Outline Proposal Penelitian

[ File # csp9751902, License # 1973128 ] Licensed through https://www.canstockphoto.com in accordance with the End User License Agreement (https://www.canstockphoto.com/legal.php) (c) Can Stock Photo Inc. / maxxyustas1. Tema yang baik

Tema yang baik akan menjadikan bobot sebuah hasil kajian penelitian yang baik. Karena tema/topik yang akan dipilih menggambarkan tingkat kedalaman dan ruang lingkup dari sebuah penelitian yang akan dibahas. Jadi, tema berfungsi untuk menggambarkan kualitas penulisan/hasil penelitian yang akan dikerjakan. Sehingga agar kualitas sebuah penelitian baik, maka perlu penentuan tema yang baik pula.Cara pembuatan tema yang baik adalah: pertama, topik yang hendak diteliti berfokus pada masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. Kedua, belum banyak atau belum pernah diteliti orang lain. Ketiga, diungkapkan dalam susunan kalimat yang sederhana tetapi jelas variabelnya. Keempat, tema harus mengandung masalah yang ditunjukan pada judul penelitian yang hendak dibuat.

Inti penelitian yang saya ambil bertema tentang teknologi pendidikan yang berfokus pada penerapan model Asynchronous e-learning di pendidikan luar sekolah khususnya di Kebumen. Apa yang akan saya teliti tersebut belum banyak diteliti orang lain. Karena kebanyakan dari pustaka yang pernah saya baca masih jarang penelitian tetatang e-lerning yang berfokus pada salah satu jenisnya saja yaitu model Asynchronous e-learning. Variabel pada penelitian tersebut adalah pendidikan luar sekolah di Kebumen dan penerapan model pembelajaran Asynchronous e-learning.

2. Latar belakang yang baik

  1. Latar belakang masalah merupakan uraian tentang hal-hal yang menyebabkan perlunya sebuah penelitian untuk masalah-masalah tertentu. Latar belakang yang baik menguraikan masalah-masalah atau pertanyaan penelitian yang menjadi fokus penelitian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan latar belakang antara lain: rancangan pembahasan, alur logika pemikiran yang digunakan, penggunaan sumber   teori sebagai dasar pemikiran, sebagai sandaran berfikir sekaligus indikator obyektifitas tulisan, penggunaan fakta dan data lingkungan, panjang dan kecukupan
  2. Contoh Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, teknologi jaringan dan komputer (internet) dikenal sebagai komponen pendukung perkembangan pembelajaran mandiri jarak jauh, terutama dengan mengedepankan kemudahan, fleksibilitas dan interaktivitas antar pengguna. Pada sistem pembelajaran jarak jauh, pelajar tidak perlu hadir dalam kelas, mendengarkan pengajar mengajar, dan seterusnya, tetapi cukup belajar di mana saja, mengerjakan soal-soal latihan seperti yang terjadi pada metode pembelajaran tradisional. Proses belajar dengan menggunakan media internet ini dikenal dengan istilah E-learning. Penggunaan media internet dalam proses belajar akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan intelektual peserta didik. Hal ini dikarenakan banyaknya informasi yang dapat diakses dan tersedia di Internet.

                  E-learning digolongkan menjadi dua, yaitu synchronous learning dan asynchronous learning. Synchronous Learning adalah metode belajar mengajar secara langsung. Sedangkan Asynchronous Learning adalah metode belajar mengajar secara tidak langsung. Implementasi sistem e-learning dewasa ini sangat bervariasi, namun semua itu didasarkan atas suatu prinsip bahwa e-learning dimaksudkan sebagai upaya pendistribusian materi pembelajaran melalui media elektronik atau Internet sehingga peserta didik dapat mengaksesnya kapan saja dari seluruh penjuru dunia. Ciri pembelajaran dengan e-leaning adalah terciptanya lingkungan belajar yang fleksibel dan terdistribusi. E-learning, sebagai salah satu metode pembelajaran jarak jauh, dapat digunakan untuk mengadaptasi kebutuhan-kebutuhan pembelajaran yang mendukung pembelajaran konvensional seiring berkembangnya teknologi informasi. Pada pembelajaran konvensional, seringkali ditemukan keterbatasan waktu, jarak dan biaya. E-learning mengubah keterbatasan tersebut menjadi sebuah peluang dalam memudahkan proses pembelajaran.

Di Kabupaten Kebumen terdapat beberapa tempat bimbingan belajar & kursus yang menerapkan model pendidikan E-learning. Meskipun sudah tersedia pelayanan kebutuhan perangkat pendukung seperti jaringan internet dan komputer, tetapi masih banyak hambatan-hambatan yang dihadapi dalam implementasi model pembelajaran tersebut. Dalam tulisan ini, akan dibahas tentang bagaimana PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS E-LEARNING PADA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) DI KABUPATEN KEBUMEN

  1. Rumusan masalah yang baik
  2. Kriteria rumusan masalah yang ideal diantaranya yaitu:

Pertama, rumusan masalah berwujud kalimat tanya, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.

     Kedua, perumusan masalah yang dibuat/diangkat pada penelitian bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.

     Ketiga, suatu perumusan masalah yang baik hendaknya menyangkut masalah-masalah yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.

Jadi dalam pembuatan rumusan masalah yang baik, perlu memperhatikan beberapa kondisi seperti;

  1. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
  2. Rumusan masalah hendaknyajelas dan padat
  3. Rumusan masalah berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
  4. Rumusan masalah merupakan dasar membuat hipotesis
  5. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
  1. Rumusan masalah:
  2. Apa yang dimaksud dengan Asynchronous e-learning ?
  3. Bagaimana penerapan model Asynchronous e-learning pada pendidikan luar    sekolah di Kebumen?
  4. Apa manfaat model Asynchronous e-learning bagi dunia pendidikan khususnya        pendidikan luar sekolah di Kebumen?
  1. Manfaat pengangkatan tema

     Manfaat penelitian tentang penerapan model Asynchronous e-learning di    pendidikan      luar sekolah khususnya di Kebumen ini adalah

  1. Bagi penulis : manfaat bagi penulis yaitu untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran tersebut, untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambatnya, serta manfaatnya bagi pendidikan luar sekolah di Kebumen.
  2. Bagi pembaca : menjadi bahan referensi dan sebagai sumber pustaka untuk penelitian-penelitian selanjutnya
  3. Bagi pemerintah : menjadi masukan untuk kebijakan pemerintah setempat dalam mendukung keberlangsungan penerapan model tersebut dilakukan
  1. Kajian Pustaka
  2. Dasar dasar penulisan kajian pustaka yaitu mengidentifiksi kata kunci topik penelitian untuk mencari referensi yang temanya terkait dengan topik penelitian yang hendak kita ambil. Selanjutnya membaca abstrak hasil penelitian yang relevan. Lalu membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur. Kemudian menyusun kajian pustaka secara tematis berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep penting yang berkaitan dengan topik penelitian
  3. Kajian pustaka yang dipilih
JUDUL PENGARANG SUMBER ISI
PENERAPAN SISTEM E-LEARNING PADA KOMUNITAS PENDIDIKAN SEKOLAH RUMAH (HOME SCHOLING) Winarno & Johan Setiawan Jurnal universitas multimedia nusantara ULTIMA InfoSys, Vol. IV, No. 1 Dengan menerapkan sistem e-learning pada komunitas pendidikan sekolah rumah berarti telah menyediakan kemudahan akses bagi mereka untuk memperoleh informasi pendidikan, materi pembelajaran, serta proses belajar-mengajar dengan berbagai model materi pembelajaran, khususnya untuk pendidikan luar sekolah.
E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Mohammad Yazdi (2012) Jurnal Ilmiah Foristek Vol. 2, No. 1, Maret 2012 Universitas Tadulako Melalui teknologi internet, perlu memperhaikan prinsip sederhana, personal, dan cepat perlu dipertimbangkan. Untuk menambah daya tarik dapat pula menggunakan teori games Oleh karena itu prinsip dan komunikasi pembelajaran perlu di desain seperti layaknya pembelajaran konvensional. Di sini perlunya pengembangan model elearning yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

 

PENERAPAN E-LEARNING MOODLE UNTUK PEMBELAJARAN SISWA YANG MELAKSANAKAN PRAKERIN Zyainuri dan Eko Marpanaji Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 3, November 2012 Universitas Negeri Yogyakarta E-learning memperbaiki alat reproduksi sinyal

audio video CD yang dikembangkan effektif

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

  1. Alasan memilih kajian pustaka tersebut adalah karena memiliki topik yang sama yaitu         tentang penerapan sistem E-learning. Selain itu, pustaka tersebut bisa dijadikan acuan untuk dasar penelitian yang hendak saya lakukan sekaligus sebagai pembanding hasil         penelitian.

2 comments

  1. keren kak, tapi disayangkan sekali, tabelnya kurang jelas

    1. sekarang sudah jelas rul…

Leave a Reply

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: