Skip to content

FANI'S

Diary Mentoring, Tugas Kuliah, Kisah Cinta, Persahabatan, Keluarga dan Hidup

Archive

Archive for November, 2015

Posting kali ini saya akan berbagi tentang tugas yang pernah saya dapat di mata kuliah PKn. Semoga postingan saya dapat membantu teman-teman.

LATAR BELAKANG LAHIRNYA MATA KULIAH PKn
Semangat perjuangan bangsa merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap dan perilaku yang heroic dan patriotic serta dapat menumbuhkan kekuatan, kesanggupan, dan kemauan yang luar biasa.semangat perjuangan bangsa inilah yang harus dimiliki oleh setiap warga Negara Indonesia. Disamping itu, nilai-nilai perjuangan bangsa masih relevan dalam memecahkan setiap permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan ini masih mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekarang ini semangat perjuangan bangsa telah mengalami penurunan hingga sampai pada titik kritis. Disamping itu, pengaruh globalisasi baik dari aspek positif maupun aspek negatif telah memberi warna tersendiri pada kehidupan bangsa dan Negara Indonesia. Globalisasi tersebut ditandai dengan kuatnya pengaruh lembaga-lembaga internasional, serta Negara maju yang mengatur kehidupan politik, dan ekonomi dunia bahkan pada sistem keamanan dunia. Dari aspek ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi lompatan yang sangat pesat dengan terus bermunculannya produk dari informasi, komunikasi, dan teori-teori baru dalam bidang pendidikan. Kondisi ini telah menciptakan struktur baru yaitu struktur global yang sangat mempengaruhi pola fikir dan mentalitas bangsa dalam menghadapi situasi dunia yang seperti ini. Berdasarkan situasi tersebut, maka perlu adanya orientasi, visi, dan pendidikan yang dapat menggugah kesadaran warga Negara dalam mengisi dan mempertahankan kemerdekaan serta bersaing dalam kancah dunia global. Oleh karena itu, pemerintah, dalam hal ini Departemen pendidikan dan Departemen Pertahanan, telah membuat suatu orientasi ke arah sana. Salah satunya adalah dengan membekali para siswa dan mahasiswa dengan kurikulum mengenai pendidikan kewarganegaraan, yang di dalamnya ditekankan pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara, mengetahui hak dan kewajiban warga Negara, globalisasi dan sebagainya (Herdiwanto dan Jumanta Hamdayana, 2010 :1-2).
Pendidikan Kewarganegaraan sebagaimana dijelaskan buku yang berjudul Civic Education karya Asyukuri Ibnu Chaimin (dalam Subadi, 2010 :1), pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu konsep multi dimensional yang dimaksud untuk meletakkan dasar-dasar pengetahuan tentang masyarakat politik, tentang persiapan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam proses berpolitik secara menyeluruh, dan secara umum tentang apa definisi dan bagaimana menjadi warga Negara yang baik. Karena itu penanaman nilai-nilai kewargaan (civic values) melalui dunia pendidikan agaknya semakin menemukan momentumnya dalam transisi menuju demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia. Sebab cara yang paling strategis untuk mengalami demokrasi adalah menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan yang di dalamnya terkandung upaya sosialisasi, deseminasi, dan aktualisasi sistem nilai, budaya demokrasi, dan nilai-nilai kewarganegaraan Indonesia. Penyebaran dan sosialisasi sistem nilai-nilai kewarganegaraan Indonesia ini secara efektif melalui jalur pendidikan.Menurut Mansoer, dalam (Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2007 :1), Pendidikan Kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan di seluruh dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah atau nama. Mata kuliah tersebut sering disebut sebagai civic education, citizenship education, dan bahkan ada yang menyebut sebagai democracy education. Mata kuliah ini memiliki peran strategis dalam mempersiapkan warga Negara yang cerdas, bertanggung jawab dan berkeadaban. Berdasarkan rumusan Civic International (1995), disepakati bahwa pendidikan demokrasi penting untuk pertumbuhan civic culture, untuk keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan pemerintahan demokrasi. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, warga Negara Republik Indonesia diharapkan mampu : memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945. Pada saatnya dapat menghayati hakikat konsepsi wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional, sehingga menjiwai tingkah lakunya selaku warga Negara R.I yang patriotik dan cinta tanah air dalam melaksanakan profesinya (Subagyo 2005 :5).

SEJARAH MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pendidikan Kewiraan
Pendidikan Kewiraan dimulai tahun 1973/1974, sebagai bagian dari kurikulum pendidikan nasional. dengan tujuan untuk menumbuhkan kecintaan pada tanah air dalam bentuk PPBN yang dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pada tahap awal yang diberikan kepada peserta didik SD sampai sekolah menengah dan pendidikan luar sekolah dalam bentuk pendidikan kepramukaan, sedangkan PPBN tahap lanjut diberikan di PT dalam bentuk pendidikan kewiraan.
Perkembangan kurikulum dan materi Pendidikan Kewarganegaraan
Pada awal penyelenggaraan pendidikan kewiraan sebagai cikal bakal dari PKn berdasarkan SK Mendikbud dan Menhankam tahun 1973, merupakan realisasi pembelaan Negara melalui jalur pengajaran khusus di PT, di dalam SK itu dipolakan penyelenggaraan Pendidikan Kewiraan dan Pendidikan Perwira Cadangan di PT. Berdasarkan UU No. 20 tahun 1982 tentang pokok-pokok Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan Negara ditentukan bahwa:
Pendidikan Kewiraan adalah PPBN tahap lanjutan pada tingkat PT, merupakan bagian tidak terpisahkan dari Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional.
Wajib diikuti seluruh mahasiswa (setiap warga Negara). Berdasarkan UU No. 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa:
Pendidikan Kewiraan bagi PT adalah bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan.
Termasuk isi kurikulum pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan. SK Dirjen DIKTI tahun 1993 menentukan bahwa Pendidikan Kewiraan termasuk dalam MKDU bersama-sama dengan Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, ISD, IAD dan IBD sifatnya wajib. Kep. Mendikbud tahun1994, menentukan:
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan MKU bersama-sama dengan Pendidikan Agama dan pendidikan Pancasila.
Merupakan kurikulum nasional wajib diikuti seluruh mahasiswa. Kep. Dirjen Dikti No. 19/Dikti/1997 menentukan antara lain:
Pendidikan Kewiraan termasuk dalam muatan PKn, merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok MKU dalam susunan kurikulum inti.
Pendidikan Kewiraan adalah mata kuliah wajib untuk ditempuh mahasiswa pada PT. Kep. Dirjen Dikti No. 151/Dikti/Kep/2000 tanggal 15 Mei 2000 tentang penyempurnaan Kurikulum inti MPK, menentukan:
Pendidikan Kewiraan termasuk dalam muatan PKn, merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari kelompok MPK dalam susunan kurikulum inti PT di Indonesia.
Pendidikan Kewiraan adalah mata kuliah wajib untuk ditempuh setiap mahasiswa pada PT untuk program Diploma III dan strata 1. (http : //raharjo.wordpress.com/2009/11/10/276/Pengertian, Tujuan,Sejarah PendidikanKewarganegaraan/).

Terimakasih.

https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAcQjRxqFQoTCP3J7qWBm8kCFQMrpgodYLcCVg&url=https%3A%2F%2Fdianmarta.wordpress.com%2F2011%2F07%2F27%2Fpgsd-fip-unnes-adalah-anugerah%2F&psig=AFQjCNFCa_N2tjm2Sls5ujYqhLjLrcNciw&ust=1447971748200567

Salah satu rumah ilmu terindah dalam hidup saya, Kampus PGSD FIP Unnes

Okay, setelah sekian lama akhirnya saya bisa membuka blog saya lagi. Dan sesuai dengan yang saya bahas sebelumnya, saya akan membahas mengenai rumah ilmu lagi.

Masih dengan judul yang sama, di sini saya juga akan membahas hal yang sama seperti pada artikel saya yang pertama. Ya, saya akan membahas tentang Rumah Ilmu dan Unnes Konservasi, hanya saja akan saya bahas lebih mendalam.

Mengenai apa hubungan Rumah Ilmu dan Unnes Konservasi?

Sebelumnya, saya akan membahas dari yang paling dasar terlebih dahulu, yaitu tentang konservasi. Apa itu Konservasi? Sebelum saya mendapat mata kuliah Pendidikan Konservasi di kampus PGSD saya yang sangat saya cintai, saya mengartikan konservasi sebagai ‘perubahan menjadi lebih baik’, tidak jauh beda atau cenderung sama dengan pengertian revolusi. Tapi ternyata saya salah, karena ternyata pengertian konservasi adalah ‘upaya pelestarian sesuatu hal dengan tetap memerhatikan manfaat yang dapat diperoleh dari hal tersebut’. Ya, ternyata saya salah besar.

Tapi saya tidak pernah menyerah, saya tetap berusaha belajar Pendidikan Konservasi di kampus Unnes sebaik mungkin. Karena ternyata Pendidikan Konservasi adalah nama baru dari Pendidikan Lingkungan Hidup. Ya, saya pernah mendapat pelajaran itu di bangku SMA, karena sekolah saya dulu adalah sekolah Adiwiyata, sama seperti kampus saya yang yang sekarang, Kampus Unnes, Kampus Konservasi.

Selanjutnya, kita kembali ke awal. Apa hubungan antara Rumah Ilmu dan Unnes Konservasi? Mungkin di kampus unnes konservasi saya yang tercinta sedang giat-giatnya membangun Rumah Ilmu, selanjutnya sesuai peraturan Rektor Unnes yang menetapkan Kampus Unnes dengan berbasis konservasi, mungkin Rumah Ilmu yang ada di Unnes seperti Ruang kelas dan perpustakaan akan berusaha dilestarikan dengan tetap memerhatikan manfaat yang dapat diperoleh dari Rumah Ilmu tersebut.

Hal ini sangat membanggakan, karena dengan melestarikan Rumah Ilmu yang ada di Unnes, mahasiswa Unnes pasti akan lebih giat dan lebih semangat dalam menuntut ilmu. Karena pelestarian ini akan membuat Kampus Unnes semakin tentram, nyaman, dan damai. Hal ini tentu akan berpengaruh besar dalam prestasi yang diperoleh mahasiswa.

Jika tempat menuntut ilmu nyaman, damai, dan tentram, mahasiswa akan lebih fokus dan lebih senang dalam proses pembelajaran dan dalam proses menuntut ilmu di Unnes. Hal ini akan berdampak pada prestasi mereka, karena prestasi mereka dijamin akan meningkat jika mereka bersenang-senang dalam menuntut ilmu.

Lalu selanjutnya, hal ini juga akan berdampak baik bagi Kampus Unnes sendiri. Karena jika prestasi Mahasiswa Unnes semakin meningkat, Reputasi Kampus Unnes juga akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sehingga Kampus Unnes akan terkenal sebagai Kampus Konservasi yang Bereputasi.

Terimakasih.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Rumah Ilmu? Jujur saja, saya tidak tahu rumah ilmu itu lebih tepatnya seperti apa dan bagaimana. Dan saya yakin, banyak juga mahasiswa di Indonesia dan mahasiswa Unnes khususnya yang tidak mengetahui apa itu Rumah Ilmu. Apalagi masyarakat awam. Mungkin jika disurvey hanya ada 3 diantara 10 orang yang tahu apa itu Rumah Ilmu.

Tapi, jika ada yang bertanya pada saya “Menurut kamu apa itu Rumah Ilmu?”, saya pasti dengan sangat berani dan percaya diri akan menjawab “Rumah yang penuh dengan ilmu yang memberi banyak ilmu untuk orang-orang yang mendatanginya. Perpustakaan misalnya.”   Walaupun salah, saya tetap percaya diri mengungkapkannya. Karena yang ditanyakan adalah pendapat. Jadi, tidak mungkin saya salah karena tidak ada pendapat yang salah, yang ada hanya pendapat yang kurang tepat.

Mungkin bukan hanya saya, mahasiswa yang lain mungkin juga akan menjawab seperti itu, dan saya yakin jika tidak semua mahasiswa paham betul apa yang dimaksud Rumah Ilmu. Mungkin jika ditanya jawaban yang mereka berikan tidak akan jauh dari kata ‘Perpustakaan’, seperti yang saya ungkapkan.

Lalu, apa sih sebenarnya Rumah Ilmu itu?

Sebelumnya, mari kita bahas dulu apa arti rumah dan apa arti ilmu. Dalam arti umum, rumah adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan, namun untuk istilah tempat tinggal yang khusus bagi hewan antara lain, kandang, sangkar, atau sarang.

Dilihat dari segi fisik, rumah berarti suatu bangunan tempat kembali dari bepergian, bekerja, tempat tidur dan beristirahat memulihkan kondisi fisik dan mental yang letih dari melaksanakan aktivitas sehari-hari. Sedangkan jika dilihat dari segi psikologis, rumah berarti suatu tempat untuk tinggal dan untuk melakukan hal-hal seperti tidur, yang tentram, damai, menyenangkan bagi penghuninya.

Sebuah rumah memiliki banyak fungsi, antara lain; untuk melindungi manusia dari pengaruh sekitar, sebagai tempat beristirahat, dan juga sebagai wadah untuk aktivitas-aktivitas harian manusia. Lalu, apa itu ilmu? Secara etimologi, ilmu berasal dari kata dalam bahasa Arab ‘ilm’ yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa yang menyebabkan sesuatu dan mengapa.

Jadi, dari berbagai pengertian di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ‘Rumah Ilmu’ adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan ilmu, seperti memahami, mengerti, atau mengetahui apa yang menyebabkan sesuatu dan mengapa, yang tentram, damai, menyenangkan bagi penghuninya.

Lalu, apa hubungan Rumah Ilmu dan Unnes Konservasi? Selanjutnya akan saya bahas di artikel saya yang kedua dengan judul yang sama.

Terimakasih.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Hai! Welcome to my blog!

Saya Fani Oktavianti, mahasiswa Bidikmisi PGSD Unnes. Di post saya yang pertama ini, saya hanya ingin mengenalkan diri saja. Saya gadis kelahiran 25 Oktober 1997, lebih tepatnya saya berusia 18 tahun kurang dari sebulan yang lalu.

Bagaimana rasanya berusia 18 tahun? Yang jelas rasanya sangat luar biasa. Saya sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup hingga di umur saya yang ke-18 tahun. Apalagi ada yang sangat berbeda dari ulangtahun saya yang sebelum-sebelumnya dengan yang sekarang.

Apa bedanya? Bedanya, untuk ulangtahun saya yang ke-18, saya tidak bisa merayakannya dengan keluarga. Ini pertamakali bagi saya merayakan ulangtahun tanpa keluarga. Saya terpaksa tidak bisa pulang ke rumah dan merayakan ulangtahun sendiri di perantauan karena kesibukan kampus yang tidak bisa saya tinggalkan. Hal ini membuat saya merasa bahwa saya benar-benar sudah dewasa atau lebih tepatnya ‘tua’.

Untungnya, saya punya teman-teman baru yang sangat baik di PGSD ini. Sehingga ulangtahun saya tidak terlalu menyedihkan. Dan di usia saya yang ke-18 ini, saya membuat sebuah persembahan kecil untuk orang-orang tercinta yang selalu hadir di samping saya.

Saya akan memposting dan memberitahu pada dunia, apa persembahan itu? Tetap selalu kunjungi saya dan tunggu kejutan dari saya.

Terimakasih.

Skip to toolbar