Hai teman-teman, selamat datang di blog Sedekah Ilmu, kamu yakin bisa maka kamu bisa. Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba memberikan sebuah penjelasan mengenai Perubahan Sosial dari disiplin ilmu Antropologi. Materi ini bukanlah murni dari pemikiran saya, namun merupakan sebuah kutipan yang saya ambil dari blognya teman, yaitu Selasar Ilmu. Kalian harus mampir kesana ya teman-teman, karena tanpa blog teman saya, blog ini bukanlah apa-apa. Selamat membaca 🙂
Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan perubahan kehidupan masyarakat yang berlangsung terus-menerus dan tidak akan pernah berhenti, karena tidak ada satu masyarakatpun yang berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang masa. Dari pengertian tersebut kita dapat mengetaui bahwa masyarakat bersifat dinamis, selalu berubah-ubah. Namun ada pula yang bersifat statis (tetap) artinya masyarakat yang mengalami sedikit perubahan. Tidak seperti dinamin yang mengalami banyak perubahan.
Menurut Kingleys Davis Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Menurutnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan dalam hubungan-hubungan antara buruh dengan majikan, dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik. Sedangkan menurut Selo Soemarjan Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk
di dalamnya nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Teori-teori dalam Perubahan Sosial
Dalam mempelajari masalah perubahan sosial terdapay beberapa teori yang digunakan untuk memperdalam masalah tersebut, diantaranya:
1. Teori Evolusi
Inti teori evolusi, baik yang unilinier maupun multilinier, ialah asumsi
mengenai kemajuan budaya, di mana kebudayaan Barat dianggap sebagai
tahap kebudayaan yang maju dan superior / sempurna. Namun, ide ini
terbantahkan dengan semakin meningkatnya apresiasi terhadap kayanya
keanekaragaman ( dan kompleksitas) dari kebudayaan suku bangsa di dunia.
Di samping itu, masyarakat Barat sekarang berada dalam krisis ( rasisme,
perang, terorisme, perkosaan, kemiskinan, jalanan yang tidak aman,
perceraian, sex bebas, narkoba, AIDS dan sebagainya ) dan tidak lagi
dianggap berada di puncak kebudayaan manusia.
2. Teori Siklus
Teori siklus melihat adanya sejumlah tahap yang harus dilalui oleh
setiap masyarakat, tetapi proses perubahan masyarakat bukannya berakhir pada “ tahap terakhir ” yang sempurna, melainkan berakhir pada tahap 14 kepunahan / kehancuran, kemudian berputar kembali pada tahap awal untuk peralihan ( perubahan ) berikutnya:
a) Teori siklus menjelaskan bangkitnya peradaban secara menyeluruh. Seperti Mesir, Yunani, dan Roma, memiliki kekuasaan dan pengaruh sedemikian besar, namun hanya untuk sekejab mencapai puncak, dan
kemudian jatuh ke dalam kemunduran.
b) Oswald Spengler melalui karyanya “ The Decline of the West”
( Keruntuhan Dunia Barat ) melihat bahwa setiap peradaban besar
mengalami proses pentahapan: kelahiran, pertumbuhan, dan
keruntuhan. Menurutnya, peradaban Barat saat ini sedang dalam
masa kemunduran. Krisis peradaban Barat nampak dari merebaknya
perang, senjata nuklir penghancur dunia dan umat manusia, narkoba, sex bebas, AIDS, HIV, perkosaan, kriminalitas, krisis ekonomi, perceraian, rasisme dan sebagainya ( Henslin, 2007; Horton, 1992 )
3. Teori Fungsional
Menurut pandangan teori Fungsionalis, setiap perubahan yang dipandang bermanfaat oleh masyarakatnya ( fugsional ) akan diterima, dan sebaliknya apabila dianggap tidak berguna ( disfungsional ) akan ditolak masyarakat. Misalnya, Saat masyarakat masih mengandalkan matapencaharian di bidang agraris ( pertanian ), anak dibutuhkan sebagai tenaga kerja yang dapat membantu pekerjaan orang tua untuk mengelola kegiatan pertaniannya, sehingga berkembang nilai “ banyak anak – banyak rezeqi “. Masyarakat cenderung akan menolak saat diperkenalkan adanya penemuan baru dibidang pengaturan kelahiran dan jumlah anak ( program Keluarga Berencana) karena dianggap tidak bermanfaat bagi mereka ( tidak memiliki fungsi bagi kehidupan masyarakatnya ). Kondisi ini menjadi berubah manakala masyarakat mulai meninggalkan kehidupan sektot agraris dan beralih ke sektor industri. Program Keluarga Brencana ( KB ) bisa diterima karena telah terjadi pergeseran nilai anak, yakni “Sedikit anak – hidup berkualitas“, sehingga program KB dianggap memiliki fungsi ( bermanfaat ) bagi masyarakatnya. Terjadilah perubahan pola kehidupan keluarga dari keluarga dengan banyak anak menjadi keluarga dengan sedikit anak.
Bentuk-bentuk Perubahan Sosial
1. Perubahan sosial secara lambat
Perubahan sosial secara lambat dikenal dengan istilah evolusi, merupakan perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama karena masyarakat berusaha menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakatnya
2. Perubahan sosial yang berjalan cepat
Perubahan sosial yang berjalan cepat disebut revolusi. Selain terjadi
secara cepat juga menyangkut hal-hal yang mendasar bagi kehidupan
masyarakat dan sering menimbulkan disintegrasi dalam kehidupan sosial,
ekonomi dan politik
3. Perubahan sosial kecil
Perubahan sosial kecil merupakan perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau
berarti bagi masyarakat karena tidak berpengaruh terhadap berbagai
aspek kehidupan dan lembaga kemasyarakatan
4. Perubahan sosial besar
Perubahan sosial besar merupakan perubahan yang dapat membawa pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan serta menimbulkan
perubahan pada lembaga kemasyarakatan, seperti proses industrialisasi
telah membawa pengaruh perubahan pada berbagai lembaga
kemasyarakatan
5. Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan
Suatu perubahan yang dikehendaki atau direncanakan, selalu melalui perencanaan terlebih dahulu, serta di bawah pengendalian maupun
pengawasan Agent of change ( agen perubahan ). Cara-cara dalam
mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan
terlebih dahulu tersebut dinamakan rekayasa sosial ( sosial engineering)
atau yang biasa disebut sebagai perencanaan sosial
6. Perubahan sosial yang tidak direncanakan
Perubahan sosial yang tidak direncanakan ( tidak dikehendaki )
merupakan perubahan yang berlangsung tanpa direncanakan /dikehendaki
oleh masyarakat dan di luar jangkauan pengawasan masyarakat
Untuk mempelajari lebih lanjut kalian bisa klik Proses Perubahan Sosial di Masyarakat
Sumber: Djazifah, Nur. 2012. PROSES PERUBAHAN SOSIAL DI MASYARAKAT. UNY
Komentar Terbaru