Pandangan budaya, penyakit adalah pengakuan sosial bahwa seseorang itu tidak bisa menjalankan peran normalnya secara wajar, dan bahwa harus dilakukan sesuatu terhadap situasi tersebut. Penyakit disease sebagai suatu konsep patologi, dan penyakit illness sebagai suatu konsep kebudayaan. Seperti halnya di daerah Hulu Lembah Mississippi pada abad yang lalu, malaria juga terdapat di kalangan penduduk Mano di Liberia.
Banyak orang dewasa yang menderitanya. Namun mereka tidak menganggapnya sebagai penyakit (Harley 1941:44). Di daerah pedalaman Yunani, kasus-kasus campak, gondok, cacar air dan batuk rejan jarang dinyatakan dalam laporan morbilitas resmi, hal tersebut karena dianggap sebagai penyakit wajib yang tidak dapat dihindari dan mungkin dianggap wajar sebagai bagian dari proses menjadi dewasa (Blum dan Blum 1965:53).
Di kalangan masyarakat rumpun petani, sulit menemukan pejabat-pejabat yang dapat mewajibkan atau melarang tingkahlaku yang berhubungan dengan derajat kesehtan. Hal-hal seperti karantina, wajib imunisasi, standar minimum air bersih, sanitasi pembuanagn sampah dan kotoran untuk masyarakat luas, membutuhkan mekanisme hukum yang biasanya hanya dihubungkan dengan sistem-sistem pemerintahan yang telah berkembang. Masyarakat percaya bahwa penyakit terjadi karena dikirim oleh dewa-dewa atau leluhur yang marah untuk menghukum suatu dosa. Prosedur yang nyata untuk mencegahnya adalah pengakuan dosa atau lebih baik lagi observasi yang cermat terhadap pantangan-pantangan sosial dan pelaksanaan yang seksama atas ritus-ritus serta upacara-upacara yang ditujukan terhadap dewa-dewa atau para leluhur(Aguire Beltran 1963:196). Jika penyakit (illness) didefinisikan sebagai akibat masuknya suatu objek karena ilmu sihir, maka pengeluaran objek itu adalah mutlak bagi penyembuhan si pasien. Jika penyakit dianggap karena disebabkan oleh jiwa pasien yang berkeliaran di alam mimpi dan tidak sempat masuk lagi ke dalam tubuhnya waktu ia terbangun, maka penyembuh akan berusaha untuk menjebak atau membawa jiwa tersebut untuk masuk kembali kedalam tubuh.
Di kalangan beberapa penduduk, penjelasan tentang penyakit (disease) memainkan peran yang kuat dalam pengelolaan cadangan makanan yang terbatas. Ahli Antropologi Reichel Dolmatoff menggambarkan kasus semacam itu pada orang-orang Indian Tukano di daerah Amazon Columbia, orang-orang Tukano memperoleh banyak makanan dari kebun-kebun singkong, tetapi protein mereka sebagian besar berasal dari hewan buruan dan ikan. Semua hewan buruan dan ikan berada di bawah penguasaan hewan, semacam makhluk halus yang bertubuh kerdil yang dengan rasa iri menggembala kawanan rusa, tapir, babi hutan dan hewan-hewan lain, termasuk ikan yang merupakan sumber makanan. Untuk memperoleh izin penguasa tersebut agar boleh menangkap ikan atau membunuh hewan buruan, para pemburu harus melaksanakan suatu upacara yang cukup berat, termasuk mandi, pantangan dalam berhubungan seks, serta membatasi makan. Hewan buruan dianggap dapat melakukan balasan terhadap para pemburu dengan menyebabkan penyakit. Mereka dapat menyebabkan penyakit melalui penguasanya. Karena itu orang-orang Tukano, melalui bimbingan shaman mengunjungi penguasa dalam keadaan kesurupan, berusaha memburu hewan-hewan tertentu dalam jumlah tertentu pula, sesuai dengan izin yang telah diberikan oleh sang penguasa.
Secara singkat sistem medis merupakan organisasi yang kaya dan kompleks yang memberikan banyak peranan dan tujuan. Perhatian yang diberikan hanyalah pada masalah-masalah penyakit (disease) dan penyakit illness yang didefinisikan secara sempit, padahal dalam kenyataannya mereka mencerminkan pola-pola dan nilai-nilai dasar dari kebudayaannya, di mana mereka merupakan salah satu bagiannya. Hanay saja apabila dipandang dalam konteks yang luas dalam suatu lingkungan sosio-budaya yang menyeluruh, barulah tingkahlaku sehat dari anggota-anggota kelompok dapat dipahami.