Thyristor adalah komponen aktif elektronika yang dapat digunakan seperti halnya pintu yaitu untuk menahan arus AC atau melewatkan arus AC menggunakan sumber input yang kecil. Penggunaan thyristor pada rangkaian elektronika pada umumnya digunakan sebagai saklar (switch). Thyristor merupakan komponen semikonduktor yang bibuat dari jenis silicon. Continue reading Thyristor : Konstruksi Dan Jenis Thyristor
Category Archives: Komponen Elektronik
Mengenal Komponen Elektronika Dan Fungsinya
Komponen elektronika adalah elemen terkecil dalam suatu rangkaian elektronika. Dalam rangkaian elektronika pada umumnya terdiri dari komponen aktif dan komponen pasif. Setiap komponen elektronika dibuat dengan nilai dan fungsi yang berbeda berdasarkan produsen pembuat komponen elektronika tersebut. Setiap komponen elektronika memiliki tipe, nilai dan simbol yang berbeda-beda. Tipe dan nilai yang melekat pada suatu komponen elektronika memberikan arti fungsi dan pabrikan pembuatnya. Sedangkan simbol komponen elektronika ditentukan berdasarkan jenis dan fungsinya tanpa membedakan pabrik pembuat komponen elektronika tersebut. Continue reading Mengenal Komponen Elektronika Dan Fungsinya
Fungsi Resistor
Fungsi Resistor sangat berpengaruh besar di dalam rangkaian elektronika, karena dapat digunakan sebagai penahan arus sementara sebelum arus tersebut diproses dan disalurkan pada komponen elektronika lainnya. Selain sebagai penahan arus sementara, resistor juga dapat berfungsi sebagai pembagi arus, pembatas/pembagi arus, penurun tegangan dan pembagi tegangan. Resistor juga merupakan komponen yang bersifat menghambat arus listrik yang berjenis pasif.
Jadi, wajar apabila semua rangkaian elektronika yang ada di dunia ini selalu menggunakan komponen resistor. Resistor juga merupakan komponen yang paling terkenal, selain karena harganya yang murah komponen ini juga paling banyak di jual di pasaran. Jadi anda tidak perlu bingung dan pusing untuk mencari komponen yang satu ini.
Gambar Fungsi Resistor
Jenis-Jenis Resistor saat ini sudah banyak dijual di pasaran, berikut ini kami jelaskan secara detail jenis-jenis resistor :
Resistor Biasa (Nilai Tetap)
Fungsi resistor sebagai penghambat gerak arus listrik yang nilainya tidak dapat berubah-ubah (konstan). Bahan yang digunakan untuk pembuatan resistor ini adalah Nikel dan Karbon.
Resistor Variable (Nilai Berubah-Ubah)
Resistor yang satu ini sangat berbeda sekali dengan resistor biasa, di mana nilai dari resistor variable dapat berubah dengan cara memutar atau menggeser komponen tersebut.
Sumber : https://komponenelektronika.biz/fungsi-resistor.html
Kode Warna Resistor
Kode Warna Resistor pertama kali ditemukan pada tahun 1920 yang kemudian dikembangkan oleh perkumpulan pabrik radio di Eropa dan Amerika RMA (Radio Manufacturers Association). Pada era 1957, kelompok ini sepakat untuk berganti nama menjadi EIA (Electronic Industries Alliance) dan menetapkan kode tersebut sebagai standar EIA-RS-279. Dalam aturan standar EIA-RS-279, telah ditetapkan 3 sistem kode warna, yaitu :
- Sistem Kode Warna 4 Pita.
- Sistem Kode Warna 5 Pita.
- Sistem Kode Warna 6 Pita.
Kode Warna Resistor
Berikut ini akan kami jelasakan maksud dari ketiga sistem kode warna resistor diatas :
Sistem Kode Warna 4 Pita
Sistem ini merupakan kode warna paling sering digunakan yang terdiri dari 4 pita warna yang mengelilingin badan resistor. Dua pita yang terdapat pada bagian depan merupakan informasi dua digit harga resistansi, sedangkan pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang di dalam resistor terdapat pita kelima yang berfungsi untuk menunjukan koefisien suhu, tetapi ini juga tergantung dari sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Perak, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 0,56 Ω, dengan Toleransi 5%.
Sistem Kode Warna 5 Pita
Sistem kode warna ini banyak digunakan pada resistor presisi. Tiga pita pertama menunjukan harga resistansi, sedangkan pita keempat adalah pengali dan pita kelima adalah toleransi. Pada resistor yang memiliki 5 kode warna dengan pita keempat yang berwarna emas atau perak kadang di abaikan, karena hanya digunakan pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien.
Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Hitam, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Perak. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 5 Ω, dengan Toleransi 1%.
Sistem Kode Warna 6 Pita
Sistem kode warna satu ini terdapat 6 pita, dimana 3 pita pertama menunjukan nilai tahanan, pita keempat menunjukan perkalian desimal, pita kelima menunjukan nilai toleransi dan pita keenam menunjukan koefisien suhu.
Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat.
Pita ke-6 = Coklat.
Nilainya adalah 56,6 Ω, Toleransi 1%, Koefisien suhu 100 ppm / ºC
Sumber : https://komponenelektronika.biz/kode-warna-resistor.html
Simbol Resistor
Simbol Resistor adalah sebuah lambang dari sebuah resistor. Resistor sendiri sebenarnya merupakan komponen elektronik yang bersifat pasif. Hal tersebut mengandung arti bahwa resistor tidak memerlukan listrik ketika bekerja. Resistor sendiri berfungsi untuk menahan arus listrik dengan memanfaatkan kedua kutubnya untuk memproduksi tegangan listrik. Resistor sendiri memiliki beberapa simbol yang berfungsi untuk mengetahui nilai resistor guna mendukung komponen yang akan digunakan. Dari berbagai simbol yang ada kita bisa menentukan fungsi dari resistor itu sendiri. Untuk menentukan nilai resistor sendiri kita bisa menghitung dari warna gelang yang terdapat pada tubuh resistor. Penghitungan nilai Continue reading Simbol Resistor