Stroboskop tidak selalu harus menggunakan tenaga dari jala-jala listrik (220VAC) tetapi dapat pula dibuat dari sebuah aki 12V atau dua buah baterai 3 volt. Penggunaan sumber tegangan rendah DC ini merupakan kendala untuk pembuatan troboskop karena memerlukan konverter tegangan yang berfungsi untuk menaikkan tegangan 12VDC atau 3VDC menjadi tegangan 400 VDC sampai 600VDC.Jika anda mempunyai barang-barang elektronika yang rusak janganlah segera dibuang, mungkin suatu saat komponennya masih dapat digunakan kembali (yang tidak rusak) untuk aplikasi yang lain. Pada kesempatan kali ini diuraikan tentang pembuatan stroboskop yang menggunakan lampu blitz yang sudah tidak terpakai lagi. Dari lampu blitz ini akan didapatkan lampu xenon yang mempunyai kecerahan yang sangat tinggi dan sebuah kapasitor bank yang rating tegangannya sangat tinggi, paling tidak 400VDC.
Blok Diagram Mini Stroboskop
Stroboskop ini merupakan stroboskop yang sangat sederhana dan menggunakan sumber catu daya DC tegangan rendah. Pembuatannya tidak memerlukan banyak komponen, selain itu dapat memanfaatkan komponen lampu xenon blitz yang tidak terpakai lagi.
Di dalam stroboskop ini terdapat 4 bagian utama yang sangat menentukan kerja dari stroboskop itu sendiri. Bagian yang pertama adalah bagian konverter tegangan, saklar pengatur, rangkaian trigger dan lampu xenon itu sendiri.
Blok Diagram Mini Stroboskop
Konverter Tegangan Stroboskop
Alat ini relatif lebih kompak daripada stroboskop yang dijual dipasaran. Hal ini disebabkan karena stroboskop ini menggunakan sumber tegangan baterai yang dapat dibawa kemana-mana.
Sumber tenaga yang menggunakan baterai 12 tersebut menyebabkan pada stroboskop ini perlu dibuatkan rangkaian khusus yang berungsi untuk menaikkan tegangan 12 VDC menjadi tegangan 400VDC.
Rangkaian ini dibangun dari 2 buah transistor dan satu buah transformator step up. Transistor Q1 dan Q2 ini berfungsi untuk menghasilkan suatu tegangan osilasi diinput transformator. Sinyal osilasi ini akan menyebabkan induksi tegangan di lilitan sekunder yang besarnya sekitar 600VAC. Tegangan ini harus disearahkan. Penyearahan tegangan ini cukup menggunakan sebuah dioda bridge. Diode bridge ini dibangun dari 4 buah diode yang harus mempunyai karakteristik reverse blocking voltage harus lebih dari 600VAC. Untuk itu perlu dipilih diode 1N4007 yang mampu menahan tegangan sampai 1000VAC.
Rangkaian Konverter Tegangan
Rangkaian pada gambar diatas dapat pula digunakan pada aplikasi lain yang membutuhkan tegangan tinggi seperti untuk raket nyamuk dengan menambahkan kapasitor dan sebuah resistor 1M yang dipasang parale pada kapasitor tersebut. Sekali lagi kapasitor yang digunakan harus mempunyai rating tegangan yang cukup tinggi yaitu sekitar 400V sampai 600V dengan kapasitas 470nF. Pemilihan kapasitor yang lebih besar lebih baik karena semakin besar nilai kapasitornya maka semakin besar pula muatan yang disimpannya sehingga tenaga yang dapat diberika lebih besar.
Rangkaian Konverter Tegangan Dengan 1 Transistor
Rangkaian pada gambar konverter tegangandiatas mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai konverter tegangan dari tegangan DC rendah menjadi tegangan DC tinggi. Perbedaannya adalah pada rangkaian gambar konverter pertama menggunakan 2 buah transistor untuk menaikkan tegangannya tetapi pada gambar konverter kedua hanya menggunakan satu buah transistor saja.
Selain itu transformator yang digunakan pada rangkaian gambar konverter 1 transistor tidak mudah dicari dipasaran. Transformator ini harus membuat sendiri dengan mencari inti yang sesuai. Alternatif lain adalah menggunakan transformator yang digunakan pada rangkaian lampu kilat untuk kamera saku yang sudah tidak dipakai lagi.
Saklar Pengatur Stroboskop
Saklar ini berfungsi untuk mengatur kapasitor mana yang digunakan dalam stroboskop. Pada stroboskop ini didisain agar kecerahan lampu xenon bisa diatur dalam 3 posisi. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk ditambah atau bahkan ditiadakan pengaturan ini.
Saklar Pengatur Daya Stroboskop
Semakin besar kapasitor yang digunakan untuk menyimpan energi listrik maka daya yang dapat diberikan pada lampu xenon akan semakin besar dan hal ini akan mengakibatkan kecerahan lampu xenon akan semakin cerah. Kapasitor-kapsitor tersebut sudah penuh terisi jika tegangan di kapasitor tersebut sudah mencapai 350V. Jika kapasitor belum penuh terisi maka lampu xenon (blitz) tidak akan terang.
Rangkaian Trigger Stroboskop
Rangkaian Trigger Stroboskop
Rangkaian ini terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian trigger itu sendiri dan bagian kontrol trigger. Kontrol trigger menggunakan komponen triac yang paling tidak harus mempunyai rating 1A 600V agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama.
Pada gambar diatas, triac ditrigger dari sumber trigger external yang diisolasi dengan sebuah trafo isolasi. Trafo isolasi ini harus baik karena jika terjadi kebocoran tegangan listrik maka dapat menyebabkan kerusakan pada rangkaian trigger external atau bahkan dapat menyebabkan sengatan listrik pada rangkaian trigger external.
Pentrigger triac harus mempunyai level tegangan yang cukup yaitu sekitar 10V. Ketika terdapat tegangan trigger pada GATE triac maka triac akan konduksi (ON) dan menyebabkan sebuah pulsa untuk memanaskan tabung lampu xenon. Akibat pemanasan ini maka impedansi tabung lampu xenon akan turun. Kondisi ini akan mengakibatkan lompatan listrik diantara elektroda-elektroda lampu xenon tersebut.
Karakteristik lampu xenon hampir sama dengan lampu neon biasa namun lampu xenon mempunyai kilatan cahaya yang sangat terang jika dibandingkan dengan lampu neon. Pada saat tabung lampu xenon tidak dipanasi (tidak mendapat trigger) maka impedansi lampu xenon ini sangat tinggi sehingga tidak terjadi lompatan listrik diantara elektroda-elektroda tersebut.
Rangkaian Trigger Internal Stroboskop
Tegangan tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian step-up dan penyearah akan mengisi kapasitor bank hingga penuh . Kondisi ini akan menyebabkan perubahan tegangan di pin 6 transformator pulsa yang didapatkan dari pembagian tegangan antara R9 dan R8. Ketika tegangan C4 sampai pada level tegangan 70V maka lampu neon akan konduksi (karakteristik lampu neon kecil- DS1). Kondisi ini akan menyebabkan trigger pada triac.
Ketika triac dalam kondisi ON (setelah mendapat trigger) maka C4 akan membuang muatan melalui triac dan menghasilkan pulsa trigger pendek yang level tegangan puncaknya tinggi sekitar 2000 volt. Tegangan yang sedemikian tinggi akan menyebabkan pemanasan mendadak pada tabung lempu xenon dan seketika itu pula impedansi lampu xenon turun dan terjadi lompatan listrik diantara kedua elektroda lampu xenon tersebut.
Pada saat impedansi lampu xenon turun maka kapasitor bank akan ‘discharge’ melalui lampu xenon tersebut sehingga menghasil kilatan cahaya yang sangat terang. Ketika muatan dalam kapasitor tersebut kosong maka impedansi lampu xenon akan naik kembali dan kapasitor bank akan diisi kembali. Kondisi ini akan terjadi berulang-ulang setiap tegangan di C4 sudah mencapai tegangan sekita 70V.
Rangkaian Stroboskop Dengan Pengaturan Daya Dan External Trigger
Triac yang digunakan adalah triac dengan tipe MAC216-4 dan transistor Q1 dan Q2 dapat diganti dengan transistor yang mempunyai daya lebih besar seperti 2N5983 atau TIP41.
Rangkaian Stroboskop Dengan Internal Trigger
Lampu neon kecil yang digunakan disini (DS1) merupakan lampu neon kecil dengan tegangan 60V sehingga pada tegangan ±70V akan konduksi. Jika tidak ada lampu neon kecil dengan spesifikasi di atas maka carilah neon kecil yang mempunyai tegangan di atas 70 volt tetapi kurang dari tegangan 200V. Untuk transformator stepup (trafo switcher) dan transformator pulsa (trafo trigger) dapat didapatkan pada kamera saku yang sudah usang dan tidak dipakai lagi untuk membuat Mini Stroboskop DC 3-12 Volt ini.
Sumber disini