Bingung menentukan antara kuliah atau berorganisaasi? Dua-duanya bisa kamu jalani dengan sukses, kok. Mahasiswa yang berkualitas ialah mahasiswa yang bisa menjalankan soft skill dan hard skill secara seimbang. Pastinya kamu ingin menjadi mahasiswa yang berkualitas, bukan?
‘Kuliah’ dan ‘Organisasi’. Dua hal yang tak terpisahkan dari sisi mahasiswa. Masing-masing mahasiswa memiliki hak untuk mengikuti suatu organisasi ataupun tidak. Kuliah tanpa organisasi bagai kerupuk yang jika dimakan hanya mendapat anginnya saja. Mahasiswa hanya belajar teori di dalam kelas tanpa mampu mengaplikasikannya di dalam masyarakat. Begitu juga organisasi. Terlalu mengutamakan organisasi hingga melalaikan kuliah bagai pohon yang tidak berdaun. Kamu bisa bersosialisasi dengan siapapun, tapi tidak memiliki basic pendidikan yang terarah.
Menjadi bagian dari lingkungan baru, tentunya membuat kita harus beradaptasi dengan kehidupan yang baru. Begitu juga dengan kehidupan kampus. Segala macam karakter orang terdapat dalam dunia kampus. Jati diri kamu sebagai mahasiswa akan semakin diperhitungkan.
Pengetahuan yang didapat di bangku kuliah sangat terbatas. Karenanya, kamu harus mengikuti organisasi agar bisa mendapatkan ilmu yang tidak kamu dapatkan di bangku kuliah. Cara beradaptasi di suatu lingkungan baru, akan memudahkanmu berbaur di masyarakat. Dengan berorganisasi, kita akan menjadi tahu apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, merasakan juga apa yang mereka rasa.
Kampus merupakan tempat kamu mengembangkan diri dan berevolusi lebih baik. Kampus juga bukan hanya sekedar tempat mencari ilmu, melainkan juga mengembangkan diri, baik di bidang akademik maupun organisasi. Dunia kerja yang semakin menuntut kita agar memiliki soft skill disamping hard skill. Hal ini semakin memacu kamu untuk berkembang lebih baik lagi. Menjadi mahasiswa yang memiliki organisasi akan menjadi nilai tambah bagi bekal masa depanmu kelak. Di saat persaingan yang semakin tinggi, kamu harus bisa menjadikan diri kamu sebagai mahasiswa yang berkualitas. Di organisasi itulah kita dapat belajar memimpin, bekerja sama dengan orang lain (secara team), belajar tentang manajemen dan lain sebagainya. Kemampuan-kemampuan seperti itulah yang justru sangat diperlukan ketika mamasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Agar kamu sukses dalam menjadi mahasiswa yang berkualitas, yaitu mahasiswa yang bisa ‘membagi waktu kuliah dan beroganisasi’, yuk simak tips berikut ini :
Renungkan kembali apa tujuan kamu sebagai mahasiswa
Tujuan Kamu kuliah ialah untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Jika kamu ingin berorganisasi, sebelum berorganisasi sebaiknya renungkan kembali apakah kamu bisa membagi waktu antara kuliah dan organisasi kamu. Tidak jarang banyak mahasiswa yang berorganisasi, namun kuliahnya terbengkalai. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan kamu akan kuliah.
Organisasi seharusnya menjadi penunjang kamu agar kamu bisa memperoleh nilai lebih daripada teman-teman yang lain. Bukan sebaliknya, karena aktif di organisasi, kuliah kamu jadi berantakan.
Sebagai seorang mahasiswa, tentu tujuan utama kamu adalah kuliah. Kuliah bukan hanya sekedar belajar teori di dalam kelas. Menjadi bagian dari seorang aktivis, akan banyak pengalaman dan kamatangan yang akan kamu peroleh. Jika kamu hanya bergulat dalam dunia akademik saja yaitu kuliah, kuliah, dan kuliah, tanpa mengembangkan jiwa kepemimpinan, maka kamu akan sulit beradaptasi jika terjun ke masyarakat yang sesungguhnya. Kamu akan sulit menghadapi peristiwa sosial yang terjadi di sekitar, karena tidak pernah merasakan kehidupan sebagai seorang aktivis yang lebih sering berbaur dengan lingkungan sekitar. Begitu juga sebaliknya, seorang aktivis yang kemampuan intelektualnya nol tidak berarti apa-apa.
Perdalam lagi tujuan kamu kuliah. Jangan pernah menganggap bahwa organisasi lebih penting dari kuliah, maupun sebaliknya. Kuliah lebih penting daripada organisasi. Keduanya haruslah berjalan seimbang jika kamu ingin menjadi mahasiswa yang berkualitas. Biasanya mahasiswa yang aktif, mereka akan lebih asyik menjadi aktivis dari sebuah organisasi dan acap kali menomorduakan kuliah. Sementara mereka yang bukan aktivis, kurang peduli dengan berbagai macam kegiatan di luar jam kuliah.
Banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai indeks prestasi (IP) pas-pasan, bahkan jelek karena alasan menjadi aktivis organisasi. Di sinilah harusnya terjadi hal-hal yang tidak merugikan kamu sebagai mahasiswa. Jangan sampai organisasi menghambat kuliah kamu. Sementara bagi mereka yang fokus hanya pada kuliah, nilai IP mereka aman-aman saja dan memuaskan. Walaupun tidak semuanya seperti itu, ada juga aktivis yang mampu meraih IP tinggi dan merekalah yang mampu membagi waktu antara kuliah dan organisasi.
Kuliah merupakan tugas utama kamu. Padatnya perkuliahan sering kali menyita waktu karena mengikuti bermacam pembelajaran hard skill di kampus. Padahal, tingginya persaingan dunia kerja saat ini menuntut kamu tidak hanya unggul di bidang hardskill, namun juga softskill. Dewasa ini, hardskill bukanlah jaminan kesuksesan di dunia kerja. Memiliki soft skill akan lebih menjual dan berpengaruh bagi karir seseorang.
Lantas, apa yang seharusnya kamu pertimbangkan? Kuliah penting! Organisasi juga penting! Dengan kuliah kamu meraih cita-cita yang kamu impikan. Jika semasa kuliah status kamu sebagai mahasiswa, lain halnya ketika kamu lulus. Status masyarakat yang akan kamu sandang. Kamu harus pandai-pandai menempatkan diri sebagai pribadi yang intelek. Tentu dengan kita ikut organisasi kamu tahu cara menempatkan diri. Lalu, bagaimana caranya agar kuliah dan organisasi bisa sama-sama sejalan? Semua itu tentu bergantung kepada kamu. Tidak mungkin hal yang kamu senangi dilakukan dalam waktu yang bersamaan.
Manajemen waktu yang baik
Kamu bisa membeli jam, tapi tidak bisa membeli waktu. Sedikit saja waktu kamu buang sia-sia, maka kamu akan merugi. Biasakan membuat perencanaan waktu. Jika kamu aktivis, buat timeline atau ssemacam daftar harian kamu yang terangkum jadi satu dalam buku agenda harian kamu. biasakanlah untuk membuat perencanaan dari kegiatan yang akan kamu lakukan. Tulis semua kegiatan dalam bentuk jadwal maupun teamline dari bangun tidur hingga kita beranjak ketempat tidur. Buatlah perencanaan secara detil mulai dari harian, bulanan hingga tahunan. Dengan kegiatan yang terencana dan terjadwal kita akan memiliki panduan yang jelas, sehingga kita tahu kapan kita harus melakukan dan menyelesaikan kegiatan-kegiatan tersebut.
Bagi seorang mahasiswa, me-manage waktu antara belajar, organisasi, dan melakukan aktivitas sosial adalah wajib dilakukan. Namun demikian, banyak dari kita yang masih terkendala dalam membagi aktifitas akademik dengan organisasi. Hal inilah yang menyebabkan tidak sedikit dari kita yang boleh jadi sukses di organisasi namun jatuh nilai akademisnya atau sebaliknya.
Prioritas
Mahasiswa yang sukses dalam kuliah maupun organisasi pasti mempunyai prioritas yang harus diutamakan terlebih dahulu. Dahulukan tugas kuliah kamu yang penting dan mendesak, seperti tugas mata kuliah yang akan kamu tempuh esok harinya.
Organisasi bisa kamu tangani di lain waktu. Namun, tidak bagi tugas kuliah. Masing-masing dosen memiliki kebijakan tersendiri. Sedikit saja kamu terlambat mengumpulkan tugas tepat waktu, maka hasil jerih payahmu akan sia-sia nantinya. Ini adalah masalah prioritas. Buat perencanaaan mana saja yang harus kamu lakukan saat ini, dan mana saja yang bisa kamu tunda.
Kurangi kegiatan yang bisa memboroskan waktu, seperti menonton TV terlalu lama, hangout tanpa tujuan yang jelas, atau sekedar ngobrol kesan-kemari. Sedikit gambaran, jika kamu menargetkan untuk lulus tepat waktu dengan predikatcumlaude, sebaiknya untuk tidak terlalu aktif dalam berorganisasi, khususnya yang berat seperti BEM. Cukup imbangi kehidupan sosial kamu dengan mengikuti workshop, seminar ataupun kepanitiaan yang tidak mengikat seperti organisasi.
Menjadi mahasiswa, memang merubah banyak hal, seperti pola berpikir, waktu belajar, cara memperoleh ilmu serta cara berteman. Nah, bagaimana cara menyiasati bagi kamu yang ingin sukses di akademik namun tetap ingin berorganisasi? Kuncinya kembali ke awal. Manajemen waktu yang baik. Nah, tapi jika kamu bukan tipikal yang terlalu mementingkan akademik, itupun tidak salah, karena softskill faktanya juga tergolong penting.
Ketika kita menginjakkan kaki di bangku kuliah, banyak pengetahuan yang baru dikenal dan diketahui. Bukan hanya pertambahan ilmu yang didapat, tetapi juga cara hidup berorganisasi dan berperan serta dalam lingkungan masyarakat. Organisasi adalah salah satu wadah belajar dan berlatih bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat. Menjadi mahasiswa ‘sibuk’ itu boleh saja, asalkan mampu memprioritaskan kegiatan mana dulu yang akan dijalani. kegiatan akademik atau organisasi? Kunci suksesnya ada pada pribadi kamu.
Komunikasi efektif
Komunikasi yang baik adalah kunci kesuksesan kamu menangani masalah antara kuliah atau organisasi. Jika kamu ingin menyampaikan sesuatu yang mendesak, tapi tidak mampu mengkomunikasikannya dengan baik, maka kamu akan gagal sebagi pribadi yang baik di mata orang lain. Sebagai contoh, besok adalah hari ujian tengah semester. Pada jam sama, organisasi yang kamu ikuti menuntut kamu wajib hadir pada agenda rapat yang sangat penting. Nah, di sinilah pentingnya kamu berkomunikasi.
Kamu harus memilih kuliah pastinya. Tidak hadir pada saat rapat bisa kamu ijin karena kuliah. Namun, berhalangan tidak hadir pada saat kuliah karena ada kegiatan organisasi, bukan merupakan pilihan yang bijak ya, sobat.
Jangan menunda pekerjaan
Kebiasaan yang menyenangkan bagi kamu, membuat kamu menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya kamu lakukan saat ini. Apalagi jika sudah mendekati deadline. Jangan pernah salahkan siapapun jika tugas yang kamu kerjaan menjadi terbengkalai. Kebiasaaan mahasiswa, suka mengerjakan tugas pada saat menjelang deadline. Ini merupakan suatu kebiasaan yang buruk bagi pribadi kamu. Efeknya mungkin tidak akan tersasa pada saat ini, melainkan pada masa depan kamu.
Tidak menunda pekerjaan merupakan salah satu cermin disipin pribadi kamu. Jika saat ini kamu sedang menyelesaikan program skripsi kamu, jangan pernah menunda-nunda untuk menyelesaikannya. Mahasiswa yang cepat selesai kuliah, belum tentu mahasiswa tersebut cerda. Melainkan mahasiswa tersebut rajin dalam hal apapun. Baik bimbingan maupun belajarnya. Jangan sampai kamu yang memiliki potensi besar kalah dengan mahasiswa yang biasa-biasa saja hanya karena kamu suka menunda-nunda pekerjaan.
Jika kamu sudah terjun ke dalam suatu komunitas masyarakat, lalu kamu diberi amanah untuk menjalankan suatu kepemimpinan jangan pernah menunda pekerjaan. Karena kelak kamu akan menjadi public figure yang akan dinilai banyak orang. Segala pekerjaan kamu akan menjadi contoh bagi lingkungan sekitarnya.
Berikan batasan waktu
Akan ada saatnya di mana kamu menjalani sebagai mahasiwsa tingkat akhir. Inilah saatnya kamu harus mengorbankan organisasi yang kamu ikuti. Jika kamu ingin lulus tepat waktu dan membuat orang tuamu bangga, pada tingkat akhir ini kamu fokus pada skripsi yang akan kamu selesaikan. Setiap kesuksesan pasti butuh pengorbanan. Pengorbanan organisasi inilah yang harus kamu lakukan.
Apalah gunanya suatu organisasi jika kamu tak juga lulus hingga semester kesebelasan (hehe, memangnya sepak bola). Maksudnya di sini ialah jika kamu lebih mengutamakan organisasi dibanding kuliah, bisa jadi kamu menempuh semester dalam jangka 6-7 tahun. Ih, serem. Dalam masa 4 tahun kuliah, jika kamu bisa mengambil penuh 24 SKS setiap semesternya selama 6 semester kamu sudah bisa selesai. Artinya, kamu bisa menyiasatinya agar organisasi kamu bisa menunjang kuliah kamu dengan mengambil 24 SKS setiap semesternya.
Membatasi waktu kamu pada organisasi akan membuat kamu menjadi pribadi yang lebih bijak. Yang perlu diingat, batasan waktu di sini gunakan dengan seefektif mungkin. Jangan sampai batasan waktu yang kamu buat justru merugikan kamu sendiri. Sebagai contoh: Kamu sudah dengan rela mengurangi organisasi yang kamu ikuti. Di saat waktu luang yang harusnya kamu gunakan untuk organisasi, tidak kamu manfaatkan untuk menyusun skripsi melainkan untuk jalan-jalan. Dalam hal ini kamu sudah membuang waktu yang seharusnya kamu gunakan seefektif mungkin.
Totalitas diri
Apakah kamu sudah pernah mengeluarkan semua kemampuan terbaik yang kamu miliki tanpa suatu beban hingga mencapai sebuah titik terakhir, atau yang biasa disebut sebagai totalitas diri?
Dalam kuliah maupun organisasi, kamu harus memiliki totalitas diri yang baik. Jika kamu di organisasi, pada saat itu juga totalitaskan diri kamu di organisasi. Begitu juga dengan kuliah. Pandai-pandailah memposisikan totalitas diri kamu pada suatu organisasi. Jika kamu berada di organisai tersebut, totalitaskan diri kamu pada kegiatan tersebut. Sebaliknya, saat kuliah totalitas dan fokuskan diri kamu pada mata kuliah yang kamu pelajari.
Dengan memiliki sikap totalitas diri, kamu bisa menarik perhatian orang lain dengan kepribadian kamu yang total. Totalitas kamu akan dihargai sebagai kerja keras yang belum tentu dimiliki orang lain. Setiap totalitas diri yang keluarkan pasti menghadirkan kesuksesan. Kesuksesan bukan hanya terlihat saat ini. Tapi juga bisa dinilai di masa mendatang.
Terkadang dalam menjalani aktivitas kuliah maupun organisasi kamu akan merasa jenuh. Hingga muncullah keraguan yang akan menjadi beban kamu. Tanpa totalitas diri yang baik, mustahil usaha yang kita lakukan akan optimal. Tanpa mencoba kita tidak akan pernah tahu hasilnya. Berpikir atau memprediksi sebelum melakukan sesuatu itu boleh, namun jika tidak segera dilakukan maka kegalauan akan semakin besar dalam diri kamu.
Yang dibutuhkan di awal totalitas diri adalah keyakinan dan keberanian kamu dalam mencoba. Kemudian, dalam mencoba melakukan sesuatu apapun dalam aktivitas kehidupanmu, belajarlah untuk melepaskan semua kemampuan terbaik kamu. Kerahkan semua Totalitas diri kamu. Kemudian, perhatikan serta rasakan bahwa semakin sering kamu mengeluarkan totalitas diri kamu semakin cepat pula kamu akan berkembang.
Sesuaikan organisasi dengan jumlah SKS yang kamu ambil
Sah-sah saja jika kamu mengikuti organisasi lebih dari satu. Namun, yang perlu kamu perhatikan ialah kamu harus bisa menyesuaikan jumalh SKS yang kamu ambil dengan organisasi yang kamu ikuti. Jangan sampai terjadi kamu, mengambil 24 SKS, sedangkan kamu dalam posisi mengikuti 5 organisasi. Efeknya bisa fatal nantinya. Bisa jadi kuliah kamu akan terbengkalai. Mengikuti organisasi sebaiknya diproporsikan dengan jadwal kuliah kamu.
Selain itu, pemilihan jumlah SKS yang tidak tepat bisa berdampak pada kesehatan kamu juga, loh. Misalkan kondisi kesehatan kamu kurang bagus ditambah dengan aktivitas yang super padat. Kamu ngotot untuk ambil 24 SKS dan semua itu mata kuliah utama. Mungkin di awal kuliah belum terasa. Tapi, permasalahan-permasalah lain yang akan terjadi tidak ada yang tahu. Fisik kamu tidak memungkinkan untuk menghandle semua mata kuliah itu, akhirnya malah jadi sakit hingga kamu tidak bisa mengikuti kegitan perkuliahan selama beberapa minggu. Parahnya nilai malah jadijeblok. Tapi, yakinlah bahwa kamu memilih mata kuliah itu karena telah dipikir matang-matang dan menyesuaikan dengan kondisi kesibukan dan kegiatan diri. Agar nantinya tidak menyiksa diri sendiri, sehingga kamu bisa menjalani perkuliahan tersebut dengan enjoy.
Pertimbangkan kondisi kesehatan kamu dengan jumlah sks yang kamu ambil. Jika kamu aktif di organisasi dan beberapa momen kepanitiaan, di saat bersamaan kamu dapat kesempatan untuk mengambil 24 SKS, tapi karena kamu memiliki aktivitas yang padat lebih baik kamu mengambil 21 SKS. Ada baiknya kamu mengambil mata kuliah komunikasi massa yang merupakan mata kuliah prasyarat, maka ambilah dulu di semester mata kuliah tersebut hingga kamu bisa tenang karena sudah menjalani salah mata kuliah prasyarat.
Idealnya, seorang mahasiswa mengambil maksimal 2 organisasi agar antara kuliah dan organisasi bisa berjalan seimbang. 2 organisasi merupakan standart maksimal jika kamu ingin sukses dalam dua-duanya. Semakin banyak organisasi yang kamu ikuti, akan semakin banyak pula waktu kamu yang semakin tersita. Bijak dalam menentuka pilihan organisasi akan berimbas pada masa depanmu. So, tetap bijak ya, sobat!
Jeli
Begitu kamu memasuki dunia kampus, kamu akan menemui beragam organisasi. Pahami tujuan, visi dan misi, kalau perlu survey terlebih dahulu pada senior sebelum masuk kesebuah organisasi. Organisasilah yang kelak akan membuat kamu lebih tangguh. Pilihlah organisasi yang membuat kamu nyaman dan bisa membawa perubahan yang lebih baik pada dirimu. Jeli dalam memilih organisasi, bukan berarti kamu harus memilih organisasi yang terlihat keren. Organisasi bukanlah ajang tentang keren ataupun beken, melainkan mengenai pengembangan diri kamu.
Pilih organisasi yang membuat kamu nyaman dan bisa mengembangkan potensi kamu. Sebagai contoh: Bakat kamu adalah menulis. Hal tepat yang harus kamu lakukan ialah dengan mengikuti organisasi yang bisa menunjang bakat menulismu. Seperti, Organisasi Pers Kampus, Jurnalistik dan organisasi menulis lainnya. Jika sudah begitu, ada 2 keuntungan yang bisa kamu peroleh. Pertama, kamu bisa enjoyberada di dalam organisasi tersebut karena bisa menuangkan ide-ide briliant kamu. Kedua, kamu bisa mendapatkan akses link yang cukup besar, misalkan bisa berkenalan dengan salah satu penerbit atau penulis. Siapa tahu kumpulan tulisan kamu bisa menjadi sebuah buku.
Sekarang pilih mana, kuliah atau organisasi, sobat ? Atau mau dua-duanya? Semua keputusan ada di tangan kamu. Selektif dan bijaklah dalam menentukan pilihan akan organisasi yang kamu ikuti. Sekali lagi, manajemen waktu yang baik akan mendorong kamu menjadi pribadi yang berkualitas. Tidak peduli, sesibuk apapun dan jabatan apa yang kamu pegang saat ini. Jika kamu bisa mengatur waktu dengan baik, maka kamu akan sukses.