Konservasi dengan BBM jenis baru “Pertalite”?? ( KOPER )

November 12, 2015 in Uncategorized | Comments (0)

Pertalite adalah BBM jenis baru dari pertamina dengan RON 90. Pertalite dihasilkan dengan penambahan zat adiktif dalam proses olahnya di kilang minyak. Pertalite adalah bahan bakar yang memiliki kualitas diatas premium namun memiliki harga yang lebih murah dari pertamax.

Komposisi pertalite adalah naftah yang memiliki RON 65-70 , agar RONnya menjadi 90 maka dicampurkan  High Octane Mogas Component  atau HOMC ( pertamax ) , pencampuran HOMC yang memiliki RON 92-95, selain itu ditambahkan zat adiktif EcoSave yang berperan membuat mesin menjadi halus, bersih dan irit.

Pertalite merupakan produk PT. Pertamina yang merupakan produk local yang dibuat dikilang minyak Balongan dan Cilacap. Kilang minyak Balongan dinilai mampu memproduksi pertalite dikarenakan telah memenuhi spesifikasi. Pertalite diharapkan digunakan masyarakat secara bertahap dapat menurunkan impor BBM dari luar negeri.

Pertalite merupakan produk yang lebih bersih dan ramah lingkungan . kualitas pertalite yang lebih bagus serta diproduksi untuk cocok dengan segala jenis kendaraan. Keunggulannya adalah membuat tarikan mesin kendaraan menjadi ringan . zat adiktiflah yang membuat kualitas diatas premium dan bersaing dengan pertamax.

Namun beberapa orang menganggapnya peluncuran BBM pertalite sebagai siasat pemerintah karena nanti premium akan dihilangkan, maka solusinya adalah BBM dengan RON 90 atau pertalite. Pro kontra sering muncul akibat peluncuran BBM Pertalite oleh Pertamina. Pertalite dianggap tidak Pro Rakyat namun ramah lingkungan.

Faktanya Pertalite bahan bakar baru ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya dari kualitas , beban impor , alternative, dan pesaing produk luar. Namun apakah semua itu bisa dianggap konservasi yang memikirkan alam? Tidak, karena seberapapun iritnya atau ramahnya suatu bahan bakar akan tetap saja mengeluarkan gas CO2 apalagi ditambah dengan pemakian yang berlebihan.

Mari kita sadar akan pentingnya menggunakan energi alternative sehingga kita tidak merusak lingkungan. Jika seandainya kita tidak bisa setidaknya kita mampu untuk melakukan “REDUCE” terhadap penggunaan BBM.


Leave a Reply