SILABUS ANTROPOLOGI XI

Satuan Pendidikan : SMA
Kelas /Semester : XI /1-2
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Teruskan membaca

SILABUS ANTROPOLOGI XII

Satuan Pendidikan : SMA
Kelas /Semester : XII /1-2
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Teruskan membaca

ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME DALAM PENDIDIKAN

Pengertian Pragmatisme

Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis.2 Aliran ini bersedia menerima segala sesutau, asal saja hanya membawa akibat praktis. Pengalaman-pengalaman pribadi, kebenaran mistis semua bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan asalkan membawa akibat yang praktis yang bermanfaat. Dengan demikian, patokan pragmatisme adalah “manfaat bagi hidup praktis”.

Kata pragmatisme sering sekali diucapkan orang. Orang-orang menyebut kata ini biasanya dalam pengertian praktis. Jika orang berkata, Rencana ini kurang pragmatis, maka maksudnya ialah rancangan itu kurang praktis. Pengertian seperti itu tidak begitu jauh dari pengertian pragmatisme yang sebenarnya, tetapi belum menggambarkan keseluruhan pengertian pragmatisme.

Teruskan membaca

TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK

Dasar pembentukan teori ini adalah filsafat pragmatis dan behaviorisme sosial. Ada 3 hal penting dalam interaksionisme simbolik menurut filsafat pragmatis :
1. Memusatkan perhatian pada interaksi antar aktor dan dunia nyata.
2. Memandang baik aktor maupun dunia nyata sebagai proses dinamis dan bukan struktur yang statis.
3. Arti penting yang menghububgkan kepada kemampuan aktor untuk menafsirkan kehidupan sosial. Teruskan membaca

Perilaku Membuang Sampah dan Limbah Pabrik Sembarangan pada Sungai Irigasi Sawah yang Mencemari Air dan Merusak Lahan Pertanian

Dalam kenyataannya beberapa dari kita / masyarakat belum mampu menjaga hubungan keharmonisan dengan Alam lingkungan kita sendiri. Terlihat dari keseharian masyarakat masih saja ada yang membuang sampah kesungai terutamanya sampah plastik. Sungai merupakan bagian terpenting. Jika sungai terganggu oleh sampah maka sistem pertanian tidak akan berjalan dengan baik. Tidak salah jika para petani saat ini mengeluh karena sawahnya dipenuhi oleh sampah. Teruskan membaca

Keanekaragaman Mahluk Manusia dan Kebudayaan

Sebelum terbitnya buku The Origin of Species (1859) yang ditulis oleh Charles Darwin, orang eropa telah mempunyai 3 pandangan dalam melihat manusia dan kebudayaan. Pertama, manusia diciptakan beraneka macam(poligenesis) dan menganggap orang Eropa berkulit putih merupakan manusia yang paloing baik dan kuat. Pula, kebudayaan yang dimiliknya adalah kebudayaan yang paling sempurna dan paling tinggi. Kedua, manusia hanyalah diciptakan sekali saja yaitu melalui keturunan Nabi Adam, sebagian dari kalangan ini berpendapat bahwa keanekaragaman dari tinggi sampai rendah sebagai dosa abadi yang pernah dilakukan oleh Nabi Adam. Sebaliknya,yang sebagian lagi berpendapat bahwa manusia tidak mengalami proses degenerasi.akan tetapi jika saat ini terjadi perubahan disebabkan oleh tingkat kemajuan mereka yang berbeda. Manusia yang mereka jumpai di asia dan afrikan merupakan keturunan nabi adam yang nenek moyang mereka lebih rendah dari nenek moyang orang eropa. Teruskan membaca

Secercah Asa dan Cita di Pinggiran Kota

Pendidikan merupakan kebutuhan di era sekarang ini namun kurang meratanya pendidikan di Indonesia merupakan salah satu persoalan pendidikan yang tak kunjung selesai dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Terutama daerah – daerah terluar dan terdepan yang seolah-olah dianak tirikan, Minimnya guru dan kuarangnya fasilitas atau sarana prasarana pendukung pendidikan merupakan polemik utama yang harus segera diselesaikan.
Teruskan membaca