Satire adalah gaya bahasa untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang. Satire biasanya disampaikan dalam bentuk ironi, sarkasme, atau parodi. Istilah ini berasal dari frasa bahasa Latin satira atau satura (campuran makanan). Orang yang pandai memainkan satire akan mampu membawa orang yang dipengaruhi untuk memaknai lugas apa yang ditulis atau dikatakannya.
Contohnya, dalam beberapa waktu yang lalu, saat hangat-hangatnya SPI Un**s, seorang mahasiswa menulis mengenai sebuah opini yang mengedepankan mengenai Un**s yang merupakan kampus rakyat. Gaya bahasa yang digunakan cukup obyektif, standar, tidak ada hiperbola disana-sini, dan menunjukkan bahwa penulis bukanlah seorang sastrawan handal. Gaya tulis lugas ini yang kemudian mengundang salah satu pengurus kampus untuk menyetujui opini mahasiswa tersebut. Tampaknya penulis berhasil ‘menjebak’ pengurus tersebut untuk menyetujui opini penulis bahwa Un**s benar-benar kampus rakyat. Ironi terjadi karena ada saat yang bersamaan ide mengenai pengenaan SPI di maba SPM* (walau boleh juga nol), baru dibahas untuk ditolak oleh mahasiswa. *)
Dalam perkembangannya, satire digunakan untuk menyerang balik orang-orang yang berlebihan memamerkan sesuatu yang sesungguhnya tidak ada apa-apanya. norma sosial yang berlaku di suku jawa tidak mengijinkan seseorang untuk langsung menyerang karakter orang yang sedang bertindak ‘aneh’. Orang suku jawa memiliki kebiasaan untuk menjadikan orang aneh tersebut bahan pembicaraan dan sasaran ‘bully’ secara tidak langsung di media sosial yang tidak ada orang aneh tersebut dalam grupnya.
bagaimanapun, gaya menulis satire di kalangan mahasiswa sudah sangat berkembang. Satire tidak hanya dikembangkan dengan menulis namun diwujudkan dalam meme atau gambar sebagaimana tampak di awal tulisan ini.
Catatan: Secara profesional, saya tidak memiliki kompetensi untuk membahas mengenai satire ini, namun, perkembangan gaya bahasa satire ini cukup menarik untuk ditulis dalam sebuah tulisan singkat. Semoga ada sastrawan atau ahli bahasa yang kompeten untuk membahas mengenai hal ini lebih lanjut.
*) hanya contoh fiktif.