Integrasi Nasional (Materi Antropologi SMA kelas XI)

Integrasi nasional merupakan suatu tindakan untuk mempertahankan keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa guna mencapai keadaan yang aman dan nyaman, damai sentosa. Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pada multikultural etnis akan ditemukan unsur yang dinamik dan situasional. Unsur yang dinamik misalnya bahasa. Bahasa dapat mengalami perubahan bangsa dapat berkembang dengan menyerap bahasa lain atau mampu menciptakan kosakata. Bahkan mati karena ditinggalkan oleh penuturnya. Bahasa secara situasional juga dapat berubah. Ketika seseorang beranjak dewasa dan bekerja pada suatu institusi atau perusahaan, bahasa yang digunakan akan mengalami perubahan. Bahasa yang digunakan disesuaikan dengan lingkungannya. Tidak hanya bahasa, agama pun dapat berubah. Agama dapat berkembang berdasarkan perkembangan yang ada. Agama dapat berkembang ketika masyarakat semakin banyak menganutnya. Sebaliknya, agama dapat mati ketika ditinggalkan sama sekali oleh penganutnya. Pada situasi tertentu, agama dianut seseorang karena pernikahan. Begitu pula sebaliknya, agama ditinggalkan oleh seeorang karena pernikahan.

 Suatu bangsa yang terdiri dari banyak suku bangsa, agama, dan bahasa tidak terlepas dari pelbagai masalah. Banyak hal yang harus diantisipasi dan dicarikan solusinya. Dicontohkan oleh Koentjaraningrat hal yang terjadi di Yugoslavia. Suku-suku bangsa Slav Selatan (Slovenia dan Kroasia), Serbia, Montenegro, Bulgaria, dan Albania tinggal pada daerah lembah Semenanjung Balkan. Suku-suku bangsa tersebut tidak terintegrasi dalam satu bangsa hingga terjadilah konflik. Orang Slovenia, Kroasia, dan Serbia Utara dipengaruhi oleh Austria dan Hongaria untuk menganut agama Katolik Roma dan Kristen Ortodoks. Sementara itu, Serbia Selatan, Bulgaria, dan Albania dipengaruhi oleh Turki untuk memeluk agama Islam. Akibat perbedaan ideologi tersebut kemudian timbul konflik. Oleh Josep Broz Tito (1892-1980) seorang petani Kroasia yang kemudian menjadi pemimpin, suku-suku bangsa tersebut disatukan pada tahun 1944. Tito memproklamasikan Republik Federasi Sosialis Bangsa Yugoslavia yang terdiri dari enam negara. Negara-negara tersebut adalah Serbia, Kroasia, Slovenia, Bosnia, Hersegovina, Makedonia, dan Montenegro. Keenam negara tersebut adalah Negara komunis. Integrasi tersebut dilakukan mungkin akibat dari ketakutan terhadap ancaman dari Nazi, Fasis, dan Uni Soviet. Integrasi yang dilakukan oleh Tito berjalan dengan baik. Namun, setelah Tito meninggal pada tahun 1980, perpecahan terjadi. Pada tahun 1985 terjadi perang suku bangsa yang menghancurkan integrasi tersebut. Tidak mudah mengatur suatu negara yang memiliki multietnis dan multikultur. Banyak hal yang harus dipertahankan.

Beberapa hal yang mendorong terjadinya integrasi nasional yang kuat antara lain identitas nasional yang kuat, kebudayaan nasional, bahasa nasional, menghindari upaya pemaksaan konsep mengenai nilai-nilai budaya kepada suku bangsa lain, menghindari adanya diskriminasi, dan menjaga agar tidak terjadi kesenjangan yang terlalu besar antara daerah yang cepat maju dengan yang lambat maju. Berkaitan dengan identitas nasional, banyak hal yang dapat dijadikan menjadi identitas nasional. Bendera adalah salah satunya. Dengan bendera, bangsa Indonesia merasa memiliki identitas sebagai suatu bangsa. Selain bendera, kebudayaan nasional dapat menjadi pemersatu bangsa. Di kancah dunia, Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat tinggi. Hal tersebut dapat menjadi salah satu pendorong bertahannya persatuan bangsa.

Di samping faktor pendorong, ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya integrasi nasional. Faktor yang menghambat terjadinya integrasi nasional seperti pada negara multietnis yang tidak memiliki sejarah nasional yang panjang, sejarah pertentangan etnis yang kejam, tidak ada toleransi beragama adanya diskriminasi, tidak menghargai etnis lain, tidak menghargai bahasa lain,  tidak menghargai ras lain dan lain sebagainya. Suatu bangsa akan tetap menjaga persatuan dan kesatuan karena memiliki sejarah bangsa yang panjang dan sama. Jadi jika tidak memiliki sejarah nasional yang panjang, berarti integrasi tersebut baru saja terjadi.

TUGAS :

  1. Sikap tidak bertoleransi terhadap keragaman mampu menjadi penghambat integrasi. Mengapa demikian?
  2. Menurutmu bagaimana peran kita sebagai siswa dalam menjaga integrasi nasional ?

 

Sumber  : Dyastriningrum.Antropologi Kelas XI.2009.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Integrasi Nasional, Apakah Penting?

Ditulis pada Antropologi SMA | Tinggalkan komentar

Dinamika Kebudayaan(Materi Sosiologi SMA kelas XI)

Hello dears masih semangat semua ya dalam menimbah ilmu. Kali ini mumtazahmad akan berbagi materi mengenai dinamika sosial nih, langsung saja ya,

Konsep-konsep dinamika kebudayaan

Dewasa ini budaya sebagai hasil budi daya akal manusia tidak selalu statis, namun senantiasa bergerak dengan menyesuaikan perkembangan zaman. Continue Reading…

Ditulis pada Sosiologi SMA | Tinggalkan komentar

Perubahan Sosial Pada Masyarakat Jawa

                Dari hasil pengatamatan yang telah saya dapat kan dengan berbagai metode, saya dapat mengumpulkan dan menyimpulkan bagaimana  keadaan masyarakat Jawa pada era ini, tentunya banyak sekali perubahan-perubahan social pada masyarakat jawa ini. Saya temukan bahwa keadaan masyarakat jawa saat ini sangat lah berbeda dengan budaya yang terdahulu yang masih murni. Saat ini seiring dengan datangnya globalisasi tak sedikit yang membawa dampak bagi masyarakat Indonesia ini, terkhususnya pada masyarakat Jawa. Pada kasus ini saya sangat menekan kan pada budaya. Dengan hadir nya globalisasi saat ini, sangat melunturkan kebudayaan-kebudayaan yang murni sehingga telah tercampur dengan adanya pengaruh globalisasi yang mendatangkan budaya yang lebih kekinian.

  1. Tingkah laku. Pada saat ini, di era Globalisasi banyak nilai-nilai yang di masyarakat mulai bergeser, aturan yang awalnya dibentuk dan dipatuhi oleh masyarakat kini mulai banyak yang dilanggar. Khususnya di kalangan para remaja, yang terpengaruh budaya barat atau biasa disebut westernisasi. Selain pakaian, makanan, dan gaya bicara, nilai-nilai budaya dari barat juga mulai merasuk ke sendi-sendi masyarakat kita. Mereka mengikuti trend atau budaya dari barat hanya karena gengsi semata.  Pada zaman dahulu perempuan dilarang keluar malam, bahkan jika ada perempuan yang keluar malam bisa di nilai sebagai wanita yang tidak baik, dan seringkali dibuat bahan pergunjingan para warga disekitar tempat tinggal mereka. Tetapi pada saat ini remaja seringkali keluar malam, para remaja saat ini tidak mengindahkan lagi aturan-aturan yang ada pada zaman dahulu, remaja tidak memperdulikan lagi aturan yang sudah ada, hal itu terjadi karena berubahnya fungsi. Jika dahulu fungsi dibuatnya aturan adalah untuk ditaati, akan tetapi pada saat ini para remaja berfikiran aturan itu dibuat untuk dilanggar. Bahkan  di sisi lain, pada saat ini sebagian  orang tua juga ada yang mengijinkan anaknya jika anaknya pergi keluar malam. Hal itu dapat membuat para remaja bisa seenaknya pergi malam-malam.

                   Hal lain juga berdampak pada kebiasaan yang menghargai orang tua, saya mewawancarai seorang masyarakat, yang bernama bu’ waras suwati beliau mengatakan bahwa:

        “Perubahan tingkah laku masyarakat Jawa sekarang sangat tampak pada saat mereka menghargai orang tua. Dahulu bila ada anak muda yang lewat di depan orang tua, anak muda tersebut akan menundukan kepala nya dengan penghormatannya terhadap orang yang lebih tua dari padanya. Namun sekarang cara anak muda menghargai orang tua sangat lah berbeda, sekarang lebih demokratis sehingga lupa akan budaya yang terdahulu yang telah ada sehingga budaya tersebut akan luntur seiring perkembangan zaman ini”

  1. Bahasa. Selain perubahan pada tingkah laku, terdapat penggunaan bahasa yang telah luntur pada masyaralat Jawa pada saat ini. Anak muda zaman sekarang tidak lagi melestarikan budayanya terutama dalam hal perbahasaan. Anak muda sekarang lebih memilih memakai bahasa Indonesia bila di bandingkan memakai dan melestarikan budayanya sendiri dalam perbahasaan. Di kampus saya, Unniversitas Negeri Semarang terdapat mayoritas masyarakat Jawa, namun jarang sekali saya mendengarkan teman-teman memakai bahasa Jawa dalam percakapan sehari-harinya. Mereka lebih memilih untuk memakai bahasa Indonesia untuk percakapan sehari-harinya. Padahal bagi saya sebagai orang yang dari luar pulau Jawa ini lebih menganjurkan mereka untuk memakai serta melestarikan kebudayaan mereka sendiri bila bertemu dengan sesama mereka dari pulau Jawa. Boleh memakai bahasa Indonesia namun hanya kepada orang-orang yang dari luar pulau Jawa, juga pada saat belajar di kelas, kita sangat di wajibkan untuk berbahasa Indonesia, karena ada juga teman-teman lain yang dari luar pulau Jawa yang belum paham dan mengerti untuk menggunakan bahasa Jawa.
  1. Kuliner. Dari segi kuliner ataupun makanan-makanan khas masyarakat Jawa juga terdapat perubahan yang pesat. Bila saya lihat, sekarang banyak nya restoran-restoran mewah yang ada di kota Semarang ini, hal ini mengakibatkan tergesernya makanan-makanan khas atau makanan tradisional masyarakat Jawa di mata masyarakat.makanan tradisonal khas Jawa sangat jarang di temukan di rumah masyarakat. Masyarakat yang banyak kesibukan sehingga lebih memilih membeli makanan instan di bandingkan memasak masakan khas jawa sendiri. Makanan khas Jawa sekarang sangat sulit di temukan hanya terdapat di tempat orang-orang hajatan saja.

Dari hasil angket yang saya simpulkan bahwa, masyarakat lebih memilih makanan yang lebih modern bila di bandingkan dengan makanan tradisonal. Karena tak jarang masyarakat lebih memilih makan di tempat restoran-restoran yang lebih modern bila di bandingkan bila makan di warteg khas Jawa. Contohnya saja pada penjualan es Dawet Ayu khas Banjarnegara, Rasanya yang manis dan segar menjadi teman yang pas saat cuaca panas.

Namun sekarang tinggal sedikit penggemar es Dawet Ayu. Masyarakat lebih memilih membeli es cappocino. Selain itu, ada juga makanan yang lezat yang bisa kita santap di pagi hari atau di saat kita merasa lapar. Arem-arem atau lontong isi jajanan pasar penawar lapar ini juga sangat jarang di konsumsi masyarakat saat ini, di asrama, bahkan juga di kampus mahasiswa lebih memilih Donat sebagai penawar lapar bila di bandingkan dengan arem-arem. Bahkan penjualnya pun lebih bnyak penjual Donat dari pada arem-arem, arti nya juga lebih bnyak penggemar Donat bila di bandingkan dengan arem-arem.

(KAMIS, 17 DESEMBER 2015)

Semua itu terjadi karena perkembanagan masyarakat yang sangat pesat yang tidak lagi melestarikan budayanya sendiri. Apalagi seiring datangnya globalisasi ini masyarakat lebih memilih makanan instan dan lebih modern dari pada makanan-makanan tradisional khas Jawa itu sendiri. selain praktis juga lebih menyesuaikan selera masyakat saat ini. Hal ini menyebabkan masyarakat lebih memilih makanan instan dari pada makanan khas Jawa itu sendiri.

  1. Bangunan. Bila saya lihat sekarang masyarakat Jawa sangat berlomba-lomba untuk membangun dan menghias rumahnya. Hal ini di karena kan lingkungan yang sudah maju yang menyesuai kan pada zaman sekarang ini. Mengenai ini, saya teringat kata dari Dosen saya pak Harto Wicaksono. Beliau pernah mengatakan bahwa:

“ kita memang tidak boleh hanya berpegang erat pada kebudayaan kita sendiri.namun kita harus menyesuai kan pada zaman yang ada sekarang.”

Artinya kita memang harus menyesuaikan pada lingkungan zaman sekarang, namun bukan berarti kita harus meninggalkan bahkan bisa menghapus budaya kita sendiri. Saya mendatangi pak RT Kelurahan sekaran, kecamatan Gunung Pati.

Beliau mengatakan bahwa dalam segi bangunan, terutama pada bangunan Rumah, sangat tampak sekali perubahannya. Zaman sekarang Rumah tradisonal Jawa sangat terlupakan. Orang-orang lebih memilih membangun rumah full bata dari pada rumah tradisional khas Jawa sendiri. Namun banyak alasan mengapa masyarakat lebih memilih membangun rumah full bata bila di bandingkan dengan rumah Jawa sendiri atau rumah Joglo, bahan pokok rumah joglo adalah kayu. Kayu yang di gunakan adalah jati dan semacamnya. Kayu tersebut amatlah mahal. Hanya orang-orang yang ekonominya menengah ke atas dapat membangun rumah joglo tersebut. Bangunan di sekitar desa ini rata-rata rumah full bata semua,

  1. Hubungan kekeluargaan, Masyarakat Jawa pada saat ini pada umumnya sangatlah berbeda dalam keramah-tamahannya terhadap orang lain. Sekarang tak jarang masyarakat Jawa bersikap cuek-cuekan tanpa keramahannya. Apalagi dengan perkembangan teknologi, terutama pada gadget. Masyarakat lebih sibuk dengan gadget nya mereka masing-masing tanpa memperdulikan orang-orang di sampingnya

Dengan kehadiran teknologi gadged ini masyarakat atau individu lebih memilih untuk menyendiri dan tidak mempedulikan teman-temannya, sibuk dengan gadged nya sendiri sehingga hubungan keharmonisan di antara mereka sudah sedikit luntur akibat teknologi ini.

Kesimpulan: Dari hasil pengamatan yang saya lakukan, banyak sekali perubahan dan pergeseran nilai-nilai serta lunturnya kebudayaan itu sendiri. Dari segi kuliner, cara berpakaian, bahasa, sikap kekeluargaan bahkan tingkah laku individu pun juga sangat berpengaruh. Hal ini karena datangnya globalisasi yang melunturkan nilai-nilai budaya di dalam msyarakat. Perkembangan zaman ini kita memang di tuntut untuk menyesuai kan perkembangannya, namun kita juga tidak harus meninggal kan warisan budaya dari para leluhur kita terdahulu.

Ditulis pada Artikel Lomba | Tinggalkan komentar

Nilai Etika Pada Kebudayaan Masyarakat Mandar

Pendidikan karakter masyarakat mandar

Masyarakat mandar sangat memegang erat pada budaya dan norma yang ada. Seperti yang telah di jelaskan oleh pembicara bahwa dalam pernikahan masyarakat mandar meminta panaik (mahar) yang cukup besar, namun itu sudah menjadi budaya masyarakat mandar. Sebelum melakukan akad nikah banyak hal-hal yang harus di lakukan.

Sistem Pernikahan

Untuk perkawinan di daerah Mandar secara umum, garis besarnya melalui 14 fase seperti:

1) Massulajing

Massulajing  artinya mencalonkan dan mencocokkan antara dua orang yang akan di persunting.

2) Messisi’ atau Mammanu’manu

Messisi’ adalah langkah permulaan yang berfungsi sebagai pembuka jalan dalam rangka pendekatan pihak laki-laki terhadap pihak wanita.

3) Mettumae atau Ma’duta

Mettumae atau ma’duta ialah mengirim utusan untuk melamar, merupakan proses lanjutan utuk lebih memastikan dan membuktikan hasil yang dicapai pada fase mammanu’-manu. Duta artinya utusan tediri dari bebrapa pasangan suami istri yang biasanya dari keluarga dekat, pemuka adat dan penghulu agama dengan berbusana secara adat.

4) Mambottoi Sorong

Sorong atau mas kawin adalah sesuatu yang memiliki nilai moral dan material yang mutlak ada dalam suatu perkawinan.

5) Membawa Paccanring

Membawa paccandring adalah pernyataan rasa gembira oleh pihak laki-laki atas tercapainya kesepakatan tentang sorong dan besar belanja. Yang dibawa dominan buah-buahan segala macam dan sebanyak mungkin.

6) Ma’lolang

Adalah perkunjuangan laki-laki bersama sahabat-sahabatnya kerumah wanita. Ini merupakan pernyataan resminya pertunangan dan perkenalan pertama laki-laki yang akan dikawinkan kepada segenap keluarga pihak wanita.

7) Mappadai Balaja

Artinya pihak laki-laki mengantar uang belanjaan yang telah disepakati kepihak wanita dengan arak-arakan yang lebih ramai lagi. Ini dilakukan sebelum ‘mata gau’ dan diantar sesuai permintaan pihak wanita.

8) Mappasau

Dilakukan pada malam hari menjelang besoknya persandingan. Mappasau artinya mandi uap, dimaksudkan agar semua bau busuk yang yang mungkin ada pada mempelai wanita menjadi hilang.

9) Pallattigiang

      Pelaksanaan pellattigiang secara adat harus berbusana lengkap dengan keris di pinggang, khusus pellattiang pauli (obat), busana dan kelengkapan lainnya bebas.

10) Mambawa Pappadupa

Adalah perkunjungan utusan pihak wanita ke rumah pihak laki-laki membawa “lomo masarri atau manyak wangi” dan busana yang akan dipakai pada saat akad nikah. Maksud utama dari padduppa ini adalah pernyataan kesiapan dan kesedian calon mempelai wanita untuk dikawinkan. Ini dilakukan pada malam hari, menuju esonya akan dinikahkan.

11) Matanna Gau

Merupakan puncak dari  segenap acara yang ada dalam upacara perkawinan. Pada bagian ini dilakukan arak-arakan yang lebih ramai sehari sebelumnya untuk mengantar calon mempelai pria kerumah calon mempelai wanita.

2) Nilipo

Merupakan kunjungan keluarga pihak mempelai pria keruamh mempelai wanita. Ini dilakukan paling tidak 3 kali berturut-turut setiap malam sesudah salat isya. .

13) Mando E Bunga

Artinya mandi bunga untuk menharumkan dan membersihkan diri dari hadas besar yang mungkinterjadi sesudah akad nikah..

14) Marola atau Nipemaliangngi

Marola artinya mengikut atau rujuk ialah perkunjungan kedua mempelai kerumah mempelai pria.

  1. Proses Internalisasi masyarakat mandar

Suku mandar adalah satu-satunya suku bahari dinusantara yang berhadapan langsung dengan laut dalam, tanpa ada pulau yang bergugus. Teknologi kelautan mereka sudah demikian sistematis, yang merupakan warisan dari nenek moyang mereka.  Mandar sebagai salah satu suku di sulawesi selatan memiliki aneka ragam corak kebudayaan yang khas. suku Mandar adalah penganut agama Islam yang setia tetapi dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat lepas dari kepercayaan-kepercayaan seperti pemali, larangan-larangan dan perbuatan magis seperti pemakaian jimat atau benda-benda keramat dan sesaji. Sistematis pengetahuan yang harus dimiliki nelayan Mandar, terdiri dari kegiatan: berlayar (paissangang asumombalang), kelautan (paissangang aposasiang), keperahuan (paissangang paalopiang) dan kegaiban (biasa disebut paissangang). Sebelum melaut, mereka melangsungkan upacara Kuliwa, yaitu pemujaan terhadap sang pencipta, sebagai prasyarat melaut. Meskipun ada aturan-aturan adat yang disepakati seperti tersebut diatas, jika ada perselisihan tentang hal ini masih ada jalan lain yang dibenarkan oleh aturan adat dan kaidah yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Sulawesi Selatan selama ini berbunyi“Matindoiada’mua’diangsasamaturuang

Artinya  :
“Aturan-aturan adat (bisa) tidak berlaku bagi pihak-pihak yang ingin berdamai atau mencari kesepakatan lain yang baik”.
Mambottui sorong artinya memutuskan (menetapkan) mas kawin. Pada fase ini seluruh permasalahan yang berhubungan dengan persyaratan mas kawin dan pelaksanaannya telah dibicarakan dan diputuskan, utamanya mengenai sorong itu sendiri, belanja, waktu pelaksanan akad nikah, paccandring dan lain-lain.
Pada acara ini biasa berjalan ramai dan seru karena “sipappa soro-sorong” artinnya saling desak-mendesak untuk mengabulkan usul masing-masing.

Daftar pustaka:

Hasil seminar etika dalam kebudayaan masyarakat suku mandar Sulawesi BaratSuku

Budaya MANDAR

Ditulis pada Artikel Lomba | Tinggalkan komentar

Menepis Bahaya Laten Radikalisme Dengan Pemahaman Ilmu Pengetahuan, Agama Serta Nasionalisme#2

Dokumentasi Pribadi

Dewasa ini perkembangan modernisasi merambah dengan sangat pesat. Khususnya pada teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini mendorong tiap negara bahkan individu bisa berhubungan dengan cepat diberbagai belahan dunia.  Berbagai dampak ditimbulkan oleh modernisasi baik dalam hal positif hingga hal negatif. Modernisasi membawa masyarakat yang dulu primitif menuju masyarakat modern. Misalkan dalam media komunikasi, dahulu memakai surat tetapi saat ini masyarakat memakai handphone yang mana penggunaannya lebih efektif dan efisien. Hubungan antar orang yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dalam dunia nyata telah berkembang sedemikian rupa menjadi hubungan yang juga melalui dunia maya (cyber) yaitu dengan memanfaatkan internet. Disisi lain dilihat dari segi dampak negatifnya modernisasi telah membawa kebebasan hingga seolah “bebas tanpa batas”. Berbagai macam alamat internet dari berbagai sumber yang tidak terpercaya dapat di akses oleh siapapun baik orang dewasa hingga anak-anak tanpa memandang usia. Akibat kebebasan dalam mengakses informasi ini berbagai macam hal buruk dapat terjadi. Misalnya berkembangnya pemikiran radikal.

Radikalisme merupakan suatu sikap yang sangat mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan (violence) dan aksi-aksi yang ekstrem. Ada beberapa hal yang bisa dikenali dari sikap dan paham radikal. Yakni, intoleran (tidak menghargai pendapat dan keyakinan orang lain), fanatik (selalu merasa benar sendiri), eksklusif (membedakan diri dari individu umumnya), dan revolusioner (cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan). Sikap dan pemahaman tersebut dapat menjadikan seseorang memilih untuk bergabung dalam aksi maupun jaringan melawan hukum dan negara seperti, terorisme.

Tindak kejahatan terorisme telah diatur dalam UU No. 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Terorisme. Aksi terorisme ini telah ada sejak awal kemerdekaan hingga reformasi. Berbagai kebijakan dan strategi telah dilakukan oleh pemerintah dalam menangani kasus terorisme yang kian hari kian mengkhawatirkan baik masyarakat, bangsa dan negara. Namun aksi terorisme ini terus saja hadir dalam beragam bentuk, motif dan gerakan disetiap zamannya. Sehingga kehadiran terorisme selalu mengancam kedamaian nasional.

Dalam hal ini sebenarnya tidak hanya pemerintah yang harus memberantas paham-paham keras seperti itu, namun diperlukan campur tangan dan peran aktif  para pemuda sebagai agen of change untuk turut andil dalam memberantas paham radikal yang melahirkan terorisme. Dalam kacamata saya ada beberapa hal yang harus kita pahami dalam usaha pemberantasan paham radikal tersebut. Pertama, kita pahami bahwa ilmu merupakan penuntun kita dalam menjalani kehidupan. Dalam menimbah ilmu, perlu diperhatikan dari siapa kita belajar. Meskipun belajar bisa melalui internet, namun hal itu bukanlah hal yang prioritas. Belajar tanpa guru merupakan tindak awal yang dapat memunculkan paham radikal. Kedua, pemahaman mengenai agama. Seringkali kita dengar bahwa motif utama terorisme ini mengatasnamakan agama. Untuk itu usaha dalam menguatkan ilmu agama ini berperan penting, agar pemikiran kita tidak mudah diracuni oleh pemahaman radikal. Terakhir, penanaman nasionalisme ditingkatkan. Atas nama cinta terhadap Tanah Air Indonesia mendorong kita untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.

NKRI HARGA MATI !!!

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

https://www.google.co.id/amp/s/kbbi.web.id/radikalisme.html

Ditulis pada Artikel Lomba | Tinggalkan komentar

Pancasilais: Benteng Diri Melawan Radikalisme Dan Terorisme #1

Dokumentasi Pribadi

  Lunturnya semangat nasionalisme karena tidak memahami hakikat pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara menjadi landasan pokok, landasan fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan negara Indonesia. Butir-butir pancasila harus dipahami oleh para cendikiawan muda generasi penerus bangsa. Hal tersebut dimaksudkan agar para pemuda Indonesia tidak mudah terbawa arus kriminal yang semakin merajalela, terutama paham-paham keras seperti radikalisme dan terorisme.

Kata radikal dalam KBBI berarti suatu paham atau aliran yg menginginkan perubahan atau pembaruan sosial dan politik dengan cara kekerasan yang sangat ekstrem. Radikalisme ini bisa dikatakan sebagai embrio dari terorisme. Karena dari radikalisme ini akan munculnya terorisme. Telah berbagai strategi dilakukan pemerintah dalam kebijakan pemberantasan paham yang sangat bertentangan dengan ideologi negara Indonesia ini, namun kenyataannya lagi-lagi paham radikal terus menggerogoti pemikiran para generasi bangsa, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak. Salah satu  penyebab karena minimnya pengetahuan ilmu serta nasionalisme yang memudar. Hal ini mengakibatkan munculnya tantangan baru. peran pemuda bangsa dalam menghadapi tantangan tersebut yakni dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila harus menjadi landasan pokok dalam kehidupan dan landasan fundamental bagi pengaturan dan penyelenggaraan negara. Para cendikiawan muda generasi penerus bangsa harus menanamkan nilai pancasila ke dalam sikap dan perilaku nyata baik dalam perilaku hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tanpa adanya transformasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nyata, maka Pancasila hanya akan ada nama tanpa makna. Jika seperti ini rentan sekali untuk terbawa arus pemikiran dan sikap yang radikal.

Pancasila sangat berperan penting dalam membentengi diri dari aliran-aliran keras seperti radikalisme dan terorisme. Pemuda harus menjadi manusia pancasilais yang dimana berjiwa Pancasila menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.  Dalam Pancasila terdapat upaya dalam menjamin kelangsungan hidup  dan kehidupan generasi selanjutnya. Dalam kaca mata sosiologi peran pemuda maupun orangtua dalam melawan radikalisme dan terorisme dapat dilakukan dengan sosialisasi. Dalam hal ini pemuda, terkhususnya mahasiswa dapat memberikan pemahaman lebih tentang nilai pancasila dan pengaruh buruk aliran keras (radikalisme dan terorisme) dengan cara melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

https://www.google.co.id/amp/s/kbbi.web.id/radikalisme.html

Ditulis pada Artikel Lomba | Tinggalkan komentar

Silabus Sosiologi SMA K13 (Lengkap)

50-silabus-sosiologi-sma-peminatan_versi-120216-1

Ditulis pada Tugas kuliah | Tinggalkan komentar

Silabus Antropologi SMA K13 (lengkap)

52-silabus-antropologi-sma-2016

Ditulis pada Tugas kuliah | Tinggalkan komentar

Panduan Pembelajaran Antropologi Sma Kelas XII Berdasarkan Silabus K13

Kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran kelas XII yakni memahami dampak positif dan negatif dari perubahan sosial, pembangunan nasional, globalisasi, dan modernisasi terhadap kehidupan sosialkultural masyarakat Indonesia. Continue Rading…

Ditulis pada Tugas kuliah | Tinggalkan komentar

Panduan Pembelajaran Antropologi Sma Kelas XI Berdasarkan Silabus K13

Kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran kelas XI yakni menggunakan pengetahuan dasar metode etnografi dalam mendeskripsikan institusi-institusi sosial (antara lain: sistem kekerabatan, sistem religi, sistem politik, sistem mata pencaharian hidup, bahasa, kesenian) dalam suatu kelompok etnik tertentu di Indonesia. Continue Reading…

Ditulis pada Tugas kuliah | Tinggalkan komentar