Merefleksikan Orang Jawa

Salam SosantPedia 🙂

Hallo teman-teman semua, kali ini saya akan membagikan materi mengenai Merefleksikan Orang Jawa, materi ini merupakan tugas dari mata kuliah Religi dan Etika Jawa, pada semester 3 yang lalu. Dibawah ini materinya:

Ketika saya bersosialisasi dengan orang jawa apalagi saya hidup dipulau jawa dan lahir dipulau jawa mengenal beberapa adat istiadat jawa yang masih kental didalam masyarakatnya berupa tradisi-tradisi orang jawa, bahasa orang jawa yang sudah diperkenalkan saat saya masih kecil hingga sekarang.

     Ketika saya belum mengikuti mata kuliah religi jawa pengetahuan saya mengenai religi dan etika jawa masih kurang tetapi setelah mengikuti mata kuliah religi dan etika jawa saya menjadi paham antara perbedaanya religi dan etika jawa itu apa ,lalu saya mengerti bagimana orang jawa dijaman sekarang ini,lalu saya sekarang juga mengerti mengenai toleransi orang jawa,kebudayaan dan agama orang jawa dan kaidah dasar kehidupan masyarakat jawa.Seperti halnya terdapat kerukunan orang jawa ,orang jawa yang akur, orang jawa yang harmonis ,orang jawa yang selaras dan orang jawa yang suka menghindari konflik. Sifat-sifat tersebut biasanya yang dimiliki orang jawa dalam keseharianya.

     Ada juga di dalam sebuah agama ,masyarakat jawa khususnya yang beragama islam yang ada di desa saya yaitu islam santri melainkan bukan islam kejawen.Di dalam masyarakat jawa terdapat 2 aliran islam jawa yang dianut oleh masyarakat jawa itu sendiri,yaitu islam santri dan islam kejawen. Dikatakan Islam santri jika masyarakatnya menganut agama islam dan menjalankan rukun islam,seperti membaca syahadad, sholat 5 waktu, puasa, zakat dan naik haji.

     Berbeda dengan Islam Kejawen jika masyarakatnya bergama islam tetapi masyarakatnya hanya percaya kepada gusti Allah dan nabi muhammad ,namun tidak menjalankan sholat atau ibadah. Masyarakt yang beragama islam kejawen percaya kepada keimanan islam walaupun tidak menjalankan ibadahnya, mereka menyebut nama Tuhan adalah Gusti Allah dan menyebut Nabi Muhammad dengan kanjeng nabi. Dan biasanya islam kejawen hanya dianut di daerah jawa pesisir kidul atau daerah selatan seperti Yogyakarta,Solo,Magelang dll.

       Namun meskipun di desa saya bukan islam kejawen ,adat istiadat dalam tradisi jawa masih dilakukan seperti halnya kegiatan aqiqah ,aqiqah adalah kegiatan masyarakat muslim untuk memperingati hari lahirnya seorang anak dengan prosesi pemotongan tali pusar dan memotong daging kambing jika yang lahir anak laki-laki 2 kambing dan jika yang lahir perempuan hanya 1 kambing. Saat prosesi aqiqoh terdapat tradisi puputan yaitu acaranya bebarengan dengan acara aqiqoh yang tradisinya terdapat pemotongan tali pusar lalu bayi diletakan di atas nampan lalu bayipun dipangku secara bergantian oleh ibu-ibu dengan cara memutar.Itu merupakan percampuran 2 kebudayaan agama dan kebudayaan jawa yang dijadikan satu dalam 1 tradisi.

    Dan yang membuat orang Jawa unik, yang biasanya orang jawa lakukan adalah kebanyakan orang jawa percaya bahwa hidup manusia di dunia ini sudah diatur dalam alam semesta sehingga ada yang bersikap nerimo,yaitu mnyerahkan diri pada takdir. Selain itu pandangan orang jawa percaya dengan suatu kekuatan yang melebihi segala kekuatan dimana saja yang pernh dikenal yaitu sebuah kesaktian yang terdapat pada benda-benda pusaka seperti keris,gamelan,dan lain-lain.

     Pengalaman saya tinggal didesa saya ,karena saya bertempat tinggal didekat makam. Jadi konon katanya, setiap malam jumat terdapat sebah tradisi mensucikan keris dan mendoakan keris di dalam makam tersebut karena terdapat kuburan peninggalan nenek moyang , jadi siapa yang berziarah kubur tesebut dan membawa keris jika seseorng tersebut meminta kekuatan atau meminta penjagaan keris tersebut yang sudah dibawa oleh penziarah dicuci bersih di dekat makam nenek moyang tersebut.

    Orang jawa juga mempercayai keberadaan arwah atau roh leluhur yang menempati  alam sekitar tempat tinggal mereka. Ada yang mendatangkan kesuksesan dan kebahagiaan bahkan juga bisa menimbulkan ketakutan. Jika seseorang ingin hidup tanpa gangguan tersebut menurut orang jawa , ia harus berbuat sesuatu untuk mempengaruhi alam semesta dengan cara berpuasa, berprihatin,dan selamatan.

    Selamatan biasanya dilakukan oleh masyarakat jawa didesa-desa pada waktu tertentu seperti selamatan motor, selamatan rumah baru,selamatan atas gelar pekerjaan yang naik jabatanya. Biasanya selamatan dilaksanakan bertujuan untuk memperoleh keselamatan hidup dengan tidak ada gangguan apapun dan bisa juga ucapan rasa syukur atas rezeki yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa.

   Sistem tradisi religi melaksanakan,melambangkan, dan menyimpulkan konsep-konsep wujud kelakuan (behavioral manifestatation) dari religi. Seluruh sistem tradisi ini dari aneka macam tradisi yang bersifat musiman atau kadang-kadang . Masing-masing tradisi terdiri dari dari berbagai unsur tradisi seperti berdoa,dan menyanyi ,berprosesi,berpuasa,bertapa dan bersemedi(Koentjaraningrat,1985:378).

  Pemahaman simbolis dalam religi pada dasarnya terletak pada sikap manusia ketika sedang menjalankan agama, manusia bersikap pasrah kepada Tuhan,kepada Dewa,kepada roh nenek moyang. Pokoknya manusia menyerahkan diri kepada kekuatan yang lebih tinggi  disembahnya. Bgi orang-orang jawa kejawen menurut Mulder tidaklah menjadi permasalahan memeluk agama resmi sebab tidak mencegah mereka untuk mempraktikan unsur mistik( nunsa kejawen) didalam batinnya. Jadi dengan demikian bisa dikatakan bahwa pemeluk “islam Jawa” adalah orang-orang yang secara formal memeluk agama islam ditunjukan dengan identitas seperti KTP tetapi dalam keseharianya masih sama mempraktikan hal yang mistik. Jadi islam kejawen lebih cenderung mementingkan nuansa mistiknya daripada pelaksaan syariat islamnya dan yang lebih mementingkan syariat islamnya adalah islam santri.

  Selain itu di dalam masyarakat jawa ,juga terdapat Istilah Manunggaling kawula Gusti. Dalam istilah tersebut orang jawa biasanya dalam keseharianya dilakukan secara sendiri-sendiri atau berkelompok. Sesungguhnya pengetahuan manusia tentang dirinya masih rendah dari pada dirinya sendiri yang diberikan oleh sang pencipta. Sang pencipta mengenal diri manusia lebih baik dari pada manusia mengenal dirinya sendiri,karena Tuhan berbelas kasih kepada manusia lebih daripada manusia mnegasihi dirinya sendiri. Dalam sebuah pengalaman saya bahwa perbuatan manusia yang selama ini dilakukan kepada Tuhan, sesama manusia dan alam semesta yang menurut manusia sudah baik ternyata masih mengharapkan pamrih dan adanya pilih kasih hanya untuk kepentingan manusia atau untuk dirinya sendiri.

Seperti halnya Ketika seseorang beribadah kepada Tuhan mengganggap yang dilakukan sudah cukup , karena sikap dan perbuatanya tidak berubah , tetap melakukan kekerasan fisik atau non fisik,pemarah dan lain-lain karena dilakukan tidak dengan hati.

  Namun jika ketika perbuatan baik kepada sesama manusia tidak mendapatkan balasan atau sebuah pujian bahkan jika sama sekali tidak ditanggapi maka akan menjadi kecewa,marah dan tersinggung. Padahal Tuhan juga tidak pernah menuntut balasan ataupun pilih kasih seperti halnya, manusia mendapatkan oksigen untuk bernafas sehari-harinya , hangatnya matahari yang sinar mataharinya digunakan untuk menjemur pakaian sehari-harinya, dan segarnya air hujan yang diberikan kepada setiap manusia tanpa membedakan etnis,suku,dan agama.

            Maka orang jawa mempunyai sebuah kesadaran dalam manunggaling kawula gusti ,yang berarti harus mau meneladani kasih-NYA yang diungkapkan dalam kehidupan sehri-hari semakin berbelas kasih kepada sesama manusia dan alam semesta seperti memaafkan sebuah kesalahan, menyesal dan mohon maaf kepada Tuhan dan sesama manusia atas segala kesalahan ,merubah sikap kekerasan menjadi tanpa sebuah kekerasan ,dari hidupa adanya kepalsuan menjadi sebuah kejujuran dengan apa adanya, peka terhadap perasaan orang lain melestarikan dan menjaga alam semesta ,tidak mengadili orang lain.

            Sumber :

Mulyana,dkk.2006.Kejawen.Yogyakarta.NARASI Yogyakarta

https://rahasiakehidupanmanusia.blogspot.co.id/2013/02/rahasia-manunggaling-kawula-gusti.html?m=1(diunduh pada tanggal 12 September 2016)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: