Artikel Pendididkan Nonformal

APA ITU PENDIDIKAN NONFRMAL

Artikel

disusun sebagai salah satu syarat dalam keikutsetaan Malam Keakraban program juruan Pendidikan Nonformal

Oleh:

Arifah Nur Fauzi

1201416040

Kelompok Hitam

JURUSAN PENDIDIKAN NONFORMAL

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

PENDIDIKAN NONFORMAL

                  Pendidikan Nonformal atau yang tenar dengan PNF ini belum banyak orang yang mengetahui apa sebenarnya Pendidikan Nonformal itu sendiri. Hal ini pula yang terjadi pada diri penulis, yang tak lain mahasiswa PNF.

Sepaham penulis mengenai “apa yang dimaksud dengan PNF?”, PNF merupakan salah satu bidang resmi dalam dunia pendidikan di Indonesia. PNF bahkan lebih luas cakupannya dibandingkan bidang-bidang pendidikan yang lain. Seperti contoh, bahwa PNF sangat memperdulikan dunia pendidikan. Di PNF pendidikan tidak hanya sekedar pendidikan yang dipelajari di sekolah saja, namun di PNF akan diajarkan bagaimana kita bisa belajar dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Lebih dari itu, PNF juga mengajarkan mengenai bagaimana kita bisa terus belajar samapai kapanpun atau Pendidikan Seumur Hidup. Hal ini tidak bisa kita pungkiri karena Nabi Muhammad saw. juga mengharuskan kita untuk terus belajar sampai liang lahat. Bahkan Allah SWT. juga meninggikan derajat orang yang mencari ilmu dibandingkan orang yang beribadah.

Banyak orang pula yang mempertanyakan mengenai dimana lulusan PNF bekerja. Hal tersebut pulalah yang sering dipertanyakan orang kepada penulis, pada awalnya penulis pun masih kebingungan untuk menjawabnya. Penulis mencoba untuk mencari tahu mengenai dimana lulusan PNF akan bekerja. Sedikit demi sedikit saya mengetahui dimana lulusan PNF bekerja seperti, BKKBN, LSM, PAUD, dan lain-lain. Hal ini membuktikan bahwa lulusan PNF dapat bekerja hampir disegala bidang atau dengan kata lain lulusan PNF memiliki peluang pekerjaan yang banyak. Yang lebih saya pahami bahwa lulusan PNF mengutamakan untuk melayani masayarakat. Alhamdulillah hal ini tidak bertolak belakang dengan prinsip saya. Prinsip saya adalah ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi semua orang tanpa membeda-bedakannya.

Indonesia merupakan negara demokrasi, sehingga setiap  demokrasi, sehingga setiap orang boleh bebas mengeluarkan pendapat. Apapun pendapat orang lain mengenai PNF akan coba penulis pendapat orang lain mengenai PNF akan coba penulis terima dengan lapang dada. Bahkan suara-suara merekalah yang dapat menjadi masukan bagi penulis untuk lebih mendalami dan lebih mensosialisasikan mengenai PNF. Dengan demikian diharapkan pandangan orang lain mengenai PNF akan lebih mejahkan suara-suara merekalah yang dapat menjadi masukan bagi penulis untuk lebih mendalami dan lebih mensosialisasikan mengenai PNF. Dengan demikian diharapkan pandangan orang lain mengenai PNF akan lebih menuju ke hal yang positif.

Beberapa contoh kejadian yang terjadi pada penulislah yang menguatkan dan meyakinkan penulis untuk lebih mendalami, memahami, dan mempelajari lebih lanjut mengenai “apa itu Pendidikan Non Formal atau PNF?”. Penulis yakin dengan penulis mendalami, memahami, dan mempelajari lebih dalam mengenai PNF, penulis akan bisa menjadi orang yang lebih bisa menghargai dan mengambil pelajaran dari setiap peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi pada diri penulis.

Penulis berharap agar dunia PNF atau Pendidikan Nonformal menjadi lebih dikenal dan dihargai oleh semua kalangan. Tidak mudah memang meyakinkan seberapa penting dan bergunanya PNF bagi kehidupan, diperlukan kerja sama serta rasa saling percaya guna mengembangkan dunia PNF ini agar lebih dikenal dan diterima semua kalangan. Terlebih, tidak terdapat lagi orang yang menganggap remeh PNF.

tutorial hijab

https://2.bp.blogspot.com/-1vwspVhXxyg/V0EeVLoXkbI/AAAAAAAAu00/QlUHUY2zUH484-oQuyfiLN5MggjaApu4ACLcB/s1600/Gambar%2BTutorial%2BHijab%2BPraktis%2BModern%2Buntuk%2BKuliah%2BSaat%2BRamadan.jpg

sumber: https://www.google.com/search?q=tutorial+hijab&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjo5LaUsbzQAhUVT48KHWToAJQQ_AUICCgB&biw=1024&bih=499#tbm=isch&q=tutorial+hijab+pashmina+simple&imgdii=l98miQTboWsV5M%3A%3Bl98miQTboWsV5M%3A%3B1W9MkEC5OnDiNM%3A&imgrc=l98miQTboWsV5M%3A

Kuliner

Photo

Piscok keju mudah hemat

Pagi pagi pengen sarapan yg manis manis, mo bikin bikin kue udah g keburu, buka kulkas yg ada cuma pisang sama kulit lumpiaa, cuzz deh eksekusi jadilah piscok ini

Bahan-bahan

2-3 orang
  1. 5 buah pisang tanduk atau pisang apa aja yg penting manis
  2. 10 buah kulit lumpia (aku pake yg udah jadi)
  3. 1/4 bgks mises coklat
  4. secukupnya keju cheddar parut
  5. 1 sachet susu kental manis putih (yg coklat lebih endess)
  6. secukupnya minyak goreng (untuk menggoreng)

Langkah-langkah:

hanya 10 menit
  1. Belah pisang menjadi 2 memanjang
  2. Lebarkan kulit lumpia isi dg pisang kemudian d taburi coklat mises 2 sdt dan d beri keju parut 1 sdt,,
  3. Gulung kulit lumpia beri olesan air dipinggiran agar kulit lumpia jadi nempel
  4. Goreng api sedang dg minyak banyak
  5. Tata d atas piring, taburi dg misses coklat dan parutan keju kemudian d tuangi susu kental manis.

  6. Sajikan dengan segelas teh hangat ???

sumber: https://cookpad.com/id/resep/1471680-piscok-keju-mudah-hemat?ref=search

Ngapurancang

NGAPURANCANG

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Jawa, berbicara mengenai hal ini identik dengan masyarakatnya yang ramah, sopan nan halus, atau budayanya yang beragam nan unik yang masyarakatnya terpencar ke dalam 3 bagian. Tiga bagian  tersebut adalah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidaklah salah memang manakala kebanyakan  masyarakat berpendapat demikian. Hal ini dikarenakan segala tata krama (aturan tingkah laku)  masyarakat Jawa yang telah diatur sedemikian rupa oleh sastrawan dan budayawan Jawa terdahulu. Tata krama tersebut tidak semuanya dibukukan, hanya saja disampaikan dan diajarkan maupun dilestarikan melalui turun-temurun.

Tata krama Jawa yang menggunung dan tidak dibukukan  menjadi alasan sebagian masyarakat Jawa tidak menerapkan piweling (ajaran-ajaran) yang telah disampaikan. Masyarakat yang tidak menerapkan piweling Jawa inilah yang menjadi penyebab keterpurukan budaya Jawa yang  telah diciptakan dan dibangun sedemikian rupa oleh para pendahulu.

Sebagai generasi muda penerus bangsa, khusunya penulis yang merupakan penduduk Jawa Tengah haruslah melestarikan budaya. Jika dikulik lebih jauh, dalam budaya Jawa terdapat makna tersirat yang berhubungan dan bermanfaat bagi kehidupan. Dari sekian banyak budaya Jawa yang telah diciptakan dan dikembangkan, penulis mengangkat tema mengenai ngapurangcang.

 

  1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Apa yang dimaksud dengan sikap ngapurancang?
  2. Bagaimana mengenai fungsi sikap ngapurancang pada zaman dahulu?
  3. Tujuan apa yang diharapkan dari dilakukannya sikap ngapurancang?
  4. Manfaat apa yang diperoleh dari dilakukannya sikap ngapurancang?

 

  1. Tujuan Penyusunan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan yang diharapkan penulis adalah sebagai berikut:

  1. Mengetahui mengenai makna ngapurancang.
  2. Mengetahui mengenai fungsi sikap ngapurancang pada zaman dahulu.
  3. Mengetahui tujuan dilakukannya sikap ngapurancang.
  4. Mengetahui manfaat dilakukannya sikap ngapurancang.
  5. Manfaat Penyusunan

Dilakukannya penyusunan makalah ini oleh penulis tidak dilakukan tanpa tujuan, yang mana tujuan tersebut telah dipaparkan di atas. Tujuan tersebut pun memiliki manfaat, yaitu:

  1. Melestarikan salah satu budaya Jawa yang telah diciptakan dan dibangun sedemikian rupa oleh para sastrawan dan budayawan terdahulu.
  2. Mengenalkan salah satu budaya Jawa, yang kini telah banyak orang melupakannya.
  3. Dari penyusunan makalah ini kita dapat mengetahui manfaat dari makna tersirat yang terdapat dalam sikap ngapurancang.

BAB II

PEMBAHASAN

 

            Berbicara mengenai budaya Jawa akan terbayang betapa banyaknya budaya Jawa, yang telah terstruktur dan memiliki makna tersirat yang tentunya berhubungungan dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Budaya Jawa banyak yang mengatur mengenai tata krama (aturan tingkah laku Jawa). Tata krama sendiri menggambarkan akan perilaku tidak sombong, selalu menghargai orang lain, bermain perasaan, perasaannya halus, dan berbagai tingkah laku yang bagus.Salah satu tata krama Jawa yang yang berkaitan erat bagi kehidupan manusia adalah budaya sikap ngapurancang.

 

  1. Pengertian Sikap Ngapurancang

      Sikap ngapurancang merupakan budaya Jawa yang mana tangan bersikap hikmat dengan jari-jari tangan kanan memegang jari-jari tangan kiri yang diletakkan di bawah pusar, kaki direnggangkan, sikap santai disertai rasa hormat. Rasa hormat ini ditujukan kepada para siapa saja yang ada di hadapannya, khusunya terhadap pemimpin, orang yang lebih tua dan kepada audience.

 

  1. Fungsi Ngapurancang Pada Zaman Dahulu

Pada zaman dahulu, ketika berhadapan dengan pemimpin orang Jawa bersikap ngapurancang. Ngapurancang di sini diartikan sebagai tanda hormat. Penghormatan kepada pemimpin dilakukan sebagai kewajiban agar mendapatkan berkah ketenteraman. Karena pada zaman tersebut keselarasan hidup hanya dapat diperoleh dengan berlaku harmonis dengan lingkungan dan pamong praja (para pemimpin). Setiap diadakannya upacara Jawa, para pemuda tanpa perintah akn berbondong-bondong untuk menyumbangkan tenaga. Jika seorang pemuda Jawa hendak merantau terlebih dahulu pemuda tersebut akan sowan kepada pemimpnnya, untuk meminta doa kepada pemimpinnya. Mereka akan merasa lega manakala  telah menghadap pemimpin yang dianggap sebagai sesepuh mereka.

 

  1. Tujuan Dilakukannya Sikap Ngapurancang

Ngapurancang memiliki tujuan, yaitu sebagai penanda rasa hormat. Rasa hormat di sini tidak hanya ditujukan terhadap pamong praja lebih dari itu sikap ngapurancang ditujukan sebagai penanda penghormatan terhadap orang yang lebih tua dan terhadap audience.

 

  1. Manfaat Dilakukannya Sikap Ngapurancang

Sikap ngapurancang yang ditujukan sebagai penanda penghormatan terhadap audience dilakukan saat pemberian pidato, sambutan, upacara-upacara Jawa, dan lain-lain. Dalam sikap ngapurancang yang dilakukan manakala sedang berpidato, memiliki tujuan yaitu bersikap takzim (hormat) secara tulus terhadap audience (orang yang mendengarkan pidato). Sikap ngapurancang pula yang membuat seseorang tidak grogi saat berpidato, dikarenakan saat kedua kaki direnggangkan sedikit seseorang akan berada dalam keadaan  seimbang. Keseimbangan yang terbentuk dari sikap ngapurancang inilah yang membuat seseorang tidak grogi, bahkan  merasa nyaman dengan posisi yang demikian. Ketika seseorang merasa nyaman dengan keadaan  ini, seseorang akan merasa mudah dan tanpa ragu baginya untuk melakukan sesuatu yang sebelumya dirasa sulit. Oleh karenanya, sikap ngapurancang ini sangatlah berguna dalam meningkatkan peforma seseorang dalam berpidato.

BAB III

KESIMPULAN

 

  1. Simpulan

Budaya Jawa sangatlah banyak dan beragam, terkhusus budaya mengenai tata krama (aturan tingkah laku). Tata krama ini tidak semuanya dibukukan, oleh karena itu banyak budaya Jawa yang terlupakan bahkan hilang tak berjejak. Salah satu tata krama Jawa ini adalah sikap ngapurancang. Sikap ngapurancang merupakan sikap yang dijadikan penanda penghormatan terhadap pamong praja, orang yang lebih tua maupun terhadap audience manakala kita tengah berpidato, memberi sambutan, upacara-upacara Jawa, dan lain-lain.

Sikap ngapurancang ini dapat memberikan manfaat manakala seseorang memberikan pidato. Manfaat ini berupa perasaan tidak grogi manakala sedang berpidato. Hal ini dikarenakan sikap ngapurancang yang sangat efektif untuk tidak menimbulkan rasa grogi. Diamana sikap ngapurancang ini memberikan  kesempatan bagi jari-jari tangan kanan memegang jari-jari tangan kiri dan kedu kaki agak direnggangkan. Sikap kedua kaki yang  direnggangkan ini yang menimbulkan keseimbangan bagi tubuh. Keseimbangan ini yang dapat menghambat perasaan grogi dalam diri seseroang.

 

  1. Saran

Dalam penyusunan makalah ini penulis memberi saran terhadap para penbaca makalah sebagai berikut:

  1. Budaya Jawa yang banyak nan beragam haruslah kita lestarikan.
  2. Para sastrawan dan budayawan zaman dahulu telah menciptakan dan mengembangkan tata krama dengan sedemikian rupa haruslah kita terapkan dalam kehidupan, karena memiliki makna tersirat yang sangat berhubungan dan bermanfaat bagi kehidupan.
  3. Sikap ngapurancang merupakan salah satu tata krama yang bermakna penghormatan terhadap orang lain, maka dari itu haruslah kita implikasikan dalam kehidupan.

Fakta Menguap

Fakta-fakta Menguap
Menguap merupakan reaksi refleks untuk memberikan pasokan udara ke dalam tubuh dan perenggangan dari gendang telinga hingga saluran pernafasan. Hal ini terjadi ketika meningkatnya jumlah karbon dioksida dalam darah sehingga dibutuhkan oksigen untuk mengurangi karbon dioksida yang berlebih.

Menguap juga bisa diartikan sebagai bentuk kebosanan, bahkan dalam sebuah keyakinan diyakini bahwa menguap tanpa ditutup berarti membiarkan hal-hal baik (jiwa) keluar dari tubuh atau membiarkan roh jahat memasuki tubuh.

Menguap bisa menular ke orang lain. Ingin tahu lebih lanjut mengapa ini bisa terjadi, simak beberapa fakta menarik seputar menguap disini.

1. Menguap sudah terjadi saat bayi berusia 11 minggu di dalam rahim, kejadian ini bisa dilihat dengan melakukan USG 4D.

2. Manusia menguap rata-rata sekitar 6 detik. Pada saat menguap denyut jantung akan semakin meningkat.

3. Menguap membantu mendinginkan otak. Sebuah studi menunjukkan intensitas menguap akan meningkat saat musim dingin.

4. Menguap bisa menular ke orang lain. Ketika seseorang dalam sebuah kelompok menguap maka dalam waktu kurang dari 5 menit orang lain dalam kelompok itu akan ikut menguap. Manusia dapat tertular menguap sejak usia 1- 2 tahun.

5. Menguap menular karena adanya kedekatan sosial. Kekuatan ikatan emosional akan mempengaruhi frekuensi penularan menguap, berbeda dengan orang yang tidak memiliki kedekatan sosial akan sulit untuk terpengaruh. Dan hal ini juga bisa terjadi pada hewan.

6. Menguap berujung denda. Di Los Angeles seorang juri pengadilan dikenakan denda $1.000 oleh hakim karena menguap dengan keras yang dianggap menghina pengadilan. Hal ini ditolak keras oleh sang juri dan akhirnya mendapat potongan denda sebesar $100 setelah terlebih dahulu ditahan selama 2 jam di ruangan juri.

7. Hewan juga menguap. Pada hewan fungsi menguap bisa beraneka ragam, babon menguap untuk mengancam musuh dengan menunjukkan gigi tajam mereka. Penguin menguap sebagai ritual saat “pacaran”. Ular menguap untuk merenggangkan kembali rahangnya sehabis makan. Lainnya menguap karena kebutuhan oksigen pada otak.

8. Menguap merupakan reaksi normal tubuh, namun bila frekuensi menguap terlampau sering sebaiknya hati-hati karena tubuh memberikan sinyal ada yang tidak beres dengan tubuh. Masalah medis yang dihadapi biasanya jantung, diabetes, stroke.

9. Menguap sulit menular pada penderita skizofernia dan autis. Kedua penyakit ini menganggu kemampuan penderita untuk merasakan keadaan mental dan emosional orang lain, karenanya penderita kedua penyakit ini sulit untuk tertular menguap.

10. Laki-laki menguap lebih lama dari wanita.

11. Sebagian orang dapat tertular menguap hanya dengan melihat gambar orang yang sedang menguap atau membaca tulisan ‘menguap’.

12. Menguap sering terjadi ketika seseorang merasa bosan. Ini dibuktikan dari sebuah penelitian ditahun 1986 dimana para mahasiswa lebih sering terlihat menguap saat menonton video hitam putih, reaksi yang berbeda ditunjukkan ketika mereka disuguhkan musik rock.

13. Menyentuh lidah selama menguap membuat anda tidak bisa berhenti menguap.

source: https://www.tipsiana.com/2015/07/13-fakta-menarik-seputar-menguap.html