Materi Antropologi Kelas X bab III Peran Antropologi dalam Mengkaji Keunikan, Kesamaan dan Keberagaman Budaya, Agama, Religi/Kepercayaan, Tradisi dan Bahasa

A. Paleoantropologi

paleoantropologiYaitu ilmu bagian yang meneliti asal-usul dan evolusi manusia dengan mempergunakan sisa-sisa tubuh yang telah membatu. Proses pengangkatan fosil Dengan penelitian tentang sisa-sisa tubuh manusia dan berbagai alat yang ada pada saat era manusia pra sejarah, maka kita mampu menganalisa perbedaan cara dan pola hidup manusia. Perkembangan pola hidup tersebut ditunjukkan dengan bentuk dan bahan dari pealatan yang dipergunakan hingga saat ini. Evolusi/ perubahan pola hidup menunjukkan kemampuan manusia mengikuti era/ perkembangan jaman, seiring dengan tuntutan social masyarakat dari yang paling sederhana hingga tuntutan hidup yang semakin kompleks pada zaman sekarang. Dengan penelitian tersebut, maka diharapkan antropologi dapat menjelaskan kepada seluruh manusia bahwa manusia berasal dari nenek moyang yang sama, atau berasal dari masyarakat yang hidup dengan pola hidup paling sederhana, yaitu berburu dan meramu.

B. Somantologi
Yaitu ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan mengamati ciri-ciri fisik.
Secara Garis besar, ras penduduk di dunia terbagi atas 3 ras (suku bangsa) yaitu Mongoloid,
Negroid, Kaukasoid.
Rangkuman Antropologi Kelas X
1. Mongoloid
Ciri khas utama yang dilihat pada ras ini adalah rambut
berwarna hitam yang lurus, bercak mongol pada saat
lahir, dan kelopak mata yang unik yang disebut dengan
istilah mata sipit. Selain itu, perawakannya seringkali
berukuran lebih kecil dan pendek
2. Negroid
Ciri khas utama anggota ras Negroid adalah kulit yang
berwarna hitam dan rambut keriting. Meskipun
anggota ras Khoisan dan ras Australoid juga
berfenotipe kulit hitam dan rambut keriting, mereka
tidak dianggap termasuk ras Negroid.
3. Kaukasoid
Sebagian besar penghuni Eropa, Afrika
Utara, Timur Tengah, Pakistan dan India
Utara.[2] Keturunan mereka juga
menetap di Australia, Amerika Utara,
sebagian dari Amerika Selatan, Afrika
Selatan dan Selandia Baru. Anggota “ras
Kaukasoid” biasa disebut “berkulit putih”.
Dengan penelitian tersebut diharapkan siswa akan mampu memahami bahwa ada
kemungkinan bahwa manusia berasal dari ras yang sama, sehingga perbedaan yang terjadi
tidak berdampak buruk bagi masyarakat dengan cara menyadari hal tersebut.
C. Prehistori
Prehistori adalah ilmu yang mempelajari zaman prasejarah. Zaman prasejarah dapat
dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan
untuk mengacu kepada masa di mana terdapat
kehidupan di muka Bumi dimana manusia
mulai hidup.
Batas antara zaman prasejarah dengan zaman
sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini
menimbulkan suatu pengertian bahwa
prasejarah adalah zaman sebelum
ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah
Rangkuman Antropologi Kelas X
adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya
zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa
tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya
sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman
sejarah.
Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai,
sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan
di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah.
D. Etnolinguistik
Etnolinguistik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari struktur bahasa
berdasarkan cara pandang dan budaya yang dimiliki masyarakat. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Humboldt bahwa perbedaan persepsi kognitif dan perbedaan
pandangan dunia dari suatu masyarakat dapat dilihat dari bahasanya. Dikatakan bahwa
“each language…contains a characteristics worldview” (Wierzbicka, 1992: 3).
Dalam pandangan etnolinguistik, terdapat
keterkaitan antara bahasa dengan
pandangan dunia penuturnya. Sementara
itu, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, etnolinguistik merupakan cabang
linguistik yang menyelidiki hubungan antara
bahasa dan masyarakat pedesaan atau
masyarakat yang belum mempunyai tulisan.
E. Etnologi
Etnografi berasal dari dua kata yaitu ethnos artinya bangsa, dan
graphy atau grafien artinya gambaran atau uraian. Jadi, etnografi
adalah uraian atau gambaran tentang bangsa-bangsa di suatu
tempat dan di suatu waktu. Gambaran bangsa-bangsa tersebut
meliputi adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa, peralatan yang
digunakan, aktivitas ekonomi, dan gambaran fisik bangsa tersebut,
misalnya warna kulit, tinggi badan, rambut, bentuk muka, dan
sebagainya.
Etnologi adalah ilmu bagian dari antropologi budaya yang mencoba
menelusuri asas-asas manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
meneliti seperangkat pola kebudayaan suku bangsa yang menyebar diseluruh dunia. Jadi,
ada beberapa objek yang menjadi kajian etnologi yaitu:
1. Mempelajari pola-pola kelakuan masyarakat seperti adat-istiadat perkawinan, struktur
kekerabatan, sistem ekonomi dan politik, agama, cerita-cerita rakyat, kesenian dan
musik, serta perbedaan pola tersebut dalam kehidupan masyarakat sekarang.
2. Mempelajari dinamika kebudayaan seperti perubahan dan perkembangan kebudayaan
serta bagaimana suatu kebudayaan mempengaruhi kebudayaan lain, termasuk juga
interaksi antara berbagai kepercayaan dan mekanisme pelaksanaannya dalam suatu
kebudayaan serta dampaknya bagi kepribadian seseorang.
Rangkuman Antropologi Kelas X
Dalam perkembangannya, subilmu etnologi terbagi menjadi dua golongan penelitian, yakni
golongan yang memberi perhatian khusus pada bidang diakronik atau sering disebut
descriptive integration, dan golongan yang lebih menekankan pada penelitian bidang
sinkronik atau generalizing approach.
Untuk penelitian-penelitian bidang diakronik selalu digunakan istilah ethnology atau
etnologi dalam pengertian khusus, sedangkan penelitian-penelitian sinkronik sering disebut
sebagai social anthropology atau antropologi sosial (Koentjaraningrat, 1992:4).
Etnologi sebagai suatu penelitian bidang diakronik mencoba mengolah dan menyatukan
hasil-hasil penelitian dari antropologi fisik, etnolinguistik, ilmu prehistori (prasejarah), dan
etnografi, sedangkan antropologi sosial dalam kajian etnologi berperan dalam mencari
berbagai prinsip persamaan dalam aneka warna dari beribu-ribu masyarakat kebudayaan.
F. Etnopsikologi
Deskripsi-deskripsi tentang kepribadian suatu bangsa dalam karangan-karangan etnografi
zaman lampau itu biasanya mempergunakan konsep-konsep dan istilah-istilah yang tak
cermat dan kasar. Ciri-ciri kepribadian yang negatif, tiap konsep yang dipakai dalam
pelukisan seperti itu pun tidak cermat di pandang dari sudut ilmu psikologi.
Sadar akan kekurangan ini, ada beberapa ahli
antropologi sekitar tahun 1920, yang berhasrat
mendeskripsikan kepribadian bangsa dengan lebih
cermat. Kecuali mereka juga mempersoal-kan secara
ilmiah, apakah konsep “kepribadian bangsa” itu benarbenar
ada.
Suatu ciri bangsa atau suku bangsa dan sampai berapa
jauhkah terkecualian terhadap kepribadian para individu
tertentu sebagai warga bangsa itu mengkin. Untuk
seorang ahli antropologi tentu perlu mengetahui banyak
tentang ilmu psikologi serta konsep-konsep dan teoriteori
yang dikembangkan di dalamnya.
Penyimpangan oleh individu-individu terhadap apa yang lazim dilakukan oleh umum yang
patuh terhadap adat itulah yang merupakan pangkal dari proses perubahan kebudayaan.
Perhatian terhadap tindakan yang menyimpang dari tindakan umum inilah yang
menyebabkan bahwa para ahli antropolgi kemudian menaruh perhatian terhadap konsepkonsep
dan teori-teori psikologi, karena seluk-beluk kelakuan dan tindakan individu itu
hanya dapat dipelajari dan dipahami melalui ilmu psikologi.
Jadi etnopsikologi dapat dikatakan studi antropologi yang menggunakan ilmu psikologi dan
menjadi ilmu bagian antropologi yang mempelajari tentang kepribadian suku bangsa.
Rangkuman Antropologi Kelas X
G. Etnografi
Adalah analisis perbandingan pola budaya untuk menjelaskan perbedaan dan persamaan di
antara masyarakat.
Misalnya :
Terdapat kesamaan pola menanam masyarakat Indonesia, hal ini disebabkan karena iklim
di Indonesia yang relatif sama. Yang membedakan adalah kondisi tanah dan topografi
daerah masing-masing.
H. Ekspansi Budaya
Ekspansi dapat diartikan masuknya bangsa asing ke negara lain dengan tujuan ingin
menjajah dan menguasai negara tersebut. Negara yang pernah berekspansi ke Indonesia
yaitu Belanda, Spanyol, Portugis dan Jepang.
Ekspansi Budaya artinya ikutnya pengaruh perubahan budaya akibat dari terjadinya
ekspansi bangsa barat di negara yang lebih lemah.
Dampak dari Ekspansi budaya tentu dapat berpengaruh positif dan negatif bagi kebudayaan
asli dari bangsa yang dijajah.
I. Penetrasi Budaya
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu
kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
1. Penetration pasipique
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh
kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan
tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya
masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan
hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau
sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk
kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk
bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli
Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan
sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan sintesis adalah bercampurnya dua
kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat
berbeda dengan kebudayaan asli.
ISTILAH – ISTILAH UMUM DALAM ANTROPOLOGI
Rangkuman Antropologi Kelas X
2. Penetration violante
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya,
masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan
kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan
dalam masyarakat.
J. Amalgamasi
Amalgamasi adalah istilah kuno sekarang sebagian besar untuk perkawinan dan antar
pembiakan dari etnik yang berbeda atau ras. Di dunia berbahasa Inggris, istilah ini
digunakan dalam abad kedua puluh.
Di Amerika Serikat, sebagian diganti setelah 1863 dengan istilah perkawinan antara suku
atau bangsa. Sementara itu, istilah amalgamasi bisa mengacu pada antar pembiakan yang
berbeda putih maupun etnis non-putih, istilah perkawinan antara suku atau bangsa
dimaksud antar pembiakan khusus untuk kulit putih dan non-putih, terutama AfrikaAmerika
K. Asimilasi
Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh
usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi
perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan
perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
Hasil dari proses asimilasi yaitu semakin tipisnya batas perbedaan antarindividu dalam
suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Selanjutnya, individu
melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan
kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain.
Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut:
 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda
 Terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang
relatif lama
 Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri
Rangkuman Antropologi Kelas X
L. Etnopolitic
Etnopolitik atau politik etnis dapat diasumsikan sebagai politik yang memfokuskan
pembedaan sebagai kategori utamanya yang menjanjikan kebebasan dan toleransi
walaupunmemunculkan pola-pola intoleransi, kekerasan dan pertentangan
etnis.Sedangkan munculnya politik etnis diawali tumbuhnya kesadaran orang yang
mengidentikan diri mereka ke dalamsalah satu kelompok etnis tertentu, yang kesadaran itu
memunculkan solidaritas kelompok
M. Psikologi Lintas Budaya
1. Pengertian dari Psikologi Lintas Budaya
Psikologi Lintas Budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari
dua budaya atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran ekuivalen, untuk
menentukan batasan yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis
modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal (Triandis, Malpass, dan
Davidson; 1972). Brislin, Lonner, dan Thorndike (1973), berpendapat bahwa Psikologi
Lintas Budaya adalah kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya
yang memiliki perbedaan pengalaman, kemudian dapat membawa ke arah perbedaan
perilaku yang dapat diramalkan dan signifikan.
Dalam arti luas Matsumoto (2004) menjelaskan bahwa, Psikologi Lintas Budaya terkait
dengan pemahaman atas apakah kebenaran dan prinsip-prinsip psikologis bersifat
universal (berlaku bagi semua orang di semua budaya) ataukah khas budaya (culture
specific, berlaku bagi orang-orang tertentu di budaya-budaya tertentu). Menurut
Segall, Dasen dan Poortinga, Psikologi Lintas Budaya adalah kajian mengenai perilaku
manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk
dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan
perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara
perilaku yang terjadi.
2. Tujuan dari Psikologi Lintas Budaya
Dari teori beberapa tokoh didapati kesimpulan bahwa tujuan dari Psikologi Lintas
Budaya yaitu untuk membantu manusia melihat sekaligus memahami keragaman
budaya dan juga mengerti bagaimana perilaku manusia (individu) dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, khususnya faktor budaya dimana kita melihat persamaan
ataupun perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis.
Rangkuman Antropologi Kelas X
Kompetensi Dasar :
3.2. Menerapkan konsep-konsep dasar dan keterampilan antropologi dalam memahami keberagaman
budaya agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta unsur-unsurnya yang ada di masyarakat
Materi Pokok :
Budaya, perwujudan, unsur, Isi atau substansi Budaya, dan nilai Budaya
A. BUDAYA (PENGERTIAN)
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh, budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat (Selo Soemardjan &
Soelaiman Soemardi)
B. PERWUJUDAN KEBUDAYAAN
Wujud kebudayaan menurut J.J. HOENIGMAN, adalah :
1. Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat
diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu
dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut
Lontar sebagai salah satu bukti pembentukan gagasan masyakarat
Rangkuman Antropologi Kelas X
2. Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
Gotong royong sebagai wujud terbentuknya sistem sosial
3. Artefak (Karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud
kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang
satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya
(artefak) manusia.
Perahu ditemukan masyarakat sebagai wujud dari ide dan aktivitas
Rangkuman Antropologi Kelas X
4. UNSUR KEBUDAYAAN
Unsur pembentuk kebudayaan meliputi :
a. Sistem Religi
Meliputi Sistem kepercayaan, nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan atau Upacara
Keagamaan.
b. Sistem Kemasyarakatan dan Organisasi Sosial
Meliputi Sistem Kekerabatan, asosiasi, kenegaraan dan kesatuan hidup
c. Sistem Pengetahuan
Meliputi pengetahuan tentang flora & fauna, waktu, ruang, bilangan, tubuh manusia dan
perilaku antar sesama manusia
Rangkuman Antropologi Kelas X
d. Sistem Bahasa
Meliputi Bahasa Lisan dan Tulisan
e. Seni
Meliputi Seni Rupa, Seni Sastra dan Seni Pertunjukan
f. Sistem Ekonomi/ Mata Pencaharian
Seperti Berburu, Bercocok Tanam, Peternakan dll
g. Sistem Produksi
Seperti Distribusi, Transportasi, Komunikasi dan Peralatan Sehari-hari
Rangkuman Antropologi Kelas X
5. ISI DAN SUBSTANSI BUDAYA
Adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan
a. Sistem Pengetahuan
Manusia mampu hidup dan membentuk budaya tertentu dengan cara belajar. Adapun
substansi dari Sistem Pengatahuan, terdiri dari :
1) Alam sekitar
Kemampuan manusia untuk bertahan hidup dengan cara menyesuaikan diri dengan
alam yang ada di sekitarnya.
2) Flora Fauna
Manusia hidup berburu dan bercocok tanam dan memanfaatkan flora dan fauna yang
ada di sekitarnya
3) Zat-Zat
Manusia mempercayai adanya hal-hal ghaib sehingga memunculkan kepercayaan
tertentu (animisme, dinamisme, politheisme, totemisme, monotheisme)
4) Sifat Tingkah Laku
Tumbuh dan dipelajari terkait obyek tertentu dan berhubungan dengan motivasi,
perasaan, emosi seseorang ketika berhubungan dengan orang lain
5) Ruang dan Waktu
Manusia belajar untuk memprediksi kondisi masa depan dengan mengetahui
pengalaman-pengalaman dan kejadian-kejadian di masa lampau.
b. Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih
secara selektif oleh individu dipercaya kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada bangsa
itu untuk mewujudkannya.
c. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri,
melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang
lain itu disebabkan karena orang itu dipercaya. Dalam agama terdapat kebenarankebenaran
yang dianggap diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik langsung atau tidak
langsung kepada manusia.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu
dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Kepercayaan kepada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya kepada
diri sendiri pada hakekatnya adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepercayaan Kepada Orang Lain
Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya kepada terhadap kata hatinya,
atau terhadap kebenarannya. Karena ada ucapan yang berbunyi ” orang dipercaya
karena ucapannya”.
Rangkuman Antropologi Kelas X
3. Kepercayaan Kepada Pemerintah
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik
rakyat. Rakyat adalah negara dan rakyat itu menjelma pada negara. Seseorang
mempunyai arti hanya dalam masyarakat, dan negara. Hanya negara sebagai keutuhan
(totalitas) yang ada, sehingga kedaulatan mutlak pada negara. Satu-satunya yang
mempunyai hak adalah negara. Manusia perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi
hanya kewajiban. Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis
atau demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran.
Sehingga wajar jika manusia sebagai warga negara percaya kepada negara dan
pemerintah.
4. Kepercayaan Kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan
manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu
amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan
Tuhannya. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran adanya
Tuhan. Oleh karena itu, jika manusia ingin memohon pertolongan kepadaNya, maka
manusia harus percaya kepada Tuhan.
d. Persepsi
Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi,
mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (dalam Arindita, 2002) berpendapat
bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan.
Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input),
pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan
dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Adapun Robbins (2003)
mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di
mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar
memberi makna kepada lingkungan mereka.
Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang
memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai
satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan
dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu
melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat
indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses
pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik
dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu
yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak.
Leavitt (dalam Rosyadi, 2001) membedakan persepsi menjadi dua pandangan, yaitu
pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai
penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas
mengartikannya sebagai bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
Sebagian besar dari individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu
sama dengan kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya sekedar
Rangkuman Antropologi Kelas X
melihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut.
Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal
di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya
mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai
berikut: individu baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan
kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu
kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu
secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu.
Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan
menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang
kita lihat itu adalah mangga (Taniputera, 2005).
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu
proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukanmasukan
informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya
untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.
e. Etos Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, etos adalah watak khas dari suatu kebudayaan yang tampak
(dari luar). Contoh etos antara lain, gaya tingkah laku, kegemaran, atau benda-benda hasil
budaya yang khas. Menurut Clifford Geertz, etos budaya adalah sifat, watak, dan kualitas
kehidupan sekelompok masyarakat atau bangsa. Termasuk ke dalam cakupan etos adalah
moral, sikap perilaku, dan gaya estetika atau kepekaan seseorang terhadap seni dan
keindahan. Berikut ini contoh etos budaya orang Jawa. Watak khas orang Jawa penuh
ketenangan dan kepasrahan diri. Disamping itu, pada pribadi orang Jawa terpancar adanya
keselarasan, moral yang tinggi, kejujuran, dan dapat menerima keadaan sebagaimana
adanya.
6. NILAI BUDAYA
Menurut Theodorson dalam Pelly (1994) :
a. Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip-prinsip umum
dalam bertindak dan bertingkah laku.
b. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif sangat kuat
dan bahkan bersifat emosional.
c. Nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri
Nilai budaya terdiri atas :
a. Simbol-simbol Budaya
Yaitu slogan yang terlihat kasat mata (jelas)
Contoh : “Tatas Tuhu Trasna”
b. Sikap
Yaitu tingkah laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut.
Contoh : Dengan slogan “Tatas Tuhu Trasna”, orang Lombok harus memiliki sifat mampu
patuh terhadap aturan yang ada
c. Kepercayaan
Kepercayaan yang tertanam, mengakar & menjadi acuan dalam berperilaku (tidak terlihat)

https://www.sman1praya.sch.id/download/al14.pdf

Leave a Reply

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: