelah pemadaman adalah menyeluruh
  1. Isolasi yang baik, karena relatif mudah terionisasi sehingga membuat konduktivitas tetap rendah. Hal ini mengurangi kemungkinan busur api tidak stabil, dengan demikian pemotongan arus dapat terjadi.
  1. Karakteristik gas SF6 adalah elektronegatif sehingga penguraiannya menjadikan dielektriknya naik secara bertahap
  1. Memiliki viskositas yang rendah sehingga dapat mengisi volume dari perangkat secara menyeluruh, stabil (tidak mudah bereaksi) dan penghantar panas yang baik.

2.2                   Karakteristik dan Spesifikasi Gas SF6

Sebagai bahan isolasi,gas SF6 memiliki karakteristik yang dapat dilihat pada tabel 1. berikut :

 Tabel 1. Karakteristik Gas SF6

No. Indikator Nilai
1. Konstanta Thermal 500 oC
2. GWP (Global Warming Potential) 23.900
3. Lifetime di atmosphere 3500 Tahun
4. Tegangan Tembus 75 kV/cm
5. Konduktivitas Panas 1,9 x 10-5 W/m

Pada aplikasinya sebagai isolasi, spesifikasi gas SF6 terbagi menjadi dua berdasarkan gas yang telah digunakan dan gas yang belum pernah digunakan, yaitu Gas SF6 baru (New-SF6) dan Gas SF6 yang digunakan (SF6-Used).Dikatakan spesifikasi New-SF6 , karena speksifikasi tersebut merupakan spesifikasi yang akan digunakan pertama kali pada suatu perangkat, sedangkan spesifikasi SF6-Used merupakan spesifikasi gas SF6saat gas tersebut digunakan.

Klik Sumber

PENGERTIAN GENSET

Apa Itu Genset

Genset (generator set) diesel menghasilkan tenaga listrik dengan menggunakan alternator dan mesin diesel. Mesin ini menggunakan bahan bakar solar untuk beroperasi. Kekuatan mesin (disajikan sebagai RPM) ditransformasikan oleh alternator menjadi arus listrik yang dapat digunakan. Arus ini kemudian didistribusikan ke bangunan yang terhubung ke jaringan. Ini dapat termasuk rumah, bangunan komersial dan lokasi konstruksi. Karena akses ke tegangan sangat penting untuk rumah dan bisnis, generator diesel sering diandalkan untuk memberikan sumber yang dapat dipercaya kekuasaan. Di bawah ini, kami akan menjelaskan keadaan dimana generator ini digunakan dan beberapa keuntungan dari penggelaran mereka. Continue reading PENGERTIAN GENSET

Faktor-Faktor Dalam Pembangkitan

1. Faktor Beban

Faktor beban adalah perbandingan antara besarnya beban rata-rata untuk selang waktu tertentu terhadap beban puncak tertinggi dalam selang waktu yang sama (misalnya satu hari atau satu bulan). Sedangkan beban rata-rata untuk suatu selang waktu tertentu adalah jumlah produksi kWh dalam selang waktu tersebut dibagi dengan jumlah jam dari selang waktu tersebut.

Dari uraian diatas didapat:

faktor beban = beban rata-rata/beban puncak

bagi penyedia listrik, faktor beban sistem diinginkan setinggi mungkin karena faktor beban yang makin tinggi berarti makin rata beban sistemnya, sehingga tingkay pemanfaatan alat-alat yang ada dalam sistem tersebut dapat diusahakan setinggi mungkin.

Dalam praktiknya, faktor beban tahunan sistem berkisar antara 60%-80%.

2. Faktor Kapasitas

Faktor kapasitas sebuah unit pembangkit menggambarkan seberapa besar sebuah unit pembangkit itu dimanfaatkan. Faktor kapasitas tahunan (8760 jam) didefinisikan sebagai:

faktor kapasitas = Produksi kWh setahun/(daya terpasang MW x 8760 jam)

Dalam praktiknya, faktor kapasitas tahunan untuk unit PLTU hanya dapat mencapai angka antara 60% – 80% karena adanya masa pemeliharaan dan jika adanya gangguan atau kerusakan yang dialami oleh unit pembangkit tersebut. Untuk PLTA, faktor kapasitas tahunannya berkisar antara 30% – 50%, hal ini berkaitan dengan ketersediaan air.

3. Faktor Penggunaan (Utilitas)

faktor ini sesungguhnya serupa dengan faktor kapasitas, tetapi disini menyangkut daya. Faktor Utilitas sebuah alat dapat didefinisikan sebagai berikut:

Faktor Utilitas = Beban alat yang tertinggi/kemampuan alat

beban dinyatakan dalam ampere atau megawatt (MW)tergantung alat yang diukur faktor utilitasnya. Untuk saluran, umumnya dalam ampere, tetapi untuk unit pembangkit dalam MW. Faktor utilitas ini perlu diamati darikeperluan pemanfaatan alat dan juga untuk mencegah pembebanan yang berlebihan pada suatu alat.

4. Forced Outage Rate (FOR)

FOR adalah sebuah faktor yang menggambarkan sering-tidaknya suatu unit pembangkit mengalami gangguan, biasanya diukur untuk masa satu tahun dan didefinisikan sebagai:

FOR = jumlah jam gangguan unit pembangkit/(jumlah jam operasi+Jumlah jam gangguan Unit pembangkit)

FOR tahunan untuk PLTA berkisar 0,01 dan FOR tahunan untuk pembangkit thermis berkisar 0,1 – 0,5.

makin andal suatu unit pembangkit, maka makin kecil nilai FOR-nya dan berarti makin jarang terjadi gangguan pada unit pembangkit tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika nilai FOR tinggi, berarti unit pembangkit tersebut sering terjadi gangguan dan tidak andal.

Besarnya nilai FOR atau turunnya keandalan suatu unit pembangkit umumnya disebabkan oleh kurang baiknya pemeliharaan peralatan pada unit pembangkit tersebut.

Klik Sumber