Bagi masyarakat Sarereiket babi merupakan hewan ternak yang terpenting. Babi merupakan hewan ternak yang selalu di perlukan dalam setiap punen yang di laksanakan oleh masyarakat Mentawai, khususnya bagi masyarakat Sarereiket. Bagi masyarakat Sarereiket babi merupakan makanan yang sangat penting dalam kehidupan mereka, khususnya dalam pesta adat (punen). Babi selalu menjadi hidangan penting yang selalu tersedia dalam punen.
Mulai dari punen pernikahan, kematian, peresmian uma baru, kelahiran anak, dan lain sebagainya. Bisa dikatakan setiap acara punen selalu ada babi sebagai hidangan. Pentingnya babi di dalam masyarakat Sarereiket membuat hampir seluruh keluarga inti mempunyai peternakan babi sendiri. masyarakat Serereiket mempunyai cara sendiri dalam berternak babi. Ada proses yang harus di jalani dan banyak gaut (mantra). pelanggaran atas kekei (pantangan) dalam peternakan babi akan mengakibatkan kegagalan dalam berternak babi. Babi yang di ternak bukanlah babi hutan namun ialah babi yang biasa untuk di ternak. Tidak ada ternak babi hutan di karenakan babi hutan susah untuk di jinakkan. Peternakan babi di sebut dengan “silak” tau ‘’disilak’’yang berarti di seberang. Silak , lokasi peternakan babi inibanyak terdapat pondok yang di sebut oleh masyarakat dengan istilah ‘’Sapou sainak’’ yakni tempat istirahat pemilik peternak babi. Babi yang di pelihara tidak di kandangkan melainkan di lepaskan begitu saja.babi hanya di kandang selama menjinakkannya yakni sekitar 1-3 minggu. Pasiuggu Sainak yakni sebagai proses penjinakan babi. Pada tahap ini peternak mengambil babi yang akan di ternak untuk di masukan ke dalam kandang. Lalu ada pasibuka yakni tahap mengeluarkan babi dari kandangnya. Selama proses paiuggu sampai pasibukak selesai orang lain tidak boleh masuk atau bertamu ke sapou sainak yang sedang melakukan proses pasiuggu ini. supaya orang tau bahwa peternak melalukan pasiuggu sainak maka di pasang kekrei. Orang yang melihat kekrei tidak akan masuk atu bertamu ke sapou sainak tersebut. Peternak babi memberi makan babi dengan sagu.sagu lebih banyak di habiskan oleh babi daripada di konsumsi oleh manusia. Sagu untuk pakan ternak ini di sebut surappik.
Fungsi babi dalam masyarakat Sarereiket adalah untuk konsumsi dalam pesta adat (punen), mahar ataumas kawin (alak toga), digunakan dalam prosesi pengobatan yang di lakukan oleh sikerei, dan untuk pembayaran denda adat (tulou). Selain itu babi juga dapat di jual dan menghasilkan Rupiah.
Review singkat mengenai “Ternak kesayangan orang mentawai”
Syaiful Kasman (peneliti dari yayasan karekat Padang)