Membangun Rumah Ilmu untuk Mewujudkan Univesitas Konservasi Bereputasi#2

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang merupakan universitas konservasi yang terdiri atas delapan fakultas, harus mengembangkan nilai karakter khas sesuai dengan fakultasnya yaitu, inspiratif, humanis, peduli, inovatif, kreatif, sportif, jujur dan adil.

Selain itu sebagai mahasiswa universitas konservasi,kita harus memiliki sebelas nilai karakter konservasi yaitu, reriligius, jujur, cerdas, adil, tanggung jawab, peduli, toleran, demokratis, cinta tanah air, tangguh dan santun.

Karakter-karakter tersebut perlu dikembangkan dan dimiliki oleh setiap mahasiswa. Konservasi bukan hanya sekedar masalah lingkungan, melainkan sikap dan karakter kita terhadap lingkungan.

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti bidikmisi blog awards di Universitas Negeri Semarang.

Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

 

Membangun Rumah Ilmu untuk Mewujudkan Univesitas Konservasi Bereputasi#1

Universitas Negeri Semarang merupakan Universitas Konservasi. UNNES telah mendeklarasikan hal tersebut pada tahun 2010.

Dalam pelaksanaan konservasi UNNES mengacu pada tujuh pilar, yaitu keanekaragaman hayati atau biodiversitas, arsitektur hijau dan system transportasi internal, pengelolaan limbah,kebijakan nirkertas, energy bersih, konservasi etika, seni dan budaya serta kaderisasi konservasi.

Kepedulian UNNES terkait masalah konservasi bukan hanya pada lingkungan fisik semata, melainkan sikap dan karakter kita sebagai mahasiswa universitas konservasi harus mampu mewujudkan tujuan dari konservasi itu sendiri.

Dengan melakukan hal-hal kecil berdasarkan ketujuh pilar diatas, seperti membuang sampah di tempat sampah mengemat energi listrik dan air, kita bisa mengurangi sedikit kerusakan yang telah terjadi di lingkungan kita seperti pemanasan global, pencemaran, penipisan lapisan ozon dan sebagainya.

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti bidikmisi blog awards di Universitas Negeri Semarang.

Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

PERUBAHAN PADA MAHASISWA

sumber : https://img11.deviantart.net/

Mahasiswa? Dari siswa menjadi mahasiswa. Mahasiswa sendiri berasal dari kata maha yang berarti besar dan siswa yang artinya pelajar. Tentu saja kedudukan mahasiswa lebih tinggi daripada siswa. Namun yang pasti ada pada mahasiswa adalah perubahan. Perubahan status misalnya dari seorang siswa yang setiap hari belajar di sekolah menjadi mahasiswa yang tiap hari ngampus. Perubahan status tersebut menyebabkan berbagai perubahan perilaku. Misalnya perubahan sifat tanggung jawab, dari yang tadinya merupakan siswa yang masa bodoh dengan lingkungan sekitarnya menjadi mahasiswa yang humanis juga kritis.  Dari seorang siswa yang selalu mengandalkan orang lain dan manja menjadi mahasiswa yang mandiri. Yang mulai memikirkan bagaimana caranya hidup, bagaimana mengolah keuangan, bagaimana merasakan tinggal di perantauan tanpa adanya orang yang biasanya selalu ada menemani kita. Yang jelas perubahan status tersebut  dibarengi dengan proses menuju kedewasaan. Mengingat usia kita sebagai mahasiswa yang tidak lagi dikatakan sweet seventeen tapi diatas tujuh belas tahun. Terkadang kita ingin menjadi dewasa tapi yang kita lakukan malah menjadi sok dewasa. Bukan hal yang mudah memang menjadi dewasa, memiliki status baru maupun berubah status. Penyesuaian diri lagi-lagi perlu dalam segala hal, termasuk hal perubahan status ini. Kita harus berusaha menjadikan perubahan status ini sebagai pendorong agar kita merubah sikap kita lebih baik dari sebelumnya. Jangan kita malah terjebak dan terjerumus menjadi diri yang lebih buruk dan merugikan diri kita sendiri, karena perubahan status tersebut rentan membawa seorang mahasiswa menjadi pribadi yang individualis atau bahkan sombong dan merasa dirinya lebih baik apabila ia berada di kampungnya.

Adaptasi? harus!!!

sumber : https://belajardikampus.files.wordpress.com

Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap kondisi lingkungan yang baru. Bukan hanya kondisi lingkungan secara fisik, misalnya tempat tinggal dan sebagainya. Melainkan juga dari segi sosial seperti pergaulan dan sebagainya. Sebagai seorang mahasiswa, apalagi mahasiswa baru seperti saya bukan hal yang mudah untuk membuat diri senyaman mungkin di lingkungan yang asing. Mungkin bagi sekelompok mahasiswa yang tidak berasal dari luar kota, mereka tidak begitu terlalu merasakan kontrasnya perbedaan dalam kehidupan mereka. Namun bagi saya, minggu-minggu pertama di dunia asing atau tinggal di tempat yang jauh dari rumah merupakan sesuatu yang sangat berat. Semakin hari, bukan semakin nyaman malah semakin ingin pulang. Terkadang di saat fajar datang dan saat sinar matahari membangunkan tidur kita yang lelap, terasa ada sedikit kebingungan dan keanehan saat pertama kali menatap hal-hal di sekeliling kita. Mungkin seperti orang dirawat di rumah sakit yang akhirnya bangun dari komanya, dia akan bertanya. “Aku dimana?”. Ya bisa digambarkan seperti itu perasaan kita saat bangun tidur. Itu karena kita masih mengalami proses adaptasi. Adaptasi bisa saja berjalan cepat atau lambat tergantung sikap kita dan keahlian kita menyesuaikan diri dengan berbagai hal baru. Mulai dari kamar baru, teman baru, sekolah baru, status baru dan sebagainya. Mungkin dengan mengikuti banyak kegiatan kita akan lebih mudah beradatasi dengan lingkungan kita. Karena dengan banyaknya kegiatan kita akan melupakan hal-hal yang kita tinggal di rumah. Hal- hal yang membuat kita selalu rindu untuk pulang ke rumah dan menghambat proses penyesuaian diri kita. Namun kegiatan yang bisa kita ikuti adalah kegiatan yang postif dan mungkin yang sesuai dengan bakat dan minat kita sehingga kita bisa nyaman dan tidak menjadi beban. Kegiatan yang diikuti juga harus disesuaikan dengan kemampuan fisik supaya tidak terjadi kelelahan pada badan, kita juga perlu membagi waktu secara cermat.

 

APA SIH YANG BIKIN MAHASISWA BETAH DI KAMPUS?

sumber :https://kabarkampus.com

Mungkin untuk mahasiswa baru seperti saya yang masih susah untuk betah dan nyaman di kampus apalagi di kos, dan setiap hari yang dipikirkan adalah pulang ke rumah, kangen ibu dan ayah. Yang jelas belum nyama berada di kampus atau di perantauan ini. Tapi sering kali kita liat banyak mahasiswa yang waktu kita berangkat kuliah dia sudah duduk di kampus dan waktu pulang dia masih duduk di kampus. Apa sih yang membuat mereka betah dikampus? Ada berbagai kemungkinan disini.

Pertama, mereka cinta dunia akademik. Mungkin mereka sangat tertarik untuk membaca buku, jurnal, melakukan penelitian dan sebagainya.

Kedua, mereka yang berorganisasi atau mengikuti kegiatan sejenisnya. Biasanya mereka yang mengikuti suatu organisasi akan betah berada di kampus, mungkin mengadakan rapat, persiapan suatu acar dan sebagainya.

Ketiga, mereka yang memiliki banyak teman di kampus. Teman menjadikan seseorang lupa sejenak akan beban yang dialaminya. Disinilah mereka merasa nyaman karena bisa menghibur diri, ngobrol dan bersantai sama temen. Apalagi yang punya gebetan atau pacar, dijamin bakalan betah dan tidak memikirkan kampong halaman lagi. Tapi pacaran yang sehat yah.

Keempat, mereka yang suka online dan jaringan internet di kampus kuat. Bagi mahasiswa kebutuhan internet dan online adalah kebutuhan yang sangat penting selain makan pakaian dan tempat tinggal. Dengan adanya wifi gratis, mahasiswa dapat mengerjakan dan mengumpulkan banyak data dari internet, selain itu juga sebagai penghubung mereka ke dunia maya dan social media, yang pada era sekarang ini tidak dapat dibatasi penggunaannya.

 

Mencari jati diri?

https://www.jagatpost.com/

Jati diri bisa dikatakan sebagai identitas seseorang. istilah mencari jati diri biasanya pada masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Sebagai seorang mahasiswa yang baru berusia 18 tahun, saya juga termasuk dalam kategori sedang mencari jati diri. Terkadang kita sengaja menampilkan ciri khusus kepada orang lain supaya mereka mengingat karakter dan gaya kita. Jati diri bisa saja merupakan karakter bawaan atau yang telah melekat pada diri dan pemikiran kita sejak kecil, bisa juga kita dapatkan dari pengaruh lingkungan di sekitar kita. Berbagai paham berbagai pandangan yang ada dan tersebar di masyarakat turut meawarnai pembentukan karakter dan penemuan jati diri kita.

Sebagai seorang mahasiswa, dan orang-orang yang terpelajar apa yang kita perlukan untuk menemukan jati diri kita?. Mungkin terkadang kita mencari jati diri hanya sekedar ingin diakui dalam kehidupan dan lingkungan masyarakat. Namun kita harus menemukan sesuatu yang benar-benar merupakan ciri dan merupakan potensi dari diri kita yang dapat dikembangkan ke arah kegiatan yang positif baik untuk diri kita sendiri maupun untuk masyarakat.

Mungkin kebanyakan orang telah menemukan jati diri mereka. Siapa mereka? Mengapa mereka ada? Dan berbagai pertanyaan lainnya mungkin mereka telah bisa menjawabnya. Namun perlu kita koreksi, apakah jati diri kita itu benar atau salah? Jangan-jangan jati diri itu akan membawa dan menjeremuskan kita pada hal yang negative dan tak berguna. Oleh karena itu, perlu kita melihat dan berkaca pada diri kita dan memperbaiki jati diri yang mungkin saja salah atau keliru. Meskipun jati diri itu penting untuk ditemukan, tapi asal mencari dan asal memiliki jati diri juga tidak akan membuahkan hal yang baik.

 

APA ITU MAHASISWA?

Mahasiswa adalah orang yang belajar di universitas, institute atau akademi. Mereka yang terdaftar dalam suatu perguruan tinggi dapat dikatakan sebagai mahasiswa. Namun, pengertian mahasiswa tidak sesesderhana itu, karena mahasiswa merupakan seorang agen pembawa perubahana yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Menurut PP RI No. 30 Tahun 1990, mahasiswa diartikan sebagai peserta didik yang terdaftar dan menuntut ilmu di perguruan tinggi tertentu.

Menurut Sarwono, mahasiswa adalah seseorang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia 18-30 tahun.

Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat. Mahasiswa dikatakan memiliki idealisme karena belum dijejali dengan kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol dsb.

Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnya apabila mahasiswa hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi pada bangsa dan negaranya. Mahasiswa adalah salah satu harapan suatu bangsa agar bisa berubah ke arah yang lebih baik. Hal ini dikarenakan mahasiswa dinggap memiliki intelek yang cukup bagus dan cara berpikir yang lebih matang, sehingga diharapkan mereka dapat menjadi jembatan penghubung antara rakyat dan pemerintah.

Berdasarkan perannya mahasiswa dapat dikatakan sebagai agen of change (generasi perubahan) artinya jika terdapat sesuatu yang salah pada lingkungan disekitarnya, mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan sesungguhnya. Social control (generasi pengontrol) artinya mahasiswa diharapkan mampu mengendalikan keadaan social yang ada di lingkungan sekitar dan memiliki kepekaan lingkungan. Iron stock (generasi penerus) artinya mahasiswa diharapkan mampu menjadi tulang punggung negara yang akan menggantikan generasi-generasi sebelumnya di pemerintahan kelak. Moral force (gerakan moral) artinya mahasiswa diharapkan dapat menjaga stabilitas lingkungan masyarakat dan menjaga moral-moral yang ada.