MAKANAN SEHAT UNTUK ANAK USIA DINI

NASI GULUNG PANGGANG

Makanan sehat yang kaya akan nutrisi sangat dibutuhkan anak usia dini untuk proses perkembangannya. Makanan bernutrisi dapat menstimulasi sel-sel otak pada anak berkembang lebih kuat sehingga hal ini akan menunjang kecerdasan anak. Salah satu makanan yang dapat menunjang kecerdasan anak usia dini adalah Nasi Gulung Panggang. Berikut cara pembuatannya :

Bahan yang dibutuhkan :

  • Nasi
  • Garam
  • Gula pasir
  • Telur
  • Tepung tapioka
  • Ikan Salmon
  • Wortel
  • Bayam
  • Merica
  • Daun bawang
  • Bawang merah
  • Minyak Goreng

 

Cara Membuat :

Telur Dadar

  • campurkan telur, air, tepung tapioka, dan garam lalu diaduk rata
  • Panaskan wajan datar anti lengket dan oleskan sedikit minyak
  • Tuangkan adonan diatas wajan dan masak hingga matang

Nasi

  • Masukkan sedikit minyak goreng diatas panci
  • Masukkan bawang merah yang sudah dihaluskan,wortel, bawang daun, bayam, dan ikan mas yang sudah di potong kecil-kecil
  • Beri garam dan merica secukupnya, lalu aduk semuanya sampai merata kemudian masukkan nasi kedalamnya
  • Aduk sebentar lalu diangkat

Nasi Gulung

  • Ambil selembar telur dadar dan taruh adonan nasi diatasnya
  • Gulung telur tersebut kemudian dipanggang sebentar di dalam oven
  • Setelah selesai Nasi Gulung Panggang dikemas dalam plastik mika dan siap disajikan

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Awards di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan”

CONTOH PERMASALAHAN ANAK USIA DINI BESERTA SOLUSINYA

  • Kekerasan Pada Anak

Karena keterbatasan ekonomi dan latar belakang pendidikan orang tua yang masih kurang sehingga mereka kurang mengerti bagaimana cara mengasuh atau merawat anak mereka sendiri. Hal itu menyebabkan kekerasan fisik sering terjadi pada anak mereka. Dan juga karena orang tuanya memiliki karakter yang cukup temperamental sehingga menyebabkan anaknya tidak memiliki kesempatan untuk memberikan alasan. Kekerasan tersebut mulai sejak anak tersebut berusia 3 tahun ketika dia sudah mulai aktif. Hal-hal yang menyebabkan kekerasan itu terjadi misalnya, kekita si anak bermain terlalu sore dan tidak segera mandi, ketika ia disuruh mandi ia akan mendapatkan kata-kata kasar bahkan pukulan bersarang ditubuhnya baik itu berasal dari tangan maupun benda-benda yang lain seperti sapu atau hanger. Sekali dua kali anak tersebut menangis dan marah namun hanya diam namun tidak jarang pula dia melawan dan membantah dengan ikut berteriak juga yang akan mengakibatkan pukulan berulang. Ketika anak tersebut mengalami keadaan demikian yang berlangsung sejak kecil di Taman Kanak-kanak, ia akan berlari ke rumah neneknya yang bersebelahan dengan rumahnya. Nenek anak tersebut sering menggantikan kasih sayang dan memenuhi kebutuhannya yang belum dapat dipenuhi orang tuanya. Meskipun demikian bila anak tersebut sangat marah dan kesal karena perbuatan orang tuanya, ia terkadang melampiaskan pada neneknya dengan berteriak-teriak.

  • Solusi

Dalam permendikbud nomor 137 tahun 2014 terdapat aspek-aspek perkembangan anak usia dini seperti yang tercantum dalam pasal 7 ayat 1, yaitu aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa dan sosial-emosional. Kekerasan fisik yang dialami anak usia dini akan menghambat perkembangannya karena pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal membutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa serta akses layanan PAUD yang bermutu. Sementara peristiwa di atas tersebut akan sangat menghambat proses perkembangan pada seorang anak. Kekerasan yang dia dapat dari orang tuanya sendiri akan menyebabkan anak tersebut mengalami sedikit trauma dan memiliki kebencia pada orang tuanya sehingga menyebabkan perkembangan mental anak terganggu. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut yaitu kita sebagai calon guru PAUD harus melakukan penyuluhan mengenai pola asuh anak yang baik terhadap para orang tua di lingkungan sekitar. Hal ini dilakukan agar orang tua yang bersangkutan tidak merasa tersinggung dan sedikit demi sedikit mau menerima pemberitahuan dan masukan dari kita. Kita juga bisa mengadakan kegiatan pengajian untuk warga sekitar dengan tema yang berkaitan dengan pengasuhan anak yang sesuai dengan pengajarana agama. Hal ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan agama orang tua agar orang tua mau untuk intropeksi diri dan mau memperbaikinya. Pendekatan terhadap orang tua melaui keluarga yang dekat agar menasehati orang tua untuk memperbaiki tindakannya. Perlu juga dilakukan pendekatan pada anak agar lebih menurut dan menghormati orang tua agar meminimalkan emosi orang tua. Sehingga kekerasan fisik maupun yang akan mengganggu proses perkembangan anak tidak terjadi lagi. Marilah kita sebagai orang yang mengerti akan pentingnya proses perkembangan anak usia dini untuk berusaha meminimalkan kekerasan fisik pada anak-anak di lingkungan sekitar kita agar semua anak dapat berkembang dengan baik seperti bagaimana mestinya.  

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Awards di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan”

DAP (Developmentally Appropriate Practice)

DAP merupakan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak, memberikan proses belajar yang patut dan menyenangkan, interaktif, aplikatif, dan konstruktivis. Tujuan dari DAP adalah memusatkan perhatian kita pada segala sesuatu yang kita ketahui tentang anak dan apa yang dapat kita pelajari tentang anak sebagai individu dan keluarga mereka sebagai dasar pengambilan keputusan. Anak merupakan seseorang yang istimewa serta memiliki gaya belajar, minat, kepribadian, temperampen, kemampuan dan ketidakmampuan, tantangan dan kesulitan yang berbeda-beda dari masing-masing anak. Konsep DAP yang dikembangkan melalui baragam kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak menyebabkan anak memiliki pengalaman yang kongkrit serta menyenangkan saat terjadinya proses belajar, sehingga dapat menumbuhkan kesadaran (awareness) pada anak. Proses pembelajaran DAP juga dapat membangkitkan keingintahuan anak melalui kegiatan eksplorasi, eksperimen dan dalam pengalaman nyata.

DAP memiliki tiga dimensi yang harus dipahami. Tiga dimensi tersebut adalah ;

  1. Kesesuaian Usia

Dalam dimensi ini pendidik diharapkan memahami tahapan perkembangan anak secara kronologis. Pemahaman tentang hal ini dapat menjadi bekal bagi pendidik untuk mengetahui aktifitas, materi, dan interaksi social apa saja yang sesuai, menarik, aman, mendidik, dan menantang bagi anak. Hal ini sangat penting sebagai acuan dalam merancang dan menerapkan kurikulum, serta menyiapkan lingkungan belajar yang patut dan menyenangkan.

 

  1. Kesesuaian Individu

Pendidik harus memahami bahwa setiap anak merupakan pribadi yang unik, dimana ia membawa bakat, minat, kelebihan dan kekerangannya, serta pengalaman masing – masing anak dalam berinteraksi. Program DAP yang dikemukakan oleh Bredekamp bahwasanya pada proses pembelajaran hendaknya menyediakan berbagai aktivitas dan bahan-bahan yang kaya serta menawarkan pilihan bagi siswa sehingga siswa dapat memilihnya untuk kegiatan kelompok kecil maupun mandiri dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinisiatif sendiri, melakukan keterampilan atas prakarsa sendiri sebagai aktivitas yang dipilihnya. Pembelajaran terpadu juga menekankan integrasi berbagai aktivitas untuk mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan kejadian-kejadian, fakta, dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Proses pembelajaran seharusnya memperhatikan kebermaknaan artinya apa yang bermakna bagi anak menunjuk pada pengalaman-pengalaman belajar yang sesuai dengan minat-minatnya

  1. Kesesuaian Sosial dan Budaya

Pemahaman pendidik terhadap latar belakang sosial budaya anak dapat dijadikan dijadikan sebagai acuan guru dalam mempersiapkan materi pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi anak. Disamping itu, pendidik juga dapat mempersiapkan anak secara lebih dini untuk menjadi individu yang dapat beradaptasi dengan lingkungan sosial budayanya.

Metode pembelajaran dengan konsep DAP adalah metode pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Metode ini, selain sesuai dengan tahap perkembangan anak juga dapat memperlihatkan keunikan anak. Konsep DAP memperlakukan anak sebagai individu yang utuh (the whole child) yang melibatkan empat komponen, yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sifat alamiah (dispositions), dan perasaan (feelings); karena pikiran, emosi, imajinasi, dan sifat alamiah anak bekerja secara bersamaan dan saling berhubungan. Dengan kata lain, metode pembelajaran yang baik adalah metode pembelajaran yang dapat melibatkan semua aspek ini secara bersamaan, sehingga perkembangan intelektual, sosial, dan karakter anak dapat terbentuk secara simultan.

Tahap-tahap Pembelajaran DAP (Developmentally Appropriate Practice)

  1. Menciptakan lingkungan belajar yang dapat membuat anak asyik dalam pengalaman belajar, yaitu dengan melibatkan aspek fisiologi anak. Misalnya dengan games (kegiatan yang menyenangkan) akan melibatkan seluruh aspek fisik, emosi, sosial dan kognitif anak secara bersamaan (simultan).
  2. Menciptakan kurikulum yang dapat menimbulkan minat anak dan kontekstual, sehingga anak menangkap makna atau dari apa yang dipelajarinya.
  3. Menciptakan suasana belajar yang bebas tekanan dan ancaman, tetapi tetap menantang bagi anak untuk mencari tahu lebih banyak
  4. Berikan mata pelajaran dengan melibatkan pengalaman kongkrit, terutama dalam pemecahan masalah, karena proses belajar paling efektif bukan dengan ceramah, tetapi dengan memberikan pengalaman nyata.

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Awards di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan”

 

 

MEMBANGUN UNIVERSITAS KONSERVASI YANG BEREPUTASI #2

Untuk mewujudkan Universitas konservasi, sebelumnya kita harus memahami arti dari konservasi terlebih dahulu.

Konservasi berasal dari kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertiam mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana. Selanjutnya, setelah kita memahami arti kata konservasi tenttu saja harus diterapkan bukan hanya dipahami saja. Terutama bagi kita mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang merupakan universitas berbasis konservasi. Untuk mewujudkan universitas konservasi perlu dibangun sebuah rumah ilmu. Rumah ilmu merupakan tempat berbagi ilmu bagi seluruh arga Universitas Negeri Semarang dalam upaya mewujudkan konservasi. Dalam rumah ilmu warga UNNES dapat mempelajari lebih lanjut bagaimana cara menjaga dan memelihara lingkungannya secara bijaksana. Nah. .setelah kita mempelajri lebih dalam, maka akan lebih mudah saat kita menerapkannya.

Setiap warga UNNES wajib menerapkan budaya konservasi dengan berpedoman pada 7 pilar konservasi, 9 prinsip etika lingkungan, dan 11 nilai karakter konservasi yang sudah kita pelajari dalam mata kuliah pendidikan konservasi. Mari kita wujudkan UNNES sebagai universitas konservasi yang bereputasi.

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blok Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan”

 

Rumah Ilmu Untuk Mewujudkan Universitas Konservasi Bereputasi #1

Universitas Negeri Semarang merupakan kampus yang berbasis konservasi. Universitas konservasi bertujuan untuk mewujudkan suasana kampus yang mendukung perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan lingkungan hidup secara bijaksana. Untuk mewujudkan universitas konservasi tidaklah mudah. Diperlukan adanya rumah ilmu yang berpegangan pada 7 (tujuh) pilar utama konservasi UNNES. Rumah ilmu diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dari seluruh warga UNNES untuk menjaga lingkungannya dan mewujudkan universitas konservasi yang sesungguhnya. Setiap mahasiswa dan seluruh warga UNNES harus menerapkan 7 (tujuh) pilar konservasi agar dapat mewujudkan universitas konservasi yang nyata bukan hanya sekedar kata-kata saja.

Mendukung pelaksanaan tata kelola kampus konservasi merupakan kewajiban setiap warga UNNES. Bukan hanya mahasiswa, tetapi setiap unit kerja wajib mendorong dan memfasilitasi pengembangan tata kelola berbasis konservasi.

Untuk mewujudkan universitas konservasi yang bereputasi, sangat diperlukan rumah ilmu yang mendukung seluruh warga UNNES untuk mewujudkannya. Universitas jonservasi akan terwujud jika seluruh warga UNNES ikut serta dalam pelaksanaannya, karena hal tersebut memerlukan kerjasama yang baik antar warga UNNES.

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Awards di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan”