Materi Sosiologi 1 Kelas X : Fungsi Sosiologi Untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat

Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial

  1. Pengertian Sosiologi

Istilah sosiologi pertama kali digunakan oleh Auguste Comte (1798-1859). Comte menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang gejala sosial yang tunduk pada hukum alam dan tidak berubah-ubah. Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala-gejala sosial. Terkait dengan gejala sosial yang menjadi objek kajian sosiologi tersebut, Manheim mengatakan ada tiga jenis sosiologi, yaitu sosiologi sistematis atau umum, sosiologi komparatif, dan sosiologi structural. Sosiologi structural bertujuan memberikan analisis semua gejala sosial structural yang dapat didefinisikan oleh sosiolog. Gejala-gejala sosial ini menurut Durkheim, harus dipahami sebagai fakta objektif di luar kehidupan subjektif dari individu. Selain tokoh-tokoh tersebut, ada banyak tokoh lain yang mendefinisikan pengertian sosiologi.

  1. Objek Sosiologi

Istilah Sosiologi berasal dari Bahasa Latin dan Yunani. Asal katanya adalah socius dan logos. Socius (Latin) berarti kawan tetapi dalam arti luas masyarakat. Sementara itu, logos (Yunani) berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu yang memperlajari tentang masyarakat. Objek kajian sosiologi adalah masyarakat. Kata masyarakat berasal dari akar kata Arab musyarak, artinya bersama-sama. Istilah masyarakat dalam Bahasa Inggris adalah society. Kata society berasal dari Bahasa Latin socius yang berarti kawan. Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. J.L Gillin dan J.P Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar. Mereka mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Sementara itu, menurut Ralf Linton, masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama.

Dalam mempelajari masyarakat sebagai objek kajian, sosiologi memfokuskan studinya pada hal-hal berikut.

  1. Hubungan timbal-balik antara manusia satu dan manusia lainnya
  2. Hubungan antara individu dan kelompok
  3. Hubungan antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya
  4. Proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam istilah masyarakat. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.

  • Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama. Didalamnya, manusia saling mengerti, merasa, dan mempunyai harapan-harapan sebagai akibat dari hidup bersama itu.
  • Memilik sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakat
  • Manusia yang hidup bersama merupakan satu kesatuan
  • Manusia yang hidup bersama merupakan suatu sistem hidup bersama, yang menimbulkan kebudayaan di mana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.

Spesialisasi dalam Sosiologi

Sosiologi secara umum berfokus pada studi tentang perilaku manusia dalam masyarakat. Namun demikian, para sosiolog umumnya memiliki pendakatan yang berbeda-beda dalam melihat objek sosiologi. Ada sosiolog yang mungkin lebih tertarik untuk mengupas perilaku tentang menyimpang pada manusia (sosiologi kriminal), ada juga yang mungkin lebih tertarik mengupas tentang aspek politik dari kehidupan sosial masyarakat (sosiologi politik). Ketertarikan yang berbeda-beda tersebut menumbuhkan berbagai spesialisasi dan sub ilmu dalam sosiologi.

Beberapa Ide Mendasar dalam Sosiologi

Meskipun terdapat banyak spesialisasi dalam sosiologi, namun terdapat beberapa ide atau konsep mendasar yang disepakati oleh hampir semua sosiolog tentang objek kajian sosiologi.

  • Masyarakat dan latar belakang sosial lainnya seperti nilai dan norma sosial adalah hasil karya produk manusia. Dalam The Social Contruction of Reality, Peter L.Berger dan Thomas Luckman mengungkapkan bahwa masyarakat sebagai kenyataan objektif adalah produk manusia. Manusia dengan segala dinamikanya adalah pembentuk masyarakat itu sendiri.
  • Masyarakat memengaruhi dan membentuk perilaku masyarakat

Bagi Berger, manusia sebagai pencipta masyarakat adalah kenyataan objektif dan masyarakat akan memengaruhi kembali manusia yang menciptakannya. Hal ini berlangsung dalam tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.

  1. Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan

Istilah sosiologi berasal dari Bahasa Latin dan Yunani. Asal katanya adalah socius dan logos. Socius (Latin) berarti kawan tetapi dalam arti luas masyarakat. Sementara itu, logos (Yunani) berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu yang memperlajari tentang masyarakat.

Ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:

  • Sosiologi bersifat Empiris. Berdasarkan hasil observasi (pengamatan)
  • Sosiologi bersifat Teoritis. Berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi
  • Sosiologi bersifat Kumulatif. Teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang sudah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas dan memperhalus teori-teori lama
  • Sosiologi bersifat Non-Etis. Tidak mempersoalkan baik buruk suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis.
  1. Metode Ilmiah

Sosiologi mengenal dua macam metode ilmiah

  • Metode kualitatif. Metode ini dipakai apabila subjek penelitian tidak dapat diukur.
  • Metode kuantitatif. Mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka atau gejala-gejala yang diukur dengan skala, indeks, table, atau uji statistik.

Sementara itu, langkah-langkah uatama dalam sebuah penelitian sosiologi adalah sebagai berikut.

  • Mengidentifikasi masalah
  • Merumuskan masalah dan menentukan ruang lingkup penelitian
  • Merumuskan hipotesis yang relevan dengan masalah yang diajukan
  • Mengumpulkan data
  • Menafsirkan data
  • Membuat kesimpulan
  1. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Lain

Karena objek sosiologi adalah perilaku manusia maka sosiologi berhubungan erat dengan keilmuan Humaniora lainnya, misalnya sejarah, psikologi, antropologi, ekonomi, politik, geografi dan ilmu sosial lainnya.

  1. Peran dan Fungsi Sosiologi

Fungsi atau kegunaan sosiologi

  • Untuk pembangunan. Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun nilai pembangunan.
  • Untuk penelitian. Dengan penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik.

Peran Sosiologi

  • Sosiologi sebagai ahli riset. Para sosiolog melakukan riset ilmiah. Tujuannya adalah mencari data kehidupan sosial masyarakat.
  • Sosiolog sebagai konsultan kebijakan. Prediksi sosiolog dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi.
  • Sosiologi sebagai praktisi. Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat.
  • Sosiologi sebagai guru atau pendidik.
  1. Realitas Sosial Sebagai Objek Kajian

Peter L. berger dan Thomas Luckman melihat bahwa realitas sosial memiliki dimensi objektif dan subjektif. Dimensi objektif dilihat dari adanya lembaga dan pranata sosial beserta nilai dan norma yang menunjukkan bahwa masyarakat cenderung menginginkan keteraturan. Karena itu, masyarakat cenderung mewariskan nilai dan norma kepada generasi berikutnya melalui proses internalisasi (sosialisasi). Namun demikian manusia memiliki peluang untuk melakukan interpretasi berbeda atas realitas yang diperolehnya melalui sosialisasi (sosialisasi tidak sempurna). Interpretasi yang berbeda ini secara kolektif akan membentuk sebuah realitas baru. Berger menyebut proses ini sebagai internalisasi.

Eksternalisasi ini berjalan lambat namun pasti. Proses ini mengakibatkan terjadinya perubahan aturan dan norma sosial. Demikian, manusia tak hanya dibentuk oleh masyarakat, tetapi juga mencoba untuk mengubah masyarakat, termasuk perubahan yang berakibat munculnya masalah-masalah sosial.

  1. Masalah Sosial

Soerjono Soekanto mengatakan bahwa masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan sosial. Soerjono Soekanto membedakan masalah sosial menjadi empat, yaitu sebagai berikut.

  • Masalah sosial dari faktor ekonomis, misalnya kemiskinan, pengangguran.
  • Masalah sosial dari faktor biologis, misalnya penyakit menular.
  • Masalah sosial dari faktor psikologis, misalnya penyakit saraf, bunuh diri, gila, dan lain-lain.
  • Masalah sosial dari faktor kebudayaan, misalnya perceraian, pencurian, kenakalan remaja, konflik ras, dan lain-lain.

Dalam menentukan apakah suatu masalah merupakan masalah sosial atau tidak, para ahli sosiologi menggunakan beberapa dasar sebagai ukuran, yaitu sebagai berikut.

  • Kriteria umum

Unsur utama dari masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan. Dikarenakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat berbeda dengan masyarakat lainnya maka apa yang dianggap sebagai suatu masalah utama belum tentu akan dianggap sama oleh masyarakat lainnya.

  • Sumber masalah sosial

Masalah sosial tidak hanya bersumber dari kondisi-kondisi atau proses-proses sosial, tetapi juga berasal dari bencana alam, misalnya gempa bumi, kemarau panjang, banjir, dan lain-lain.

  • Pihak yang menetapkan masalah sosial

Penetapan tentang hal mana yang menjadi masalah sosial biasanya dilakukan oleh sekelompok kecil individu yang mempunyai kekuasaan dan wewenang.

  • Masalah-masalah sosial nyata dan laten

Masalah-masalah sosial nyata adalah masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan-kepincangan yang disebabkan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat, dan masyarakat umumnya tidak menyukai kepincangan itu. Masalah sosial nyata keberadaannya diakui oleh masyarakat dan ada keyakinan dapat diatasi atau dihilangkan. Sedangkan masalah-masalah laten adalah masalah-masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat tetapi masyarakat tidak mengakuinya sebagai masalah di tengah-tengah mereka. Hal ini disebabkan oleh suatu ketidakberdayaan untuk mengatasinya.

  • Perhatian masyarakat

Suatu kejadian yang merupakan masalah sosial belum tentu menjadi perhatian masyarakat, sebaliknya suatu yang menjadi pusat perhatian juga belum tentu merupakan masalah sosial.

Beberapa masalah sosial penting

  • Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu keadaan ketika seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

  • Kejahatan
  • Disorganisasi keluarga (keretakan)
  • Masalah generasi muda dalam masyarakat modern
  • Peperangan
  • Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
  1. Pelacuran
  2. Kenakalan remaja
  3. Alkoholisme
  4. Korupsi
  5. Kehidupan Sosial Sebagai Objektivitas

Dalam kehidupan masyarakat, muncul berbagai permasalahan sosial. Untuk menyikapi hal itu, kita hendaknya bersikap positif, tenggang rasa, kerja sama, solidaritas dan toleransi. Kehidupan sosial masyarakat yang dapat dijadikan sebagai kajian sosiologi, misalnya kemajemukan masyarakat dan kesenjangan sosial.

  1. Kemajemukan Masyarakat

Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dilihat secara horizontal dan vertical. Kemajemukan secara horizontal, antara lain dari beragam ras, suku bangsa, dan agama. Adapun secara vertical dapat dilihat dari pelapisan sosial masyarakat.

Ada beberapa faktor pendorong atau penyebab terbentuknya kemajemukan masyarakat Indonesia, yaitu sebagai berikut.

  • Keadaan geografis Indonesia
  • Pengaruh kebudayaan asing
  • Iklim yang berbeda

Kenyataan bangsa Indonesia tentunya mempunyai potensi terjadinya konflik sosial. Potensi konflik ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut.

  • Harga diri dan kebanggaan kelompok terusik
  • Pendirian atau sikap yang berbeda
  • Kebudayaan yang dimiliki setiap etnis berbeda
  • Kepentingan politik, ekonomi, dan kekuasaan benturan
  • Perubahan yang terlalu cepat sehingga mengganggu keseimbangan sistem dan keamanan

Manfaat keberagaman sosial budaya

  • Perbendaharaan bahasa Indonesia dapat diperkaya oleh bahasa daerah sebagai salah satu unsur kebudayaan daerah.
  • Potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata Indonesia yang mendatangkan devisa.
  • Melalui hubungan yang harmonis antarmasyarakat kearifan budaya lokal dapat digali.
  • Dengan keberagaman kita dapat duduk bersama saling menghargai dan saling membantu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi.
  • Keberagaman dapat mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli oleh satu orang atau satu kelompok saja. Masyarakat multikultur menganggap bahwa dengan saling mengenal dan saling menghargai budaya lain, dapat tercipta kehidupan yang penuh toleransi sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang aman dan sejahtera.
  • Keberagaman membuat masyarakat lebih lebih toleran dan berpikir terbuka.
  1. Kesenjangan Sosial Ekonomi

Secara etimologis kesenjangan berarti tidak seimbang, tidak simetris, atau berbeda.. kesenjangan sosial ekonomi dapat diartikan sebagai tingkat pertumbuhan sosial ekonomi yang tidak sama. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan ekonomiantara lain sebagai berikut.

  • Tidak meratanya pembagian hasil pembangunan antardaerah sebagai akibat kebijakan politik dan kekurangsiapan sumber daya manusia (SDM).
  • Menurunnya pendapatan perkapita sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang relative tinggi tanpa diimbangi peningkatan produktivitas.
  • Rendahnya mobilitas sosial sebagai akibat sikap mental tradisional yang kurang menyukai persaingan dan kewirausahaan.
  • Hancurnya industri kerajinan rakyat sebagai akibat monopoli para pengusaha yang bermodal besar.

Upaya mengurangi kesenjangan sosial ekonomi

  • Meningkatkan kemampuan manajemen berusaha
  • Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA)
  • Memaksimalkan fungsi KUT, KUD, dan Bank Perkreditan Rakyat
  • Meyalurkan Kredit Investasi Kecil (KIK), Kredit Candra Kulak (KCK), dan lain-lain
  • Peningkatan dan pembinaan ekonomi kerakyatan, seperti koperasi dan sektor informal
  • Meningkatkan kerja sama antara pengusaha besar dan pengusaha kecil dengan sistem bapak asuh
  1. Gejala Sosial
  2. Pengertian Gejala Sosial

Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok (Gulo, 2010). Suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait. Menurut Durkheim, gejala sosial harus dipahami sebagai fakta objektif di luar kehidupan subjektif individu. Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya, dan gejala moral. Contoh gejala sosial antara lain adalah kemiskinan, kejahatan, perang, kewirausahaan, dan persamaan gender. Setiap gejala sosial menjadi dampak sekaligus penyebab dari gejala sosial yang lain. Misalnya keyakinan agama mempengaruhi praktik ekonomi. Kepentingan ekonomi menentukan teori politik.

Karakteristik gejala sosial

  • Gejala sosial sangat kompleks
  • Gejala sosial beranekaragam
  • Gejala sosial tidak bersifat universal
  • Gejala sosial bersifat dinamis
  • Gejala sosial tidak mudah dimengerti
  • Gejala sosial kurang objektif
  • Gejala sosial bersifat kualitatif
  • Gejala sosial sulit diprediksi
  1. Bentuk dan Jenis Gejala Sosial

Berbagai gejala sosial tersebut, menurut Guglielmo Carchedi, dapat dikelompokkan dalam bentuk gejala sosial yang menentukan (the determinan sosial phenomenon) dan bentuk gejala sosial yang ditentukan (the determined sosial phenomenon). Gejala sosial yang menentukan merupakan bentuk gejala sosial yang mengkondisikan keberadaan gejala sosial yang ditentukan. Gejala sosial yang ditentukan merupakan bentuk gejala sosial yang menjadi kondisi reproduksi atau menggantikan gejala sosial yang menentukan.

Gejala-gejala sosial menurut Pitirim A. Sorokin, dapat dikelompokkan dalam berbagai jenis. Diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Gejala sosial religious. Misalnya perayaan panen padi.
  • Gejala sosial ekonomi. Misalnya gejala menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran.
  • Gejala sosial politik. Misalnya, terjadinya praktik politik uang untuk memenangkan pemilu.
  • Gejala sosial hukum. Misalnya, ketidakdisiplinan pengendara sepeda motor di jalan raya.

Berdasarkan tingkatannya, menurut Norman Blaikie, ada tingkatan gejala sosial.

  • Gejala sosial mikro terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial sehari-hari.
  • Gejala sosial meso terjadi pada organisasi, masyarakat, massa, dan gerakan sosial.
  • Gejala sosial makro terjadi dalam entitas sosial yang lebih besar.

Penugasan:

  1. Jelaskan pengertian sosiologi !
  2. Jelaskan ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan!
  3. Jelaskan pengertian dan konsep gejala sosial!

Sumber: https://sosiologi79.blogspot.co.id/2017/10/materi-sosiologi-kelas-x-bab-12-fungsi.html

Materi ini merupakan hasil paparan dari:

Materi Pembelajaran Sosiologi Kelas X : Fungsi Sosiologi Untuk Mengenali Gejala Sosial di Masyarakat

Tulisan ini dipublikasikan di Sosiologi SMA. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: