Kurikulum berbasis budaya

Posted by: Dewi Oktaviani in Uncategorized No Comments »

blog

Gambar aksi lingkungan hidup

dilakukan siswa SDN Bunulrejo I Malang

https://ecokideas.tunashijau.org/wp-content/uploads/2013/01/bunulrj1.jpg

Selamat pagi teman-teman. Apa kabarnya hari ini ? Semoga baik dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin 🙂

Kali ini saya akan menulis sedikit tentang kurikulum. menurut saya kurikulum itu adalah suatu sistem dan rencana pendidikan dalam kaitannya mengembangkan dan menjalankan suatu proses pembelajaran yang ada di sekolah. lalu kurikulum yang seperti apa yang kiranya baik dan cocok diterapkan pada siswa jenjang Sekolah Dasar. Kurikulum berbasis Budaya kiranya sangat cocok diterapkan dalam sebuah kurikulum tingkat Sekolah Dasar. Kurikulum berbasis budaya itu, suatu sistem pendidikan yang mengutamakan sifat-sifat budaya dalam penerapannya di sekolah. Budaya itu merupakan suatu kebiasaan yang sering dilakukan. Budaya itu dapat berupa gotong royong, tolong menolong, Toleransi, kerja sama danlain sebagainya.

Di dalam lingkungan pendidikan formal penerapan kurikulum ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan sistem jumat bersih. Penerapannya harus melibatkan subjek dalam lingkungan pendidikan itu. Dan yang sebagai subjek utamanya yaitu murid-muridnya. Jika sistem jumat bersih itu dapat diterapkan dengan baik, diharapkan dapat menimbulkan sikap tanggung jawab, kerja sama, gotong royong serta toleransi antar subjek dalam lingkungan pendidikan tersebut.

Misalnya, jika seorang murid diberi tugas di bagian menyirami tanaman sekolah dalam sistem jumat bersih. Maka murid tersebut harus berinisiatif untuk membawa ataupun meminjam peralatan untuk menyirami. Sehingga dapat menimbulkan sifat tanggung jawab pada jiwa murid itu. Kemudian dengan dibentuknya tim dalam jumat bersih diharapkan mampu menimbulkan sifat toleransi antar warga sekolah serta sifat gotog royong pula.

Nah, cukup sekian ya teman-teman tulisanku. Terima kasih sudah membaca. Sampai jumpa di blog selanjutnya. Sukron Katsiron 🙂

” Tulisan ini untuk mengikuti kompetisi blog yang diselenggarakan oleh BSC Universitas Negeri Semarang, tulisan ini hasil karya saya sendiri”

Selamat malam teman-teman. Pada kesempatan ini saya akan mengulas sedikit tentang pentingnya pendidikan dewimulticultural itu. Coba amati gambar di samping ! mengenaskan bukan teman-teman ? Di Indonesia sering sekali terjadi tawuran antar pelajar. Kasus tersebut biasa terjadi karena adanya suatu perbedaan paham. Di samping itu, factor dari dalam diri pelajar yaitu adanya sifat egoisme yang dimiliki seorang pelajar serta tak adanya rasa toleransi antar sesama. Misalnya seseorang yang menganggap budayanya lebih baik dari budaya yang dimiliki orang lain. Padahal sudah semestinya kita tahu bahwa di Indonesia mempunyai berbagai ragam kebudayaan yang wajib kita lestarikan, tanpa membedakan mana yang menurut kita baik. Semua kebudayaan yang kita miliki itu baik dan wajib kita lestarikan. Karena kita perlu tahu bahwa perbedaan itu indah. So, ayo teman-teman nikmati perbedaan itu. Salah satunya kita harus mendukung terwujudnya system pendidikan berupa pendidikan multicultural. Pendidikan multicultural dapat diartikan sebagai suatu proseas pembelajaran dengan mengedepankan pengenalan kekayaan budaya yang dimiliki oleh suatu bangsa. Contoh penerapannya yaitu dengan diadakannya mata pelajaran seni budaya meliputi seni tari, seni lukis dan seni music. Dengan mata pelajaran itu diharapkan dapat menjadikan peserta didik mengenal budaya di daerah manapun di bangsa Indonesia. Serta menjadi bangsa yang cinta budaya Indonesia.

Jadi, pendidikan multicultural sangatlah perlu teman-teman. Untuk mewujudkan pelajar di Indonesia yang bangga akan kekayaan budayanya dan mempunyai kesadaran multicultural yang tinggi. Sehingga muncul pula sikap mengharagai perbedaan satu sama lain serta perasaan bangga mempunyai banyak kebudayaan. Agar tidak terjadi tawuran pelajar lagi di Indonesia. So, jangan lupa ya teman-teman. Anggap perbedaan budaya itu sebagai suatu keindahan. Dan cintai budaya kita sendiri ya teman-teman. Budaya Indonesia! Untuk mewujudkan bangsa yang kaya akan budaya dan kaya akan pelajar-pelajar yang luar biasa. Cukup sekian ya teman-teman. Terima kasih sudah membaca. Sampai jumpa di tulisanku selanjutnya.

Foto : https://www.wongsugeh.com/wp-content/uploads/2014/11/Tawuran-Pelajar-wongsugeh.com_.jpg

“Tulisan ini untuk mengikuti kompetisi blog yang diselenggarakan oleh program BSC UNNES, tulisan ini benar-benar hasil karya saya sendiri”

Selamat malam guys. kali ini saya akan menulis sebuah tulisan, tulisan untuk memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa bidikmisi dalam rangka mengikuti kompetisi blog guys. tapi tak apa lah ya, idep-idep (baca: anggap saja) proses belajar ya guys. kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang konservasi di Universitas kita. menurut kalian bagaimana sih universitas konservasi di universitas kita itu ? jujur ya guys, saya masih bingung dengan diterapkannya universitas konservasi di kampus kita. pas kita dapat ilmu konservasi dari pendidikan konservasi itu kan dijelaskan ya tentang 7 pilar konservasi. tentu kalian sudah tau lah ya apa aja itu. menurut saya ada yang dapat terlaksana dengan baik, tapi ya tapi guys ada juga yang dapat dikatakan belum dapat terlaksana dengan baik. contoh yang dapat terlaksana dengan baik yaitu adanya kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari daun kering. kegiatan itu dapat dikatakan terlaksana dengan baik karena apa ? karena kegiatan tersebut dapat memenuhi pilar konservasi yang keempat yaitu pilar waste management. artinya yang seharusnya daun kering itu sebagai sampah kini sudah jadi pupuk kompos. menguntungkan sekali kan guys. terus contoh dari pilar konservasi yang belum tercapai secara sempurna yaitu pas saya mendapat tugas membuat makalah pada mata kuliah konservasi, tugas itu harus dikumpulin dalam bentuk hardcopy. padahal di pilar ketiga sudah ada pilar paperless policy ya guys yang jelas-jelas berarti meminimalkan penggunaan kertas. eh, malah di mata kuliah pendidikan konservasi aja mengharuskan pemborosan kertas. harusnya kan dikumpulin dalam bentuk softcopy. kan anak kost juga ya selain konservasi alam juga konservasi uang juga kan. benar bukan guys 😀 tapi ada sih mata kuliah ku mata kuliah bahasa inggris itu tiap minggu selalu ada project tapi dosennya mengharuskan dikumpulin dalam bentuk softcopy. benar-benar pengertian ya dosen bahasa inggrisku. kebijakan itu benar-benar melatih kita untuk konservasi uang ya. konservasi alam maksudnya guys. 😛 tapi pesen saya satu ya guys, meskipun kita agak kecewa ya guys dengan kebijakan dosen yang tidak mencerminkan konservasi alam ataupun uang. taati ajalah ya guys, yang penting jangan lupa untuk menanamkan jiwa konservasi pada diri kita ya. supaya semakin lestari alam kita nanti. demi mewujudkan warisan yang baik untuk anak cucu kita nanti. oke guys ? (y)

cukup sekian ya guys dan sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya. Terima kasih guys sudah berkunjung.

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

UNNES SEBAGAI RUMAH ILMU DALAM MEMBANGUN PENDIDIKAN KONSERVASI

Dewi Oktaviani

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

dewioktaviani147@gmail.com

 

Abstrak

Tujuan dari penulisan artikel ini untuk menyadarkan kepada masyarakat luas terutama pengenyam pendidikan akan pentingnya pendidikan konservasi itu, demi menumbuhkan sikap konservasi pada jiwa seseorang. Latar belakang penulisan artikel ini adalah dengan adanya penurunan kesadaran moral dan budaya manusia di Indonesia yang mencerminkan bangsa yang bermoral buruk. Sehingga harus diwujudkannya pendidikan konservasi untuk menanamkan sikap toleransi dan tanggung jawab yang baik pada diri seseorang. Metode yang digunakan dalam menganalisis data yaitu dengan pendekatan kualitatif. Dengan cara menganalisis keadaan bangsa Indonesia saat ini. Hasil yang dapat diperoleh yaitu terciptanya sebuah system pendidikan yaitu pendidikan konservasi yang baik dalam rumah ilmu yang baik pula.

Keyword : Pendidikan, Konservasi, Toleransi, Tanggung Jawab

Pendahuluan

  1. Latar Belakang

Dengan semakin pesatnya perkembangan zaman di masa globalisasi ini membuat bangsa Indonesia miskin akan kesadaran moral dan budaya. Penyebab utamanya yaitu karena rendahnya sikap toleransi dan tanggung jawab manusia. Kebanyakan manusia selalu mementingkan ego mereka masing-masing, sehingga sulit untuk menanamkan sikap toleransi dan tanggung jawab yang baik di diri manusia. Maka dari itu perlu adanya sebuah rumah ilmu yang didalamnya ada sebuah pendidikan yang mampu menumbuhkan sikap-sikap yang dapat merubah moral manusia ke arah yang baik. Sebuah system pendidikan dengan tema pendidikan konservasi sangatlah perlu diterapkan dalam sebuah rumah ilmu. Dengan adanya pendidikan konservasi diharapkan dapat memperbaiki penurunan moral dan kesadaran budaya pada bangsa Indonesia. Sebagai contoh adanya kebiasaan membuang sampah sembarangan, yang menunjukkan moral yang buruk. Perilaku tersebut terjadi karena tidak adanya sikap toleransi dan tanggung jawab manusia dalam membangun bangsa yang bermoral baik. Maka dari itu pendidikan konservasi memang selayaknya perlu untuk diterapkan dalam sebuah proses pendidikan, sehingga terciptalah sebuah rumah ilmu yang dapat merubah moral bangsa Indonesia menuju perubahan yang lebih baik.

  1. Tujuan Penulisan
  • Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama pengenyam pendidikan akan perlunya pendidikan konservasi
  • Mewujudkan pendidikan konservasi dalam rangka memperbaiki moral bangsa Indonesia
  • Menanamkan sikap toleransi dan tanggung jawab yang baik pada bangsa Indonesia

Pembahasan

  1. Hakikat Pendidikan Konservasi

Konservasi lebih kita kenal dengan proses pemeliharaan, proses pemeliharaan dan sejenisnya. Jadi pendidikan konservasi dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran yang mengarah pada perlindungan dan pemeliharaan alam sekitar. Alam sekitar yang dimaksud yaitu dapat b     erupa keanekaragaman hayati, sumber daya dan sebagainya.

  1. Penyebab rendahnya moral bangsa Indonesia

Dengan melihat latar belakang manusia yang miskin akan kesadaran moral dan budaya. Dikarenakan adanya sikap ego manusia yang menimbulkan sikap kurangnya tanggung jawab dan toleransi terhadap makhluk lain. Banyaknya perburuan liar yang menunjukkan sikap manusia yang tidak bertanggung jawab atas titipan Tuhan YME. Kemudian kebiasaan membuang sampah sembarangan yang akan menyebabkan banjir merupakan perwujudan sikap manusia yang tidak bertoleransi terhadap makhluk lain. Karena banjir dapat menyebabkan kerusakan lingkungan sehingga semua makhluk hisup ikut merasakan kerugiannya. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa penyebab utama dari moral yang buruk pada manusia di Indonesia karena rasa egois yang dimiliki demi mendapatkan keuntungan pribadi mereka. Tanpa memikirkan kerugian yang akan menipa makhluk hidup lainnya.

  1. Upaya perwujudan Pendidikan Konservasi di UNNES

Unnes sebagai rumah ilmu dengan basis system pendidikan konservasi sudah mewujudkan terlaksananya system pendidikan yang baik. Karena dapat terwujudnya 7 pilar konservasi dengan baik. Yang pertama yaitu keanekaragaman hayati dengan adanya rumah kupu-kupu. Sehingga dapat melestarikan dan memelihara fauna dengan baik. Yang kedua yaitu pilar bangunan hijau dan transportasi internal. Dengan adanya bangunan yang non AC serta kawasan bebas kendaraan bermtor di kampus merupakan wujud dari pilar kedua. Kemudian yang ketiga pilar Nirkertas, adanya system akademik yang berbasis online sehingga tidak memerlukan kertas dalam kaitannya dengan akademisi. Yang keempat yaitu pilar pengelolaan sampah, diwujudkannya pembiasaan sikap membuang sampah pada tempatnya dan adanya kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari daun kering. Selanjutnya yang kelima yaitu pilar energy bersih diwujudkan dengan adanya pengembangan fasilitas kampus yang menunjang penghematan energy msialnya mengganti penggunaan AC dengan kipas angina yang lebih ramah lingkungan. Yang keenam yaitu pilar etika, seni dan budaya diwujudkan dengan kegiatan melestarikan dan mengembangkan local wisdom. Yang terakhir yaitu pilar kader konservasi yaitu dengan ikut berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan konservasi seperti mengikuti kuliah konservasi dengan senam konservasi dan tari konservasi.

  1. Manfaat adanya Pendidikan Konservasi
    • Membiasakan mahasiswa untuk mencintai lingkungan
    • Menumbuhkan sikap konservasi pada jiwa seseorang
    • Alam menjadi indah dan lestari
    • Sedikit demi sedikit dapat mengurangi kerusakan lingkungan

Simpulan

Dengan adanya sikap toleransi dan tanggung jawab yang belum sepenuhnya dimiliki bangsa Indonesia, yang kemudian dapat menunjukkan bangsa ini sebagai bangsa yang bermoral buruk. Sehingga pendidikan konservasi memang perlu dalam sebuah rumah ilmu. Dengan tujuan dapat memperbaiki moral bangsa Indonesia. Manfaat yang diperoleh dari adanya pendidikan konservasi yaitu dapat menanamkan jiwa konservasi pada diri seseorang, artinya seseorang senantiasa selalu ingin menjaga dan memlihara alam sekitar. Karena kaitannya manusia sebagai makhluk hidup yang bertanggung jawab atas titipan Tuhan YME dan dan makhluk yang dapat bertoleransi terhadap makhluk lain.

Daftar Pustaka

Hardati Puji, dkk. 2015. Pendidikan Konservasi. Semarang:Magnum Pustaka Utama.

Anonim. 1997. Pedoman Pembinaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”


Skip to toolbar