UNNES SEBAGAI RUMAH ILMU DALAM MEMBANGUN PENDIDIKAN KONSERVASI
Dewi Oktaviani
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
dewioktaviani147@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari penulisan artikel ini untuk menyadarkan kepada masyarakat luas terutama pengenyam pendidikan akan pentingnya pendidikan konservasi itu, demi menumbuhkan sikap konservasi pada jiwa seseorang. Latar belakang penulisan artikel ini adalah dengan adanya penurunan kesadaran moral dan budaya manusia di Indonesia yang mencerminkan bangsa yang bermoral buruk. Sehingga harus diwujudkannya pendidikan konservasi untuk menanamkan sikap toleransi dan tanggung jawab yang baik pada diri seseorang. Metode yang digunakan dalam menganalisis data yaitu dengan pendekatan kualitatif. Dengan cara menganalisis keadaan bangsa Indonesia saat ini. Hasil yang dapat diperoleh yaitu terciptanya sebuah system pendidikan yaitu pendidikan konservasi yang baik dalam rumah ilmu yang baik pula.
Keyword : Pendidikan, Konservasi, Toleransi, Tanggung Jawab
Pendahuluan
- Latar Belakang
Dengan semakin pesatnya perkembangan zaman di masa globalisasi ini membuat bangsa Indonesia miskin akan kesadaran moral dan budaya. Penyebab utamanya yaitu karena rendahnya sikap toleransi dan tanggung jawab manusia. Kebanyakan manusia selalu mementingkan ego mereka masing-masing, sehingga sulit untuk menanamkan sikap toleransi dan tanggung jawab yang baik di diri manusia. Maka dari itu perlu adanya sebuah rumah ilmu yang didalamnya ada sebuah pendidikan yang mampu menumbuhkan sikap-sikap yang dapat merubah moral manusia ke arah yang baik. Sebuah system pendidikan dengan tema pendidikan konservasi sangatlah perlu diterapkan dalam sebuah rumah ilmu. Dengan adanya pendidikan konservasi diharapkan dapat memperbaiki penurunan moral dan kesadaran budaya pada bangsa Indonesia. Sebagai contoh adanya kebiasaan membuang sampah sembarangan, yang menunjukkan moral yang buruk. Perilaku tersebut terjadi karena tidak adanya sikap toleransi dan tanggung jawab manusia dalam membangun bangsa yang bermoral baik. Maka dari itu pendidikan konservasi memang selayaknya perlu untuk diterapkan dalam sebuah proses pendidikan, sehingga terciptalah sebuah rumah ilmu yang dapat merubah moral bangsa Indonesia menuju perubahan yang lebih baik.
- Tujuan Penulisan
- Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama pengenyam pendidikan akan perlunya pendidikan konservasi
- Mewujudkan pendidikan konservasi dalam rangka memperbaiki moral bangsa Indonesia
- Menanamkan sikap toleransi dan tanggung jawab yang baik pada bangsa Indonesia
Pembahasan
- Hakikat Pendidikan Konservasi
Konservasi lebih kita kenal dengan proses pemeliharaan, proses pemeliharaan dan sejenisnya. Jadi pendidikan konservasi dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran yang mengarah pada perlindungan dan pemeliharaan alam sekitar. Alam sekitar yang dimaksud yaitu dapat b erupa keanekaragaman hayati, sumber daya dan sebagainya.
- Penyebab rendahnya moral bangsa Indonesia
Dengan melihat latar belakang manusia yang miskin akan kesadaran moral dan budaya. Dikarenakan adanya sikap ego manusia yang menimbulkan sikap kurangnya tanggung jawab dan toleransi terhadap makhluk lain. Banyaknya perburuan liar yang menunjukkan sikap manusia yang tidak bertanggung jawab atas titipan Tuhan YME. Kemudian kebiasaan membuang sampah sembarangan yang akan menyebabkan banjir merupakan perwujudan sikap manusia yang tidak bertoleransi terhadap makhluk lain. Karena banjir dapat menyebabkan kerusakan lingkungan sehingga semua makhluk hisup ikut merasakan kerugiannya. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa penyebab utama dari moral yang buruk pada manusia di Indonesia karena rasa egois yang dimiliki demi mendapatkan keuntungan pribadi mereka. Tanpa memikirkan kerugian yang akan menipa makhluk hidup lainnya.
- Upaya perwujudan Pendidikan Konservasi di UNNES
Unnes sebagai rumah ilmu dengan basis system pendidikan konservasi sudah mewujudkan terlaksananya system pendidikan yang baik. Karena dapat terwujudnya 7 pilar konservasi dengan baik. Yang pertama yaitu keanekaragaman hayati dengan adanya rumah kupu-kupu. Sehingga dapat melestarikan dan memelihara fauna dengan baik. Yang kedua yaitu pilar bangunan hijau dan transportasi internal. Dengan adanya bangunan yang non AC serta kawasan bebas kendaraan bermtor di kampus merupakan wujud dari pilar kedua. Kemudian yang ketiga pilar Nirkertas, adanya system akademik yang berbasis online sehingga tidak memerlukan kertas dalam kaitannya dengan akademisi. Yang keempat yaitu pilar pengelolaan sampah, diwujudkannya pembiasaan sikap membuang sampah pada tempatnya dan adanya kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari daun kering. Selanjutnya yang kelima yaitu pilar energy bersih diwujudkan dengan adanya pengembangan fasilitas kampus yang menunjang penghematan energy msialnya mengganti penggunaan AC dengan kipas angina yang lebih ramah lingkungan. Yang keenam yaitu pilar etika, seni dan budaya diwujudkan dengan kegiatan melestarikan dan mengembangkan local wisdom. Yang terakhir yaitu pilar kader konservasi yaitu dengan ikut berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan konservasi seperti mengikuti kuliah konservasi dengan senam konservasi dan tari konservasi.
- Manfaat adanya Pendidikan Konservasi
- Membiasakan mahasiswa untuk mencintai lingkungan
- Menumbuhkan sikap konservasi pada jiwa seseorang
- Alam menjadi indah dan lestari
- Sedikit demi sedikit dapat mengurangi kerusakan lingkungan
Simpulan
Dengan adanya sikap toleransi dan tanggung jawab yang belum sepenuhnya dimiliki bangsa Indonesia, yang kemudian dapat menunjukkan bangsa ini sebagai bangsa yang bermoral buruk. Sehingga pendidikan konservasi memang perlu dalam sebuah rumah ilmu. Dengan tujuan dapat memperbaiki moral bangsa Indonesia. Manfaat yang diperoleh dari adanya pendidikan konservasi yaitu dapat menanamkan jiwa konservasi pada diri seseorang, artinya seseorang senantiasa selalu ingin menjaga dan memlihara alam sekitar. Karena kaitannya manusia sebagai makhluk hidup yang bertanggung jawab atas titipan Tuhan YME dan dan makhluk yang dapat bertoleransi terhadap makhluk lain.
Daftar Pustaka
Hardati Puji, dkk. 2015. Pendidikan Konservasi. Semarang:Magnum Pustaka Utama.
Anonim. 1997. Pedoman Pembinaan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”