Literasi Media Sebagai Bentuk Menyatukan Keberagaman Budaya di Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai pulau besar dan kecil. Disetiap pulau dihuni oleh suatu masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.Keberagaman Keberagaman budaya di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi geografis suatu masyarakat dan hubungan sosial yang terjalin.

Budaya menjadi sangat penting dalam masyarakat Indonesia, karena budaya merupakan cerminan perilaku masyarakat. Adanya suatu legitimasi dalam suatu budaya bahwa masyarakat Jawa sifatnya yaitu ramah, halus, lemah lembut, sopan santun, dan lain-lain. Masyarakat Batak sifatnya tegas, keras, lantang. Sedangkan masyarakat Sulawesi yaitu pemberani dan sangat menghargai perempuan.

Kebudayaan disetiap daerah tersebut berbeda-beda, tiap masyarakat selalu mengagungkan kebudayaannya yang paling baik. Sehingga medapat menimbulkan suatu sikap etnosentrisme, yaitu menganggap kebudayaannya yang paling baik diantara kebudayaan lainnya. Hal tersebut akan menimbulkan suatu konflik antar budaya. Dalam teori konflik masyarakat hidup dalam suatu kondisi yang tegang, tidak memperhatikan adanya keteraturan dan stabilitas untuk menciptakan suatu keseimbangan (Ritzer, 2003 : 29).

Literasi media adalah suatu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengomunikasikan isi pesan media tersebut. HAl yang terpenting yaitu isi pesan yang ditampilkan dari media. Literasi media tersebut dapat berupa televisi maupun koran. Televisi di era sekarang menjadi suatu primadona karena setiap rumah memiliki televisi baik kaya maupun miskin. Sehingga televisi melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Baik buruknya penayangan televis dapat mempengaruhi masyarakat. Banyak acara-acara televisi yang berdampak buruk pada pertumbuhan anak-anak, seperti penayangan pornografi, kekerasan, gosip, acara musik yang tidak mendidik, dan berbagai talkshow yang terkesan berlebihan. Namun setelah adanya kebijakan dari KPI mengenai kelayakan penayangan, acara-acara televisi yang buruk mulai dikurangi. Seperti contoh di jeda iklan televisi ditayangkan video keindahan budaya dan alam di Indonesia dengan diiringi lagu Indonesia Pusaka. Penayangan tersebut dapat memperkenalkan bahwa Indonesia memiliki budaya beragam dan alam yang indah.

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan dan saling berinteraksi antara satu dengan manusia lain (Koentjaraningrat, 2009 : 116). Di Indonesia masyarakatnya masih bersifat masyarakat majemuk bukan masyarakat multikultural. Menurut Handoyo (2015: 65) masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari berbagai kumpulan masyarakat dari aspek ras, suku, etnik, kebudayaan, agama, dan bahasa namun masih terjadi pertentangan atau konflik. Sedangkan masyarakat multikultural adalah suatu kelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai segi yang berbeda-beda namun saling menghargai dan menerima perbedaan dalam kesederajatan, sehingga dalam masyarakat multikultural ini masyarakat dalam tahap kedamaian. Meskipun masyarakat Indonesia belum multikultural namun sedang menuju ke masyarakat multikultural yang sederajat dan saling menghargai. Proses menuju masyarakat tersebut perlu adanya perubahan sikap masyarakat yang etnosentrisme terhadap kebudayaanya sendiri.

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem ide, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang harus dibiasakan oleh manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2009:144). Dalam setiap kebudayaan berbeda-beda, namun dalam setiap kebudayaan pasti terdapat 7 unsur universal. Unsur universal tersebut dapat memudahkan para etnografer dalam mengkaji suatu kebudayaan di Indonesia dengan berpedoman terhadap 7 unsur universal tersebut. Unsur universal tersebut dimiliki setiap kebudayaan atau suku dengan karakteristik yang berbeda. 7 unsur universal tersebut antara lain: pertama, Bahasa dalam aspek bahasa pasti setiap budaya memiliki bahasa yang berbeda. kedua, Sistem pengetahuan dalam setiap masyarakat yang berada di setiap suku berbeda tergantung dengan apa yang mereka pelajari. Ketiga, Organisasi sosial terdapat organisasi sosial yang berda di suatu budaya tersebut seperti perkumpulan karang taruna. Keempat, Sistem peralatan hidup dan teknologi di suatu budaya masyarakat dalam mempertahankan hidupnya menggunakan sistem peralatan yang sudah ditetapkan disetiap budaya. Kelima, sistem mata pencaharian ini tergantung pada kondisi geografi tempat tinggalnya seperti jika di Jawa mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Keenam, sistem religi ini dapat berupa agama maupun kepercayaan, biasanya dalam suatu kebudayaan meskipun sudah memeluk agama namun masih menganut kepercayaan. Ketujuh, Kesenia disetiap budaya pasti memiliki kesenian yang berbeda baik itu berupa tari, nyayian, lukusan, alat musik, dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Handoyo, dkk. 2015. Studi Masyarakat Indonesia. Yogyakarta : Ombak.

Ritzer, George. 2003. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

https://www.kompasiana.com/ismerisa/pentingnya-melek-media-literasi-media_5517d694813311cb669deacf

 

Tulisan ini dipublikasikan di Artikel Kuliah Sosant. Tandai permalink.

One Response to Literasi Media Sebagai Bentuk Menyatukan Keberagaman Budaya di Indonesia

  1. postingan yang sangat menarik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: