Manusia merupakan makhluk yang dapat berpikir, manusia mempunyai pola-pola tertentu dalam bertingkah laku. Tingkah laku ini dapat menjadi sebuah jembatan bagi manusia untuk memasuki keadaan yang lebih maju. Namun walau beraneka ragam, pada dasarnya terbenuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Eropa, Tionghoa, India, Arab dan lain-lain sebagainya.
Teori kebudayaan adalah kebudayaan yang timbul sebagai suatu usaha budi daya masyarakat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju kearah yang lebih maju. kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat mengembangkan atau memperkaya kebudayaan itu sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Tantangan masa kini ialah dalam menemukan cara untuk mempertajam konsep budaya. Berbagai pemikiran mengemukakan tentang budaya sedemikian rupa sehingga konsep itu mempunyai cakupan yang terdiri atas bagian-bagian, lebih sedikit namun dapat mengungkapkan hal-hal yang lebih banyak. Dalam pembahasan ini saya akan membuat ringkasan mengenai pemikiran-pemikiran masa kini tentang budaya. Dalam hal ini saya melihat budaya dalam pandangan budaya sebagai sistem kognitif dan budaya dipandang sebagai sistem simbolik. Membandingkan dari kedua pandangan tersebut.
Konsep tentang kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai sistem adaptif dan kebudayaan sebagai sistem ideasional. Dalam ranah ideasional kebudayaan merupakan perangkat kognitif, struktural dan simbolik. Dalam hal ini saya akan menjelaskan orientasi teoritik apa yang dihasilkan dari konsepsi kebudayaan sebagai sistem kognitif dan kebudayaan sebagai sistem simbolik. Apa dasar asumsi dari keduanya, lalu apa implikasi metodelogis serta seperti apa hasil analisisnya.
A. Budaya Sebagai Sistem Kognitif
Antropologi kognitif disebut dengan “etnografi baru”, “ethnoscience”, “ethnographic semantics” . Pada dasarnya merupakan satu pengkajian terhadap sistem klasifikasi masyarakat setempat (folk classification). Dalam etnografi baru ini memandang budaya sebagai sistem pengetahuan, serta menganggap bahwa budaya terletak didalam pikiran.
Menurut Ward Goodenough, Kebudayaan suatu masyarakat terdiri dari segala sesuatu yang harus diketahui atau dipercayai seseorang agar dia dapat berperilaku dalam cara yang dapat diterima oleh anggota-anggota masyarakat tersebut. Budaya bukanlah suatu fenomena material, ia tidak berdiri atas benda-benda, manusia,tingkah laku atau emosi-emosi. Budaya adalah bentuk hal-hal yang ada dalam pikiran (mind) manusia, model-model yang dimiliki manusia untuk menerima, menghubungkan, dan kemudian menafsirkan fenomena material di atas.
B. Budaya Sebagai Sistem Simbolik
Budaya sebagai sistem simbolik yakni terdiri dari simbol-simbol, yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat, tergantung pada persepsi seseorang dapat mengartikan makna dari simbol, oleh karena itu budaya dilihat dari symbol dan makna yang telah disepakati bersama. Pendekatan ini sangat erat kaitannya meskipun berbeda. Dalam pendekatan kognitif Amerika dan strukturalis Eropa yang telah dibicarakan sebelumnya, bahwa di daratan Eropa jalan ini telah dijelajahi oleh Louis Dumont.
Pelopor yang paling menonjol adalah dua ahli antropologi pewaris tradisi Parsons yakni Clifford Geertz dan David Schneider. Geertz memandang budaya yang ditunjang satu aliran kemanusiaan yang luas, semakin lama makin menjadi sistematis. Geertz mengangggap pandangannya tentang budaya adalah semiotik. (studi tentang makna keputusan termasuk studi tentang tanda-tanda dan proses tanda (semiosi), indikasi, penunjukan, kemiripan, analogi, metafora, simbolisme, makna dan komunikasi).
Dalam pandangan budaya sebagai sistem simbolik memiliki pengertian di mana individu-individu mendefinisikan dunianya, menyatakan perasaannya dan memberikan penilaian-penilaiannya. Suatu pola makna yang ditransmisikan secara historik diwujudkan di dalam sebuah bentuk-bentuk simbolik melalui sarana di mana orang-orang mengkomunikasikan, mengabadikannya, dan mengembangkan pengtahuan dan sikap-sikapnya ke arah kehidupan. Terakhir merupakan suatu kumpulan peralatan simbolik untuk mengatur perilaku, sumber informasi yang ekstrasomatik.
– Goodenough, Ward H., ed. 1981. Culture, Language and Society. California:Cummings Publishing Company, Inc.
– Keesing, M Roger. 2014 Teori-teori budaya. https://journal.ui.ac.id/index.php/jai/article/download/3313/2600
– M zein, ayhie. Teori kebudayaan.2012 https://ayhie13.wordpress.com/culture/teori-kebudayaan/