Jenis-Jenis Motor Stepper

Motor stepper Variable reluctance (VR)

Motor stepper jenis ini telah lama ada dan merupakan jenis motor yang secara struktural paling mudah untuk dipahami. Motor ini terdiri atas sebuah rotor besi lunak dengan beberapa gerigi dan sebuah lilitan stator. Ketika lilitan stator diberi energi dengan arus DC, kutub-kutubnya menjadi termagnetasi. Perputaran terjadi ketika gigi-gigi rotor tertarik oleh kutub-kutub stator. Berikut ini adalah penampang melintang dari motor stepper tipe variable reluctance (VR): Continue reading Jenis-Jenis Motor Stepper

Teori Motor Stepper

Motor stepper adalah salah satu jenis motor dc yang dikendalikan dengan pulsa-pulsa digital. Prinsip kerja motor stepper adalah bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit dimana motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada motor stepper tersebut.

Kelebihan Motor Stepper

Kelebihan motor stepper dibandingkan dengan motor DC biasa adalah : Continue reading Teori Motor Stepper

Kiat Menghemat Energi Listrik di Rumah Tangga

Mendengar tidak sama dengan melihat dan melihat tidak sama dengan melakukan. Ajaran seindah apapun tidak akan ada gunanya jika tidak dilakukan. Sayangilah listrik anda, mulailah dengan menggunakannya dengan hemat dengan menjalankan tips-tips berikut.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dan menumbuhkan sikap hemat energi listrik di rumah
tangga, antara lain : Menyambung daya listrik dari PLN sesuai dengan kebutuhan. Rumah Tangga kecil misalnya, cukup dengan daya 450 VA atau 900 VA, rumah tangga sedang cukup dengan daya 900 VA hingga 1300 VA. Memilih peralatan rumah tangga yang tepat dan sesuai kebutuhan. Membentuk perilaku anggota rumah tangga yang hemat listrik, seperti: Menyalakan alat-alat listrik hanya saat diperlukan. Menggunakan alat-alat listrik secara bergantian. Menggunakan tenaga listrik untuk menambah pendapatan rumah tangga (produktif). Peralatan listrik rumah tangga pada
umumnya sudah dirancang untuk pemakaian listrik yang hemat, namun pada prakteknya masih ditemukan pemborosan energi listrik. Hal ini dapat terjadi antara lain karena penggunaan peralatan dengan cara yang kurang tepat.

Adapun Langkah-langkah Penggunaan Peralatan Listrik Rumah Tangga Dalam Menghemat Pemakaian Energi Listrik diantanya :

PENGHEMATAN ENERGI PADA PENCAHAYAAN

Padamkan lampu apabila ruangan tidak dipakai.
Padamkan lampu pada siang hari.
Kurangi penerangan listrik yang berlebihan.
Atur letak perabot agar tidak menghalangi cahaya lampu dalam ruangan.
Menyalakan lampu halaman/taman bila hari benar-benar telah mulai gelap.
Matikan lampu halaman/taman bila hari sudah mulai terang kembali.

PENGHEMATAN ENERGI PADA TATA UDARA

Memilih AC hemat energi dan daya yang sesuai dengan besarnya ruangan.
Gunakan kapasitas AC yang tepat dan efisien.
Gunakan pengatur waktu (timer) agar AC beroperasi hanya pada saat dibutuhkan.
Kontrol temperature dengan termostat.
Gunakan penutup pada bagian ruangan yang terkena sinar matahari langsung.
Usahakan pintu, jendela dan ventilasi udara selalu tertutup agar kelembaban cukup rendah.
Hindari menempatkan sesuatu yang menghalangi sirkulasi udara.
Bersihkan filter AC, coil kondensor dan sirip AC secara teratur.
Mengatur suhu ruangan secukupnya, tidak menyetel AC terlalu dingin.
Menempatkan AC sejauh mungkin dari sinar matahari langsung, agar efek pendingin tidak berkurang.
Matikan AC bila ruangan kosong dalam jangka waktu relatif lama.

PENGHEMATAN ENERGI PADA POMPA AIR

Gunakan bak penampungan air (menyimpan air di posisi atas).
Gunakan pelampung air di penampungan.
Gunakan air secara hemat dan cegah kebocoran air pada kran dan pipa.
Sering terjadi pompa bekerja terus menerus, padahal tidak ada pemakaian. Penyebabnya adalah sebagai berikut :
– Rele tekan ( pressure switch ) tidak bekerja.
– Instalasi pipa air di dalam bangunan ada yang bocor.
– Kran air tidak ditutup sempurna atau rusak.

PENGHEMATAN ENERGI PADA MESIN CUCI

Menggunakan mesin cuci sesuai dengan kapasitas.
Kapasitas berlebih mengakibatkan perlambatan perputaran mesin dan menambah beban pemakaian listrik.
Kapasitas yang kurang menyebabkan tidak efisien, karena mesin cuci tersebut menggunakan energi yang sama.
Gunakan pengering hanya pada cuaca mendung/hujan. Bila cuaca cerah, sebaiknya memanfaatkan sinar matahari.

PENGHEMATAN ENERGI PADA LEMARI PENDINGIN

Memilih lemari es dengan ukuran / kapasitas yang sesuai.
Pintu lemari es ketika menutup harus selalu tertutup rapat.
Isi lemari es harus sesuai dengan kapasitas (Jangan terlalu sesak).
Tempatkan lemari es jauh dari sumber panas (kompor, sinar matahari langsung).
Tempatkan lemari es min. 15 cm dari tembok, agar sirkulasi udara ke kondensor baik.
Hindari penempatan bahan makanan / minuman yang masih terlalu panas.
Mengatur suhu lemari es sesuai kebutuhan. Karena semakin rendah temperatur ,semakin banyak energi listrik yang digunakan.
Ganti karet isolasi pada pintu / kabinet secepatnya apabila rusak.
Membersihkan kondensor ( terletak dibelakang lemari es ) secara teratur dari debu dan kotoran, agar proses pelepasan panas berjalan dengan baik.
Mematikan lemari es bila tidak digunakan dalam waktu lama.

PENGHEMATAN ENERGI PADA SETRIKA

Atur penggunaan tingkat panas yang disesuaikan dengan bahan yang diseterika (sutera, wol, polyster, katun dan sebagainya).
Bersihkan sisi besi bagian bawah seterika secara teratur agar penghantaran panas berlangsung baik
Menyeterika sekaligus banyak jangan hanya satu atau dua potong pakaian.
Mematikan seterika bila akan ditinggal cukup lama.

PENGHEMATAN ENERGI LAINNYA

Kurangi pemakaian listrik pada waktu beban puncak pada jam 18.00 – 22.00
Gunakan Peralatan Listrik Hemat Energi
Matikan magic-jar atau magic-com bila nasi sudah tersisa sedikit karena listrik untuk menghangatkan nasi menjadi sia-sia.
Mematikan televisi, radio, tape recorder, serta perlatan audio visual lainnya, bila tidak ditonton atau didengarkan.
Lepaskan kabel peralatan listrik bila peralatan sedang tidak digunakan.
Bila peralatan listrik yang menggunakan sistem remote sedang tidak digunakan, jangan mematikan dengan remote control (stand by). Tetapi matikan dari tombol on-off atau lepaskan tusuk kontak.
Nyalakan water heater 20 menit sebelum air panas digunakan
Bersihkan secara periodik kaca jendela. Kaca jendela yang bersih akan meneruskan cahaya lebih banyak.
Bersihkan secara periodik bola lampu / tabung lampu beserta reflektornya agar supaya bersih agar tidak mengurangi cahaya.

Sumber : https://sultan-elektro.blogspot.co.id/2011/01/kiat-menghemat-energi-listrik-di-rumah_17.html

Fungsi Resistor

Fungsi Resistor sangat berpengaruh besar di dalam rangkaian elektronika, karena dapat digunakan sebagai penahan arus sementara sebelum arus tersebut diproses dan disalurkan pada komponen elektronika lainnya. Selain sebagai penahan arus sementara, resistor juga dapat berfungsi sebagai pembagi arus, pembatas/pembagi arus, penurun tegangan dan pembagi tegangan. Resistor juga merupakan komponen yang bersifat menghambat arus listrik yang berjenis pasif.

Jadi, wajar apabila semua rangkaian elektronika yang ada di dunia ini selalu menggunakan komponen resistor. Resistor juga merupakan komponen yang paling terkenal, selain karena harganya yang murah komponen ini juga paling banyak di jual di pasaran. Jadi anda tidak perlu bingung dan pusing untuk mencari komponen yang satu ini.

Gambar Fungsi Resistor

Fungsi Resistor

Jenis-Jenis Resistor saat ini sudah banyak dijual di pasaran, berikut ini kami jelaskan secara detail jenis-jenis resistor :

Resistor Biasa (Nilai Tetap)
Fungsi resistor sebagai penghambat gerak arus listrik yang nilainya tidak dapat berubah-ubah (konstan). Bahan yang digunakan untuk pembuatan resistor ini adalah Nikel dan Karbon.

Resistor Variable (Nilai Berubah-Ubah)
Resistor yang satu ini sangat berbeda sekali dengan resistor biasa, di mana nilai dari resistor variable dapat berubah dengan cara memutar atau menggeser komponen tersebut.

 

Sumber : https://komponenelektronika.biz/fungsi-resistor.html

Kode Warna Resistor

Kode Warna Resistor pertama kali ditemukan pada tahun 1920 yang kemudian dikembangkan oleh perkumpulan pabrik radio di Eropa dan Amerika RMA (Radio Manufacturers Association). Pada era 1957, kelompok ini sepakat untuk berganti nama menjadi EIA (Electronic Industries Alliance) dan menetapkan kode tersebut sebagai standar EIA-RS-279. Dalam aturan standar EIA-RS-279, telah ditetapkan 3 sistem kode warna, yaitu :

  • Sistem Kode Warna 4 Pita.
  • Sistem Kode Warna 5 Pita.
  • Sistem Kode Warna 6 Pita.

Kode Warna Resistor

Kode Warna Resistor

Berikut ini akan kami jelasakan maksud dari ketiga sistem kode warna resistor diatas :

Sistem Kode Warna 4 Pita

Sistem Kode Warna 4 Pita

Sistem ini merupakan kode warna paling sering digunakan yang terdiri dari 4 pita warna yang mengelilingin badan resistor. Dua pita yang terdapat pada bagian depan merupakan informasi dua digit harga resistansi, sedangkan pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang di dalam resistor terdapat pita kelima yang berfungsi untuk menunjukan koefisien suhu, tetapi ini juga tergantung dari sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.

Tabel Sistem Kode Warna 4 Pita

Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Perak, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 0,56 Ω, dengan Toleransi 5%.

Sistem Kode Warna 5 Pita

Sistem kode warna 5 pita

Sistem kode warna ini banyak digunakan pada resistor presisi. Tiga pita pertama menunjukan harga resistansi, sedangkan pita keempat adalah pengali dan pita kelima adalah toleransi. Pada resistor yang memiliki 5 kode warna dengan pita keempat yang berwarna emas atau perak kadang di abaikan, karena hanya digunakan pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien.

Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Hitam, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Perak. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 5 Ω, dengan Toleransi 1%.

Sistem Kode Warna 6 Pita

Sistem Kode Warna 6 Pita

Sistem kode warna satu ini terdapat 6 pita, dimana 3 pita pertama menunjukan nilai tahanan, pita keempat menunjukan perkalian desimal, pita kelima menunjukan nilai toleransi dan pita keenam menunjukan koefisien suhu.

Tabel Sistem Kode Warna Resistor 6 Pita

Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat.
Pita ke-6 = Coklat.
Nilainya adalah 56,6 Ω, Toleransi 1%, Koefisien suhu 100 ppm / ºC

 

Sumber : https://komponenelektronika.biz/kode-warna-resistor.html