Konsep Sehat, Sakit, & Sembuh

c3-healthcare-logo-hiSebelum belajar tentang Antropologi kesehatan, persepsi yang muncul dalam pikiran kita mengenai sehat, sakit, dan sembuh hanyalah sebatas dari segi medis atau kondisi secara biologisnya saja. Padahal konsep mengenai kesehatan, sakit, dan sembuh tidak dilihat hanya sebatas kondisi fisik semata. Hal ini berkaitan dengan manusia sebagaimana disebut sebagai manusia yang multidimensional. Sehingga untuk memahami tentang manusia dan kehidupannya tidak cukup hanya menggunakan satu disiplin ilmu saja. Misal, untuk mempelajari tubuh manusia dibutuhkan ilmu Biologi, untuk memahami kondisi psikis manusia membutuhkan ilmu Psikologi, dan untuk mempelajari kehidupan sosial-budaya manusia dibutuhkan ilmu Sosiologi dan Antropologi. Tiga dimensi dalam manusia yang digunakan sebagai dasar untuk memahami konsep sehat, sakit, dan sembuh meliputi; aspek fisik, psikis, dan sosial. Dengan mempelajari Antropologi kesehatan, kita menjadi tahu konsep yang lebih luas mengenai sehat, sakit, dan sembuh yang dilihat tidak hanya dari satu sudut pandang saja.

Antropologi Kesehatan

Antropologi berarti “ilmu tentang manusia”, dan adalah suatu istilah yang sangat tua. Dahulu istilah itu dipergunakan dalam arti yang lain, yaitu “ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia”. Penyakit muncul tidak bersamaan dengan saat munculnya manusia, tetapi sebagaimana diungkapkan oleh Sigerit (Landy 1977), penyakit adalah bagian dari kehidupan yang ada di bawah kondisi yang berubah-ubah. Sebagaimana dikemukakan oleh Foster dan Anderson (1978) kesehatan berhubungan dengan perilaku. Perilaku sehat dapat dipandang sebagai suatu respon yang rasional terhadap hal-hal yang dirasakan akibat sakit.

Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya saja. Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat mengatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial, budaya (1984;76). Pengertian antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson merupakan konsep yang tepat karena termakutub dalam pengertian ilmu antropologi seperti disampaikan Koentjaraningrat di atas. Menrut Foster/Anderson, antroplogi kesehatan mengkaji masalah-masalah keehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu biologi dan kutub sosial budaya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi kesehatan adalah disiplin ilmu yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tenyang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3) .

Konsep Sehat

            Sehat merupakan kondisi manusia dimana fisik, psikis, dan sosial berada dalam keadaan yang baik. Sehat secara fisik berarti bahwa kondisi fisik seseorang lengkap dan tidak menunjukan gejala-gejala tertentu yang mengganggu jalannya fungsi tubuh. Sedangkan kondisi sehat secara sosial adalah kondisi kehidupan sosial yang berkaitan dengan peran sosial seseorang di dalam sebuah masyarakat yang masih berjalan dengan baik. Dan kondisi sehat secara psikis berarti bahwa keadaan mental atau jiwa tidak mengalami gangguan-gangguan yang menimbulkan perasaan sakit pada orang tertentu, dengan kata lain orang tersebut merasa badannya dalam kondisi yang nyaman. Hubungan konsep sehat dengan kebudayaan adalah berkaitan dengan bagaimana masyarakat mengkonsepsikan tentang kesehatan. Misalnya dalam masyarakat tradisional, pengetahuan mengenai sehat adalah bagian dari pengetahuan masyarakat tersebut. Jadi, Antropologi kesehatan di sini mengkaji tentang fenomena kesehatan yang dilihat dari perspektif kebudyaan.

Konsep Sakit

            Penyakit adalah masalah seluruh manusia seusia peradabannya. Apa yang dianggap penyakit oleh suatu masyarakat belum tentu juga menjadi penyakit di kebudayaan lain. Disetiap kebudayaan mempunyai cara adaptasi/respon terhadap penyakit yang bervariasi. Respon-respon tersebut dapat berupa cara pengobatan, cara pandang terhadap sakit, serta kepercayaan-kepercayaan terhadap penyebab sakit. Contoh, cara pengobatan terhadap gejala masuk angin, bagi orang Jawa dikenal dengan istilah kerokan untuk pengobatannya, sedangkan di suku Dayak dekenal dengan ritual Balian. Sealin itu, ada juga pengobatan tradisional India yang dikenal dengan nama pengobatan Ayurveda yang dipercaya bahwa kombinasi makanan yang bersifat memanaskan dan mendinginkan dapat berkhasiat menyembuhkan penyakit. Selanjutnya, contoh pandangan terhadap sakit. Bagi masyarakat tradisional, AIDS merupakan penyakit kutukan karena penderitanya telah melakukan perbuatan tercela dan menentang adat, sehingga si penderita diasingkan. Kemudian untuk contoh cara pandang terhadap penyebab suatu penyakit yaitu dalam pengobatan tradisional China yang percaya bahwa suatu penyakit dapat timbul karena kondisi keseimbangan tubuh (yin & yang) terganggu atau tidak seimbang. Selain faktor tubuh, faktor psikis seperti emosional juga mempengaruhi kesehatan sebagaimana dikatakan bahwa keadaan emosional kuat seperti iri, takut, sedih, dan malu menurut teori ini dapat menimbulkan penyakit. Seperti di Amerika latin, banyak yang menganggap penyakit mata jahat dikarenakan agen manusia yang memiliki rasa dengki, sehingga menimbulkan penyakit bagi orang lain dan menyebabkan kerusakan pada pihak yang dicemburui itu.

Konsep Sembuh

            Secara umum kondisi umum diklasifikasikan ke dalam 4 macam, yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, sembuh dengan pembawa, dan meninggal dunia (Daldiyono:2006). Sembuh dengan sempurna yaitu kondisi dimana fungsi tubuh menjadi pulih seperti sebelumnya atau kembali dalam keadaan semula. Dalam kasus tertentu kesembuhan ini dapat berlangsung dengan tidak sempurna sehingga menimbulkan cacat. Keadaan inilah yang desebut sebagai sembuh dengan cacat. Keadaan lain dapat berupa sembuh dengan membawa sedikit bibit penyakit, artinya meskipun pasien sudah merasa sembuh, akan tetapi masih ada bibit penyakit yang suatu saat nanti akan menimbulkan penyakit lagi. Klasifikasi terakhir yaitu meninggal dunia. Meninggal dunia merupakan akhir perjalanan suatu penyakit yang pada hakikatnya dengan meninggalnya seseorang berarti perkembangan penyakit juga ikut terhenti.

Uraian tersebut merupakan konsep sembuh berdasarkan medis yang selama ini diketahui masyarakat umum. Namun, dalam Antropologi kesehatan sembuh dapat dilihat dari segi sosial, psikis, dan fisik (medis). Menurut Sorensen (2009), sembuh secara sosial berkaitan dengan penerimaan oleh masyarakat sekitar dimana seseorang hidup. Sehat secara psikis orang dikatakan sembuh ketika dia menjadi pendengar yang baik bagi orang yang berada di sekelilingnya. Sedangkan sembuh secar medis adalah kondisi yang didasarkan atas pengukuran/standar yang pasti berupa diagnosa dan uji laboratorium yang menggunakan alat-alat medis modern.

5 comments

Skip to comment form

  1. Artikelnya bagus, menambah ilmu pengetahuan saya tentang kesehatan 😀

  2. keren kak, tapi perlu dirapikan lagi. lanjutkan!

    1. sudah rapi og…

  3. artikel nya sudah bagus, lanjutkan

  4. okayyy tambah daftar pustaka aja biar terpercaya

Leave a Reply

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: