Nov 27 2015

SAMPAH YANG BERSERAKAN DI HALAMAN KAMPUS

vvSEMARANG– Sampah plastik, kertas, sisa bekas makanan dan minuman tampak berserakan di halaman kampus Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Tidak tampak seorang pun petugas kebersihan atau mahasiswa yang memungut sampah atau menyapu halaman. Hal ini menyebabkan halaman kampus tampak tak terawat dan tak enak di pandang.

Banyaknya sampah yang beserakan dalam halaman kampus disebabkan oleh kesadaran dan tanggung jawab penghuni kampus itu sendiri. Mulai dari membuang sampah kecil seperti bungkus permen , sampah seperti kertas-kertas atau pun puntung rokok atau bahkan bungkusan rokok itu sendiri di halaman yang tidak sedikit jumlahnya. Saat membuang sampah kadang kita sering kali tidak memperhatikan dimana tempat kita membuang sampah tersebut kita hanya asal buang saja. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran mahasiswa untuk memiliki dan menjaga lingkungan kampus. Mereka berpikir hal tersebut merupakan tanggung jawab petugas kebersihan. Padahal kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama harus ada rasa kepemilikan kebersihan kampus dalam diri mahasiswa itu sendiri.

Dampak yang ditimbulkan terhadap kuranganya kepedulian akan kebersihan kampus adalah rasa kurang nyaman ketika berada dalam lingkungan kampus yang diakibatkan banyaknya sampah yang berserakan. Dampak yang lainnya yaitu sifat acuh dan egois terhadap lingkungan kampus.

Agar kampus terlihat bersih tidak hanya menjadi tanggung jawab petugas kebersihan, itu juga menjadi tanggung jawab semua pihak yang berada di kampus. Dari dosen, karyawan, petugas kebersihan dan mahasiswa ikut serata dalam menjaga kebersihan kampus. Bisa dimulai dari hal-hal yang kecil dulu misalnya membuang sampah pada tempatnya. Bila kebersihan kampus dijaga dengan baik oleh semua para penghuni kampus, pastinya dapat kita rasakan rasa yang nyaman dan sejuk. Semua keindahan yang ada dalam kampus juga akan memberikan dampak yang positif bagi proses belajar bagi mahasiswa.

Peran penghuni kampus sangat penting untuk menentukan supaya kampus lebih bersih. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan di kampus dan rasa memiliki maka akan mudah untuk menjaga kebesihan halaman di kampus.

 


Nov 27 2015

PENUMPUKAN SAMPAH DI SELOKAN AIR

tt

SEMARANG – Selokan air yang seharusnya menjadi tempat sirkulasi air dan pembuangan air limbah, kini malah tak lagi sesuai fungsi pemanfaatannya.

Pasalnya, sarana tersebut kerap kali menjadi wadah pembuangan sampah oleh masyarakat sekitar. Alhasil, sirkulasi limbah di dalamnya menjadi bentuk campuran sampah yang menghambat aliran air.

Kondisi ini diperparah ketika musim hujan tiba. Di mana, selokan kerap menimbulkan bau menyengat karena tumpukan sampah yang tersendat hingga berlarut-larut.

Kondisi ini sebagaimana hasil pengamatan Ardhiana Sarie mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Kamis (10/9) pada selokan yang terdapat di depan Yayasan Pendidikan Islam AL Ma’arif RA AL IMAN, Sekaran, Semarang. Pada selokan tersebut kini dipenuhi berbagai macam jenis sampah, mulai dari botol bekas minum, plastik bekas, hingga bekas pembungkus makanan.

Terjadinya penumpukan sampah pada selokan akibat dari kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan. Selain itu, penguatan sosialisasi akan kelestarian lingkungan terhadap warga masyarakat juga rendah.

Saat musim hujan berlangsung selokan yang seharusnya berfungsi sebagai saluran air tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Karena selokan tersebut tersumbat oleh sampah-sampah yang menumpuk. Akibatnya sampah-sampah yang tergenang air meluap. Dampak dari tergenangnya sampah itu justru menimbulkan berbagai penyakit bagi elemen masyarakat karena menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Misalnya penyakit DBD dan penyakit chikungunya. Terlebih lagi di sepanjang jalan fasilitas atau sarana tempat sampah yang disediakan pemerintah kurang.

Pada kenyataannnya pemerintah sudah berperan dalam mengatasi permasalahan tersebut, dengan dibuatnya spanduk-spanduk, baliho-baliho dan papan reklame yang banyak dijumpai di jalan. Namun, pemerintah tidak cukup dengan memberikan slogan-slogan ataupun melalui media massa lain saja. Pemerintah juga harus memberikan sosialisasi secara langsung terhadap masyarakat. Sehingga masyarakat diharapkan sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan demi kesehatan, kenyamanan dan untuk masa depan yang lebih baik.


Nov 20 2015

KADERISASI KONSERVASI PADA GENERASI MUDA #2

bangvasi_menanam

https://www.google.com/search?q=konservasi++generasi+muda&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAgQ_AUoAmoVChMI38G6maCcyQIVQ1qOCh1fawfE&biw=1366&bih=657#tbm=isch&q=unnes+konservasi&imgrc=fVRjNEvApJbwNM%3A

Kaderisasi merupakan sebuah proses penyiapan sumber daya manusia agar kelak mereka menjadi para pemimpin yang mampu membangun peran dan fungsi organisasi secara lebih bagus (Koirudin 2004:113).

Kaderisasi konservasi tentu saja menitikberatkan pada penurunan dan pemberian nilai-nilai konservasi, baik nilai-nilai konservasi secara umum maupun khusus. Hal tersebut sejalan dengan konsep kader yang nantinya meneruskan perjuangan mengenai konservasi. Sebagai generasi masa depan bangsa tentunya kita harus menjadi generasi yang berdedikasi tinggi pada bangsa dan negara Indonesia serta berkontribusi untuk menjadikan Negara Indonesia menjadi negara yang lebih baik dari sebelumnya.

Universitas Negeri Semarang telah mendedikasikan dirinya sebagai “Kampus Konservasi”. Hal tersebut dapat membantu generasi  untuk meningkatkan rasa cinta pada lingkungannya. Dengan demikian hal tersebut juga dapat membantu untuk meningkatkan kepedulian lingkungan para generasi muda dan dapat meningkatkan Indonesia sejahtera. Namun hal tersebut tidak dapat diwujudkan dengan begitu mudahnya tanpa ada kesadaran dari diri masing-masing pada generasi muda serta usaha dari masing-masing individu untuk mewujudkan prinsip dan tujuan tersebut. Tentunya jika tujuan mewujudkan jiwa konservasi sudah terpenuhi maka kita pun juga dapat merasakan keuntungannya, dan bukan hanya kita yang dapat mendapatkan keuntungan namun juga masyarakat dan lingkungan alam kita sendiri juga akan ikut merasakan keuntungannya.

Universitas Negeri Semarang sudah berupaya menumbuhkan jiwa konservasi pada diri generasi muda bangsa dengan cara menjadikan konservasi sebagai Mata Kuliah Umum (MKU) sehingga mahasiswa dapat mendalami ilmu pengetahuan mengenai konservasi dan sedikit demi sedikit dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian diharapkan perilaku konservasi akan terus ada dan berkembang pada diri mahasiswa dan pemuda lainnya.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”


Nov 20 2015

BECOME A REPUTABLE CONSERVATION UNIVERSITY #1

IMG_3003-mhs-baru

https://www.google.com/search?q=konservasi++generasi+muda&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAgQ_AUoAmoVChMI38G6maCcyQIVQ1qOCh1fawfE&biw=1366&bih=657#tbm=isch&q=unnes+konservasi&imgdii=fVRjNEvApJbwNM%3A%3BfVRjNEvApJbwNM%3A%3BEn6z9cFXTAQt2M%3A&imgrc=fVRjNEvApJbwNM%3A

Universitas Negeri Semarang (Unnes) adalah salah satu universitas yang mengedepankan pentingnya konservasi. Dalam Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Tata Kelola Kampus Berbasis Konservasi di Universitas Negeri Semarang pada Pasal 2 disebutkan bahwa tata kelola berbasis konservasi bertujuan mewujudkan suasana kampus yang mendukung perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan lingkungan hidup secara bijaksana melalui pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dan berpartisipasi, penuh dari warga Unnes.

Dalam kerangka mewujudkan Universitas Negeri Semarang konservasi, yang telah dideklarasikan pada tahun 2010, yaitu universitas yang dalam pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat memiliki konsep yang mengacu pada prinsip-prinsip konservasi yaitu perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari baik konservasi terhadap sumber daya alam, lingkungan sumber daya manusia, seni dan budaya.

Berdasarkan pemahaman tersebut maka setiap unit kerja bertanggung jawab mendukung, menjaga, memantau, dan melakukan koordinasi untuk mewujudkan partisipasi aktif dari warga Unnes. Warga Unnes berkewajiban mendukung pelaksanaan tata kelola kampus berbasis konservasi dan setiap unit kerja wajib mendorong dan memfasilitasi pengembangan tata kelola kampus berbasis konservasi. Unit kerja juga berkewajiban mengembangkan satu kelompok kader konservasi yang terdiri atas unsur dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Sebaliknya warga Unnes berkewajiban untuk berpartisipasi aktif dalam menerapkan nilai-nilai konservasi dalam kehidupan sehari-hari.

Universitas Negeri Semarang dalam mewujudkan upaya konservasi melalui berbagai tahap misalnya diadakannya mata kuliah pendidikan konservasi, pelatihan kompos, penanaman pohon dan masih banyak lagi, hal tersebut merupakan upaya awal yang bagus untuk mewujudkan universitas konservasi yang sesungguhnya. Meskipun kini hasilnya belum maksimal namun seiring waktu berjalan kebiasaan perilaku konservasi yang terus digalakkan pada mahasiswanya dapat menjadi kebiasaan yang baik dan akan menjadikan tradisi perilaku konservasi di lingkungan selain kampus.

Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama melakukan upaya konservasi dengan melakukan gerakan perubahan yang harmonis, humanis, kreatif, inovatif, sensitif, dan apresiatif. Hal ini dapat diwujudkan dengan perilaku konservasi juga prestasi yang diraih serta karya yang diciptakan.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan”.


Nov 20 2015

Hello world!

Welcome to Jejaring Blog Unnes Sites. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!