PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Indonesia yang merupakan negara beribu ribu pulau dengan wilayah perairan yang begitu luas,tersedia berbagai macam sumber daya alam berlimpah yang dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Terdapat berbagai kekayaan alam yang dapat di manfaatkan sebagai sumber kehidupan atau sebagai mata pencaharian,salah satunya yaitu sumber kehidupan perairan masyarakat indonesia yang berasal dari tambak tambak air laut.

Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikanudang, serta kerang. Penyebutan “tambak” ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut.

Salah satu contoh tambak yang terdapat di Indonesia adalah tambak tawang sari dan tambak tawang racik wesi yang terdapat di kota Semarang tepat di samping bandara Ahmad Yani. Disini terdapat tambak tambak ikan bandeng dengan lahan  tambak yang merupakan lahan sewaan. Lahan tambak disini merupakan lahan milik bandara.

Disini terdapat banyak pekerja tambak yang bukan pemilik asli tambak. Mereka bekerja sebagai perawat tambak sedangkan pemilik tambak yang asli tidak pernah menengok tambak mereka,mereka sudah memasrahkan segala sesuatu tentang tambaknya kepada para pekerja. Para pemilik tambak hanya menunggu sampai hasil panen keluar.

Dalam setahun para pekerja hanya mendapat penghasilan ketika panen ikan bandeng tiba dengan sistem bagi hasil dengan pemilik tambak. Bagi hasil dengan prosentase 70% untuk pemilik tambak dan 30% untuk para pekerja. Dan ini merupakan penghasilan yang bisa di sebut sangat tidak seimbang apabila dibandingkan dengan biaya hidup pekerja di tambak sehari hari. Hal inilah yang menyebabkan petani disini kadang menyebut penghasilan mereka dengan sebutan penghasilan ‘minus’.

Dan hal ini lah yang melatar belakangi  saya membuat makalah ini.

RUMUSAN MASALAH

  1. bagaimana kondisi geografis tambak tawang sari dan tambak tawang rajeg wesi?
  2. bagaimana pola kehidupan sehari hari para pekerja di tambak tawang sari dan tambak tawang rajeg wesi?
  3. bagaimana kondisi ekonomi para pekerja sebelum dan sesudah panen tambak?

TUJUAN

  1. memberikan informasi mengenai kondisi geografis tambak tawang sari dan tambak rajeg wesi
  2. memberikan informasi mengenai pola kehidupan sehari hari para pekerja di tambak tawang sari dan tambak rajeg wesi
  3. memberikan informasi mengenai kondisi ekonomi para pekerja sebelum dan sesudah panen tambak

MANFAAT

Dengan adanya makalah ini semoga membawa manfaat bagi semua pembaca mengenai kondisi geografis,pola kehidupan sehari hari para pekerja tambak dan mengenai kondisi ekonomi para pekerja di tambak tawang sari dan tambak tawang rajeg wesi.

PEMBAHASAN

  Lokasi penelitian : tambak tawang sari dan tambak rajeg wesi

Waktu penelitian : Sabtu,11 Oktober 2014 pukul 13.00 sampai selesai

Narasumber : Bapak Riyanto (pekerja tambak)

  1. KONDISI GEOGRAFIS TAMBAK TAWANG SARI dan TAMBAK TAWANG RAJEG WESI

Tambak tawang sari dan tambak rajeg wesi terletak di kawasan PRPP(Pekan Raya dan Promosi Pembangunan),Semarang,yang masih merupakan kawasan bandar udara Ahmad Yani. Posisi tambak berada di sebelah utara bandara Ahmad Yani,dimana disebelah barat berbatasan dengan kota Kendal,sebelah Timur dengan kota Demak dan sebelah utara tambak ini adalah Laut Jawa.

Tambak tambak di daerah ini merupakan tambak dengan lahan sewaan. Lahan disini merupakan lahan milik bandara Ahmad Yani dengan biaya sewa tahunan sebesar 5 juta per tahun. Luas tambak disini rata rata 1 hektar per tambak dengan kepemilikan satu tambak satu orang. Menurut para pekerja di tambak ini,biaya sewa lahan memang masih terbilang murah,tapi biaya perawatan tambak lah yang sangat mahal.

Tambak tawang sari dan tambak tawang rajeg wesi merupakan tambak budidaya ikan bandeng. Disini memang tidak ada budi daya ikan selain ikan bandeng. Ini di sesuaikan dengan kondisi air dan permintaan yang tinggi terhadap ikan bandeng,sehingga dari dulu sampai sekarang jenis ikan yang di budidaya tidak berubah.

Tambak ini menggunakan air laut sebagai sumber air di tambak tambak ikan. Karena air yang berasal dari laut kondisi tambak disini relatif stabil. Menurut pak Riyanto salah satu pekerja tambak disini,kondisi air laut jarang surut. Hanya saja sekarang tambak ini mengalami ancaman penutupan karena di atas tambak ini akan dibangun perluasan bandara Ahmad Yani dan pembangunan perumahan oleh pemerintah,dan kemungkinan penutupan ini akan terjadi sekitar 5-7 tahun lagi.

Karena lahan disini merupakan lahan milik bandara,para petani tambak hanya bisa pasrah jika suatu ketika tambak ini akan tutup dan di ubah menjadi bandara. Mereka belum tahu pasti tujuan mereka kemana setelah tambak ini ditutup tetapi kemungkinan mereka akan pindah mencari lahan tambak yang baru.

Karena kondisi cuaca yang sangat panas di kota Semarang. Kualitas ikan bandeng di tambak tambak ini sangat tergantung dengan curah hujan. Apabila curah hujan baik,maka kondisi ikan juga tumbuh dengan bagus dan besar besar,tetapi apabila curah hujan kurang,ikan disini sulit tumbuh menjadi besar dan kualitas ikan akan turun karena ukuran ikan yang kecil kecil atau biasanya pekerja disini menyebutnya dengan istilah “kuntet”.

Di sebelah utara tambak ini sudah mulai di lakukan pengurukan pantai menjadi daratan sebagai kelanjutan dari rencana perluasan bandara dan pembangunan perumahan oleh pemerintah. Dan hal inilah yang menurut para pekerja disini membuat air di tambak kadang surut apabila proses pengurukan sedang dilakukan. Karena proses pengurukan tanah dilakukan setiap hari,para pekerja tambak kemungkinan hanya menunggu giliran saja untuk segera pindah mencari tempat sumber kehidupan yang baru.

Kondisi tambak saat ini sudah bercampur dengan kesibukan perluasan bandara yang sudah dilakukan seperti pembangunan jalan bandara dimana sekarang jalan tersebut sudah berdiri tepat berada di atas tambak. Dan di bawah jalan yang rencananya akan di gunakan sebagai jalan masuk bandara itu digunakan sebagai tempat berteduh para pekerja tambak yang sudah lelah berpanas panasan mengurusi tambaknya. Di bawah jalan itu para pekerja tambak gunakan sebagai tempat istirahat,bercanda gurau,dan berinteraksi dengan sesama pekerja tambak di warung warung yang juga terdapat dibawah jalan. Warung itu bukan hanya digunakan sebagai tempat beristirahat para pekerja tambak saja,tetapi juga sudah seperti rumah kedua bagi mereka di kota Semarang.

Selain tambak di daerah ini juga terdapat tanaman mangrove yang berdiri berjejer di pinggir laut. Ada tanaman mangrove yang sudah tumbuh besar,ada juga yang masih berupa bibit. Selain sebagai penahan abrasi pantai,tanaman mangrove disini juga bisa digunakan sebagai tempat tinggal ikan di dalam air. Karena di dalam tambak tambak ikan bandeng disini ada juga tambak yang terdapat tanaman mangrove di dalamnya. Di pinggiran tambak juga ada warga yang menggunakan kolam kecil sebagai tempat  membudi dayakan tanaman mangrove yang masih berupa bibit bibit yang siap jual.

Sebenarnya potensi tambak disini sudah cukup bagus karena lahan yang tersedia sudah cukup luas dan letak lahan juga berada di pesisir laut. Sehingga para pekerja tambak tidak kesulitan mencari air sebagai bagian terpokok dalam sebuah tambak. Tetapi karena perluasan bandara yang memang mau tidak mau terjadi,tambak tambak disini pun akan tetap mengalami penutupan lahan.

2.POLA KEHIDUPAN SEHARI HARI PEKERJA TAMBAK TAWANG SARI DAN TAMBAK TAWANG RAJEG WESI

Kehidupan para pekerja tambak tawang sari dan tambak tawang rajeg wesi sehari hari selalu mereka habiskan di tambak,mereka jarang bepergian keluar tambak,walaupun sebenarnya ditambak juga kadang mereka tidak memiliki pekerjaan apapun. Setelah melihat atau mengecek kondisi tambak mereka biasanya duduk beristirahat di warung warung yang ada di pinggir tambak. Dan kegiatan seperti inilah yang mereka lakukan sehari hari.

Untuk makan sehari hari mereka biasanya membeli di warung dengan biaya sekali makan rata rata 10 ribu rupiah. Apabila di akumulasikan untuk makan,rokok dan keperluan sehari di tambak para pekerja tambak dapat menghabiskan 50 ribu rupiah dalam sehari,begitulah cerita salah satu pekerja tambak bernama pak Riyanto.

Para pekerja tambak disini sebagian besar merupakan pendatang dari luar kota yaitu Demak. Mereka bekerja di tambak yang berada di kota Semarang ini karena ajakan mandor tambak yang berasal dari Demak juga. Tetapi walaupun mereka bekerja di Semarang mereka tidak mempunyai tempat tinggal sementara seperti kost atau kontrakan disini,mungkin karena biaya sewa kost yang mahal. Kebanyakan dari para pekerja setiap hari laju dari Demak ke Semarang. Mereka berangkat jam 07.00 setiap pagi dari Demak dan pulang saat petang telah tiba. Jarak tempuh Semarang menuju tempat tinggal mereka di Demak rata rata memakan waktu satu setengah jam.

Ketika mereka merasa lelah dan malas untuk pulang kerumah mereka di Demak,para pekerja di sini biasanya menginap di warung warung  kecil yang terdapat di pinggiran tambak. Disini terdapat dua warung kecil yang sudah menjadi langganan para pekerja tambak. Pemilik warung disini juga merupakan orang yang berasal dari Demak juga. Perbedaannya yaitu kalau pekerja tambak setiap hari laju dari Demak ke Semarang,pemilik warung ini jarang pulang ke rumah. Mereka menghabiskan waktu sehar hari di warung dan tidurpun juga di warung.

Walaupun panen ikan bandeng dilakukan 6 sampai 7 bulan sekali,setiap hari para pekerja tambak tetap pergi bekerja ke tambak walaupun hanya untuk mengecek kondisi tambak. Disisi lain dengan tetap berangkatnya mereka ke tambak,mereka berharap akan mendapat pekerjaan lain dari mandor,karena biasanya mandor memberikan mereka pekerjaan borongan atau garapan selagi menunggu panen ikan tiba.

Pekerjaan sampingan ini mereka lakukan untuk memenuhi kehidupan sehari hari karena hanya dari pekerjaan itulah mereka akan mendapatkan penghasilan, tapi banyak juga para pekerja yang lebih memilih menganggur saja sambil melihat lihat tambak tanpa melakukan pekerjaan apapun.

Sebenarnya pemilik tambak tidak mengharuskan para pekerja tambak untuk berangkat setiap hari ke tambak. Mereka tidak terikat oleh aturan waktu dari pemilik tambak karena pemilik tambak sudah mempercayakan semuanya kepada pekerja. Pemilik hanya menunggu sampai waktu panen tiba dan waktu bagi hasil panen tambak tiba.

Pola kehidupan para pekerja di tambak ini bisa di katakan monoton karena sambil menunggu waktu panen tiba tidak banyak pekerjaan yang dapat mereka lakukan. Kebanyakan dari mereka hanya menghabiskan waktu di tambak untuk bersantai santai dan hanya sesekali mengecek dan membersihkan tambak apabila tambak kotor.

  1. KONDISI EKONOMI PEKERJA TAMBAK SEBELUM DAN SESUDAH PANEN TAMBAK

Kondisi ekonomi para pekerja tambak tawang sari dan tambak tawang rajeg wesi berada dalam tingkatan ekonomi rendah. Penghasilan mereka tidak seimbang bila dibandingkan dengan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari mereka.

Sebelum masa panen para pekerja tidak memiliki pekerjaan yang dapat menghasilkan cukup uang untuk kehidupan mereka. Kebanyakan dari mereka menganggur ketika masa panen belum tiba. Tetapi kadang kadang ada mandor yang menawari mereka pekerjaan seperti pekerjaan borongan ataupun garapan. Tetapi banyak dari para pekerja lebih memilih menganggur saja karena kerja borongan dan garapan sangat menguras tenaga dan bayarannyapun tidak sebanding dengan pekerjaannya.

Masa panen yang terjadi sekitar 6 sampai 7 bulan sekali merupakan bagian yang paling di tunggu tunggu oleh para pekerja,karena dari situlah mereka akan mendapatkan penghasilan pokok mereka yang jumlahnya juga cukup besar. Tetapi ketika musim panen tiba para pekerja tidak langsung mendapatkan penghasilan mereka karena mereka masih harus ,menunggu sekitar dua bulan lagi sampai ikan hasil panen benar benar habis.

Karena masa panen yang berbeda beda antara tambak yang satu dengan yang lain,terkadang para pekerja disini juga mendapatkan penghasilan dari membantu petani tambak lain yang tambak ikannya sudah akan di panen. Mereka membantu memanen ikan yang siap jual karena dalam memanen ikan membutuhkan sekitar 10 orang untuk ikut membantu proses pemanenan. Ini di karenakan jumlah ikan yang cukup banyak dan lahan tambak yang cukup luas. Dalam membantu pekerjaan memanen ikan ini biasanya para pekerja dibayar sebesar 125.000 per orang. Bayaran yang cukup lumayan untuk menambah pendapatan mereka dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari.

Ketika ikan hasil panen benar benar habis barulah akan di hitung total pendapatan hasil panen oleh pemilik tambak. Dengan sistem bagi hasil,prosentase pembagian di hitung 70% untuk pemilik tambak dan 30% untuk pekerja. Dalam sekali panen biasanya berat ikan bandeng yang diperoleh mencapai 1 sampai 1.5 ton.

Ikan bandeng hasil panen biasanya sudah di pesan oleh restoran restoran yang sudah menjadi langganan ditambak tambak ini dengan harga jual sekitar Rp.17.000 per kg. Dalam sekali panen para petani tambak bisa memperoleh pendapatan mulai dari 10 juta rupiah sampai 30 juta rupiah. Ini semua tergantung kualitas dan jumlah ikan hasil panen.

Terkadang tambak tambak disini juga mengalami gagal panen. Gagal panen biasanya terjadi karena benih ikan yang jelek dan jaring ikan (wareng) di tambak yang tanpa sepengetahuan pekerja mengalami kebocoran. Oleh karena itu pengecekan tambak setiap hari merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Bila di hitung hitung pendapatan para pekerja ketika panen telah tiba tidak sebanding dengan pengeluaran yang mereka keluarkan selama menunggu musim panen tiba. Bayangkan saja dalam sehari para pekerja rata rata menghabiskan 50 ribu rupiah untuk makan dan biaya hidup sehari di tambak. sedangkan pendapatan mereka ketika panen dengan sistem bagi hasil 70% untuk pemilik tambak dan 30% untuk para pekerja tidak dapat menutupi pengeluaran mereka selama musim panen belum tiba.

Contohnya dalam sekali panen mendapatkan 1.5 ton ikan bandeng dengan harga jual Rp.17.000 per kg maka petani tambak akan mendapatkan total penghasilan sebesar Rp.25.500,000 dengan sistem bagi hasil 70% untuk petani tambak berarti sebesar Rp.17.850.000 dan untuk para pekerja 30% berarti sebesar Rp.7.650.000.

Pendapatan akhir para pekerja ini tidak sebandimg dengan pengeluaran para pekerja tambak sehari hari sampai musim panen tiba. Dalam sehari pekerja tambak dapat menghabisakn 50 ribu rupiah untuk makan dan kebutuhan lain di tambak berarti dalam sebulan saja yang di hitung 30 hari para pekrja tambak sudah menghabiskan uang sebesar Rp.1.500.000. bila dikali 6 sampai 7 bulan ketika musim panen tiba maka para pekrja sudah menghabiskan biaya hidup mereka sebesar Rp.9.000.000 sampai Rp.10.500.000. Sungguh pendapatan yang tidak sebanding denga  pengeluaran.

Terkadang bantuan dari pemerintah datang untuk membantu para pekerja tambak. Dengan bantuan berupa uang yang biasanya jumlahnya dapat mencapai 4 sampai 5 juta per orang,tentu hal ini sangat membantu ekonomi para pekerja tambak. Hanya saja bantuan ini muncul ketika para pekerja tambak sudah mengusulkan permohonan bantuan kepada pemerintah. Tanpa adanya usulan dari para pekerja pemerintah tidak pernah memberikan bantuan kepada mereka. Disisi lain bantuan ini hanya cukup untuk beberapa pekerja saja,jadi dalam satu kali bantuan pemerintah,hanya beberapa pekerja saja yang mendapatkannya. Tidak semua pekerja tambak dapat memperolehnya.

Dengan pendapatan hasil panen yang bagi para pekerja tambak sangat tidak sebanding dengan pengeluaran mereka inilah yang kemudian mereka menyebutnya dengan penghasilan pekerja tambak yang “minus”.

PENUTUP

KESIMPULAN

Tambak tawang sari dan tambak rajeg wesi terletak di kawasan PRPP(Pekan Raya dan Promosi Pembangunan),Semarang. Lahan pada tambak tambak disini merupakan lahan milik bandara Ahmad Yani dengan biaya sewa tahunan sebesar 5 juta per tahun. Tambak tawang sari dan tambak tawang rajeg wesi merupakan tambak budidaya ikan bandeng. Sekarang tambak ini mengalami ancaman penutupan karena di atas tambak ini akan dibangun perluasan bandara Ahmad Yani dan pembangunan perumahan oleh pemerintah,dan kemungkinan penutupan ini akan terjadi sekitar 5-7 tahun lagi.

Karena lahan disini merupakan lahan milik bandara,para petani tambak hanya bisa pasrah jika suatu ketika tambak ini akan tutup dan di ubah menjadi bandara. Mereka belum tahu pasti tujuan mereka kemana setelah tambak ini ditutup tetapi kemungkinan mereka akan pindah mencari lahan tambak yang baru.

Kehidupan para pekerja tambak tawang sari dan tambak tawang rajeg wesi sehari hari selalu mereka habiskan di tambak,mereka jarang bepergian keluar tambak,walaupun sebenarnya ditambak juga kadang mereka tidak memiliki pekerjaan apapun. Para pekerja tambak disini sebagian besar merupakan pendatang dari luar kota yaitu Demak. Kebanyakan dari para pekerja setiap hari laju dari Demak ke Semarang.

Menurut pak Riyanto salah satu pekerja tambak,untuk keperluan makan,rokok dan keperluan sehari di tambak para pekerja tambak dapat menghabiskan 50 ribu rupiah dalam sehari. Sedangkan panen tambak terjadi 6 – 7 bulan sekali. Jadi selagi menunggu waktu panen tiba, setiap hari para pekerja tambak tetap pergi bekerja ke tambak walaupun hanya untuk mengecek kondisi tambak. kadang mereka memperoleh pekerjaan borongan atau garapan dari mandor selagi menunggu waktu panen tiba,tapi kebanyakan dari mereka kebanyakan menolak pekerjaan itu karena upahnya yang tidak sesuai dengan tenaga yang harus dikeluarkan.

Masa panen yang terjadi sekitar 6 sampai 7 bulan sekali merupakan bagian yang paling di tunggu tunggu oleh para pekerja,karena dari situlah mereka akan mendapatkan penghasilan pokok mereka yang jumlahnya juga cukup besar. Tetapi bila di hitung hitung pendapatan para pekerja ketika panen telah tiba tidak sebanding dengan pengeluaran yang mereka keluarkan selama menunggu musim panen tiba.

Ketika waktu panen tiba dan ikan hasil panen benar benar habis barulah akan di hitung total pendapatan hasil panen oleh pemilik tambak. Dengan sistem bagi hasil,prosentase pembagian di hitung 70% untuk pemilik tambak dan 30% untuk pekerja. Dalam sekali panen biasanya berat ikan bandeng yang diperoleh mencapai 1 sampai 1.5 ton. Dan biasanya ikan hasil panen sudah di pesan oleh restoran restoran dengan harga jual ikan sekitar Rp.17.000 per Kg. Dalam sekali panen yang mendapatkan 1.5 ton ikan bandeng dengan harga jual Rp.17.000 per kg maka petani tambak akan mendapatkan total penghasilan sebesar Rp.25.500,000 dengan sistem bagi hasil 70% untuk petani tambak berarti sebesar Rp.17.850.000 dan untuk para pekerja 30% berarti sebesar Rp.7.650.000.

Sedangkan dalam sehari pekerja tambak dapat menghabiskan 50 ribu rupiah untuk makan dan kebutuhan lain di tambak berarti dalam sebulan saja yang di hitung 30 hari para pekerja tambak sudah menghabiskan uang sebesar Rp.1.500.000. bila dikali 6 sampai 7 bulan ketika musim panen tiba maka para pekerja sudah menghabiskan biaya hidup mereka sebesar Rp.9.000.000 sampai Rp.10.500.000. Sungguh pendapatan yang tidak sebanding dengan  pengeluaran. Dengan pendapatan yang sebesar itulah kemudian para pekerja tambak menyebutnya dengan penghasilan yang “minus”.

DAFTAR PUSTAKA :

https://id.wikipedia.org/wiki/definisi/Tambak_ikan

https://achmadyani-airport.com/sejarah

https://semarang.yogyes.com/id/places/64/

LAMPIRAN

: